NovelToon NovelToon

Dikejar Cinta CEO Dingin.

PERKENALAN.

Terlihat seorang gadis bersama beberapa temannya sedangkeluar dari sebuah kantor perusahaan besar. Kantor PT Dirgantara Infotemen (DI)

Sebuah perusahaan yang bekerja dalam bidang perhotelan , lokomotof, pembuatan gedung gedung pencakar langit, juga dalam menejemen para Artis. Perusahaan itu memiliki dua kantor. kantor sebelah kanan adalah kantor pusat sedang sebelah kiri adalah kantor yang mengurus menejemen para Artis dan perhotelan . Kantor pusat merupakan kantor dari sang CEO PT Dirgantara Corp (DC) berada . Sedang kantor sebelah kiri di kuasai oleh seorang GM . dan kebetulan GM kantor itu adakah adik dari sang CEO. Terlihat para gadis- gadis itu berjalan sambil bercanda. Ketika sampai di parkiran perusahaan mereka berhenti.

"Nia...kau beneran nggak ikut kami besok...?" tanya gadis berbaju biru pada gadis yang berbaju gading. Gadis berbaju gading dengan rambut di ikat ekor kuda itu tersenyum dan berucap.

"Nggak dech Ra kalian tahu sendiri kan kalau hari liburku buat apa.." jawab dia sambil tersenyum.

"Sekali- kali refresing kenape ..." kata sang teman.

"Ya..kasian dong bik Nah sama paman Asep..." jawab gadis itu kembali.

"Iya sayang kami tahu kok..." kata sang sahabat yang berbaju hijau.

"Ya udah kalau gitu gue pulang dulu.."

"Hati- hati di jalan...." jawab sang teman. Gadis itu hanya tersenyum dan berjalan kearah motor metiknya. Dia segera menghidupkan motor metiknya dan berlalu meninggalkan keempat temannya. Dia Kania Kusuma Herlambang . Seorang gadis yang hidup bersama bibi monah dan papan Asep. Sebenarnya bibi Monah dan paman Asep adalah pembantu kedua orang tua Kania , tapi merekalah yang merawat Kania sejak kecil setelah mereka membawa Kania keluar dari rumah kedua orang tua Kania. Kania adalah putri seorang pengusaha yang cukup kaya. tapi mereka tidak menginginkan gadis itu. Setyo hadi Herlambang dan Sinta yunita adalah kedua orang tua Kandung Kania. Saat itu setelah dua tahun mereka menikah mereka masih belum mempunyai keturunan. Karena keinginan mereka mempunyai putri sangatlah kuat, akhirnya mereka mengambil seorang bayi dari panti asuhan dan di beri nama Deby Resti Herlambang . setahun kemudian Sinta hamil , ketika Deby berumur dua tahun lahirlah Kania. Mungkin karena cinta mereka sudah habis diberikan pada sang anak pungut, anak mereka sendiri mereka sia- siakan. Mereka menelantarkan Kania kecil . Kania hanya mendapatkan kasih sayang dari pengasuhnya yaitu bik Monah dan suaminya pak Asep.sampai Kania beranjak dewasa sang mama dan papa tak pernah memberikan kasih sayangnya pada sang putri darah daging mereka sendiri. Mereka lebih menyayangi putri angkat mereka yaitu si Deby. Pernah suatu ketika ketika Kania sedang bermain dengan boneka kesayangannya yang di beri oleh bik Nah dia mendapat tamparan dari sang mama. Saat itu Kania sedang bermain boneka ketika tiba- tiba Deby mendatangi dan merebut boneka dari tangan Kania. tentu saja kania tak rela bonekanya diambil. Dia segera merebut kembali boneka itu. Tapi Deby mempertahankan bineka Nia. Akhirnya mereka saling tarik. Karena ingin merebut kembali miliknya akhirnya si Kecil Kania mendorong tubuh Deby hingga jatuh terlentang di lantai.

"Mama...." Teriak Deby lalu menangis. Santi yang mendengar teriakan Deby berlari mendekat.

