Aku Bisa
Murid baru di Sekolah
Seorang gadis kecil, mengenakan seragam merah-putih melangkah kaki di trotoar menuju sekolah dengan wajah ceria.
Hatinya berbunga-bunga dan percaya diri.
Ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur semester.
Anak yang tidak mampu, namun selalu bersemangat dan bersyukur.
Sesampainya disekolah, dia segera menaruh tas di kursi.
Setelah itu, berjalan menikmati segarnya udara di luar kelas.
Aura
Risa, kenapa, sih, kita harus selalu bertemu denganmu disekolah? Kamu, kan, enggak level sekolah di sini,
Farah
Iya, kenapa, sih? Bisa-bisa, anak-anak sekolah ini jadi ketularan miskin seperti kamu. Iiih... amit-amit, deh,
Risa
Kalau itu sudah menjadi takdirku, kenapa kalian sewot? Tidak penting aku anak orang miskin atau kaya. Apa gunanya jika kaya tapi sombong, egois, dan tidak pernah bersedekah? Mending, jadi orang tidak mampu, namun hatinya mulia,
Aura
Iiihhh... mentang-mentang dapat beasiswa, ngomongnya sok! Lagian, mana mungkin anak seperti kamu bisa mewujudkan cita-cita pergi ke Inggris dan menjadi penulis? Gak mungkin, lah! Mimpi kali!
Risa
Aku tidak seperti kamu dan Farah yang suka ngebully. Aku yakin, kok, jika Allah Swt. menghendaki, insya Allah aku bisa pergi ke Inggris dan menjadi penulis. Sudah dulu, ya, aku mau kembali ke kelas.
Risa pun berjalan menuju kelasnya, kelas lima. Dia tidak peduli jika harus dibilang anak orang miskin atau sebagainya. Sebenarnya Risa merasa sakit hati, namun, dia berusaha untuk tetap positive thinking, sabar, tahan emosi, dan kuat.
Risa
Ya Allah, mengapa Aura dan Farah berbuat seperti itu kepadaku? Apa salahku? Ya Allah, berilah hikmah dari semua ini. Aamiin... *dalam hati*
Miss Shiren, wali kelas lima datang. Dibelakangnya, ada seorang gadis seumuran Risa. Sepertinya dia anak baru.
Miss Shiren
Selamat pagi, Anak-Anak,
Miss Shiren
Anak-Anak, hari ini, kita kedatangan murid baru dari kota sebelah. Syifa, silakan perkenalkan dirimu,
Syifa
Hai, Teman-Teman. Perkenalkan, nama lengkapku, Syifa Azzahra. Biasa dipanggil Syifa. Aku bersekolah di sini, karena papaku yang seorang pengusaha, pindah ke kota ini. Semoga kita dapat berteman dan berkerjasama. Terima kasih.
Tepuk tangan pun terdengar di mana-mana. Syifa tersenyum kepada Risa, meski Syifa sendiri belum mengenal Risa.
Miss Shiren
Baik, Anak-Anak. Syifa sudah memperkenalkan diri. Syifa, silakan kamu duduk di sebelah Risa,
Syifa menuju kursi disebelah Risa.
Risa
Hai, aku Risa. Salken,
Risa
Nice to meet you too,
Waktu jam istirahat tiba. Risa mengajak Syifa untuk jajan di kantin sekolah.
Risa
Syifa, aku ingin bertanya. Kamu mau tidak, jadi sahabat ku?
Syifa
Aku mau jadi sahabatmu.
Lalu mereka pun makan dengan lahap.
Farah
Syifa, kenapa kamu dekat-dekat Risa melulu?
Syifa
Karena, Risa telah menjadi sahabatku,
Farah
Apa?! Mana mungkin kamu bersahabat dengan orang miskin seperti dia. Enggak selevel dengan kamu yang kaya. Mending dengan aku dan Aura saja. Kan, aku dan Aura sama-sama cantik, kaya, dan pintar,
Risa
Iya, betul, Syifa. Kamu kaya. Sedangkan aku, orang miskin. Benar kata Farah,
Syifa
Tidak, Risa. Aku tidak peduli kamu anak orang miskin atau sebaliknya. Meski kamu miskin, kamu anak yang baik.
Farah
Sudahlah, Syifa. Kamu hanya anak baru disekolah ini. Tidak usah membela Risa, deh! Jika kamu bersahabat dengan Risa, kamu akan dibully juga,
Syifa
Tidak apa-apa kalau aku ikut dibully. Yang penting, Risa itu anak yang baik. Ayo, Risa, kita pergi dari sini!
Syifa menarik tangan Risa dan berjalan menuju kelasnya. Tiba-tiba Risa meneteskan air matanya..
Syifa
Lho, Risa, mengapa kamu menangis? Apakah ada yang salah dengan perkataanku tadi?
Risa
Tidak, Syifa. Kamu tidak salah. Aku menangis karena terharu. Kamu telah membelaku dari Aura dan Farah. Padahal, aku, kan, memang benar seperti yang dikatakan oleh mereka. *nangis*
Syifa
Kamu itu istimewa. You are my best friend forever,
Risa
Thank you, Syifa. You are my best friend forever too.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!