NovelToon NovelToon

Rita(Petualangan Cucu Konglomerat)

Chapter 1 perkenalan

“Rita..Rita Soegiarto”..Rita memperkenalkan dirinya di depan klub PMR SMA nya. Hari ini hari pertama Rita bergabung di acara Klub PMR SMA nya. Rita gadis 16 tahun siswi pindahan dari SMU Negeri di Jakarta. Rita duduk di kelas 2 SMU. Sebenarnya ayahnya tidak  mau Rita mengikutinya bertugas, karena tugas kali ini cukup lama, 5 tahun, karena tidak punya kerabat dekat di Jakarta dan beliau sangat mengkhawatirkan anak semata wayangnya, terpaksa beliau memindahkan Rita ke sekolah di daerah tempat ia bertugas.

“jiaahh...namanya mirip penyanyi dangdut!” ledek salah seorang seniornya

“Betul,Kak, Ayah saya penggemar Rita Soegiarto jadi nama saya diambil dari namanya...” ucap Rita lantang..

“Kalau begitu kamu bisa nyanyi dong??? ayo nyanyi!” suruh Dendi seniornya

“Lagunya apa ya kak?” tanya Rita

“Ya lagunya Rita soegiarto lah...masa kamu ga tahu???”tanya Dendi heran

“Yang ngefans kan ayah saya Kak, saya engga!, lagunya terserah saya ya?” jawab Rita

“Ya udah nyanyi deh!” ujar para senior

“ Tuduhlah Akuuuu..sepuas hatimuuuu..apabila kau perluuu bunuhlah akuuuu....Jangan pula kau katakan diri ini taak berimmaaannn...sampai maatii akuuu tak menerimaaa..tak menerimaaa” Rita bernyanyi dengan nada sumbang dan keras..

Teman-teman dan seniornya tidak kuat menahan tawanya...

“Hahaha..Rita,...Kamu bisa membunuh kita-kita dengan suaramu!”, teriak Dendi sambil menutup kupingnya

“Sudah-sudah Ritaaa...gue ga bisa nerima suara loo” teriak para senior..

“Bunuh gue aje deh Rit, “..canda ucap teman-temannya tertawa keras sambil guling-gulingan.

“Ha..ha..ha... sudah Rita jangan nyanyi lagi,...kami Kapok!!!” ujar Dewa ketua klub PMR, sambil tertawa . Lucu juga ni anak ga ada urat malunya, pikir Dewa

“Sudah Kak? Saya boleh duduk?” tanya Rita

“Belum,..Kenapa kamu mau bergabung dengan klub PMR? Kenapa ga klub lain?, tanya Arya seniornya yang lain.

“Saya mendaftar 2 klub Kak, 1 klub Karate 1 PMR, tapi yang lolos PMR, yang karate sudah penuh katanya”

“oo, jadi klub kami cuma alternatif saja ya?, tanya Dendi merasa diremehkan

“Tidak Kak, saya tertarik dengan pengobatan, ayah saya dokter bertugas di RSUD, jadi siapa tahu saya bisa mengikuti jejaknya!”, jelas Rita

“oohh..begitu,..baiklah Kamu boleh kembali ke tempatmu!” ujar Dewa

“Terimakasih Kak!” jawab Rita lantang.

Dia mengambil duduk diantara cewek-cewek.

“Kamu boleh juga Rit, kenalkan gue Endah, duduk 2 bangku dibelakang lo!” ujar Endah memperkenalkan diri.

“Oya?” ujar Rita sambil tersenyum,...asyikkk..punya teman baru pikirnya.

Sebagai anak baru Rita cukup populer, sifatnya yang humoris, cuek dan agak tomboy membuatnya cukup cepat dapat teman.

“Eh Rit, lo merhatiin ga? Dari tadi Kak Dewa ngeliatin lo melulu, jangan-jangan naksir lo!”

“Masa sih?, coba gw perhatiin”, Rita berpura-pura menangkat kedua tangannya sambil pura-pura melihat ke arah senior

“Engga ah En, justru dia ngeliatin lo! Tuuu.., sampe dikerubungi lalat”

“Hehehe..ternyata bener dugaan gw,” ucap Endah

“Lah, kenapa tadi lo bilang dia ngeliatin gue?” tanya Rita bingung

“Gue mau nguji doang, bener ga dia merhatiin gue...hehehe” tawa Endah

“Semprul!!!”, bikin geer saja ucap Rita dalam hati.

“Huh, sok cantik!” ucap Kowi ngedumel..Rita baru menyadari cewek yang ada di samping kanannya

“Eh?” sambil menoleh

“Dia sok cantik, sebel gue, caper gitu,...kenalin, gue Kowi duduk di kursi depan lo! Ucap Kowi memperkenalkan diri.

“Ini Ida, Lisa, Diana dan Kiki!” sambung kowi memperkenalkan anggota klub yang lain

“Eh..gue Rita, maaf yee gue gak ngeh kalian duduk dekat gue!” ujar Rita

“Kita sekelas lho Rit, gue duduk di depan dekat pintu, Ida di samping gue, Diana dan Kiki duduk di belakang gue,” Jelas Ida

“wah..Kita sekelas semuanya ya..enak dong!,” ucap Rita senang

“Hahaha..Kelas 11 tahun ini cuma ada 1, kelas 10 ada 2 yang banyak kelas 12, ada 4. Karena rombongan sekolah kita termasuk kecil. Kata papaku, kemungkinan tahun depan sekolah kita akan di merger sama SMU sebelah,” Jelas Lisa, ayahnya penilik pendidikan, sehingga mengetahui cukup banyak tentang berita-berita sekolah.

“Oo begitu” ucap Rita sambil memperbaiki tali sepatunya.

“Rit, bokap lo dokter RSUD ?” tanya Kiki

“Iya, beliau dokter umum di RSUD  kecamatan ini, “ jelas Rita

Senior Arya menghampiri para peserta yang sedang beristirahat setelah acara perkenalan tadi.

“Nah, teman-teman, kalian boleh istirahat di tenda masing-masing, nanti sekitar jam 1 malam akan ada jurit malam, kalian siap-siap ya keliling hutan ini.”  perintah senior Arya.

Ada 2 tenda besar yang didirikan di tengah hutan di bawah kaki gunung, 1 tenda untuk laki-laki, dan yang 1 lagi untuk perempuan.

Rita dan teman-teman memasuki tenda dan mengambil posisi masing-masing untuk tidur, 1 tenda bisa memuat 25 orang, jumlah perempuan yang ikut pada acara tersebut 20 orang, 5 diantaranya kakak senior kelas 3.

“Nah teman-teman silakan istirahat dulu, nanti jam 12 akan kami bangunkan untuk memulai acara jurit malam, jangan lupa bawa senter” ucap Ade kakak senior perempuan di dalam tenda

“Teman-teman senior kelas 3 ayo kita biarkan adik-adik kita beristirahat, kita keluar untuk mempersiapkan acara” tambahnya. Para senior pun keluar dan merencanakan acara untuk  jurit malam.

Waktu menunjukkan pukul 00.00, seluruh peserta berkumpul didepan tenda, dan dikelompokan setiap kelompok terdiri dari 5 orang , 3 perempuan dan 2 laki-laki. Rita sekelompok dengan Kiki, Lisa, Erik dan Danu. Setiap kelompok ditugaskan untuk mengumpulkan bendera yang diletakan di tempat-tempat tertentu. Kelompok yang berhasil mengumpulkan bendera lebih dulu akan mendapatkan sarapan pagi yang enak, sedangkan kelompok yang datang belakangan hanya akan sarapan mie rebus. Erik dipilih sebagai ketua kelompoknya Rita. Ia berjalan didepan, didampingi Danu yang memegang peta lokasi tiap-tiap bendera berada.