"Sayang...ada apa..?" tanya Santi khawatir.

"Mama...Nia jahat mama...Deby mau boneka itu hik..hik....." seru Deby sambil menangis dan menunjuk pada Boneka Kania.

Plaak....

"Kamu ini ya selalu membuat masalah.." satu tamparan mendarat di pipi Nia kecil, Santi merebut boneka yang dipegang Nia.

"Tapi Ma itu boneka Nia hik...hik..." kata Nia sambil menangis.

"Boneka Nia, dari mana kamu mendapatkan boneka mahal ini ha...?" teriak Santi pada Nia . mendengar teriakan Santi bik Nah datang tergopoh- gopoh.

"Hik..hik..hik itu Kania di beri teman Ma..." jawab Nia sambil menangis.

"Bohong....! pasti ini milik Deby yang kau curi ya.." kata Santi dengan marah

"Nyah...itu memang milik Kania Nyah... Dia diberi bu Ramlan tetangga sebelah.." bela bik Nah.

"Jangan bohong kau bik.. Mana mungkin bu Ramlan memberi Nia boneka mahal..." cibir Santi.

"Ada apa ini Ma..." tiba- tiba terdengar suara bariton menegur mereka.

"Papa...." seru Deby sambil berlari dalam pelukan pak Setyo papa Kania.

"Lihatlah Pa gadis gembel ini, dia mencuri boneka Deby..." seru Santi memfitnah . Santi tidak sadar gadis kecik yang dia sebut gembel adalah putri kandungnya sendiri .

"Apa...!" pak Setyo yang baru datang dari kantor dan merasa lelah mendengar pengaduan dari istri dan anak kesayangannya itu kemarahannya timbul. Dia menghampiri Kania yang sedang berdiri tak jauh dari tubuh sang istri.

Plak....

Sebuah tamparan kembali Nia kecil dapatkan . tamparan dari sang papa hingga membuat Nia jatuh terjerembab. Terlihat di pipi putih kecil itu tanda merah lima jari dan di sudut mulut gadis itu mengeluarkan darah.

"Ya Allah non...." teriak bik Nah sambil berlari kearah Nia kecil. Kania yang saat itu masih berumur 8 tahun hanya bisa tertunduk sambil menangis. Dia merasakan pipinya yang panas dan kepalanya pusing.

"Bik..." kata Kania perlahan. Bik Nah hanya bisa memeluk Kania kecil.

"Sekali lagi kau membuat gara- gara kau akan kuusir dari rumah ini..." kata pak Setyo dengan marah. Setelah mengucapkan itu mereka bertiga meninggalkan bik Monah dan Kania. Kania dan bik Nah masih sempat melihat Deby menjulurkan lidah mengejek Kania dan tersenyum sinis sebelum berlalu bersama mama dan papa Kania.

"Non ayo kita kedapur..." ajak bik Nah sedih pada Kania. Dengan di papah bik Nah Kania kecil berjalan ke dapur. Ketika sampai di dapur mereka bertemu dengan pak Asep yang baru dari taman.

"Lo bu kenapa dengan wajah Non Kania...?" tanya pak Aseb heran campur khawatir. Terlihat pipi Kania yang memerah .

"Habis di pukul Nyonya sama tuan pak.." jawab bik Nah sedih.

"Apa...dipukul nyonya dan tuan...?" seru pak Aseb kaget.

"Iya..."bik Nah mengambil baskom dan air dingin untuk mengompres wajah Kania.

"Kenapa...?" tanya pak Asep sambil meneliti wajah Kania yang kini sudah bengkak.

"Gara- gara non Deby pak..." jawab bik Nah dengan marah.

"Apa lagi yang di lakukan gadis itu...?" kata pak Asep ikut geram. Pak Asep tak tega melihat wajah Kania yang lebam.

"Dia merebut boneka non Kania, tapi nyonya Santi menuduh non Kania mencuri milik non Deby..." jawab bik Nah.

