NovelToon NovelToon

Kinar Istri Bayangan

Sah

”Bagaimana saksi????” tanya penghulu

”Sah, sah” jawab para saksi serentak

”Alhamdulillah”ucap pak penghulu lalu setelah itu membaca doa setelah ijab qobul

Kini Kinar resmi menyandang status sebagai istri sah Dimas Anggara, lelaki yang tak pernah ia cintai.

Namun Kinar berjanji dalam hati, ia akan berusaha menjadi istri yang berbakti pada suaminya dan berusaha mencintai Dimas karena Allah.

Setelah pembacaan doa, kini pak penghulu meminta keduanya menyematkan cincin di jari manis masing-masing, terlihat sekali Dimas enggan, namun di depan banyak sorotan mata, ia harus melakukannya.

Kemudian Kinar mencium punggung tangan suaminya, namun begitu penghulu meminta Dinas mencium kening istrinya ia pura-pura tak mendengar dan berlanjut acara foto keluarga di sambung ucapan selamat dari para tamu undangan. Resepsi di gelar.

Sepanjang resepsi Dimas maupun Kinar tak terlihat berbicara, Dimas terlihat tanpa senyum, hanya Kinar yang terlihat tersenyum, ia berusaha terlihat bahagia atas pernikahannya dengan Dimas di depan seluruh keluarga besarnya.

Berkali-kali pula Kinar melihat Mariska melemparkan tatapan tajam pada putranya.

Terdengar Dimas terus menghela nafas panjang dari awal resepsi sampai selesai.

Saat sesi foto wedding pun Dimas terlihat sangat kaku, terlebih saat memeluk Kinar atau menatap wajah Kinar, walau harus Dimas Akui jika Kinar sangat cantik saat di dandani, ia nampak menjadi orang yang berbeda.

Sahabat-sahabat Dimas pun melontarkan kekagumannya akan kecantikan Kinar, Kinar bak seorang putri yang Anggun dan cantik, kecantikan yang alami dan keluar dari dalam dirinya.

Kinar melirik suaminya yang melihatnya dengan tatapan benci, teringat kembali kejadian beberapa waktu lalu saat Dimas menemuinya di ruang rias, Dimas menerobos masuk ke dalam, walau sudah di halangi pihak keluarga.

Ia mengatakan kalimat yang akan selalu di ingat oleh Kinar sampai kapanpun.

Aisya datang membawakan Kinar air mineral, sejak awal Acara Aisya yang memiliki ketelitian dalam segala hal menangkap sesuatu yang ganjil, ia memperhatikan tingkah laku kakaknya dan Dimas dari kejauhan.

"Kak ini minum dulu, kakak mu makan apa biar Aisya ambilkan"

"Gak usah Syah, kakak masih kenyang, mama sudah sudah makan belum? "tanya Kinar pada adiknya

"Sudah kak, sekarang mama sedang istirahat, obat juga sudah minum" ucap Aisya pelan

"Makasih ya de, kedepannya kakak akan merepotkanmu, kakak minta tolong rawat mama sebaik mungkin, yang sabar dan ikhlas insha Allah surga buat kita karena berbakti pada mama”

”Pasti kak, kakak gak usah khawatir.

Insha Allah Aisya ikhlas kak” ucap Aisya sedih, ia pasti akan merindukan kakaknya yang penyayang dan penyabar ini.

Flash Back

Kini Kinar terdiam , ia terkejut melihat Dimas yang menerobos masuk ke dalam ruang rias. Anggi marah besar karena Dimas melanggar tradisi, terlebih lagi Anggi memegang teguh adat istiadat, pantang calon pengantin bertemu sebelum acara ijab qobul.

Kinar berusaha meredam kemarahan Anggi dan memberi pengertian mamanya serta tante-tantenya.

Kinar meminta semua keluarganya keluar,tak terkecuali tukang rias yang masih memoles wajahnya.