Dengan kepemimpinan Erik dan petunjuk jalan dari Danu, kelompok mereka memimpin dalam pengumpulan bendera hingga sampai pada bendera terakhir yang diletakkan di sebuah rumah tua.

Rumah tua tersebut terdiri dari 1 lantai, cat dindingnya sudah banyak yang terkelupas, pintu masuk dan jendela terbuat dari kayu yang pinggirnya sudah lapuk. Di halaman depan banyak rumput yang tumbuh tinggi. Rumahnya cukup besar, terdapat 3 kamar dan 1 kamar mandi, semua ruangan gelap, tidak ada satupun cahaya lampu, sepertinya rumah tersebut telah lama ditinggalkan penghuninya. Konon kabarnya penghuni terakhir rumah tersebut seorang perempuan paruh baya, yang meninggal karena sakit tetapi karena tinggal sendirian, meninggalnya perempuan tersebut tidak diketahui, jenazahnya ditemukan 4 hari kemudian oleh penjual sayur langganannya.

Rita dan teman-teman memasuki rumah tua itu.  Kiki, Lisa merapatkan tubuhnya di dekat Rita. Mereka berjalan berhimpitan, walaupun masing-masing memegang senter.

“Kita berpencar, aku dan Danu mencari di sini, kalian bertiga masuk ke ruangan lain!” perintah Erik.

“Takut ah ketua, kalian kan laki-laki , kami yang mencari di sini, kalian di ruangan dalam,” ucap Kiki.

“Gue kan ketua, lo pada harus nurut apa kata gue!” sanggah Erik

“Sst..ga usah ribut, kita bareng-bareng saja nyarinya, kalau ada yang ga beres kita keroyok bareng-bareng,” usul Rita

Mereka menyetujui usul Rita, lalu berjalan bersama menuju ruangan lebih dalam di rumah itu.

Rita,Kiki dan Lisa berjalan sambil berpegangan tangan, Erik dan Danu berjalan berdekatan. Mereka mengarahkan senter ke segala penjuru untuk mencari bendera yang dimaksud.

Tibatida terdengar suara dari ruangan samping,

Krek..krek..kresek...kresek..cit.cit...cit.

“Tikusssss!!! “ teriak Kiki yang merasa anak-anak tikus tadi melewati kakinya.

“ Lo jangan ngagetin gitu deh gue kaget tahu!” hardik Lisa

“Gue jijik banget sama tikus lis” ucap Kiki membela diri

“ssstttt....jangan ribut” hardik Danu

Mereka kembali berjalan memasuki ruangan selanjutnya. Erik mengarahkan senternya ke sebuah ruangan. Ruangan tersebut sangat berantakan, terdapat dipan yang sudah rusak, dan lemari kayu rapuh. Danu mengibaskan kain yang menutupi lemari kayu tua, bau debu beterbangan membuat mereka terbatuk-batuk.

“uhuk..uhuk..uhuk..”

Mereka menutupi hidungnya, lalu terdengar suara batuk yang terdengar agak berat

“Uhukkk...uhukk..uhuk..”

Mereka saling bertatapan dan mengarahkan senter ke wajah masing-masing, tidak ada yang batuk diantara mereka berlima, tiba-tiba kain putih beterbangan ke arah mereka, terdengar suara..

“hi..hi...hi...hi...”

Semua orang ketakutan, lalu berlari keluar kamar tersebut menuju pintu keluar. Kiki berlari lebih dulu, disusul Erik, lalu  Danu dan Lisa, Rita yang tertinggal di belakang.

Mereka berlari menjauhi rumah tersebut, tiba—tiba Lisa menghentikan langkahnya,

“Eh,..Rita..Rita ketinggalan di dalam”, ucapnya kepada Erik dan Danu yang lari lebih dulu.

“Sorry..sorry..kita kaget,jadi refleks kabur,” ucap Erik dengan suara bergetar dia menghentikan langkahnya dan menghampiri Lisa. Danu melakukan hal yang sama.

“Siapa yang tertinggal?”tanya Danu  dengan suara masih bergetar.

“Rita..Rita masih di dalam, tadi dia kepleset, “ucap Lisa sambil menangis

“Tenanglah Lisa, Rita tidak akan apa-apa,ini Cuma ulah senior” hibur Kiki berjalan menghampiri Lisa

 “Aduuhh..gimana nihh??,gue takut banget”ucap Lisa

“Lo Kira kita engga? Sama tau!!” ucap Danu

“Terus gimana nih? Kasihan Rita” ucap Kiki

“Ayo kita balik lagi aja bareng-bareng, kalau ada yang aneh-aneh kita timpuk pakai ini” ajak Erik sambil membungkuk mengambil batu kecil yang diinjaknya.

Mereka membungkuk untuk mengumpulkan krikil, lalu kembali menuju rumah tua tersebut.

Suasana sepi membuat suara jangkrik jelas terdengar

“Krik..krik..krik..”

Di depan rumah tersebut, tidak ada satupun dari mereka yang berani masuk, akhirnya mereka  berteriak-teriak memanggil Rita.

“Rita!!!...Rita!!!..Rita..!!! teriak mereka.

Tiba-tiba muncul seseorang muncul dari rumah tersebut ditengah malam yang hanya diterangi cahaya senter.

 “Siapa itu?  Tanya Erik sambil mengarahkan senter ke arah sumber bunyi.

Rita muncul membawa bendera, sambil mengusap-usap lututnya, matanya sembab seperti habis menangis. Ia berjalan menghampiri teman-temannya.

“hiks..hiks..lo pada jahat, gue ditinggalin sendirian..huhuhu...” tangisnya

“ Maaf ya Rita, Kita refleks kabur, “ sesal Erik menepuk-nepuk pundak Lisa.

“Tapi kog kamu bisa dapat benderanya? tanya Danu

“gue juga ga tahu, gue sempet jatuh tadi, trus ga inget apa-apa, begitu bangun kakak-kakak yang pakai kain putih sudah pada tidur, gue langsung ambil benderanya dan kabur.” Jelas Rita

Mereka semua berpandangan dan merasa lega.

“Alhamdulillah sudah terkumpul semua bendera, yok kita kembali ke kemah!” ajak Erik.

Pagi itu hanya kelompok Rita yang dijamu dengan sarapan kumplit, nasi uduk dengan lauk tempe, telor dan daging ayam, karena berhasil mengumpulkan bendera dengan cepat. Sedangkan kelompok lain serta para senior hanya mendapatkan sarapan mie rebus.

Di tempat lain, senior Arya dan Dendi duduk sambil mengusap kepalanya yang benjol tanpa ingat apapun. Mereka tersadar di perkemahan senior, setelah dipindahkan oleh para peserta laki-laki dari rumah tua tersebut.

Kehebohan di perkemahan PMR pada saat jurit malam dan cerita dari rumah tua menjadi pengalaman menegangkan bagi beberapa peserta dan senior.

Mereka berkumpul mengelilingi api unggun, para yunior mengucapkan terimakasih kepada senior atas bimbingan dan pelatihannya.

Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore, acara perkemahan ditutup. Para peserta menaiki truk tentara yang besar untuk kembali ke sekolah, satu jam kemudian rombongan PMR sampai kembali di sekolah, seluruh peserta dan senior kembali ke rumah masing-masing.