"Dasar orang tua gila...anak sendiri di telantarkan, anak orang lain di sayang.. aku heran apa sich kelebihan non Deby.. Cantik non Kania jauh lebih cantik, apa lagi kepandaian dan kecerdasar jauh dari non Kania.." kata pak Asep dengan bingung.

"Entahlah pak...aku juga bingung dengan sifat mereka , kasihan non Kania jadi bulan- bulanan kekerasan mereka...." jawab bik nah sambil mengobati wajah kania yang lebam membiru..

"Non masih sakit..." tanya bik Nah

"Mendingan bik..." jawab Kania.

"Ya Tuhan ...sampai separah ini.." keluh pak Asep.

"Sudahlah bik Nah pak Asep..mungkin ini sudah garis takdir Kania bik..." kata Kania perlahan.

"Bik , pak...apa lebih baik kania pergi dari rumah ini ya...bukankah Kania sejak dulu tidak diinginkan oleh papa dan mama..." kata Kania lagi.

"Non mau pergi dari rumah ini...?" tanya bik Nah kaget.

"Iya Bik...untuk apa Nia dirumah yang tak menganggap Kania ada, bukankah sejak dulu yang membiayai Kania sekolah Bibik sama pak Asep. Juga baju- baju Nia yang beli bibik dan pak Asep kan..dan semua orang menyangka Nia adalah putri kalian..." kata Kania sedih .

"Baiklah Non kita akan keluar dari sini bersama- sama. Kita akan mencari rumah untuk kita hidup bersama..." jawab pak Asep tegas

"Jadi kalian setuju dengan keinginan Kania....?" kata Kania dengan wajah berbinar.

"Kita akan pergi nanti malam.. Sekarang lebih baik kita segera merapikan barang- barang yang akan kita bawa.." kata pak Asep lagi.

"Baik pak...ayo bik kita kekamar..." kata Nia semangat.

"Non..non pergi kekamar dulu bibik mau menyelesaikan memasak makanan untuk makan malam agar mereka nggak curiga . .." kata bik Nah menyuruh Kania masuk kekamar dulu. kamar kania memang ada di dekat kamar sepasang suami istri tersebut. Sejak kecil Nia mendapatkan kamar yang pantas buat pembantu. Akhirnya Kania membenahi baju yang akan dia bawa nanti.

Jam 11 malam terlihat tiga manusia pergi mengendap- endap keluar dari rumah keluarga Herlambang. Mereka Kania Bik Monah dan pak Asep. Mereka yakin akan keluar dari rumah keluarga Herlambang. setelah agak jauh dari kediaman keluarga Herlambang mereka segera mencari taksi. Setelah mendapatkan taksi mereka segera pergi kekota sebelah. Karena pak Asep mempunyai sahabat di kota itu.

Udah dulu ya.... selamat membaca cerita terbaru dariku. maaf kalau ada typo nya.

MENOLONG SEORANG PRIA.

Setelah sampai di kota B pak Asep dan bik Monah segera mengajak Kania pergi kerumah sang sahabat. Ketika sampai di sana mereka di sambut oleh pak Herman sahabat pak Asep dengan gembira. Pak Herman segera mengajak pak Asep dan bik Monah serta Kania masuk kedalam rumah kecil mereka. Mereka bertiga di perkenalkan pada istri pak Herman yang bernama bu Lastri. Sedang putra dan putri pak Herman sudah tidur. Tak lama bu Lastri pamit kedalam. Setelah mereka duduk beberapa lama Terlihat istri pak Herman datang membawa minuman dan cemilan . Setelah berbasa - basih sebentar pak Asep meminta tolong pada pak Herman untuk mencarikan rumah buat mereka.

"Sep...Bukankah kamu bekerja di kota J...?" tanya Pak Herman heran.

"Aku uda keluar Her..." kata pak Asep sedih.

"Lalu siapa gadis kecil ini Sep...jangan kau bilang ini cucu mu karena yang kutahu cucumu laki- laki semua.." kata pak Herman curiga .