Kinar tahu pasti Dimas ingin menyampaikan sesuatu sebelum acara ijab qobul mereka berlangsung

”Katakan apa yang ingin kamu sampaikan” ucap Kinar menatap lurus calon suaminya setelah seluruh keluarganya keluar dari ruang rias

”Sudah ku duga kamu benar-benar wanita licik Kinar, entah apa yang kamu lakukan sehingga mamaku memintamu untuk menikah denganku.

Aku mengalah demi mama, tapi aku tak akan pernah mencintaimu, tak akan pernah.

Bagiku Bella satu-satunya wanita yang aku cinta di dunia ini, jadi jangan mimpi aku akan mencintaimu.

Melihatmu saja aku jijik setengah mati, manusia hina seperti dirimu yang rela menjual diri demi uang, jangan pernah bermimpi aku akan menerimamu!!!! Selamanya.

Mungkin statusmu di mata hukum istriku, tapi di mataku kamu bukan siapa-siapa, paham kamu?” ucap Dimas mencengkram bahu Kinar kencang dan menghempaskan nya, hingga kinar hampir menabrak meja di belakangnya.

tak terasa air mata Kinar menetes, betapa hina nya ia di depan suaminya. Ia harus menerima cemoohan Dimas karena pada dasarnya memang ia sudah menjual dirinya demi uang.

"Aku akan membuatmu hidup bagai di dalam neraka"ancam Dimas dengan senyum keji, wajahnya berubah manis saat keluarga kinar kembali masuk ke dalam ruang rias.

Pria itu psikopat. Dimas bisa langsung merubah moodnya dengan cepat, seolah-olah mereka pasangan yang di mabuk cinta begitu kelurganya datang, sangat mengerikan.

Tak terasa bulu kuduk Kinar berdiri, Kinar berusaha tersenyum saat keluarganya menggodanya, padahal jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ia sangat tak nyaman.

Kinar harus siapkan mental , ia harus bertahan dengan sikap Dimas, ini baru permulaan dan Kinar merasa sangat ketakutan.

”Ya Allah, sebenci itukah dia denganku??

Kuatkan hamba ya Allah, hamba paham jika ia saat ini marah pada hamba dan memandang rendah diri hamba, namun hamba melakukan ini demi mama, hamba ikhlas bahkan jika nyawa taruhannya, asal mama bisa sembuh” doa Kinar dalam hati

Anggi yang bisa melihat ada kesedihan di mata putrinya mendekati Kinar dan menggenggam tangan putrinya itu

”Kamu kenapa sayang? kenapa kamu sedih?" tanya Anggi lembut

"Mama, Kinar gak sedih kok ma, Kinar bahagia”ucap Kinar tersenyum lebar

"Sayang, kamu anak mama, dan mama tahu kamu sedang sedih, kamu gak bisa membohongi mata mamamu ini nak”ucap Anggi khawatir

”Kinar cuma sedikit sedih nantinya harus berpisah dengan mama dan papa serta adik-adik, Kinar pasti rindu kalian” ucap Kinar memeluk Anggi menyembunyikan kesedihan yang lainnya.

"Gadis bodoh, kamu kan bisa menjenguk kami, ingat kamu akan menjadi istri, belajar dewasalah sedikit.

Mama tak bisa memberikanmu apa-apa, mama hanya bisa mendoakan mu bahagia dan samawa hingga maut memisahkan kalian.

Mama tak menyangka kamu akan menikah secepat ini, mama masih ingat dulu saat kamu kecil selalu manja minta di tidurkan mama, tiba-tiba sebentar lagi kamu sudah jadi istri orang” ada raut kesedihan di wajah Anggi yang pucat

"Ma, Kinar janji akan sering-sering menjenguk mama, yang terpenting mama jaga kesehatan ya” ucap Kinar penuh kasih sayang

Kedua anak dan ibu itu kembali saling berpelukan.

”Ya Allah beri mama hamba kesehatan dan jagalah kedua orangtua hamba ya Allah.