Bersambung...

chapter 2 : Mama Ratna

Siang itu, Soegiarto, ayah Rita menerima tamu di rumahnya. Tamunya bernama Ratna, mantan istri sekaligus ibunya Rita yang datang untuk menjenguk Rita.

“To, aku datang untuk menjemput Rita, sudah 8 tahun aku berpisah dengannya, aku ingin mengasuhnya.” Ucap Ratna tanpa basa-basi setelah dipersilakan duduk.

“Ratna, kita sudah bersepakat, kau mengasuh Andi, aku Rita, bukankah itu putusan yang adil?”

“Andi dan Rita adalah anak kita, Andi telah ku sekolahkan ke Australia, Aku ingin dekat dengan anak perempuanku, apa itu salah? Rita sudah 16 tahun,aku ingin dekat dengan anak remaja ku.”

“Lagi pula jika dengan ku kebutuhannya akan lebih terjamin, dibandingkan di sini, di kampung kecil ini. Kamu bertugas 5 tahun di sini, alangkah baikknya Rita aku asuh saja supaya tidak menjadi beban bagimu,” tambah Ratna lagi.

“ Andi adalah anakmu dari Eka, sedangkan Rita itu anakku, dia bukan beban tetapi kewajiban ku, sudah sepantasnya dia hidup bersama Aku, ayahnya!” ucap Soegiarto dengan nada meninggi.

“Untuk itulah To, kamu telah mendapatkan 8 tahun mengasuhnya, beri aku kesempatan untuk mengenal anak perempuanku, ku mohon,” mohon Ratna dengan mata berkaca-kaca

Soegiarto terdiam, ia memandang wajah mantan istrinya dengan iba. Pikirannya berkelana mengingat masa-masa mereka bersama.

“To! Kenapa bengong? Apa yang kamu pikirkan? tanya Ratna

“ Ratna,..Rita itu..Rita itu..”, kata Soegiarto tergagap.

“Aduh To,..Kamu belum berubah, masih saja gagap kalau ngomong, ga pernah selesai. Bingung  aku kalau ngomong sama Kamu,  seperti ikutan kuis..nebak-nebak, ni orang mau ngomong apa,” ucap Ratna kesal

“Bukan begitu Ratna,..Rita..bagaimana ya menjelaskannya?” ucap Soegiarto

“Ada apa dengan Ritaku? tanya Ratna penasaran

“Ketika kita berpisah, Aku memisahkannya dari Kamu, sepertinya ia sangat sedih dan terluka. Dia menjadi pendiam. Tapi ketika ia merasa terusik, sifat agresifnya muncul, jelas Soegiarto

“Sifat agresif bagaimana maksud mu? Menggigit? Memukul diri sendiri? tanya Ratna

“Hmm...mungkin seperti itu. Aku pernah memaksanya untuk makan sepulangnya dari rumah mu. Tiba-tiba dia menjadi gusar, aku wajahku dipukulnya berkali-kali, tanganku digigit”, ujar Soegiarto sambil menunjukkan bekas lukanya.

“Itu akal-akalan mu saja, supaya aku tidak membawa Rita. Bagaimana Rita bisa seperti itu sedangkan kita berpisah secara baik-baik.”ucap Ratna

“Kamu ga tahu Ratna, pengawal papamu memukuli aku di depan Rita, supaya aku berpisah dengan kamu, sepertinya kejadian itu yang memicu sifat agresifnya.”ungkap Soegiarto

“Hah!!, Kamu keterlaluan, Kamu yang mengaku punya perempuan lain, dan memilih dia dari pada aku, malah kamu menyalahkan papaku!”Ujar Ratna marah

“Atas perintah Ayahmu, pengawal ayahmu memukuliku dan mengancam akan menghabisi semua keluargaku kalau aku tidak melepaskanmu. Sepertinya Rita melihat kejadian tersebut.Ia menjadi merasa bersalah karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongku. Aku sudah membawanya ke psikiater, dokternya bilang, sifat agresifnya akan muncul bila ia merasa dirinya tertekan dan dalam bahaya.” jelas Soegiarto

“Mungkin saat itu dia sangat bersedih dan tidak berdaya, sehingga dia marah kepada dirinya sendiri. Kamu jangan berkata seolah-olah Rita orang aneh”. Ucap Ratna

“Ketika ia duduk di kelas 2 SMP, ada seorang anak lelaki yang memalaknya. Entah apa yang dilakukan Rita, anak tersebut dipukuli hingga tangannya patah. Aku harus berdamai dengan orang tua anak tersebut dengan membiayai pengobatannya, jelas Soegiarto.

“Apa kau mengajarkannya bela diri?” tanya Ratna

“Ayahmu yang mengikutkannya di perkumpulan taekwondo, karena saat itu ayahmu takut Rita diculik oleh musuh ayahmu.”

“Tapi pada saat itu, Rita masih 5 tahun, masih ban kuning. Setelah dia bersamamu, apakah ia melanjutkan taekwondonya? Tanya Ratna

“Iya, sekarang ia sudah sabuk hitam,  ia menjadi asisten pelatih di sekolahnya.” Jelas Soegiarto

“Lalu apa yang kamu lakukan untuk mengendalikan sifat agresifnya? Tanya Ratna

“Aku tidak berani memaksanya, atau mengusiknya.Jika harus melarangpun aku lakukan dengan suara lembut, aku takut jika ia merasa terusik sifat merusaknya muncul”.

“Aku akan merawatnya, akan ku ajak berwisata ke luar negeri ke tempat-tempat yang menyenangkan agat ia melupakan kejadian buruk antara kau dan aku!” ucap Ratna

 “Begini saja Ratna, Aku tidak akan menghalangimu mendekati Rita, tapi kami baru 1 bulan di sini, Rita juga baru menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolahnya. Aku akan mengirim Rita mengunjungimu saat libur sekolahnya. Rita bisa tinggal dengan mu selama 2 minggu,”

“Baiklah, aku akan bersabar menunggunya 5 bulan lagi, tapi Kamu harus menepati janjimu untuk tinggal denganku selama liburan sekolah nanti!”

“Aku berjanji!, oiya Aku harus ke RSUD  sekarang, Kamu mau menunggu Rita pulang? Dia sedang  ikut kegiatan PMR selama 2 hari, hari ini seharusnya dia sudah pulang”

“Aku tidak bisa terlalu lama di sini, kebetulan aku ada janji dengan client besok, aku takut kemalaman sampai Jakarta”.

Ratna berjalan keluar dari rumah menuju mobilnya, diikuti oleh Soegiarto di belakangnya.

Sambil berpamitan ia menyerahkan sebuah kotak cukup besar kepada Soegiarto.

 “Ini hadiahku untuk Rita, sampaikan padanya aku sudah berkunjung ke sini”

“Terimakasih hadiahnya, akan aku sampaikan, hati-hati di jalan”, ucap Soegiarto sambil memandang mobil Audi merah yang berjalan menjauhinya, lalu ia berjalan kembali masuk ke rumahnya.

Tak lama berselang setelah itu Rita tiba di rumah, sebelumnya ia melihat mobil Audi berwwarna merah menjauhi rumahnya, sambil memasuki halaman rumah dia berpapasan dengan ayahnya.

“Eh,Ayah, sudah mau pergi?” tanya Rita

“Eh Rita, sudah datang?, Ayah terburu-buru mau ke RSUD, ada rapat penting sore ini, mungkin akan sampai malam, kamu berani kan ditinggal sendirian? Ayah sudah memasak sop dan perkedel kesukaanmu. Oh iya ada bingkisan dari mamamu, tadi dia datang,ucap Soegiarto sambil berlalu.