"Dia anak majikanku..." jawab pak Asep dengan wajah sedih.

"Apaa...kau menculik putri majikanmu..?" seru pak Herman kaget .

"Hus sembarangan...." jawab pak Asep . akhirnya dengan terpaksa pak Asep menceritakan soal Kania. Dia juga menunjukkan luka lebam yang didapat Kania ketika mendapatkan tamparan dari kedua orang tuanya. Pak Herman terperanga mendengar cerita pak Asep.

"Ya ampun Sep...jahat banget mereka, baru sekarang aku mendengar ada orang yang lebih sayang anak pungut dari pada anak sendiri.." kata pak Herman dengan menatap Kania prihatin

"Aku juga heran Her melihat tingkah mereka. Anak sekecil ini sejak dulu sudah mendapatkan perlakuan kasar dari kedua orang tuanya.." kata pak Asep lagi.

"Astaga kasihan banget hidupmu nak...ya udah kalau begitu kalian tinggal aja di sini. Kebetulan di sebelah ada rumah yang baru di tinggal penghuninya seminggu yang lalu, biar besok aku ngomong pada orang tua pemilik rumah.." kata pak Herman lagi.

"Trimakasih Her..." kata pak Asep.

"Jangan sungkan Sep..kau adalah sahabatku sejak dulu. Jadi kalau ada apa- apa ngomong aja sama aku ." kata pak Herman lagi.

"Iya Hen sekali lagi aku ucapkan banyak- banyak terimakasih. Dan aku mohon tolong kamu rahasiakan identitas nona Kania Hen..aku takut kedua orang tuanya tahu dan membawa nona kembali kerumahnya dan kembali menyiksanya..." kata pak Asep khawatir dan kembali sedih.

"Aku tahu Sep...dan untuk sementara kalian bisa tinggal di rumahku dulu.. besok atau lusa setelah aku berbicara pada pemiliknya kalian bisa menempati rumah itu..." kata pak Herman lagi.

"Baik Her..." merekapun segera membawa pak Asep dan bik Nah serta Kania pergi kekamar tamu mereka. Sejak saat itulah hidup Kania bersama Bik Monah dan pak Asep hidup di dekat rumah keluarga pak Herman. Dengan uang yang mereka miliki pak Asep membuat warung gado- gado dan ketoprak. Dari hasil berjualan ketoprak dan gado- gado. pak Asep bisa menyekolahkan Kania. Namu Kania tak mau berdiam diri, Dia membantu pak Asep dengan menjual ketoprak dan gado- gado keliling kampung walau pak Asep menolak Nia bekerja. Dia tak malu melakukan itu. Untuk menghindari kejahatan Nia memakai baju seperti anak laki- laki. Banyak orang nengira Kania anak laki- laki. Kania mempunyai sifat welas asih, tidak tegaan pada orang yang lagi kesusahan. Tanpa memikirkan diri atau keselamatannya dia akan membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Saat masih kelas tiga SMA tanpa sengaja nia membantu seorang pria yang terluka parah dari kejaran beberapa orang berbadan besar yang sedang mencarinya. Karena kasihan Kania memasukkan pria itu kedalam gerobak dagangannya lalu menguncinya. Hingga terlihat gerobak tak berpenghuni. setelah itu Kania berlari menjauh dari gerobaknya. Sebelum pergi kania menutupi darah yang tercecer di atas tanah dengan pasir yang ada di sekitar dengan cepat. Kania melihat beberapa orang berbadan besar dan menakutkan berjalan mendekati gerobaknya. Dengan rasa was- was Kania melihat dari tempat persembunyiannya. Setelah mencari- cari dan melihat gerobak yang terkunci mereka segera berjalan meninggalkan tempat itu. Setelah merasa keadaan sudah aman Kania segera mendekati gerobaknya dan mengeluarkan orang itu dari gerobaknya dengan susah payah. Kania mendudukkan si pria di kursi panjang yang ada di sana. Ketika melihat luka pria itu yang terlihat cukup parah Kania ingin membawa pria itu kerumah sakit tapi pria itu tidak mau. Dia takut para gerombolan itu mendatangi rumah sakit . Dia mau meminjam Hp pada Kania karena dia tidak membawa Hp agar bisa menelfon anak buahnya. Kania mengeluarkan Hp jadulnya yang ia beli dengan mengumpulkan uang jajan dan hasil kerjanya. Terlihat pria itu menghubungi seseorang . setelah selesai dia mengembalikan Hp jadul milik Kania. Mereka duduk menunggu dengan was- was. takut para penjahat yang mengejar pria itu kembali ketempat itu. untunglah Tak berapa lama sebuah mobil hitam mewah datang . turun tiga orang pria bertubuh besar dan gagah keluar dari mobil itu . ketika mereka melihat keberadaan sang pria, mereka segera berlari menghampiri . Ketiga orang itu terkejut ketika melihat keadaan sang Bos.