Maafkan Kinar ma sudah berbohong pada mama dan papa. Kinar janji akan hidup sesuai harapan papa dan mama” gumam Kinar dalam hati.

Flash back off

Namaku Kinar Adiputro, aku memakai nama belakang keluarga ayah angkat ku.

papaku bernama Satria Adiputro, dan mamaku bernama Anggi Pramesti

Aku memiliki adik bernama Aisya Adiputro, Reyhan Adiputro, si kembar Raffa dan Raffi serta si kecil Amera

mereka adalah anak kandung dari mama dan papaku, sementara orangtuaku sendiri keduanya sudah meninggal dunia ( wajib baca novel terdahulu untuk lebih jelasnya "Suami Sewaan" )

Aku dibesarkan oleh keluarga Adiputro sejak kecil, sejak kedua orangtuaku meningal dunia.

walau hanya anak angkat namun mama dan papa memperlakukan aku dengan penuh kasih sayang dan tidak pilih kasih, aku sangat beruntung memiliki mereka dalam hidupku dan aku sangat menyayangi mereka.

Keluarga kami sangat bahagia hingga suatu ketika mama mengalami gagal ginjal dan papa ditipu oleh rekan bisnis sekaligus orang kepercayaannya sehingga perusahaan papa kolaps.

Demi operasi mama aku rela menjual masa muda dan kebebasanku, menikah dengan seorang suami yang tidak pernah aku cintai, namun apapun akan aku lakukan demi mama, bahkan dengan nyawa sekalipun, aku rela.

Permulaan

Setelah acara resepsi, mama Mariska sengaja membooking beberapa kamar hotel di tempat acara kami berlangsung, agar kami tidak perlu langsung pulang dan bisa istirahat dengan nyaman, namun tidak dengan mama, mama dan papa serta semua keluarga memilih pulang karena kesehatan mama yang memburuk karena kelelahan, namun mereka semua menutupi dari diriku dan mengatakan jika mama lebih nyaman istirahat dirumah ketimbang hotel dan dengan berat hati aku hanya bisa membiarkan mereka pulang.

Disinilah aku kini, dia sebuah kamar suit presiden room, sebuah kamar yang mewah dan di hias layaknya kamar pengantin, bernuasa romantis dengan lilin dan bunga dimana-mana termasuk di atas tempat tidur kami dengan bentuk hati dan sepasang handuk berbentuk burung angsa berpasangan

Bagi orang lain malam pengantin adalah malam paling indah dan romantis, namun tidak denganku, malam ini dimana semua penderitaan ku berawal.

Aku dan mas Dimas sudah masuk kedalam kamar hotel, mas Dimas langsung membuka jas nya dan melemparkan sembarang, melemparkan sepatunya begitu saja lalu masuk ke dalam kamar mandi

Aku hanya bisa menggeleng melihat kelakuannya, aku memunguti semuanya dan meletakkan di tempat yang sudah tersedia.

Aku hanya diam duduk di tepi kasur, membelai kasur berukuran besar itu dan terasa hatiku masam.

Tak lama kemudian mas Dimas sudah keluar dengan memakai kimono dia berjalan ke arahku dengan pandangan tak suka

"Ngapain kamu disana , awas minggir" ucap mas Dimas langsung mendorong tubuhku hingga tersungkur di lantai.

beruntung pakaian resepsi ini bukan kebaya yang ku pakai pagi tadi, jika tidak, bisa dipastikan aku seperti karung beras terjatuh, susah untuk bangun.