 “Hati-hati ya Ayah” ucap Rita, hatinya begitu senang mendapat hadiah tetapi juga bersedih karena tidak sempat bertemu dengan mamanya yang telah lama berpisah.

Perlahan dibukanya bingkisan yang berupa kotak besar berpita merah, di dalamnya terdapat gaun pink ukuran M, yang sederhana tapi elegan, lalu sebuah Ipod, Ipad dan I phone seri terbaru. Di dalam bingkisan tersebut terdapat secarik kertas dari Ratna, Rita membacanya, sambil tersenyum.

“Assalammu’alaikum Ritaku cantik, bingkisan ini mama beri untuk kamu sebagai hadiah ultah kamu yang selama 8 tahun kita tidak bertemu. Di Iphone ini ada nomer mama, kalau sudah terima, telepon mama ya sayang,..I love you so much and missed you,..call me A.S.A.P. Wassalammu’alaikum, Mama Ratna

“Alhamdulillaahhh...asyikk aku dapat I phone, Ipod, Ipad dan ga usah I paid,..hihiii...tawa Rita sambil loncat-loncat kegirangan .

Rita meletakan Iphonenya, lalu pergi mandi dan memasukkan baju kotor kedalam mesin cuci yang berlubang tengahnya. Untuk menyalakan mesin cuci, Rita harus mematikan semua alat elektronik karena jumlah watt untuk mesin cucinya cukup besar. Sambil menunggu bajunya dicuci, Rita membuka Ipad dan menyettingnya. Satu jam berlalu Rita yang tertidur, terjaga dengan suara alarm mesin cucinya, Ia bergegas menuju mesin cuci dan mengangkat semua pakaian lalu menjemurnya.

Rumah dinas ayah Rita cukup besar. Terdapat 2 kamar besar, ruang tamu, dapur dan bagian belakang rumah, untuk ruang laundry. Sejak dulu Rita dan ayahnya tidak memiliki asisten rumah tangga. Semua kerjaan rumah tangga mereka kerjakan sendiri, namun dibantu dengan alat-alat elektronik yang cukup canggih. Rita meminta Ayahnya ikut membawa semua peralatan ke rumah dinasnya. Hobi Rita mencuci dan membersihkan rumah. Sambil mengenakan lagu di ipod miliknya, Rita menyetrika pakaian papanya, setrikanya setrika uap, sehingga ia tidak perlu repot untuk melipatnya. Sedangkan pakaian rumah cukup dilipat. Karena mesin cuci yang dimilikinya canggih membuat baju yang dicucinya tidak lecek. Setelah itu ia mengambil vacuum cleaner dan membersihkan seluruh ruangan di rumahnya. Tubuhnya lelah karena baru saja pulang dari perkemahan, tapi dia juga tidak bisa tidur karena terlalu senang menerima kado dari mamanya.

Waktu menunjukkan pukul 8 malam,Rita melakukan Vcall dengan mamanya.

“Assalammu’alaikum,..sapa Rita ditelepon

“Wa’alaikummussalam,..Rita?? Apa kabar Sayang??” tanya Ratna

“Mama?..Rita kangennn,.. kog mama ga nungguin Rita?? Rita datang pas mobil mama pergi”ucap Rita sambil sedikit terisak, rasa rindunya terhadap mamanya selama ini seperti tertumpah.

“Maaf ya sayang, Ayahmu bilang Kamu pulang malam, mama ga bisa lama menunggumu, oiya Ayah sudah cerita ?” tanya Ratna

“ Cerita apa ma? Ayah belum pulang, mungkin 1 jam lagi tadi Ayah bilang ada urusan penting di RSUD jadi agak lama di sana,”

“begini Sayang,nanti pas liburan sekolah kamu nginep di rumah mama ya? Kan lumayan tuh 3 minggu, kita bisa shopping, ke salon bareng..gimana sayang?? tanya Ratna

“Betul ma?? Asyikkk...by the way rumah mama yang ada kakek itu ya? tanya Rita

“Iya dong sayang,Kakekkan sudah tua, mama harus menemaninya, kamu masih maukan liburan di tempat mama?” tanya Ratna

“hmmm...mau siy ma, Rita malah senang, tapi Rita takut kakek marah,” Rita mengingat masa kecilnya, tidak sengaja pulpen yang dipegangnya patah menjadi 2

“Engga marah lah sayanggg,..kamu kan cucu perempuan satu-satunyaa..,kamu ga usah pikirin kakek kamu, pikirin mama saja..mama kangennnn anak cantik mama..cup..cup..ujar Ratna sambil mencium Hpnya

“Rita juga kangen mama, ucap Rita sambil menatap wajah mamanya di Iphone. Cukup lama mereka vcall bertukar cerita kegiatan mereka selama 8 tahun tidak bertemu.

“Sudah dulu ya ma, Rita ngantuk, boleh Rita vcall mama lagi?” tanya Rita memelas

“Boleh dong sayanggg,..kapan saja, tapi lebih baik jam segini supaya jaringannya bagus.” Ucap Ratna

“Baiklah ma, dadah,..Love you, wassalammu’alaikum,..”

‘wa’alaikummussalam,”..jawab Ratna sambil tersenyum

Rita membaringkan tubuhnya di kasur, akhirnya ia mengerti mengapa mamanya tidak menemuinya selama 8 tahun. Ternyata mamanya berjanji untuk menangani bisnis kakek dan menikah dengan laki-laki pilihan kakek agar Rita bisa tinggal dengan Ayahnya. Mamanya takut Kakeknya akan menyakiti Rita atau suami barunya menyakiti Rita.

Chapter 3 : Tuyul Mesum

Tiga bulan telah berlalu, Rita disibukkan dengan kegiatan sekolahnya. Suatu ketika sekolahnya dihebohkan dengan hantu tuyul.

“Bener Ki, orang-orang sudah pada ngeliat tu hantu tuyul, tapi aneh tu tuyul ga ngambil duit, tapi mesum,..ih serem gue,” ucap Kowi Jijik

“mesum maksud lo?? tanya Lisa

“Dia cuma muncul di depan cewek-cewek terus meraba-raba tubuh cewek,..jijik banget kan”

“Korbannya sudah berapa orang?,” tanya Kiki

“Tujuh orang, yang terakhir masih shock, itu si Andien teman sekelas kita, yang selalu ketat bajunya..sampai ga masuk sekolah seminggu, trauma,” ucap Kowi

“Kasihan ya, apa ga ada tindakan dari kepsek? Tanya Rita

“Kepsek juga bingung, kemarin sudah lapor ke polsek, ada 2 petugas polisi datang, ditunggu dan dipancing dengan polwan tu tuyul ga datang juga,berarti tu tuyul bukan hantu tapi orang,” tambah Endah

“oh lo tau juga ndah? Tanya Rita

“ya taulah, gue kan hampir jadi korban, syukurlah ada Kak Dewa, jadi kabur tu tuyul” kata Endah

“Ciyeee,...udah jadian nih sama Kak Dewa? “ tanya Kiki sambil senyum-senyum

“yeee...engga baru PDKT, kak Dewa mau ujian , dia takut konsentrasinya terganggu kalau kita pacaran, jadi temenan dulu aj,” ucap Endah malu-malu

“ Ah Kak Dewa, bilang aje lagi penjajagan di sana-sini , orangnya ramah banget sih jadi cewek suka salah paham sama kebaikan dia. Sudahlah ganteng, pinter, kaya lagi,..namanya saja Dewa,” ucap Lisa

“Tapi perlakuan kak Dewa beda lho sama gue, dia bantuin gue ngerjain soal matriks, gue kan ga ngerti eh diajarin sama dia,” jelas Endah

“Lo belajar bareng dia? Dimana? Tanya Lisa,Kiki dan Kowi bersamaan

“Gue datanglah ke rumahnya, ternyata nyokap gue dan nyokap Dewa dulu teman di SMA. Kata nyokap mamanya juga pinter, kan pernah mewakili Indonesia ke olimpiade Matematika di USA.”