"Maaf Bos kami kehilangan Bos tadi...." kata mereka sambil menundukkan kepala dengan wajah cemas .

"Sudahlah cepat kau bawa aku ke Rumah sakit..." jawabnya lemah.

"Baik Bos...." jawab mereka. Merekapun segera mengangkat si Bos masuk kedalam mobil. Tak lama mereka meninggalkan Kania yang bengong melihat kepergian mereka.

"Yee..tadi di ajak kerumah sakit nggak mau..." sungut Kania.

"Ya udahlah semoga pria itu selamat..." doa Kania tulus. Kania kembali membersihkan gerobaknya , setelah selesai dia segera membawa gerobak gado- gadonya kembali pulang . Nia memang mangkalnya tak tentu. Terkadang di depan sekolahan terkadang juga di depan perkantoran. sedang saat itu Kania mangkal di dekat pasar kota. Namun setelah kejadian itu karena sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan dan masuk perguruan tinggi maka oleh pak Asep dan bik Nah Kania tidak di perbolehkan berjualan dulu , mereka ingin Kania mendapatkan nilai bagus dalam ujian nanti dan dapat beasiswa masuk perguruan tinggi. Kania hanya bisa menuruti kemauan pak Asep dan Bik Nah. Setelah keluar dari rumah keluarga Herlambang Kania yang hidupnya penuh kekerasan demi mencari uang untuk hidup dan pendidikan membuat dia hidup di antara para preman . namun karena sifat Kania yang mandiri ceriah dan baik hati membuat dia mudah bergaul dan di senangi. Nia juga dapat gemblengan ilmu bela diri dari pak Herman yang seorang guru silat . Kania juga mendapat didikan ilmu silat dari bang Jinet seorang kepala preman yang sangat di takuti. Persahabatan mereka bermula saat Kania tanpa sengaja menolong putra bang Jonet yang terserempet motor saat menyebrang jalan ketika akan pulang sekolah. Ketika di bawa kerumah sakit Kania mendonorkan darahnya kepada putra bang Jonet. Karena merasa berhutang budi pada Kania Sejak saat itulah bang Jonet dan istrinya Bu Rima menganggap Kania sebagai putrinya . Tak seorang pun yang berani mengganggu . karena hubungannya dengan bang Jonet membuat Kania juga mengenal beberapa kepala preman di wilaya kota J dan B. Bang Jonet juga memperkenalkan Kania pada Bos besarnya yang ternyata seorang kepala mafia. Kania juga memiliki kepandaian dalam bidang IT . kepandaian itu ia dapat dari putra si kepala mafia yang sudah menjadi sahabat Kania. Kania sudah pandai menjadi heker. Simon putra Tuan Jordan si kepala mafia yang umurnya lebih tua tiga tahun dari Kania sangat senang mengajari Kania yang mudah menangkap pelajaran. Kania yang cerdas, cantik , imut dan lincah membuat simon sangat menyayanginya. Sejak saat kania keluar dari rumah kedua orang tuanya dia tak pernah memakai nama Herlambang. Dia hanya memakai nama Kania. Sedang pak Asep dan bik Nah tidak di ijinkan memanggil namanya dengan embelan non. Semua orang mengira Kania keponakan bik Monah dan pak Asep. Kalau di tanya di mana orang tua Kania mereka menjawab sudah mati . Hingga sekarang walau Kania sudah bekerja di sebuah perusahaan besar setelah dia lulus kuliah tapi dia tidak pernah malu berjualan ketoprak dan gado- gado. Simon sudah memaksa Kania untuk kerja di perusahaan papanya yaitu tuan Jordan. Tapi Kania menolak dengan halus. Dia beralasan ingin mandiri. Simonpun tak memaksa karena dia tahu sifat Kania Yang sudah dia anggap adiknya . Namun hanya hari sabtu dan minggu Kania membantu berjualan gado- gado keliling

