NovelToon NovelToon

Ellena Season 2 (Takdir Cinta)

Tamu Tak Di Undang

Happy Reading.

***

Tiga tahun kemudian.

Di sebuah kota yang terkenal di London. Seorang gadis sedang terlelap tidur di meja belajar dengan kepala yang menempel di meja. Dia tinggal di sebuah apartemen yang sangat mewah dengan fasilitas yang terbaik. Apartemen itu dengan dinding kaca yang menggitari sekeliling ruang balkon.

Dret... Dret... Dret...

Ponsel berbunyi berkali-kali dengan menampilkan layar yang bertuliskan sebuah nama "Bunda".

Disisi lain Bunda sangat gelisah karena anak gadis perempuannya tidak bisa di hubungi. Beliau mundar-mandir di ruang keluarga.

Abang yang baru saja keluar dari kamar mengambil air putih di dapur. "Bunda sedang ngapain?",tanya Abang Satria.

"Bunda khawatir adik kamu di hubungin gak bisa Bang!",kata Bunda yang mencoba berulangkali.

"Mungkin adik lagi sibuk, Bun!. Disanakan udah siang!",kata Abang Satria.

"Tapikan Bunda khawatir, biasanya jam segini kita video callan!",jawab Bunda.

"Ya mungkin adik lagi ada kesibukan baru, Bun!",jawab Abang. "Bunda gak usah khawatir ya, Bunda tenang aja!. Nanti biar Satria yang telpon adik!. Sekarang Bunda istirahat ya?",ucap Abang.

"Kenapa Bunda gak kepikiran telpon Edwan ya?",ucap Bunda tiba-tiba.

"Bunda, Edwan itu beda apartemen!",jawab Satria.

"Ya siapa tahu sama Edwan sekarang!",kata Bunda.

"Coba tanyakan temannya deh Bun, dia pernah ngenalin kan sahabatnya yang ada disana?",ide Abang Satria.

"Adele. Iya, Bunda pernah dikenalin sama sahabatnya!. El juga ngasih nomer telponnya Adele!",jawab Bunda dengan semangat.

"Ya udah, coba tanyakan dulu sama Adele!",kata Abang Satria.

Bunda langsung memencet tombol hijau yang sudah terdapat di kontaknya.

Tut... Tut... Tut...

"Hallo !",kata Adele di seberangsana.

"Hallo nak Adele!",jawab Bunda.

"Ada yang bisa Adel bantu Tante?",tanya Adele.

"Tante mau tanya nak Adel, apakah El bersama kamu nak?",tanya Bunda.

Adele yang ada sebuah kafe sedang membersihkan meja yang baru saja pelanggan tinggalkan. "El, El lagi gak sama saya Tante!",jawab Adele yang bingung.

"Waduh, lalu El ada dimana ?. Tante udah coba hubungi beberapa kali, tapi gak di angkat-angkat!. Nak Adel tahu sekarang El ada dimana?",tanya Bunda.

"Mungkin dia lagi mandi atau masih tidur Tante!",ucap Adele yang mencoba menjawab.

"Gak biasanya El seperti ini nak!",kata Bunda. "Tante bisa minta tolong sama nak Adel, tolong nak Adel pastiin El baik-baik aja di apartemennya?",kata Bunda minta tolong.

"Tapi bisanya nanti sore tan, ini saya masih jaga cafe!. Gimana dong tan?",kata Adele.

"Ya udah kalau gitu, makasih ya nak Adele!. Tolong nanti kalau ada apa-apa, tolong kabarin tante ya?",kata Bunda.

"Baik Tante. Nanti saya kabari Tante!",jawab Adele.

"Terimakasih nak Adele!",kata Bunda yang langsung mematikan ponselnya. "Gak sama Adele Bang?",kata Bunda bertambah khawatir.

"Ya udah,telpon Edwan aja kalau gitu!",ide Abang Satria.

Bunda dengan sigap langsung telpon calon mantunya itu.

Tut... Tut... Tut...

"Assalamualaikum Bunda!",kata Edwan yang ada di seberangsana.

"Walaikumsalam nak Edwan. Nak Edwan lagi dimana?",tanya Bunda langsung to the point.

"Lagi ada di perjalanan Bunda, mau ke kantor!. Ada apa ya Bunda, pagi-pagi telpon?",tanya Edwan balik.

"Gini nak Edwan, dari tadi Bunda telpon El, tetapi gak di angkat-angkat!. Dan kirain bunda nak Edwan lagi sama El!",kata Bunda.