Aku meringis kesakitan dan melihat mas Dimas namun begitu melihat kebencian dimata Dimas, Aku urung marah.

wajar jika mas Dimas marah padaku dan membenciku, harusnya ia menikah dengan wanita yang ia cintai, bukan diriku

"Mas bisa kan bicara gak usah dorong, aku juga akan pindah jika kamu minta baik-baik” ucap Kinar memegang tangannya yang terasa berdenyut

”Kamu minta aku bicara sama kamu baik-baik??? mimpi, jangan harap" ucap Dimas sinis

Kinar lelah, ia tak memiliki tenaga untuk berdebat, ia berjalan menuju kamar mandi dengan tertatih

”Mau apa kamu ke kamar mandi???" tanya Dimas menghentikan langkahnya

"Aku mau mandi mas, badanku lengket semua"ucap Kinar

”Jangan pakai kamar mandi ku, aku tidak sudi berbagi kamar mandi dengan wanita menjijikan sepertimu"

Kinar tak percaya Dimas memiliki mulut se pedas sambal level setan, jika saja posisinya tak tersudut seperti ini, ingin sekali ia menyumpal mulut sinis Dimas dengan sambal satu kilo

"Kalau aku gak mandi di kamar mandi ini, lalu aku harus mandi dimana???” tanya Kinar pelan

”Terserah, tapi jangan sampi kamu pakai kamar mandi ku” ucap Dimas langsung rebahan ia asik memainkan ponselnya

Kinar termangu di tempat, ia membalikkan badan dan berjalan menuju pintu keluar, Dimas yang melirik sekilas langsung menghentikan aktivitasnya

"Mau kemana kamu???” bentak Dimas

"Mau ketempat mama Mariska”

”Mau apa kamu kesana??? tutup pintu itu kembali" bentaknya

"Aku mau mandi mas, kan kamu gak perbolehkan aku mandi di kamar mandi ini,jadi aku mau numpang di kamar mandi mama” ucap Kinar polos

”Arrrrggghhh, menyebalkan.

kamu benar-benar wanita licik.

cepat sana mandi " ucap Dimas menjambak rambutnya sendiri

” Baik” ucap Kinar memegang gagang pintu”

”Aku bilang sana mandi, kenapa kamu masih mau keluar???” ucap Dimas emosi, ia langsung duduk

”Baik, tapi tolong perhatikan pakaianmu, kamu menodai mataku yang masih virgin" ucap Kinar buru-buru berjalan dan masuk ke kamar mandi dengan menutupi wajahnya yang memerah

Dimas segera sadar melihat kearah dimana Kinar melihatnya dan

"Shit, dasar wanita gila"umpat Dimas melempar bantal di sebelahnya kerah pintu kamar mandi

Di dalam kamar mandi, Kinar membasuh wajahnya yang memerah beberapa kali, sungguh matanya telah ternodai oleh Dimas.

Kinar juga bisa mendengar teriakan marah Dimas dari balik pintu, Ia ingin marah tapi juga tertawa karena berhasil membuat Dimas kesal.

Di dalam kamar mandi Kinar mengumpat kesal karena ia tidak bisa membuka pakaian pengantinnya, ia kembali keluar kamar, dilihatnya Dimas kembali asik dengan ponselnya

"kenapa??" bentak Dimas

"Anu, itu”

"Apa sih anu itu aja???"

"Aku gak bisa buka baju pengantin ini" ucap Kinar menundukkan wajahnya malu

"Terus, aku suruh bantu kamu gitu bukain??? jangan mimpi" cibir Dimas

”Hmmm, baiklah kalau kamu gak mau bantu" ucap Kinar menghela nafas lalu berjalan menuju pintu keluar, Dimas sontak bangkit dan menghalangi

”Kamuuuu” Dengus Dimas kesal

” Apa sih kamu, aku minta tolong gak mau, giliran aku mau minta tolong mama kamu gak kasih, kamu maunya apa sih????” teriak Kinar karena sudah tidak betah memakai baju yang menyiksa ini

”Sial, baik kamu menang, aku bantu" ucap Dimas lalu berjalan mencari sesuatu, tak lama kemudian ia kembali dengan membawa baju kaos

" Mau apa kamu???” tanya Kinar ketakutan karena Dimas mendekatinya

” Udah diem, hadap kesana.

kamu mau gak dibantu buka baju???? kalau gak terpaksa aku juga gak sudi" ucap Dimas membungkus tangannya seolah memegang sesuatu yang menjijikan.