Cukup dulu ya ceritanya....

Bersambung.

KESEDIHAN KANIA.

Setelah lulus dari SMA Kania mendapatkankan beasiswa untuk masuk ke sebuah universitas ternama di kota J. Akhirnya dengan terpaksa mereka memutuskan kembali kekota J. Karena bik Minah dan pak Asep tidak tega membiarkan kania hidup sendiri di kota J. Mereka takut Kania bertemu kembali dengan Mama dan Papanya yang sangat membenci Kania. Dengan modal yang mereka bawa dari kota B mereka membeli sebuah rumah kecil yang agak dekat dengan Universitas tempat Kania kuliah. Dengan sisa uang habis beli rumah, mereka membuat warung gado- gado di depan rumah mereka .suatu keuntungan buat mereka karena memiliki rumah di pinggir jalan. Kaniapun tak tinggal diam, setelah pulang kuliah dia kembali menjajakan gado- gado dan ketoprak keliling komplek perumahan elit yang ada di sebelah kampungnya. Karena hubungannya dengan bang Jonet Kania mempunyai akses untuk di kenal oleh preman- preman di kota J. Dia di takuti dan di segani karena kemampuan bela dirinya. Mereka mengetahui siapa Kania ketika suatu hari Kania menolong seorang ibu yang sedang mengendarai mobil di hadang oleh beberapa orang penjahat. Dan Kania dengan mudah melumpuhkan mereka. Ketika bang Jonet mendengar itu dia segera datang kekota J. Dia mendatangi markas preman dan mengancam serta memperkenalkan Kania sebagai putrinya. Sejak saat itulah mereka segan dan takut pada Kania. Setelah lulus kuliah kania bersama beberapa teman dan empat sahabatnya mendaftar keperusahaan PT Dirgantara Infotemen (DI). cabang dari perusahaan DC perusahaan nomer satu se Asia. Dan suatu kebetulan dia dan ke empat sahabatnya di terima di sana. Tak terasa satu tahun sudah Kania bekerja di perusahaan itu. Gaji yang lumayan besar dan suasana kantor yang tenang membuat Kania betah bekerja di sana. Tak terasa motor metik model sekarang yang mampu di beli kania dengan uang hasil kerja beberapa bulan yang dia kumpulkan telah sampai di depan rumahnya. Ketika turun dari motor Kania melihat pak Asep yang baru keluar dari warung.

"Paman...." sapa Kania sambil mencium tangan pak Asep.

"Sudah pulang nak .." tanya pak Asep sambil tersenyum.

"Iya paman..Bibik mana...?"

"Itu di warung...udah kamu mandi dan solat dulu, nanti baru temuin bibikmu.." kata pak Asep lembut.

"Iya paman, Kania masuk dulu paman.." kata kania.