“wuiidiihh asyik dong ada modus buat deketan, btw yang PDKT lo apa dia” tanya Kowi menyelidik

“ Ya, guelah,..abis Kak Dewa Cuma ngeliatin gue terus, kan gue jadi penasaran,” ucap Endah  senyum-senyum

“Dari tadi lo diem aja Rit, coment kek, apa kek, kakek kek,” ucap Lisa sambil memperhatikan Rita yang melamun.

“eh, btw Andiennya sudah masuk sekolah ? tanya Rita

“ Tadi gue lihat dia sama ortunya datang ke sekolah,seharusnya hari ini dia sudah masuk,” Kata Lisa

Triiiingggg..bell masuk sudah berbunyi, para siswa masuk ke kelas masing-masing

Rita duduk di bangkunya sambil menolah kiri dan kanan, dia mencari Andien. Diperhatikannya Andien dari kejauhan. Andien menundukan kepalanya, matanya terlihat sangat sedih. Kejadian peng-grayangan tubuhnya membuatnya trauma.Andien yang dulu ceria dan senang berpakaian ketat,kini menjadi Andien yang pemurung, dan memakai seragam sekolah yang longgar, sangat longgar malah.

Pak Joni guru matematika datang, semua siswa berdiri dan memberi salam. Setelah absen, Pak Joni mulai menuliskan materi pelajaran di papan tulis. Pembahasan matematika hari itu tentang matriks. Semua anak menyimak pelajaran hari itu.

“Siswa sekalian, bapak akan mengelompokkan kalian, 1 kelompok terdiri dari 5 orang, kalian yang bisa mengerjakan soal di papan tulis ini dan benar,akan menjadi ketua kelompok dan berhak memilih teman sekelompoknya.Bagi mereka yang dipilih, tidak diperbolehkan menolak. Ucap pak Joni.

Rita menunjuk tangannya dan maju ke depan papan tulis, dengan lancar ia menuliskan jawaban soal dari Pak Joni. Rita memang menyukai pelajaran matematika, menurutnya pelajaran tersebut menantang otaknya.

“Selesai Pak!” ucap Rita

Pak Joni memeriksa pekerjaannya saat itu juga.

“Bagus Rita, ini benar, kamu boleh memilih anggota kelompok!”  

“Terimakasih Pak, Saya memilih : Lisa, Kowi,Kiki dan..Andien.” ucap Rita

Lisa,Kowi dan Kiki tepuk tangan kecil, sejak perkemahan mereka menjadi dekat. Andien termenung bingung menatap Rita. Tidak menyangka namanya akan dipilih oleh Rita, mereka belum pernah bicara sebelumnya.

Setelah diperoleh beberapa kelompok, pak Joni memberikan tugas, yang hanya dikerjakan sepulang sekolah.

“Oke setelah pulang sekolah kita ngumpul di rumah gue ya, kalian belum pernahkan??” tanya Rita

“Siaappp boss!!” ucap teman-temannya serempak.

Sepulang sekolah

Jarak rumah Rita ke sekolah kira-kira 1 km, mereka berjalan beriringan,..hanya Andien yang berjalan pelan di belakang. Teman-temannya memperhatikannya.

“Andieennn...jangan lemot gitu deh..nanti kita nyampenya lama, ayo jalan lebih cepat!” ujar Kiki sambil menarik tangan Andien

“iya Ki, sabar kenapa?” ucap Andien malas, ga sengaja lengan baju andien tersingkap, terlihat bekas cakaran. Teman-temannya memperhatikan tangannya

“Kamu kenapa Dien? tanya Rita

“Siapa yang mencakar kamu? Kucing?” tanya Kiki

“Ga mungkin kucing, cakarannya di tangan Andien agak panjang dan dalam,” ucap Lisa sambil memperhatikan luka di tangan Andien.

“kog lo tahu Lis?” tanya Kowi

“Om gue ahli forensik, kalau ke rumah suka cerita macem-macem, salah satunya itu jenis-jenis cakaran”ucap Lisa

Andien menutup lengan bajunya lalu lari meninggalkan teman-temannya sambil menangis,teman-temannya berlari mengejarnya..

“Andieennnn...kamu kenapa??? “teriak mereka

“Andien..tugasnya dikumpulkan besok, hampir sore nihh” panggil Lisa

“Andien,..cerita deng sama kita”, ucap kiki

Mereka berpencar mencari Andien. Andien berlari menuju gang sempit dan berdiam di sana sambil menangis

Tak sengaja Kiki melihatnya dan memanggil teman-temannya

“Dien, kamu kenapa? Jangan nangis dien”, hibur Rita

“Iya Dien, kamu ga usah malu, kamu itu korban, yang malu itu harusnya si pelaku”, ucap Lisa

“Kalian ga ngerti, perasaan jijik masih teringat di kepala gue, setiap inget gue jadi jijik. Jijik sama diri gue sendiri. Gue mencakar sendiri tangan, paha ,kaki, supaya rasa jijik itu hilang, tapi tetap ga bisaaa...huhuhu..”tangis Andien.

“Sudah ya Dien, pulang ke rumah gue yuk, gue obatin luka lo”, ajak Rita

“Kyaaaa!!!!”...tiba-tiba terdengar suara teriakan Kowi tak jauh dari tempat Andien bersembunyi.

”sana lo, mahluk menjijikan!” usir kowi ketakutan pada orang kecil dihadapannya. Tingginya orang tersebut kira-kira 1 meter, hanya memakai cawat, kepalanya ditutupi topi hingga menutupi matanya, topinya dibolongi pada bagian mata.

Kowi berjalan mundur, tiba-tiba kakinya lemas, tubuhnya gemetar ketakutan, mahluk tersebut mulai mendekati Kowi yang jatuh ketakutan.

Rita dan teman-teman lari menuju teriakan Kowi, saat itu jalanan sepi hanya mereka berenam.

“ Jangan...jangan kesini,...tolong jangan..kata Kowi ,..tolongggg!!!!” teriak Kowi, ketika mahluk tersebut menyentuh kakinya.

Kowi berontak dan berusaha menendang mahluk tersebut. Semakin Kowi melawan, mahluk tersebut makin bernafsu, dan dengan kasar menarik tangan Kowi dan berusaha mencium kowi.

Kowi meronta dan mendorong mahluk tersebut dengan segenap tenaganya. Mahluk terdorong jauh dari Kowi, dan ia bangkit dan dengan cepat memegang kaki Kowi.

Rita yang melihat hal tersebut berlari mendekati Kowi. Ia takut pada hantu, jadi dengan berlari dan menutup matanya ia menarik tangan Kowi. Lalu berlari sekencang-kencangnya menjauhi tempat tersebut.

Teman-temannya yang telah tiba di tempat itu hanya terpaku melihat Rita menarik dan membawa pergi tuyul tersebut. Ternyata yang ditarik Rita bukan tangan Kowi tapi tangan si Tuyul.

