NovelToon NovelToon

ALEXA ● Blood Of Love

BOOK 1 Part 1. Tugas Putri Pertama.

Haii makasih sudah membaca Novel ke 2 aku maksih komen2 manis buat ALEXA ini full romance   ...bisa dibilang mungkin lebih sexy dari Arranged MARRIAGE. Sebagian komen-komen disini yg bisa jd referensi kamu .. Selamat membaca semoga suka , 😀🤗🤗🤗😘

Ini adalah Book 1 & 2 dari THE LIGHT PROTECTOR WITCH SERIES

BOOK 1. ALEXA ● Blood of Love  ( tamat)

BOOK 2. AURORA ● The Blood Moon ( tamat)

BOOK 3. SOFIA ● The Cursed Diamond ( publish 20 sept)

BOOK 4. APOCALYPSE ● The Faith of Love ( publish soon)

Jangan lupa follow ya, klik halaman depan

Klik di namaku di bagian depan untuk lihat full list novel nya

Suka Pure Romance coba ke ARRANGED MARRIAGE  sdh +970K view

ALEXA Full Romance kok walaupun Fantasy, gak nyesel pasti baca

Buat km yang udah baca Arranged Marriage, makasihhh yak cepet banget nembus hampir 650K

"Alexa, kakekmu memanggilmu ke ruang pertemuan." Seorang pelayan tua menghampiriku saat aku berjalan di selasar.

Kakekku adalah Theodore Aegis. Seorang Ketua Klan Penyihir Cahaya. Klan Penyihir yang terdiri dari 66 klan penyihir yang bertugas melindungi dunia dari kekuatan gelap.

Dan aku Alexa, 27 tahun, adalah cucu perempuan pertama Klan Aegis, Ayahku Rudolft Aegis dan Ibuku Catherine Aegis,  aku punya kakak laki-laki Daniel Aegis, dan dua orang adik laki-laki Stevan dan Evander Aegis.

Aku bergegas menuju ruang pertemuan di Mansion Aegis, London. Aku melihat Kakek, Ayah dan Ibu menungguku sambil berbicara berbisik. Perasaan tidak enak langsung menyerangku. Kenapa mereka semua berkumpul disini, apa yang sebenarnya mau mereka bicarakan?

"Alexa, dear duduklah bersama kami..." Ibuku mengeser kursi untukku, aku duduk didepan kakek, sementara Ibu duduk disampingku.

"Kenapa semuanya berkumpul disini, ada apa?"

"Alexa, ...Kami semua berkumpul disini untuk berbicara masa depan klan kita  dan juga masa depanmu." Ayahku memulai pembicaraan. Aku berdebar, ini pasti tidak baik! Kami dalam masa perang dengan kekuatan gelap yang bangkit dalam siklus Blood Moon.

Alexa cast Nina Dobrev

"Kau tau perkembangan pertempuran  kita melawan mahluk gelap belakangan ini. Kekuatan mereka berkembang diluar perkiraan kita, dan kami khawatir pertempuran didepan akan menjadi taruhan terbesar kehidupan klan kita...Para penasihat sudah berbicara dengan  kakekmu, dan kita semua setuju kita perlu mendapatkan bantuan tambahan dari mahluk tinggi lain. Para Vampire dan warewolf. Warewolf sudah menyetujui permintaan kita, namun vampire walaupun mereka bersedia membantu, mereka datang dengan suatu permintaan... ," Ayah berhenti.

"Permintaan... ada hubungannya denganku?" Sekarang aku benar-benar tidak suka pembicaraan ini.

Semuanya diam. Bahkan Ibuku meremas tanganku. Ayah terlihat cemas dan belum melanjutkan kalimatnya. Sementara kakek meluruskan duduknya. Dia menatapku

“Alexa, klan vampire memintamu untuk mengikat perkawinan dengan putra pertama mereka."

Diam. Apa!? Mengikat perkawinan? Aku membeku mencerna kata-kata itu dalam otakku. Maksudnya semacam tandatangan kontrak perjanjian.

"Apa maksudnya mengikat perkawinan? Semacam tanda tangan kontrak Kakek?"

"Maksudnya kau menjadi istri putra pertama mereka." Aku sontak terbelalak! Bagaimana bisa?! Aku makan makanan manusia mereka manusia biasa, aku mortal mereka abadi.

Ibu memegang tanganku. Tampaknya dia tahu bahwa aku binggung. Aku menatapnya.