Apa ini kesempatan aku bisa masuk lagi ke apartemennya El? ide Edwan dalam hati. "Ya udah Bunda, biar Edwan kesana!. Nanti kalau udah sampai, biar Edwan telpon Bunda!",kata Edwan.

"Terimakasih nak Edwan!. Assalamualaikum ?",kata Bunda.

"Walaikumsalam Bunda!", jawab Edwan langsung mematikan ponselnya. Dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena tidak sabar untuk menemui calon istrinya itu.

***

El masih tertidur pulas di meja belajar. Dan ponsel yang ada di tempat tidurnya tidak henti-hentinya berbunyi dari Bunda.

Kak Edwan yang sudah ada di depan pintu apartemennya El langsung memasukkan sebuah kunci kartu. Edwan mempunyai kunci serepnya, jadi ia dengan mudah masuk ke dalam apartemen yang di tempati oleh El. Ia berjalan mengendap-endap, mencari keberadaan El. Apartemen ini memang cukup besar di bandingkan dengan apartemen lainnya, karena ini apartemen VIP dengan fasilitas terbaik. Edwan berjalan memasuki kamar El, ia langsung melihat El tertidur di meja belajar. Ia berjalan menghampiri El. "Sayang...sayang...bangun!",kata Kak Edwan sambil menggoyangkan bahunya.

El yang merasa ada yang menyentuh bahunya langsung riflek bangun. Ia kaget kenapa Kak Edwan bisa ada disini. "Ngapain Kakak disini?",teriak El yang langsung berdiri dengan tegak.

"Tadi Bunda telpon Kakak, katanya kamu susah di hubungi!. Jadi Bunda khawatir sama kamu!",jawab Kak Edwan.

El langsung tersadar, ia berjalan menghampiri ranjang yang berukuran besar itu. Ia lalu menekan tombol hijau buat menelpon bundanya.

Tut... Tut... Tut...

"Assalamualaikum sayang?",kata Bunda.

"Walaikumsalam Bunda!",jawab El.

"Kamu kemana aja sih sayang, kok dari tadi Bunda telpon-telpon gak bisa?",tanya Bunda.

"Maaf Bunda, El masih tidur tadi!. Ponselnya El taruh di ranjang, ya udah deh gak kedengeran!",jawab El. "Ada apa ya Bunda?",tanya El sambil menatap mata Kak Edwan.

"Bunda mau bilang, Mama Viola hari ini pergi ke London, terus Bunda titip makanan khas sini, nanti kamu ambil ya di tempat Mama Viola?",kata Bunda.

Ke London, ngapain kesini ? batin El kaget sambil menatap mata Kak Edwan. "Iya Bunda, nanti El akan ambil!",jawab El.

"Bukankah hari ini kamu masuk kuliah?",tanya Bunda lagi.

El otomatis langsung melihat ke arah jam. Disana sudah menunjukkan pukul delapan. "Astagaaaaa, iya Bunda. El mandi dulu ya?",pamit El.

"Iya hati-hati ya sayang!. Assalamualaikum?",kata Bunda.

"Iya bunda. Walaikumsalam Bunda!",putus El langsung mematikan ponselnya. Ia masih menatap kedua mata Kak Edwan yang dari tadi diam di tempat belajar El. "Siapa yang ngizinin Kakak masuk apartemen aku?",tanya El yang sudah kesal melihat Kak Edwan masuk sembarangan.

"Tadi Bunda telpon Kakak!. Kakak tadi udah coba mengetuk pintu, tapi gak ada yang nyahut!. Ya udah, kakak bawa kunci duplikat!",jawab Kak Edwan memperlihatkan kunci duplikatnya. Ia mencari alasan supaya El tidak marah kepadanya.

"Kakak gak berhak seenaknya masuk apartemen aku!",seru El. "Kakak seperti tamu yang tak di undang!",lanjut El.

"What?",ucap Kak Edwan kaget mendengar perkataan dari El. "Tapi kamu calon istri aku, El?",ucap Kak Edwan.

"Masih calonkan!",jawab El tegas. "Dan kita belum sah untuk satu atap bersama!. Jadi tolong, kalau mau masuk ke apartemen aku, tolong beritahu aku!. Walaupun ini apartemen punya Kakak!",lanjut El yang begitu menahan emosinya yang sudah ada di puncak.

"Ok. Kakak minta maaf ya?. Ini yang terakhir kalinya!",jawab Kak Edwan menyesal. "Kakak janji, Kakak gak akan ulangi lagi perbuatan ini!. Kakak serius minta maaf?",mohon Kak Edwan dengan wajah yang memelas.

"El mau ke kampus!. Sebaiknya Kakak keluar, aku mau mandi?",ucap El yang menatap mata Kak Edwan marah.