"Iya nak..." jawab pak Asep. Kaniapun segera berjalan masuk kedalam rumah. Setelah mandi dan Solat Kania segera berjalan keluar rumah menuju warung tempat bik Nah berjualan. Dia tak segan membantu pak Asep dan bik Monah berjualan. Warung bik Monah selalu ramai ketika sore sampai malam, Warung yang dulu hanya berjualan gado- gado dan ketoprak kini sudah menjual beberapa macam makanan. karena para pembeli merasakan enaknya masakan bik Monah dan mereka senang karena mereka tahu kalau yang menemani bik Nah dan pak Asep menjaga warung adalah seorang gadis yang berkulit putih halus dan berwajah sangat cantik menarik. Namun mereka tidak berani mengganggu. Karena mereka takut di hajar kalau nekat berbuat kurang ajar. Namun mereka tahu Kania akan ramah jika mereka bertindak sopan. mereka cukup puas bisa melihat senyuman dan tutur sapanya yang ramah. Bik Monah dan pak Asep sangat bangga pada Kania karena bisa menjaga diri . seperti saat ini ketika melihat Kania yang baru masuk kedalam warung dan membantu bik Monah mereka menyapa.

"Mbak Nia baru pulang kerja mbak..?" tanya bang Supri seorang pegawai kantor pajak menyapa Kania. Dia tahu Kania sudah bekerja di perusahaan besar kota itu.

"Iya bang Nia baru datang..." jawab Nia sopan.

"Mbak Kania hebat ya bisa masuk perusahaan besar..." kata Supri lagi.

"Alhamdulillah bang rejeki anak soleh..." jawab Kania sambil tertawa.

"Emang mbak Kania kerja di mana bang..?"tanya Ali teman sekerjanya.

"Di perusahaan besar PT DI ." jawab si Supri.

"Haa.. Yang bener bang...Bukankah sulit masuk ke perusahaan itu mbak...." tanya Ali heran pada Kania.

"Iya sich .. tapi Alhamdulillah Kania bisa masuk bang...mungkin rejeki anak soleh kali ya..." jawab Nia sambil tersenyum. Dan Kaniapun menjawab setiap pembeli yang bertanya padanya dengan sopan. Karena kecantikan dan keramahannya itulah yang membuat warung bik Minah semakin ramai dan banyak pembelinya. Karena semakin banyak pelanggan yang datang Kania mengusulkan pada pak Asep untuk menambah tenaga kerja. Walau sekarang sudah ada mbak Yuli dan mbak Vita yang membantu mereka.

Jam 8 malam ternyata dagangan bik Monah telah habis, memang sejak tadi pagi para pelanggan banyak yang datang. Setelah merapikan warung mbak Vita dan mbak Yuli pulang. Bik Monah dan Kania menyusul pak Asep yang sudah sejak tadi masuk kedalam rumah. Kania dan bik Monah duduk menemani pak Asep yang sedang menonton TV. Mereka duduk bertiga di depan TV sambil memakan cemilan yang mereka bawa dari warung.

"Nia..bukankah teman priamu yang waktu SMA dulu juga kuliah di sini...?" tanya bik Monah tiba- tiba. Bik Monah tahu kalau dulu Kania pernah dekat dan akrab dengan teman lelakinya saat SMA.

"Iya Bik...kami tidak satu kampus, tapi udah lama Kania nggak mendengar lagi kabar darinya bik....."jawab Kania.

"Lo bukankah kalian sangat dekat... siapa itu namanya...?" tanya bik Nah lagi.

"Reza bik...." jawab Kania.

"Iya si Reza...." kata bik Monah mengingat wajah si Reza.

"Entahlah Bik...sejak kami berpisah dulu Kania nggak pernah lagi mendapat kabar darinya, Kania sudah menelfon atau nge WA si Reza tapi nggak pernah ada respon darinya ..." jawab kania sedih

"Ya udah lah nak...kalau kalian jodoh pasti akan bertemu kembali. ." kata pak Asep menyela pembicaraan mereka.

"Iya pak..." namun perkataan Kania terhenti ketika bik Monah berteriak.

"Nia...bukankah itu si Reza ya....?" kata bik Monah sambil menunjuk pada layar TV . terlihat di layar TV seorang pria mudah yang memakai setelan jas hitam sedang menyematkan cincin pada jari manis seorang gadis cantik yang berpakaian bak seorang putri . pria tampan itu terlihat sangat bahagia.