"Apa maksudnya Mom,...  apa aku harus menjadi seperti mereka, aku harus jadi vampir?" Tidak! Aku tak mau! Shit, apa ini, sekarang aku panik dan suaraku bergetar.

"Tentu saja tidak sayang, kau bebas memilih apa yang menjadi keputusanmu nanti. Anggap saja ini perkenalan biasa, ayahmu sudah bertemu dengannya, dan dia pria yang sopan. Kami memintamu, kau tahu pertaruhan seluruh nasib klan kita dan dunia bergantung padamu." Remasan tangan Ibu terasa dingin di tanganku.

Enam puluh enam klan penyihir. Dua puluh lima ribu penyihir sedang berhadapan dengan ancaman terbesar dalam beberapa abad terakhir. Siklus Blood Moon, kekuatan energi Iblis mencapai puncaknya dalam 333 tahun.

Dan seorang manusia terkutuk bernama Ashlen telah mengikat perjanjian terkutuk dengan Iblis untuk menguasai manusia dan bumi.

Iblis selalu berusaha menguasai manusia dan kami 66 klan penyihir selama ribuan tahun diberi karunia malaikat untuk melenyapkan setiap ancaman gelap terhadap umat manusia.

Dan aku, putri pertama klan Aegis, pemimpin 66 Klan Penyihir Cahaya. Harus menerima tanggung jawabku.

"Ibu tahu ini mungkin tidak mudah, tapi Ibu berjanji mereka akan memperlakukanmu dengan baik. Nasib pertempuran didepan sangat bergantung pada ini, kita tidak tahu seberapa besar kekuatan yang kita hadapi."

Serangan terakhir Ashleen menyasar Pusat Operasi Legiun di pusat Kota London dan Zaraqoza, Spanyol. Fasilitas kami rusak dan puluhan orang tewas di Spanyol, belum termasuk ratusan korban manusia yang telah jatuh dalam pertempuran diseluruh dunia.

“Kau tau perkembangan pertempuran  kita melawan mahluk gelap belakangan ini. Kekuatan mereka berkembang diluar perkiraan kita, dan kami khawatir pertempuran didepan akan menjadi taruhan terbesar kehidupan klan kita … Para penasihat sudah berbicara dengan  kakekmu, dan kita semua setuju kita perlu mendapatkan bantuan tambahan dari mahluk tinggi lain. Para Vampire dan warewolf. Warewolf sudah menyetujui permintaan kita, namun vampire walaupun mereka bersedia membantu, mereka datang dengan permintaan ini."  Ayah duduk disampingku bersama Ibu. Dia tahu aku sudah terguncang dengan permintaan ini.

Semuanya diam. Bahkan Ibuku meremas tanganku. Ayah terlihat cemas dan belum melanjutkan kalimatnya. Sementara kakek meluruskan duduknya. Dia menatapku.

“Kakek tau permintaan ini sangat berat bagimu, kakek harus memintamu  demi keselamatan klan  kita. Mungkin ini tak terlalu buruk, kakek telah bertemu calon suamimu. Ia kelihatannya pria yang sopan dan terhormat. Kau bisa bertemu dan berkenalan dulu dengannya. “

Aku menghela napas panjang. Tak ada jalan mundur bagiku. Sebuah posisi datang dengan keuntungan dan juga tanggung jawab besar mengikutinya. Aku telah banyak menerima keuntungan dari posisiku sebagai putri Ketua Klan, kehormatan, faselitas, bahkan tak ada yang berani macam-macam denganku sejak aku kecil. Dan sekarang tanggung jawab ini harus kupikul, jika tidak aku akan bertanggung jawab atas kejatuhan Klan Aegis karena dianggap tidak bisa menerima masalah, atau lebih besar lagi kejatuhan seluruh Klan Penyihir Cahaya dan kejatuhan dunia!.

“Aku menerimanya Kakek,… “ aku menjawab singkat. Kakek terlihat menghela napas lega, sementara Ibu  dan Ayah memandangku dengan tatapan melindungi.