Ketika berlari Rita merasa ada tangan yang menyentuh bokongnya, Akkhhhh, tuyul mesum,..Rita melepaskan pegangannya dan menendang tuyul tersebut dengan keras. Sang tuyul terhempas, dan menyerang Rita. Rita yang masih ketakutan, mulai muncul keberaniannya. Kesadarannya mulai pulih dari ketakutan. Mahluk ghoib tidak akan merasa kesakitan jika dipukul. Samar-samar ia mendengar Tuyul tersebut mengerang kesakitan, lalu ia bangkit dan menyerang Rita. Rita menangkisnya. Terjadilah perkelahian antara Rita dengan sang Tuyul. Beberapa saat kemudian si Tuyul yang kewalahan melawan Rita mulai mengeluarkan senjatanya, berupa botol semprot yang berisi cairan dari cawatnya dan menyemprotnya ke wajah Rita. Rita yang terkena semprotan tersebut mulai merasa pusing. Tapi kesadarannya masih ada, dia menangkis pukulan tuyul dan menarik tangannya lalu menendang ************ si Tuyul dengan keras.

“Duugg!!!”

 ”Wadawww!!”,Tuyul mengerang kesakitan lalu pingsan. Tak berapa lama Rita pun ikut  pingsan.

“Rita..Rita bangun,..” panggil Soegiarto sambil memegang pipi Rita.

“Hah? Ayah? Ini dimana?” tanya Rita yang tersadar dari pingsannya.

“Di rumah Sakit,  tadi ayah dihubungi kepolisian,katanya kamu berkelahi dengan Tuyul dan pingsan lalu Kamu di bawa ke RS ini”

“Teman-teman Rita mana Yah?” tanya Rita

“Tadi Mereka ikut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan sebagai saksi, si Tuyul sudah diamankan. Tadi dia sempat diobati di sini. Ampun dan kapok katanya sambil memegang selangkangannya”. Kamu ga apa-apa nak?” tanya Ayahnya.

“Ga papa Yah, cuma tadi Rita menghirup cairan  semprot  jadi Rita agak pusing “

 “Setelah diselidiki di laboratorium, cairan itu berisi chloroform, zat yang membuat orang hilang kesadaran. Ayah bersyukur kamu sempat melumpuhkannya, kalau tidak entah hal buruk apa yang terjadi,” ucap ayahnya lega.

“Iya Ayah, Alhamdulillah Rita juga sangat bersyukur sempat takut tadi, karena lawan Rita mahluk halus” ucap Rita dengan mata berkaca-kaca, dirinya masih shock

“Ternyata itu bukan tuyul, cuma orang kecil saja yang mesum.” hibur ayahnya

“Orang kecil? Tanya Rita bingung

“Kalau dari segi kedokteran orang itu mengalami Kretinisme, kelainan hormon pertumbuhan, biasanya menyerang bayi baru lahir. Ini menyebabkan gangguan fungsi neurologis, pertumbuhan terhambat, dan kelainan fisik. Mungkin karena terlahir di keluarga miskin, jadinya tidak bisa diberikan perawatan hormon pertumbuhan.”jelas Ayahnya

“Kasihan ya Yah, sudah menderita begitu eh sekarang harus mengalami seperti ini.” Ucap Rita

“Itu salahnya, karena dia sering nonton adult movie malah jadi cabul kayak begitu, usianya sudah 28 tahun”

“Kalau dia besar di keluarga miskin, dari mana ia mendapatkan cairan bius itu?

“Rupanya ia bekerja sebagai OB di sebuah rumah sakit swasta, dia mencuri cairan tersebut untuk membuat korbannya lemas. Ayo kita pulang, tugas Ayah di sini juga sudah selesai. Oh iya besok kamu ga usah masuk sekolah dulu, istirahatlah 1 hari, Ayah sudah minta ijin pada wali kelas mu” ucap ayahnya sambil memegangi Rita yang beranjak bangun dari tempat tidurnya.

Keesokkan harinya di sekolah

“Andien, boleh kita bicara berdua saja?” tanya Kowi, Andien mengangguk dan mengajak ke tempat yang sepi. Saat itu sudah masuk jam istirahat.

“Dien, gue minta maaf sama lo, selama ini gue menganggap lo berakting supaya dikasihani, setelah gue mengalaminya sendiri, gue ngerti perasaan lo, maafin gue ya. Ini pelembab kulit untuk tangan lo supaya halus lagi.” Ucap Kowi dengan nada menyesal

“Iya Kowi ga pa-pa, gue juga khawatir sama lo, lo ga apa-apa kan?” tanya Andien

“Sekarang sudah engga, jujur melihat tuyul itu pingsan, gue sempet tendang muka tuh Tuyul, jengkel gue. Lisa bilang itu salah satu terapi supaya perasaan bersalah gue pada diri sendiri bisa hilang.”

“Oh elo yang bikin tu Tuyul hidungnya berdarah ? gue kira gara-gara pukulan Rita”,

“Iya Rita, gue tambahin,mumpung dia ga sadar” ucap Kowi dengan nada dendam

“Gue juga sempet pukul tu Kaki si Tuyul pakai batu bata pas lo pada sibuk sama Rita, setidaknya dendam gue terbalaskan” ucap Andien mantap

“Ternyata kita sama ya...hehehe..” kata mereka bersamaan.

“By the way lo mau ikut kita ke rumah Rita? Tanya Kowi

“Kapan? “ tanya Andien

“Nanti sepulang sekolah, gue, Kiki dan Lisa mau ke sana, kemarin sempat minta alamatnya”.

“Boleh, ayolah”ucap Andien setuju

Sepulang sekolah Lisa,Kowi,Kiki dan Andien berjalan kaki datang ke  rumah Rita.

“Assalammu’alaikum....” sapa mereka bersamaan.

“Wa’alaikummussalam, jawab Rita dari jendela rumahnya yang dibiarkan terbuka

Kamar Rita terletak di depan dengan jendela menghadap ke jalan, sehingga dia bisa memperhatikan orang-orang yang datang ke rumahnya. Rita berlari membukakan pintu menyambut temannya.

“Silakan Masuk!” sambutnya sambil tersenyum.

Teman-temannya masuk ke dalam rumah.

 “Nih Rita kripik singkong sama kacang rebus,” ucap Kiki menyodorkan bungkusan ke Rita.

“Ah kenapa repot-repot?, makasih yaa?” ucap Rita

“maksud kita itu suguhan buat makan kita di sini, lo siapin minumannya aja ya!” ucap Lisa.

“Jiaaa...gue kira buat gue” ucap Rita kecewa.

“Supaya lo ga repot nyari suguhan buat tamu yang nengokin,..hehehe” tawa Kowi.

“Iya deh, lo pada mau minum apa? Teh? Kopi? Fanta? Sprite? Atau Bajigur? tanya Rita.

“ Bajigur???, gue fanta” ucap Kiki.

“Gue Sprite,” ucap Kowi.

“Gue Coca cola,” ucap Lisa.

“ Lo apa Dien? “ tanya Rita ke Andien.

“Ga usah repot Rit, air putih saja!” jawab Andien.

“Iya nih gue repot, ya udah air putih aja semuanya” ucap Rita nyengir.

“Daah??? Kenapa nawarin Teh, Kopi, Fanta, Sprite, Bajigur?” tanya Kiki.

“Kan gue nawarin doang, gue ga bilang ada ,..hehehe” ucap Rita membalas kejahilan teman-temannya.