Kinar menahan nafas karena kesal, kelakuan Dimas sungguh menyebalkan, namun Kinar harus menahan emosinya, yang terpenting adalah ia bisa lepas dari siksaan baju ini.

Kinar berbalik badan dan melihat Dimas menutup matanya, ia langsung masuk ke kamar mandi tanpa berkata apa-apa

”Woi cewe songong, kamu gak mau bilang makasih apa???

dasar gak tahu diri" cibir Dimas, namun Kinar tak perduli, ia membasuh tubuhnya yang letih dan memilih berendam di bathtube yang ada di kamar mandi itu

Satu jam kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidurnya, dilihatnya Dimas sudah tertidur, Kinar ragu ingin naik ketempat tidur, ia terdiam cukup lama, namun karena lelah akhirnya ia perlahan naik ketempat tidur dan tertidur

Pukul dua dini hari Dimas terbangun karena haus, ia terkejut melihat Kinar yang tertidur di sampingnya, senyum licik langsung menghias wajahnya, tanpa perasaan Dimas mendorong tubuh Kinar hingga jatuh terjerembab ke lantai kamar hotel yang terbuat dari marmer

"Astaghfirullah, aduh sakit.

Gempaaa.....” teriak Kinar yang mengira ada gempa,

Namun ia segera sadar saat suara tawa Dimas pecah.

Mata Kinar melotot lebar melihat kearah Dimas yang terlihat tertawa puas melihat penderitaannya

”Kamu gila ya??? kamu mau aku mati terjatuh???” bentak Kinar marah

"Kamu gak akan mati hanya karena jatuh dari kasur hahaha, siapa yang suruh kamu tidur di kasur ku????"ucap Dimas santai

”Dasar psikopat, aku harus tidur dimana???”

Tanpa berkata apa-apa Dimas membawa bantal lalu melemparkannya di sofa

"Tempat wanita rendahan kaya kamu di sana

Aku sudah bilang sama kamu jika aku akan buat kamu menderita karena memilih menikah denganku, ini baru permulaan saja. Masih untung ku suruh kamu tidur di sofa, aku ingatkan jangan sampai kamu mengadu pada mama, atau aku akan buat mamamu yang sakit-sakitan itu tahu jika anaknya jual diri, paham kamu????” ancam Dimas kemudian ia membalikkan badannya kembali tidur

Kinar bangkit dengan perlahan menahan sakit di lengannya, ia lalu tidur meringkuk di sofa, air matanya menetes, belum genap satu hari ia menjadi nyonya Dimas namun sakit rasanya bagaimana hidupnya kedepan, hanya Allah yang tahu.

Tidak Enak

Kinar bangun dengan badan pegal dan sakit karena ia harus tertidur di sofa yang kecil, ia melihat Dimas masih tertidur.

Kinar berjalan menuju kamar mandi, wudhu lalu sholat, setelah sholat ia berjalan menuruni tangga menuju dapur.

Sudah menjadi rutinitas Kinar ketika belum menikah, sehingga ia tak bisa membuang kebiasaanya. Beberapa asisten rumah tangga yang sedang membersihkan rumah menunduk hormat saat berpapasan dengannya.

Kinar tiba di dapur, disana sudah ada l beberapa asisten rumah tangga sedang sibuk memasak, Kinar menghampiri mereka dan menyapa

"Pagi mba, dimana celemek nya?" tanya Kinar tersenyum

beberapa asisten rumah tangga menatap heran mendengar pertanyaan Kinar

"Saya mau bantu masak" ucap Kinar kemudian

"Maaf nyonya muda, biar kami saja yang memasak, kami takut nyonya besar marah, silahkan nyonya muda menunggu di ruang makan" ucap Seorang asisten rumah tangga tersenyum ramah

"Mama tidak akan marah mba, nanti saya yang tanggung jawab, saya biasa masak di dapur jadi gak enak kalau cuma melihat.