“Terimakasih Alexa, besok Alexander akan datang kemari. Bergabung dengan Legiun operasi utama di London. Kau bisa berkenalan, kakek tak akan mengenalkanmu dulu. Jika kau siap dikenalkan secara resmi. Kami  akan membuka indentitasmu secara resmi.” Pusat 66 Klan penyihir adalah London. Kami telah memegang pimpinan klan selama lima generasi

“Iya, baiklah.” Aku menjawab setegar yang aku bisa. Tanganku sudah dingin, dan lututku lemas. Ibu memelukku, dia tahu aku terkejut dengan permintaan ini. Entah apa yang akan kuhadapi didepan. Hidupku tak akan sama lagi mulai hari ini.

BOOK 1 Part 2. Pertemuan Pertama

Dimana aku... ?

Hawa dingin aneh melingkupiku,  sekeliling ku gelap temaram, cuma tampak cahaya bulan samar-samar di sela sela dahan pepohonan ?

Aku berjalan perlahan di jalan setapak yang tertutup banyak daun daun kering. Suara gemerisik daun terdengar disekitarku. Ada seseorang mengawasiku? Ketakutanku memaksaku mempercepat langkah ke depan. Jalan gelap samar-samar  didepanku kelihatan tak berujung. Sementara suara langkah gemerisik terus mengikutiku.

Ada pondok dengan cahaya lampu temaram di depan. Aku segera mengetuk pintunya. Aku melihat ke sekelilingku, hanya kegelapan yang bisa terlihat. Ketakutan menyergapku, dengan gemetar aku mengetuk pintu lebih keras.

Syukurlah, aku mendengar  seseorang melangkah membuka pintu.Rasanya perlu waktu sangat lama menunggunya membuka pintu. Aku terus melihat ke sekelilingku.

"Siapa kau?" Aku menoleh ke arah suara itu.

Seorang pria pucat berambut hitam panjang berwajah dingin menyeringai kepadaku sambil memamerkan gigi taringnya yang meneteskan darah.

Aku berteriak. Dan bangun dengan napas tersengal dan berkeringat.

Ini mimpi, cuma mimpi. Untunglah...

Ini baru malam pertama aku menjalani hidup sebagai calon istri vampire. Aku baru bisa tertidur jam dua pagi. Dan sekarang bermimpi buruk. Berapa lama aku bisa bertahan dengan perasaan ketakutan seperti ini .

Kulihat jam  di meja, jam tujuh pagi, aku perlu segelas besar kafein untuk bertahan hari ini. Moodku sudah jatuh ke dasar, itu sudah pasti. Dan kabar buruk lainnya, calon suamiku juga akan datang hari ini. Aku merasa seperti menyonsong saat-saat terakhirku didunia ini. Kupaksakan diriku bangun dan bersiap untuk bekerja.

Aku bergerak ke ruang komando utama di Mansion Aegis. Kesibukan luar biasa terjadi disini dalam beberapa bulan belakangan. Di mansion besar klasik seluas 8 acre di Grove Park London ini terdapat 66 gerbang sihir solid yang menghubungkan ke masing-masing markas 66 pemimpin klan di seluruh dunia.

"Aku ingin melihat foto pergerakan pagi ini di Austria. Evan sudah memberikan padamu Jonathan?" Aku memaksa otak dan mataku untuk meneliti beberapa foto pengintaian yang dikirimkan oleh mata-mata legiun.

Kami terlibat perang dengan kekuatan Iblis. Manusia yang bernama Ashleen membangun kekuatan besar diseluruh dunia untuk melawan kami. Dan ini memaksa seluruh 66 klan legiun penyihir cahaya diseluruh dunia bekerja keras.

Selama berbulan-bulan kami menyisir setiap kota didunia untuk mencari dan memusnahkan kekuatan mereka. Mencoba memperkecil kekuatan mereka hingga puncak Blood Moon berlalu.

Dan terakhir kami berhasil menangkap istri Ashleen dan beberapa komandan Ashleen di Stonehedge. Ourinko penyihir jiwa kami berhasil masuk ke pikirannya dan menarik sejumlah besar informasi berharga mengenai markas mereka seminggu yang lalu. Dan disinilah aku memimpin legiun mata-mata untuk mencari posisi markas mereka.

Sialnya, empat hari lalu empat orang mata-mata kami tertangkap di Austria. Sejak itu aku memerintahkan pengintaian "find and go"  dengan vortex, GPS dan drone.

"find and go" : temukan tempatnya tinggalkan GPS transmitter dan pergi. Pengintaian akan menggunakan drone.

"Belum , kami baru menerima foto lima tempat  lain yang sudah ditemukan." seorang laki-laki anggota team infiltrasi menunjukkan foto-foto udara lokasi di layar besar.