"Kamu ngusir aku?",tanya Kak Edwan tidak habis pikir.

"Aku gak ngusir Kakak!. Tapi aku mau siap-siap!. Jadi tolong, Kakak keluar!",seru El yang berjalan ke arah meja belajar meletakkan ponselnya.

"Tapi maafin aku dulu El?",ucap Kak Edwan sekali lagi.

"Buat apa aku maafin Kakak?. Kakak udah janjikan sama aku,dulu, kalau Kakak gak akan masuk lagi ke apartemen aku?. Tapi apa?",tanya El kesal. "Kakak masih masuk ke apartemen aku kan, tanpa aku minta!. Dan pasti Kakak lebih sering lagi masuk ke sini, pas aku lagi ke kampus maupun lagi kerja?",kata El yang sudah marah melihat Kak Edwan yang selalu seenaknya saja.

"El, maaf!. Maaf banget!. Tapi aku mau, kamu berhenti kerja di kafe itu!. Semua disana para cowok-cowok yang gak baik buat kamu!. Semua itu kurang ajar!. Aku gak mau, kalau terjadi sesuatu sama kamu!. Aku takut!",ucap Kak Edwan tulus.

"Kata siapa disana gak baik buat aku?",tanya El tidak terima kalau para teman-temannya yang berjaga di kafe di jelek-jelekan.

"Ya itu felling aku sebagai calon suami kamu!. Dan aku bisa kok, ngehidupin kamu selama kamu disini?",ucap Kak Edwan.

El langsung menyunggingkan bibirnya meremehkannya. "Tapi aku gak bisa Kak!. Aku masih sanggup cari sendiri selama aku bisa!. Dan asal Kakak tahu, aku gak butuh uang Kakak!",seru El. "Sekarang, Kakak keluar dari sini?",tantang El marah.

Mata mereka bertemu saling menatap. El menatap penuh dengan kebencian.

"Tapi kamu gak bisa ngusir aku seenaknya gitu dong?. Kamu mau, video itu tersebar!", ancam Kak Edwan.

El mendengar jawaban itu langsung marah. Ia tidak mau kalau ancaman itu selalu ada untuknya. Aku harus segera menghapus video-video itu dari ponselnya Kak Edwan?. Aku gak mau selalu di kekang terus sama dia?. Tapi bagaimana Tuhan?. Bagaimana? batin El kesal menatap sorot mata Kak Edwan yang selalu mengancamnya.

***

Jangan lupa komen, like dan vote.

Terimakasih.

Sebuah Rindu

Happy Reading.

***

Seseorang gadis berjalan menyusuri gedung-gedung yang berdiri dengan tegaknya. Aku lelah dengan semua ini. Sudah tiga tahun ini aku hidup dalam sebuah ancaman yang tidak aku suka. Aku mencoba hidup dengan baik-baik saja, tapi kadang aku merasa dunia ini tak adil bagiku. Aku merasa seperti boneka yang selalu menuruti apa maunya. Aku lelah, andaikan waktu bisa aku ulangi, aku tidak akan menyia-nyiakan dia dalam hidupku. Sekarang aku sadar, aku merindukan dia dalam diamku. Hidupku hampa tanpa dia selama tiga tahun ini. Aku selalu memimpikan dia dalam tidurku. Aku ingin bercerita banyak sama dia, tetapi dia sekarang entah itu dimana. Aku rindu kamu, sangat rindu!. Kamu dimana sekarang, kenapa nomer ponsel kamu tidak bisa di hubungi dan sosial media kamu tidak ada satupun status terbaru yang selama tiga tahun ini aku tunggu.

El sampai di depan kampus yang terkenal di kota tersebut. Dia berdiri disana memandang gedung yang tinggi. Ia mencoba memejamkan matanya, menutupi luka hati yang tidak bisa di ungkapkan kata-kata yang ingin ia luapkan. Andai kamu tahu , selama tiga tahun ini aku tersiksa!. Apa kamu balas dendam sama aku?. Apa dengan cara ini, kamu bisa bahagia? batin El dalam hati.

***

Flashback on.

"Sekarang Kakak keluar dari sini?",usir El yang sudah menahan emosinya yang mendengar ancaman dari Kak Edwan.

"Kamu ngusir aku?",tanya Kak Edwan tidak percaya kalau El akan mengusir lagi.

"Kalau Kakak gak mau keluar dari apartemen ini, biar aku aja yang keluar!",ancam El yang menantang Kak Edwan.

"Kamu gak bisa keluar dari sini El?",kata Kak Edwan.

"Kenapa gak bisa?. Kakakkan yang mau!",sahut El cepat.