“yeeee” temannya bersorak sambil tertawa. Ternyata Rita sudah pulih dari shocknya. Teman-temannya menatap Rita dengan penuh keingintahuan.

“Lo ga apa-apa kan Rita?” tanya Kowi membuka percakapan

“Engga siy, Alhamdulillah,..gue juga ga inget kejadian setelah gue berantem sama tuyul,” ucap Rita

“Hmm..sama sekali ga inget Rita? Kenapa lo pingsan? Terus pas kita samperin tu Tuyul sudah pingsan dengan muka bonyok?” ujar Kiki

“Sedikit sih, asli deh gue takut banget baru kali ini berantem sama demit. Pokoknya dia mukul gue  bales mukul, trus dia nyemprot gue pakai air semprotan, ga lama gue pingsan.Kata bokap gue cairan itu chlo..apa gitu”

“Choloroform”, sambung Lisa

“Apaan tu? Tanya temannya bersamaan

“Kloroform sebagai bahan pembius, akan tetapi penggunaanya sudah dilarang karena telah terbukti dapat merusak liver dan ginjal” ucap Lisa menjelaskan.

"Ginjal dan liver lo ga papa kan Rita? Tanya Kowi

“Engga apa-apa siy, kata bokap gue, mungkin karena gue sempat menepis cairannya jadi ga menghirup semuanya.Bokap gue sudah cek kondisi gue di lab, alhamdulillah semua masih sehat,” jelas Rita tersenyum.

“Oo cairan itu yang bikin gue lemes,” ucap Andien

“Iya gue juga, gue pikir gue lemes karena ketakutan, ternyata karena dia semprot pakai cairan itu.” ucap Kowi

“mungkin karena dia oplos pakai zat-zat tertentu, hingga cairannya Cuma buat melemaskan saja ga bikin pingsan.” Duga Kiki

“Gas yang ditimbulkan saja sudah bikin pingsan lho, dulu pernah ada OB yang ditemukan pingsan di lemari.ketika dimintai keterangan, ternyata tanpa sengaja dia menyenggol botol yang berisi cairan chloroform itu” jelas Lisa

“Gawat juga ya tuh tuyul, udah mesum eh bikin orang sakit liver lagi, bagus deh Rit lo sudah bikin dia semaput” ujar Kowi mantap

“Tapi kalau dipikir-pikir kejadiannya lucu juga ya, lo Rita, bukannya narik Kowi malah bawa lari tu Tuyul,..” ucap Kiki diiringi tawa semua temannya

“iyaa..gue sampai heran, kenapa si Rita??? Kog bawa lari tuyul? Ga berat Rit? Tanya Andien

“Hmm..asli deh gue kira itu tangan si Kowi, gue tarik aja lalu kabur, panik gue” ucap Rita

“Alhamdulillah ya, lo bisa selamat Rit, gue ngeri juga soalnya, waktu antara lo lari dan kita sampai di sana lumayan lama lho, bayangin aja kalau lo kalah dari tuyul, gawat tuh.”ucap Lisa

“iya, bokap gue juga bilang begitu. Gue beneran panik lho” ucap Rita lagi.

“Kita juga panik, melihat lo dan tuyul terkapar di jalan. Alhamdulillah, Kak Dewa lewat di situ. Terus dia yang minta tolong sama penduduk setempat. Orang-orang sekitar pada datang nolongin.”ucap Kiki

“Pak RT setempat dan Kak Dewa melapor ke Polsek, gak lama polisi datang” ucap Lisa

“Kak Dewa nyuruh gue, menghubungi walas kita Pak Adam, supaya pak Adam menghubungi bokap lo Rit.”sambung Kowi

“Gue disuruh meminjam minyak angin dari orang setempat, sampai ambulan dari RS datang.”ucap Kiki

“Gue minta tolong sama om gue di RSUD untuk ngirim ambulan ke TKP, soalnya polisi minta kita ikut mereka, tapi gue khawatir sama lo karena sudah di kasih minyak angin  tetap ga sadar” ucap Lisa

“Wah lo pada hebat ya kerja timnya?, ucap Rita sambil memandang Andien, seperti isyarat bertanya apa yang sudah Andien kerjakan di saat teman-temannya menghubungi  orang-orang.

“eehh,..hmm...gue pegangin tas lo Rit, takut ilang,” jawab Andien enteng sambil mengambil kripik di atas meja.

“Terimakasih ya gengs sudah mau repot nolongin gue, trus nengokin gue walaupun suguhannya buat lo-lo pade, terimakasih ya,” ucap Rita senyum

“Sama-sama, Rit...hahahaha!”jawab teman-temannya sambil tertawa

“Tadi di sekolah cukup heboh, cerita tentang tuyul bonyok, lo jadi pahlawan Rit. Kayaknya pas lo masuk sekolah bakal banyak fans deh” ucap Kiki

“Kog sekolah bisa tahu? Emang kepsek bikin pengumuman? “ tanya Rita

“Enggalah, yang pertama tahu, kita berlima, bokap lo, polisi, orang ambulan dan Kak Dewa” ucap Andien

“Bukannya lo yang nyebarin cerita itu Dien?” tanya Kiki

“Engga, emangnya gue ember, gue cerita sama si Endah, karena dia marah—marah sama gue ngeliat gue sama kak Dewa.” Ucap Andien

“Yahhh.. lo cerita sama ember bocor, ya udah misteri terungkap” ucap Lisa

“sebenernya ga sengaja gue cerita, jadi setelah kita dimintai keterangan di polisi, kak Dewa nganterin kita ke rumah masing-masing naik mobilnya. By the Way, kak Dewa bela-belain balik pulang untuk pulang lalu bawa mobil ke polsek. Karena dia juga jadi saksi.Pulangnya kita diantar sama dia. Nah gue yang terakhir dianter, kebetulan rumah gue dekat rumahnya si Endah. Dia cemburu lihat gue turun dari mobilnya Kak Dewa” jelas Andien

“Oooh..emang rumahnya si ember bocor dekat banget sama lo? tanya Kowi dengan nada kesal

“hmmm.. Endah itu masih sepupu gue, mamanya Ua gue alias kakaknya mama gue. Kenapa lo kesel banget sama dia?” tanya Andien

“Abis gue kesel banget, tu anak katanya naksir kak Dewa tapi manja-manjaan sama Fadil, empet banget gue ngeliatnya” ucap Kowi jengkel

“ eh Fadil Setiawan? Tanya Andien

“Iya dia, gue kan ngincer dia sudah lama, eh si ember sok dekat gitu sama Fadil” ucap Kowi

“Ciyeeee,...ledek teman-temannya

“waahhh,...mungkin itu juga ya lo juga kesel sama gue Wi karena gue juga deket sama Fadil” ucap Andien

“Mungkin juga, tapi gue udah ga kesel sama lo, ternyata lo orangnya asik juga” ucap Kowi

“Fadil juga sepupu gue, dia anak om gue, adik mama. Gue kan anak ketiga, sedangkan Fadil anak pertama dari om gue. Jadi kebetulan juga kita seumuran dannn...sekelas pula..yah begitulah di daerah ini dunia sempit” jelas Andien

“Emang rumah lo pada deketan ya? tanya Rita

“Kakek gue punya tanah luaaasss banget ada kali 10 hektar, 5 hektar untuk kebun, sisanya untuk rumah. Maklumlah orang dulu anaknya banyak. Anaknya kakek gue ada 7 orang, jadi masing-masing anaknya dibuatin rumah di tanah tersebut, beliau pengennya ngumpul, jadi deh kita tinggal satu komplek.” Jelas Andien