Butuh konsentrasi penuh sementara kepalaku tidak bisa diajak kompromi untuk memperhatikan foto-foto dilayar monitor besar itu dengan seksama.

"Evan berkata mereka akan memulai mengatur rencana penyerangan, dia minta kita bergabung di ruangan utama segera." Jonathan memeriksa pesan di ponselnya.

Sebuah pesan masuk ke ponselku, dari Ayah.

*Alexander  Ostrander sudah disini, dia bergabung dengan Evan di ruang kontrol operasi utama *

Jadi sekarang saatnya aku melihat calon suamiku itu. Aku menghela napas panjang, aku perlu menenangkan diri untuk menghadapi ini. Jonathan melihatku dengan heran.

"Alexa, kau baik-baik saja? Jonathan memperhatikanku menghela napas panjang sekali lagi.

"Aku baik, ... berikan aku waktu sebentar." Aku duduk menenangkan diri. Aku akan baik baik saja. Kataku berulang ulang didalam pikiranku berusaha mensugesti diriku sendiri.

"Oke ayo kita ke ruang kontrol utama."

Sepanjang jalan aku berdoa. Semoga rambutnya tidak hitam panjang seperti mimpiku. Jika iya, itu sama saja hidup dalam mimpi burukku sendiri.

Masuk ke ruangan operasi. Seseorang sedang berbicara dengan Evan Pollux dari klan Pollux Rusia, pria jenius muda yang hanya berbeda tiga tahun dariku dari Klan Pollux Rusia pemimpin divisi penyerangan.

Pria itu berpakaian hitam, jaket ala tentara dan syal. Aku melihatnya dari belakang, itukah Alexander? Syukurlah rambutnya cepak kepirangan. Posturnya cukup tinggi dan kokoh dari belakang. Jantungku sekarang berdebar-debar. Itukah calon suamiku?

Kudengar ia berbicara dengan Evan.

"Kami bisa membantu menangani distraction di depan, kecepatan dan kekuatan legiun kami tidak usah diragukan lagi,"  sambil menunjuk area yang ia maksud di meja layar operasi.

"Aku yakin mereka mempunyai persenjataan berat, kau yakin bisa menanganinya, mereka sudah pasti bersiap karena kami sudah mengetahui tempat mereka, dengan medan ini persenjataan yang kita bisa bawa paling berat adalah peluncur roket?"  Evan melanjutkan penjelasannya.

"Tentu saja, dengan  kecepatan kami , kami bisa menghindari serangan mereka. Bahkan jika mereka punya senapan mesin sekalipun. Beberapa dari kami bisa menghindarinya." Apa dia membual? Dia yakin bisa menghindari serangan senapan mesin? Sehebat itukah kecepatan legiun vampire.

"Mampu menghindari senapan mesin , kalian memang benar-benar legiun super." Aku ingin mengetes bagaimana calon suamiku ini menghadapi sarkasmeku.

"Alexander, kenalkan ini Alexa, dia pimpinan regu tim pengintai. Kami sedang berusaha mencari 40 lokasi markas mereka yang kami dapatkan dari interogasi , dalam 7 hari ini baru 5 yang sudah kami pastikan lokasinya , dan ada satu tim pertama yang ditangkap." Evan memperkenalkan kami.

Jadi benar dia adalah Alexander. Wajahnya tampan sepertinya dia berumur 30an tahun, kau tak bisa percaya wajahnya tentu saja, ia bisa jadi sudah berumur lebih dari seratus tahun dan posturnya mengisyaratkan dia orang yang terlatih.

Wajahnya  tidak terlihat kaku, walaupun mungkin ia terlihat angkuh, tapi jika kau adalah makluk yg hampir bisa dibilang abadi dengan kekuatan begitu besar, keangkuhan itu mungkin bisa dimaklumi.

"Nona Alexa, saya Alexander Ostrander jangan terlalu memuji, tidak semua nona , ada beberapa dari kami yang mempunyai kelebihan dalam hal kecepatan, lainnya mempunyai kelebihan di kekuatan, para penyihir lebih mengagumkan , beberapa dari kalian bahkan mempunyai kekuatan mengendalikan alam." Alexander sedikit membungkuk sambil menyalamiku.

Aku menerima uluran tangannya.Jantungku memompa darah lebih kencang saat tangan dingin Alexander menyentuh kulitku. Sesaat kami bertatapan. Mata abu-abu angkuhnya menyihir pandanganku.