Tolong celemek nya" ucap Kinar tersenyum, dengan ragu asisten rumah tangga itu menyerahkan celemek Bru yang diambilnya di laci

Kinar lalu membantu mereka masak, Kinar juga berkenalan dengan mereka satu persatu, suasana yang tadinya kaku menjadi cair karena sikap ramah Kinar

Satu persatu hidangan matang di segera di tata di meja makan, bahkan Bu Jum yang merupakan kepala asisten rumah tangga memuji masakan Kinar

Mariska turun menuju ke dapur, ia mencium bau sedap makanan yang berasal dari dapur membuat perutnya lapar, ia terkejut melihat mantunya sudah berada di dapur dan sibuk memasak

"Mama sudah bangun, mau di buatkan minum apa? biar Kinar buatkan"

"Sayang, kamu masak? kenapa harus ikut turun ke dapur?”

" Gak apa-apa ma, Kinar sudah biasa masak”

” jangan terlalu cape, mama mau kamu segera punya anak, mama sudah pengen menimang cucu" ucap Mariska membuat wajah Kinar memerah

"Mama mau minum apa? susu, juice?" tanya Kinar mengalihkan pembicaraan

” juice wortel saja sayang, mama gak biasa makan berat kalau sarapan, tapi melihat menu pagi ini, mama kok jadi ngiler” ucap Mariska menelan saliva nya melihat masakan Kinar yang terlihat lezat.

”Tunggu sebentar ya ma" ucap Kinar membuatkan juice permintaan Mariska beberapa saat kemudian ia sudah kembali dengan segelas juice wortel

"Terima kasih sayang” ucap Mariska menerima gelas pemberian Kinar

”Asik bener mama pagi-pagi di buatkan juice sama mantu tercinta" goda Damar

”Sayang, tangan mu kenapa?” tanya Mariska menunjuk tangan Kinar yang biru

"Oh ini semalam Kinar gak sengaja kena meja ma" ucap Kinar beralasan

"Beneran kena meja?” selidik Damar menatap Kinar

"Haha ya iya lah adikku manis, terus kakak harus bilang apa?" ucap Kinar yang ditatap Damar menjadi serba salah.

Damar melihat gelagat yang tidak benar, namun ia menyimpan dalam hati

”Mba Jum, tolong ambilkan salep untuk luka lembab ya" perintah Mariska pada mbak Jum

Tak lama kemudian mbak Jum tiba dengan salep di tangannya dan meminta Kinar mendekat,awalnya Kinar menolak namun Mariska memaksa

"Kinar gak apa-apa ma, cuma lembab dikit aja" ucapnya kemudian

Dimas tiba di ruang makan, matanya melihat sekilas Kinar kemudian duduk di meja makan.

”Kamu tuh ya, perhatian dikit sama istri, istri tangannya lembab masa gak lihat” ucap Mariska langsung menyemprot Dimas yang baru tiba

Dimas menaikan alisnya sebelah dan menatap tajam Kinar, ia kesal karen pagi-pagi sudah kena Omelan mamanya gara-gara Kinar, mood nya menjadi buruk tiba- tiba

Kinar menghampiri Dimas, lalu menyendokan nasi ke piring Dimas

” Aku bisa ambil sendiri, lagi kamu pikir aku kuli apa, nasinya banyak bener" ucap Dimas sinis

”Mulai sekarang aku yang siapkan semua untuk mas, maaf mas aku gak tahu" ucap Kinar sabar, ia menuang kembali separuh nasinya

Mariska ingin menegur Dimas, namun tangan Damar langsung menepuk tangan mamanya, sambil menggeleng, melarang mamanya ikut campur

”Mas mau pakai apa makannya? ada capcay, ikan goreng, cumi goreng, tempe , tahu???”