“Apa lo ga bosen ketemu dia-dia lagi?” tanya Kiki

“Yaa gitu deh, tapi kalau lebaran atau saudara yang kawinan jadi rame, malah asik. Kita-kita aja ngumpul sudah rame banget”cerita Andien

“Kalau Fadil rumahnya dekat juga sama lo? tanya Kowi penasaran

“Mungkin juga, tapi gue udah ga kesel sama lo, ternyata lo orangnya asik juga” ucap Kowi

“Fadil juga sepupu gue, dia anak om gue, adik mama. Gue kan anak ketiga, sedangkan Fadil anak pertama dari om gue. Jadi kebetulan juga kita seumuran dannn...sekelas pula..yah begitulah di daerah ini dunia sempit” jelas Andien

“Emang rumah lo pada deketan ya? tanya Rita

“Kakek gue punya tanah luaaasss banget ada kali 10 hektar, 5 hektar untuk kebun, sisanya untuk rumah. Maklumlah orang dulu anaknya banyak. Anaknya kakek gue ada 7 orang, jadi masing-masing anaknya dibuatin rumah di tanah tersebut, beliau pengennya ngumpul, jadi deh kita tinggal satu komplek.” Jelas Andien

“Apa lo ga bosen ketemu dia-dia lagi?” tanya Kiki

“Yaa gitu deh, tapi kalau lebaran atau saudara yang kawinan jadi rame, malah asik. Kita-kita aja ngumpul sudah rame banget”cerita Andien

“Kalau Fadil rumahnya dekat juga sama lo? tanya Kowi penasaran

“Nah rumah Fadil pas di depan rumah gue.Kalau Endah agak jauh” jawab Andien

“Boleh dong gue main ke rumah lo? tanya Kowi iseng

“Modus yeee...ya bolehh dongg...” jawab Andien sambil tertawa.

“Ngemeng-ngemeng Rit, lo sendirian di rumah? Bokap nyokap lo mana? “ tanya Lisa

“Bokap dan nyokap sudah bercerai waktu gue 8 tahun. Gue tinggal sama bokap, kakak gue sama nyokap.” Jelas Rita

“oo begitu, turut prihatin ya Rit”, ucap Kiki

“Ga apa-apa kog gue sudah biasa, seru kog tinggal sama bokap, apalagi bokap gue ga pelit, hehehe..tapi insya Allah liburan ini gue mau ke tempat nyokap.” Ucap Rita

“Oya? Lo masih berhubungan juga sama nyokap?” tanya Lisa

“Ya iyalah, bekas istri ada tapi ga ada bekas anak,” ucap Kowi

“Kita-kita boleh main ke rumah nyokap lo ga Rit? “ tanya Kiki

“Yaa, nantilah, karena ini pertemuan gue yang pertama setelah 8 tahun berpisah” ucap Rita

“oo begitu,lama juga ya, jadi selama ini nyokap lo ga menghubungi? Tanya Andien

“hmm..menurut cerita nyokap, itu karena bokap gue tinggalnya pindah-pindah sesuai kedinasan, gue selalu dibawa kemanapun bokap tugas, jadi nyokap gue selalu lost contact,”

“Tapi kenapa sekarang bisa ? tanya Lisa

“hmmmm... gue juga ga gitu paham ceritanya, apa bokap gue yang menghubungi nyokap atau nyokap yang nanya ke kakek gue. Yang penting nyokap gue masih peduli sama gue” ucap Rita

“Bokap lo ga married lagi Rit? Tanya Kowi

“entahlah, gue ga enak nanya-nanya urusan bokap, paling kalau bokap mau nikah lagi pasti bilang sama gue,” ucap Rita

“Menurut gue nih Rit, jangan-jangan bokap lo mo nikah lagi, jadi supaya dia ga merasa dihalangi sama lo, dia menghubungi nyokap lo supaya ngambil lo,” ucap Lisa

“Sok tau Lo!” ucap Kiki Sewot

“namanya juga menduga-duga boleh dong” ucap Lisa

“Kayaknya engga deh, soalnya menurut bokap, nyokap yang bersikeras mau bawa gue di hari dia datang. Tapi bokap menolak. Akhirnya mereka sepakat, gue datang pas liburan semester.” Ucap Rita

“Ini foto bokap lo Rit? Tanya Kowi sambil melihat-lihat foto yang tergantung di ruang tamu

“Iya, itu fotonya waktu masih muda” jawab Rita

“Memang sekarang usia bokap berapa? Tanya Kiki

“Kog, kayaknya gue pernah lihat deh, familiar banget wajahnya” ucap Lisa

“mungkin karena kemarin lo ketemu beliau” ucap Andien

“Usia bokap menginjak 45 tahun tahun ini” jawab Rita

“Lo 16 tahun jadi kira-kira beliau punya lo usia...”ucap kiki berpikir keras

“29 tahun, lo tinggal kurangin saja usia beliau sama usia gue” jawab Rita

“OO iya ya,..hehehe” tawa Kiki

“Kalau nyokap lo sudah nikah lagi?” tanya andien

“hmm...gue ga tahu, kan gue pisah dari beliau di usia 7 jalan 8 tahun, jadi gue ga tahu” jawab Rita

“by the way Rita, lo sering ikut kejuaraan bela diri ya?” tanya Lisa memperhatikan foto Rita mengenakan seragam karate memegang piala

“iya, dulu kakek memaksa gue untuk belajar taekwondo, setelah bo-nyok pisah gue lanjutin latihannya. Lumayan juga buat menyalurkan kemarahan” ucap Rita

“Hmm..taekwondo? tapi ini ada juga lomba Karate, judo,  pencak silat.. banyak amat, emang lo mau jadi tukang pukul? Tanya Lisa

“hahaha..bukan begitu, kan bokap gue pindah-pindah tugas, nah tiap- tiap sekolah yang gue ekskul bela dirinya beda-beda. Jadi semua udah gue cobain.”jawab Rita

“wah, bokap lo bener-bener mengarahkan lo ke bela diri ya, apa beliau ga takut anaknya jadi macho? Tanya Kowi

“hmm..sebenarnya bokap gue lebih suka gue ikut ekskul yang lebih feminin, tapi menurut psikolog, gue rada hiperaktif, jadi harus menyalurkan energi gue.” Jawab Rita

“Kasihan banget tu si Tuyul, ga tahu dia lawannya master bela diri” ucap Kiki

“master?? Engga juga siy, dari semua martial arts itu gue cocoknya dengan taekwondo dan karate. Di sekolah gue yang lama di karate gue sudah sabuk coklat.Rencana gue mau naikin ke hitam di sekolah ini. Makanya gue kecewa berat waktu ditolak klub di sekolah kita” ucap Rita

“kalau yang selain karate? “ tanya Andien

“Hmm.. taekwondo sabuk sudah sabuk hitam, karena gue dari kecil latihannya. Lalu Judo, itu gue paling rendah sabuk putih, males gue sama pertarungan jarak dekat, banting-bantingan. Lalu pencak silat gue cuma sampai sabuk hijau, lalu berhenti karena latihan di sekolah malam, bokap ga suka.”ucap Rita

“Jadi lo balik lagi ke karate ya?” tanya Kowi

“iya,..mau gue sih supaya setaraf gitu, taekwondo hitam, karate juga, hehehe” ucap Rita

“Aman deh kita kalau jalan sama Rita,” ucap Kowi tertawa diiringi dengan persetujuan teman-temannya.

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!