"Saudara pemirsa, putra keluarga besar pengusaha properti Alex Firaus yaitu Simon Firaus kini sedang bertunangan dengan Deby Resti Herlambang putri tunggal dari pengusaha perhotelan Tuan Setyo Hadi Herlambang. Kami ucapkan selamat bahagia untuk anda berdua. ..." terdengar suara seorang Pembawa acara didalam TV.

Kania tak dapat mendengarkan lagi pembicaraan MC yang ada di TV. Perasaan kecewa, marah , luka mendera dalam hatinya. Orang yang telah merebut mama dan papanya kini juga merebut kekasihnya. Tuhan ...kenapa ini mesti terjadi lagi pada hamba terdengar ratapan hati Kania. Bik Monah dan pak Asep menatap sendu pada Kania. Mereka tahu apa yang sedang di rasakan pada Kania. mereka bisa melihat Deby yang tersenyum bahagia bersama Mama dan papa Kania . Tuhan...beri ketabahan hati pada putri asuh kami...batin bik Monah trenyuh. Perlahan bik Monah mendekati Kania dan memeluk nya.

"Sayang...yang tabah ya..." kata bik Monah perlahan.

"Bik...sebenarnya apa salah Kania hingga mama dan papa membuang Kania..." kata kania sendu.

"Kania nggak punya salah sayang.... Ini cobaan dari Tuhan agar Kania tabah menghadapi hidup ini nak..." kata bik Monah sambil berurai air mata.

"Bukan salah Kania lahir kedunia kan bik..." ucap kania sedih.

"Bukan sayang... Tuhan maha adil, mungkin Tuhan mempersiapkan sesuatu yang lebih berharga buat Kania..." jawab bik Monah haru.

"Sudah nak...jangan bersedih terus, masih banyak kebahagiaan yang akan kau peroleh Nia...." kata pak Asep sambil mengusap rambut Kania yang berada dalam pelukan bik Monah.

Tak lama Kania melepas pelukannya , lalu dia mengusap air mata yang masih berada di pipinya yang mulus.

"Benar kata Paman dan Bibik, untuk apa aku bersedih bukankah Paman dan Bibik adalah orang tuaku sejak dulu. Kalianlah orang - orang yang berharga buatku. Untuk apa Kania sedih, Ya udah paman Bibik Kania kekamar dulu. Bukankah besok Kania harus keliling kampung.." kata Kania semangat.

"Sudahlah Nia , kau nggak usah keliling kampung lagi...kau nggak malu menjual gado- gado keliling kampung...?" kata Bik Nah melarang Kania.

"Yee bibik..lalu kania ngapain hayo kalau nggak jualan, bukankah hari sabtu dan minggu Kania libur bik..." jawab Kania.

"Ya buat reparasing gitu, biar nggak jenu fikiran Kania.." kata bik Monah lagi.

"Refresing bibik...bukan reparasing..." kata kania meralat omongan bik Monah sambil tertawa (tawa palsu untuk menutupi sakit dalam hatinya).

"Ya pokoknya itu dech..." kata bik Nah malu. Sedang pak Asep juga ikut tertawa.

"Si bibik kalau nggak bisa ngomong mbok ya jangan ngomong to bu..." kata pak Asep sambil tertawa.

"Ya biar kelihatan gaul to pak e..." jawab bik Monah. Merekapun tertawa bersama.

"Itu juga sambil refresing bik...uda ah Kania masuk kamar dulu, selamat malam paman..bibik...." kata kania sambil berlalu meninggalkan mereka berdua. Bik Nah dan pak Asep menatap kepergian Kania dengan perasaan terharu. Ya Tuhan sampai kapan gadis kecil kami menerima cobaan darimu ucap bik Nah dalam hati sambil melihat kepergian Kania.

Udah dulu ya....

Jangan lupa tinggalkan jejak. Like dan komen nya selalu aku tunggu.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!