”Aku gak suka sayur, cukup ikan goreng saja” ucap Dimas tanpa melihat Kinar

Kinar lalu mengambilkan ikan goreng dan menyendokan capcay juga ke piring Dimas

"Kamu..., gak dengar apa? aku ga suka sayur” bentak Dimas marah

”Sayur baik untuk kesehatan mas, di coba dulu ya”

"Kamu pikir aku anak kecil yang harus kamu atur???” Dimas menggebrak meja makan karena marah, tidak pernah seorangpun memaksakan kemauan padanya

”Dimas cukup, kamu coba jika gak suka gak usah dimakan, singkirkan di pinggir piring mu.

Kamu juga jangan di biasakan membentak istrimu, perlakukan istrimu dengan lemah lembut, mama tidak pernah mengajarkan kamu bersikap kasar pada wanita” ucap Mariska sudah tak bisa mentolelir kelakuan putranya

Dimas makan dengan marah, ia menyendok capcay di piringnya dan memakannya tanpa suara agar mamanya tidak marah lagi, satu sendok wajahnya yang kesal berangsur hilang, ia menyendok dan menyendok lagi makanan di piringnya

"Bagaimana?enak kan, lain kali gak usah pilih-pilih makanan” ucap Damar menggoda Dimas

"Cih"

"Tumben mbak Jum buat capcay enak gak amis walau ada seafood di dalamnya" ucap Dimas kemudian, ia terlihat lahap menyantap sarapan paginya

”Ini bukan masakan mbak Jum, tapi...” ucap Damar menunjuk Kinar dengan mulutnya

Dimas sontak meletakkan sendok dan garpu ya lalu bangkit

"Loh mas, kok makannya' udahan???"tanya Kinar bingung

"Lain kali belajar lagi masak, kalau gak bisa masak jangan masak, gak enak " cela Dimas meninggalkan ruang makan

Kinar menatap makanan yang ia masak, ada bulir air mata keluar dari sudut matanya

"Mama, Damar maaf kalo masakan aku gak enak, aku permisi dulu" ucap Kinar berjalan menyusul suaminya ke kamar

Harusnya ia tak terbawa perasaan, kini ia sudah menikah dan harus lebih dewasa dan sabar menghadapi Dimas, harus siap mental dengan ucapan sinis Dimas, namun nyatanya ia belum bisa kuat di depan semua orang

Di kamar Dimas sedang duduk di depan balkon kamarnya, Kinar mencoba menghampiri Dimas

"Mas maafkan aku, besok aku akan belajar masak lagi”ucap Kinar pelan

”Gak usah, banyak pembantu di rumah, aku gak perlu kamu cari muka di depanku"bentak Dimas

"Astaghfirullah,

Mas, aku gak cari muka, ini sudah kewajiban aku melayani kamu, karena kamu suamiku”

"Owh begitu??? sayangnya aku gak pernah anggap kamu istriku, jadi berhenti menghabiskan waktumu untuk membuatku senang.

Lebih baik kamu lakukan apapun sesukamu, menjauhkan dariku sebisa mungkin, aku muak berbagi udara yang sama denganmu

"Mas...." Kinar mengigit bibir bawahnya, ia harus sabar

"Cukup, kamu tahu kan bahasa manusia, kau bilang menjauh dariku, apa kamu masih belum paham juga???? muka tembok banget kamu ya, gak tu diri.

Apa kamu sudah menjual malumu juga? sindir Dimas

”Maaf mas, aku gak perduli kamu benci dan muak padaku dan tak ingin melihatku, faktanya aku sekarang istrimu, jadi belajarlah menerima keberadaan ku walau kamu tak suka" ucap Kinar dingin, ia berjalan menuju kamar mandi, menguncinya

Diluar kamar Dimas terdengar memakinya, entah apa yang Dimas katakan, tapi Kinar yakin seratus persen jika saat ini Dimas memaki-maki dirinya.

Kinar menatap kaca di depan wastafel dan menangis, begitu pedih hatinya mendengar perkataan suaminya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!