"Ok...Ok...!. Kakak akan keluar dari sini!. Tapi tolong, kamu jangan pergi dari apartemen ini!",jawab Kak Edwan dan langsung keluar dari apartemen. "Shiittttttttttt!",umpatnya di depan pintu apartemen.

El langsung lari mengunci pintu apartemennya. Ia langsung lemas dan duduk di depan pintu. Ia meneteskan air matanya. Aku gak bisa seperti ini terus!. Aku harus bisa keluar dari ancaman Kak Edwan! tekat El dalam hati.

Flashback off.

***

Ia berjalan dengan membawa beberapa buku yang ada di tangannya.

Dret... Dret... Dret...

Tiba-tiba ponsel El berdering. Ia langsung menggeser tombol hijau. "Hallo Jennifer!",kata El sambil berjalan. Tiba-tiba ia menabrak seorang yang berjalan di depannya.

Bruk...

Semua buku dan ponsel jatuh berserakan.

"Kalau lihat tuh pakai mata!",teriak seseorang itu.

El langsung duduk berjongkok mengambil buku-bukunya. Ia menundukkan kepalanya fokus mengambil buku-bukunya. "Maaf Kak!",ucap El menyesal.

"Awas aja sampai nabrak lagi!",ancam seseorang itu. Lalu seseorang itu berjalan lagi.

El mengangkat kepalanya, melihat seseorang itu berjalan menjauh

"Hallo El.... El....!",teriak Jennifer yang ada di seberang sana.

El cuma bisa melihat punggung si cowok yang ia tabrak tadi. "Siapa tuh orang, main marah-marah aja!",ucap El pada dirinya sendiri. Ia tersadar bahwa tadi ada yang menghubunginya. Ia meraih ponsel yang jauh dari jangkauannya. Ia kemudian meletakkan lagi di telinganya. "Sorry...sorry Jen, tadi aku habis nabrak orang!",ucap El minta maaf.

"Tapi kamu gak apa-apakan?",tanya Jenifer.

"Gak apa-apa!. Cuma buku-buku aja yang jatuh. Kamu ada dimana?",tanya El yang berusaha berdiri.

"Aku ada di kantin!. Kesini ya?",kata Jenifer. "Ada hal penting yang aku ingin sampaikan!", lanjutnya.

"Ok. Aku ke kantin sekarang!",jawab El yang langsung menekan tombol merah. Ia berjalan menuju kantin yang di maksud oleh Jenifer.

***

Disisi lain Jenifer sedang menyantap sarapannya sambil membaca buku.

El datang duduk di depan Jenifer. Ia meletakkan bukunya di atas meja. "Ada apa Jen?. Gara-gara angkat telpon kamu, aku sampai nabrak orang!. Di marahin lagi!",seru El.

"Maaf... Maaf...!",ucap Jenifer menyesal. "Tapi ada hal penting yang aku ingin sampaikan!",lanjut Jenifer.

"Hal penting apa?",tanya El yang penasaran.

"Besok lusa, ada seminar dari perusahaan yang terkenal di kota ini. Katanya mentornya yang mempunyai perusahaan perhotelan yang maju pesat dan sukses dengan usahanya!. Dia juga masih pendidikan juga kok, sama seperti kita!. Aku mohon kamu datang ya besok lusa?. Kamu kan murid yang berprestasi!. Jadi pasti para mentor-mentor disana seneng, lihat kamu ada disana!",ucap Jenifer panjang lebar.

"Tapi Jen, aku gak bisa kayaknya!. Kamu tahu sendirikan, aku jaga kafe!",tolak El.

"Tapi ini lebih istimewa, El!",lanjut Jenifer tidak mau kalah.

"Istimewanya apa?. Namanya seminar ya pasti ceritanya sama aja!. Mereka pasti cerita asal mula usahanya mereka dan bagaimana usahanya bisa tercapai sampai sukses!",jawab El.

"Tapi ini sangat...sangat...sangat... istimewa!. Karena, kata orang-orang mentornya ini masih sangat muda!",kata Jenifer.

"Terus apa hubungannya dengan aku Jen?",tanya El lagi.

"Ya siapa tahu, nanti kamu dapat motivasi dan akan menjadi pengusaha sukses!. Kan kita gak ada yang tahu!",kata Jenifer.

"Terserah kamu!. Aku gak bisa janji!. Memang acaranya jam berapa sih?",tanya El.

"Malam sih!. Kamu pasti bisa ikut kok!. Paling gak kafe kamu sudah tutup juga!",kata Jenifer.

"Lihat aja nanti!. Ya udah aku masuk ke kelas dulu ya!",pamit El yang langsung pergi meninggalkan Jenifer di kantin.

Pengusaha muda, perhotelan, sukses, masih kuliah!. Siapa ya?. Gak mungkin jaman modern ini ada anak muda dengan begitu banyak kesuksesannya, paling gak dapat warisan dari orangtuanya!. Atau melanjutkan usaha orang tuanya!. Aduh, kenapa aku jadi suudzon sama orang lain!. Astaghfirullah! batin El dalam hati. Ia kemudian memasuki kelasnya.

"Pagi cantik!",sapa Joseph.

"Pagi juga Jo!",sahut El duduk di belakang Jo. Joseph adalah teman satu kampus denganku. Dia orangnya ramah, sopan dan menghargai temannya yang berbeda negara. Dia sering disebut Jo.

Jo langsung menghadap ke belakang. "Besok lusa ada seminar, kamu ikut gak?",tanya Jo.

"Kamu tahu gak, dari tadi pagi, aku selalu mendengar kata seminar lebih dari satu atau dua kali dalam satu hari ini!. Memangnya ada apa sih?. Kok tumben banget kalian bahas, biasanya kalian ogah ikutan kayak gituan!",jawab El.

"Ini beda El!. Katanya dosen, ini lebih sukses daripada yang biasanya!. Soalnya dia masih muda banget!",kata Jo.

El mendengarkan sambil membuka buku dan membolak-balikkan buku. "Mungkin dia dapat warisan atau melanjutkan perusahaan orang tuanya!",seru El.

"Sok tahu kamu!. Jangan selalu berpikir buruk sama orang lain!. Tapi kalau berpikir buruk sama tunangan kamu itu, itu perlu di tingkatkan!",seru Jo yang sudah tahu tentang Kak Edwan.

"Kok bawa-bawa tunanganku!. Itu gak ada dalam topik lho!",sahut El tidak terima, kalau harus membahas tunangannya itu.

"Ya siapa tahu, nanti kamu sadar!. Kalau tunangan kamu itu PK alias Penjahat Kelamin!",goda Jo.

"Astagaaaaa Jo!",ucap El sambil memukul bahu Jo memakai buku yang ia baca tadi.

"Kamu aja yang terlalu percaya sama dia!",lanjut Jo yang tidak suka dengan Kak Edwan.

Aku sebenarnya juga gak suka sama dia, Jo?. Tapi bagaimana mungkin aku bisa kabur dari dia, sebelum aku menghapus video-video itu?. Aku juga heran, kenapa Kak Edwan sampai bisa punya video itu?. Apa mungkin dia mata-matain aku pas aku masih sekolah? pikir El.

"Husss....ngalamun aja!",teriak Jo. "Kamu gak usah mikirin cowok kayak gitu!. Kamu cantik, pintar nyaris sempurna!. Ngapain juga kamu bisa tunangan sama dia?. Aku heran, kenapa kamu bisa nerima pertunangan sama dia?",ucap Jo.

"Udah-udah, gak usah bahas dia terus napa!",sahut El.

Tiba-tiba Wiliam si ketua kelas pun datang membawa berkas-berkas banyak yang ia bawa dengan susah payah. Ia meletakkan berkas-berkas itu di meja El.

El mengangga melihat berkas-berkas itu di letakkan di mejanya. "Ih... Williammmmm!",teriak El tidak terima. "Kok di taruh sini sih!. Kamu tahukan aku sama Jo lagi ngomong?",lanjutnya.

William dengan muka kesalnya melihat ke akraban El dan Jo. Karena William sendiri diam-diam suka sama El. "Nih ada tugas dari dosen!. Pak Daren hari ini tidak masuk, karena beliau lagi ada kepentingan keluarga. Jadi tugas-tugas nih di suruh kasih ke teman-teman lain!. Bantuin aku Jo?",perintah William.

Jo langsung membuang muka. Ia sebenarnya tidak mau, tapi mau gimana lagi ia harus membantu William membagikan tugas dari dosen ke teman-teman.

El mengambil satu kertas untuk ia kerjakan.

Tring... Tring...

Sebuah pesan masuk ke ponsel El. Disana terdapat sebuah nama 'Sella'.

Dret... Dret...

Ponsel El berbunyi lagi. El mengambil dari saku celananya. Ia menggeser layar hijau. "Assalamualaikum Sel!",sapa El yang masih fokus dengan soal yang di berikan ke dosen.

"Kamu dimana sih?. Kenapa gak baca pesan dariku?",omel Sella yang sudah marah.

"Salam itu di balas dulu?. Asal ngomel aja kamu!",sahut El.

Sella mengambil nafas dalam-dalam, meredakan kemarahannya. "Walaikumsalam El!",ucap Sella di buat tersenyum.

El tersenyum mendengar jawaban dari Sella. "Aku lagi ada di kampus. Memang ada apa Sel?",tanya El.

"Buka cepat tuh pesan dari aku!. Cepat!", perintah Sella yang langsung mematikan ponselnya.

El langsung membuka pesan yang di kirim oleh Sella. Ia membuka sebuah foto.

"Dia ada di London El!".

Sella.

Deg. Jantung El berdetak lebih cepat tidak seperti biasanya. Ia langsung menelpon Sella. "Kamu serius itu?",tanya El tidak percaya.

"Buat apa aku bohong El?. Itu status terbarunya!",sahut Sella.

"Tapi kenapa aku gak bisa lihat status dia, Sel?",tanya El.

"Karena dia sudah tidak follow kamu lagi!. Makanya kamu gak bisa lihat status dia!",ungkap Sella.

El langsung lemas. Ia kemudian mematikan ponselnya. Ia sudah tidak kuat lagi menahan rasa rindu itu, tapi apa yang dia dapatkan?. Hanya sebuah kecewa. El menutup matanya mencoba menahan rasa itu. Tuhan, bantu aku untuk bangkit dari masalah ini. Aku mau dia tahu, bahwa aku sangat merindukannya.

***

Jangan lupa komen, like dan vote.

Terimakasih.

Nb : ayooo tebak, siapa yang El tabrak tadi?.

😉😉😉

Mencari

Happy Reading.

***

El masih duduk di kursinya. Ia mengerjakan tugas dari Pak dosen yang tadi William bagikan. Ia sudah tidak fokus lagi untuk memikirkan tugas itu. Ia memanggil William yang duduk di kursi sebelahnya. "Will!",panggil El.

"Hmmmm... Ada apa El?",sahut William.

"Ini dikumpulkan sekarang atau besok?",tanya El mengenai tugas itu.

"Hari ini!. Nanti sore katanya mau di ambil ke kantor sama Pak Daren. Memangnya kenapa?",tanya William.

"Aku ada janjian nih!. Sekarang!",kata El bimbang.

"Memang kamu sudah selesai?",tanya Jo yang langsung menengok kebelakang.

"Belum sih!. Tapi, ada hal penting banget nih!. Urgent!",kata El mencoba memelas, siapa tahu diantara mereka ada yang peka.

"Ya udah, cepatan diselesaikan dulu!. Nanti tugasnya titip aku!",kata William.

"Oke!",jawab El yang langsung sigap melanjutkan mengerjakan tugasnya.

Tring... Tring... Tring...

Sebuah pesan masuk ke ponsel El. Ia langsung membukanya.

"Lebih baik kamu sekarang cariin dia!. Mumpung dia ada di sana!. Kamu gak maukan kehilangan kesempatan emas ini?. Oke cantik. Good luck!😘😘😘".

Sella.

El langsung mengerjakan dengan lebih serius lagi.

Beberapa menit kemudian, akhirnya El sudah selesai. Ia menaruh kertas tugasnya di depan William. "Aku titip ya?",ucap El sambil berjalan keluar.

Jo yang mendengar itu langsung meletakkan juga kertas tugas di depan William. "Aku titip juga ya!",katanya langsung berlari keluar mengejar El.

"Woyyyy.... Mau kemana kamu!", teriak William yang sudah tidak di gubris oleh Jo.

Jo berlari mengejar El. "Kamu mau kemana?. Aku antar ya?",ucap Jo memberi tawaran.

"Gak usah Jo. Aku naik taksi aja!. Soalnya gak tahu sampai kapan urusanku selesai!",jawab El sambil berhenti di pinggir jalan menunggu sebuah taksi.

"Gak apa-apa!. Aku tunggu kok!. Kamu tunggu disini, aku mau ambil mobil dulu?",kata Jo yang langsung berlari ke parkiran.

"Gak usah Jo!",teriak El yang sudah mendapatkan Jo berlari keparkiran mengambil mobilnya. "Aku malah gak enak sama kamu!",bisik El pada dirinya sendiri.

Jo datang membawa mobilnya. Ia membuka jendela penumpang. "Ayo masuk?",ajak Jo.

El akhirnya membuka pintu masuk kedalam mobil dan duduk sebelah pengemudi.

Jo mengendarai dengan kecepatan sedang. "Kamu mau kemana?",tanya Jo.

"Ke London Eye, Jo!",jawab El.

Jo menggangga mendengar jawaban dari El. "Ngapain kesana?",tanya Jo. "Kamu mau naik bianglala?",goda Jo.

El langsung memukul bahu Jo pelan. "Memang kalau kesana harus naik bianglala apa?. Aku mau menyusuri sungai Thames!",kata El.

"Siapa tahu kalau kamu ingin naik bianglala!",ucap Jo terkekeh. "Menyusuri sungai Thames, buat apa?",tanya Jo heran.

"Buat menenggelamkan kamu disana!",jawab El kesal karena Jo banyak tanya.

"Ih...jahat benar ya!",seru Jo.

"Biarin di bilang jahat!. Daripada tanya Mulu!",sahut El melihat ke arah samping jendela.

Dret... Dret... Dret...

Ponsel El berbunyi tanda ada panggilan masuk. Ia langsung mengangkatnya. "Assalamualaikum. Ada apa Kak?",tanya El.

"Walaikumsalam. Kamu dimana?",tanya Kak Edwan.

"Aku di kampus Kak!".

"Aku jemput ya ?",tanya Kak Edwan.

Deg. Bagaimana ini kalau Kak Edwan tahu, aku sudah pulang dan mau mencari Sam di sini? batin El bimbang. "Gak usah Kak. Soalnya aku lagi ke kafe!",kata El mencoba menolak.

"Kakakkan udah bilang, gak usah kerja!. Pokoknya Kakak jemput kamu, sekarang!",ucap Kak Edwan.

"Terserah!",jawab El langsung mematikan ponselnya.

Jo yang ada disamping El yang sedang fokus menyetir langsung fokus sama El. "Siapa?. Cowok PK itu lagi?",kata Jo.

El tidak menjawab. Ia lebih memilih diam.

"Sudahlah El, putuskan aja pertunangan kalian!. Dia cowok gak baik-baik buat kamu!. Baru aja tunangan udah ngatur-ngatur, apa lagi nanti setelah menikah!",seru Jo.

El yang mendengar itu langsung menengok ke arah Jo. "Gak semudah itu Ferguson!",sahut El.

"Memang apa hebatnya sih dia?. Ganteng, iya sih!. Baik, kayaknya belum tentu!. Cowok PK, betul banget tuh 100%!",ucap Jo yang sudah jengah terhadap Kak Edwan.

Sebenarnya aku sudah muak Jo dengan ini semua?. Tapi apa dayaku, sebelum video itu masih ada, apa masih bonekanya! batin El muak.

"Apa kamu ingin bukti, kalau cowok PK itu bukan orang baik-baik?",kata Jo.

"Kalau kamu ada buktinya aku baru bisa percaya itu!",ucap El. Aku sebenarnya sudah tahu kelakuan dia, Jo?. Tanpa kamu bilang!. Tapi, aku masih belum bisa lepas dari dia!",batin El.

"Aku akan cari bukti ya!. Tapi, setelah bukti itu nyata, kamu harus janji akan mutusin dia!. Karena aku gak mau lihat kamu di kengkang sama dia!. Kesannya kayak kamu tuh boneka dia!",ucap Jo.

"Oke. Kalau kamu ada buktinya ya, tapi kalau gak ada, aku gak bisa!",jawab El.

"Oke. Aku akan cari sekuat tenagaku!",tekad Jo.

Akhirnya mereka berdua sampai di sungai Thames. Jo mencari parkiran. Tetapi dari arah berlawanan sebuah mobil keluar dari parkiran. El tidak melihat mobil yang barusan keluar, ia fokus memandang ke depan. Kalau El melihat ke arah mobil itu, ia akan pasti bisa melihat mobil Sam. Tetapi mereka tidak melihatnya, mereka lebih fokus dengan tujuan mereka.

Setelah itu Jo memarkirkan kendaraannya. El langsung turun dari mobil. El berjalan menyebrang jalan.

Jo yang melihat dari spion langsung keluar dan mengejar El yang sudah dulu di dekat sungai Thames.

El berlari mencari letak Sam terakhir berfoto itu. Ia mengambil ponselnya dari saku dan mencocokkan lokasi yang ada di foto Sam.

Jo yang melihat El merasa ada yang aneh. Katanya ada hal penting, tetapi kok gak ada apa-apa? batin Jo bingung.

El menengok kesana kemari. Kamu dimana Sam?. Aku butuh kamu, sekarang! batin El mencari keberadaan Sam. Syukur disekitaran sungai Thames tidak begitu ramai. Jadi ada peluang untuk bisa menemukan keberadaan orang yang selama ini ia cari-cari.

"El kamu cari siapa sih?",tanya Jo yang kuwalahan menyeimbangkan langkah kaki El.

El terus berjalan. Menengok kesana kesini. "Aku cari seseorang!",sahut El langsung meletakkan ponselnya.

"Cari seseorang!. Seperti apa?. Aku akan bantu?",ucap Jo.

"Terimakasih sebelumnya!. Tetapi tidak usah!",sahut El yang sudah frustasi.

"Aku bisa bantu kamu El. Kamu gak yakin sama aku?",ucap Jo.

"Bukannya gak yakin, tapi aku gak mau kamu terlibat dalam masalah ini!",jawab El.

Sudah satu jam lebih mereka mencari kebenaran Sam. Tetapi tidak ada tanda-tanda, kalau dia ada disini.

El berhenti di pinggiran sungai Thames. Ia memandang pemandangan yang begitu indah. Mungkin takdir tidak akan mengizinkan kita bertemu Sam?. Atau kamu cuma sekedar mau mengejekku, supaya aku cari kamu disini ?. Dan kamu berhasil Sam! batin El sedih.

Jo berdiri disamping El. Ia memandang sungai Thames yang begitu indah. "Kalau kamu ada masalah, kamu bisa kok curhat sama aku?",ucap Jo.

"Terimakasih Jo, kamu sudah peduli sama aku. Tapi aku tidak ada masalah apa-apa!",jawab El tersenyum. "Kamu gak usah khawatir sama aku!",lanjutnya sambil melihat jam tangan. "Nih sudah waktunya kerja, aku pergi dulu ya?",pamit El sambil berjalan. "Dan terimakasih sudah mengantar aku sampai sini!",lanjutnya lagi.

Jo tidak mau El pergi sendiri. Ia langsung memegang lengan El. "Aku anterin!",kata Jo penuh penekanan.

El melihat lengannya di pegang oleh Jo. Ia tidak menyangka bahwa selama berteman dengan Jo baru kali ini, ia melihat Jo memegang lengannya.

"Maaf!",ucap Jo langsung melepaskan tangannya.

"Terimakasih Jo. Aku naik taksi aja!",jawab El. "Aku pergi dulu ya?",pamit El.

"Oke!",jawab Jo canggung.

El berjalan ke arah halte untuk mencari taksi.

Jo melihat El pergi berjalan menjauh. Ia cuma bisa memandang punggung El.

***

Di kafe 'Cafe Love Lon' sedang begitu rame. El turun dari taksi. Ia berjalan menuju ke kafe tersebut. Tiba-tiba seseorang keluar dari kafe. El melihat orang yang begitu ia kenali. "Mama Viola!",sapa El kaget.

Mama Viola langsung melihat ke arah El. "Ellena sayang!",balas mama Viola setelah melihat El.

El berjalan menghampiri Mama Viola. El langsung memeluk Mama Viola.

Mama Viola membalas pelukan El. Mereka berhenti tepat di samping mobil Mama Viola. "Mama kangen banget sayang sama kamu?",ungkap Mama Viola berkaca-kaca.

"El juga Ma. Mama apa kabar?",tanya El setelah melepas pelukannya.

"Mama baik-baik aja. Kamu sendiri gimana?. Gimana kuliah kamu?",tanya Mama Viola panjang lebar.

"Alhamdulillah baik Ma. Kuliahnya ya biasa Ma, banyak tugas!. Mama kesini sama siapa?",tanya El hati-hati supaya Mama Viola tidak curiga.

"Mama ke London sama...!",ada kata terjeda yang mama bicarakan. "Sama Sam!".

Deg. Sam, jadi Sam ada disini? tanya El dalam hati dan langsung melihat kesana kemari. "Sama Sam ma?",tanya El sekali lagi karena tidak percaya kalau Sam ikut kesini.

"Iya. Dia ada di dalam mobil kok!",jawab Mama Viola sambil mengelus bahu El.

El langsung melihat ke arah mobil yang ada disampingnya itu.

Disisi lain, Sam duduk di tempat duduk penumpang. Ia masih bisa melihat El lebih jelas dari spion. Ia melihat El yang sedang mencari-cari keberadaannya. Sudah tiga tahun El, aku tidak melihat wajah cantik kamu?. Wajah kamu tidak berubah sedikitpun, masih cantik, tetapi badan kamu semakin kurus!. Apa kamu tidak di bahagiakan sama calon suami kamu?. Atau, kamu tidak bahagia dengan dia, El?. Aku sebentar lagi akan menjadi adik ipar kamu?. Apa aku bisa menerima itu semua?. Atau, aku akan selalu sembunyi seperti ini?. Seperti tidak mengenalmu sama sekali! batin Sam yang kecewa.

***

Jangan lupa komen, like dan vote.

Terimakasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!