"Senang bertemu denganmu Alexander," aku menjawap formal. Syukurlah aku masih bisa mengendalikan diriku untuk bersikap normal.

"Kalau begitu kita punya kesempatan menyerang dari utara Evan, kita bisa masuk dari udara lalu mencoba infiltrasi ke dalam, legiun kita juga bisa melindungi Ourinko dan Ourora disini. "

"Kau benar Alexa, aku juga memikirkan hal yang sama." Evan menyetujuiku.

"Aku menduga mereka sudah mempersiapkan banyak perangkap didepan barisan pepohonan dan sepanjang garis pertahanan mereka, benteng ini mempunyai keuntungan , jalan masuknya terpusat di satu area, daerah sebelah kanan dan kiri terlalu curam untuk kita masuki . Sejujurnya aku takut perangkap bom tekanan atau jebakan khusus militer " Evan menunjukkan poin resiko rencana penyerangan kami.

"Pasukan khusus klan kami bisa menghadapi jebakan seperti itu, mereka akan membuka jalan yang aman untuk dilalui." Alexander meyakinkan Evan.

"Manusia-manusia yang terkena pengaruh gelap itu, apakah kami diminta mencederai nya?" Alexander bertanya ke Evan.

"Kalian boleh membuatnya tidak sadar, tapi jangan sampai membunuhnya, kami akan melepas mantranya, mereka masih  bisa diselamatkan."

"Kita harus melakukan ini secepatnyanya Evan, sudah 4 hari dari kejadian penyanderaan, Aurora sudah pulih, dia sudah bisa membantu kita." Aku mendesaknya, jika penyerangan ini segera dilakukan, mungkin aku kasih bisa menyelamatkan anggota timku.

"Aku akan menyiapkan laporan rencana operasi ke Ketua Aegis, Alexander bisakah kau menyiapkan tim untuk membantu besok malam, kita akan mulai operasi jam 11 malam besok, kita akan membicarakan rencana ini lebih detail jika kau siap, pemantauan kami,  kami memperkirakan ada sekitar 300-400 orang yang ada didalam bangunan ini."

"Tentu saja, aku akan menarik 100 orang  legiun besok untuk membantu kalian , mereka akan tiba di London hari ini." Alexander dengan cepat menyetujui.

"Baik, aku akan segera melaporkan ini dan mengatur siapa komandan legiun penyerangan." Evan melihat peta-peta udara itu sekali lagi.

"Ohh...Alexa aku bisa minta tolong kau mencarikan kamar untuk Alexander di Mansion?" Mata Evan masih dilayar. Aku terkejut mendengar permintaannya. Dia akan tinggal dimansion Aegis? Kenapa harus begitu. Aku akan setiap hari bertemu dengannya! Ini terlalu intens!

"Alexaa .... ?" Evan yang tidak tau apa yang berkeliaran dalam pikiranku, mengulangi pertanyaannya.

"Hahhh ... oke oke, aku akan menanganinya." Aku menghela napas, baiklah aku akan bertemu dengan pria ini tiap hari. Kenapa aku merasa seperti tercekik sekarang.

"Alexa... kau baik baik saja?" Mata abu-abu itu memandangku menyelidik, helaan napasku rupanya menarik perhatiannya.

"Iya ... aku tidak apa apa." Aku terperanjat sebentar karena suara Alexander. Bodoh! Aku mengutuk diriku yang terlalu reaktif sekarang. Ini pasti gara-gara segelas besar cafein itu. Lain kali aku akan mengantinya dengan teh.

"Apa aku terlihat menakutkan bagimu?" Alexander memandangku ramah sambil tersenyum.

"Aku tidak berbahaya bagi teman-temanku. Aku hanya berbahaya bagi musuh , dan.... aku jinak...tidak mengigit sembarangan." tiba tiba pria itu menambahkan dengan senyum lebar  diwajahnya. Aku melihat gigi taringnya tersembul diantara senyum lebar itu. Kenapa leherku terasa gatal sekarang.

"Hahaha ...  baiklah, aku percaya padamu."  Syukurlah dia masih bisa menertawakan dirinya sendiri. Setidaknya dia masih mengenal humor setelah hidup ratusan tahun?! Aku hanya berharap perjodohan ini tidak membunuhku. Cinta? Entahlah, jika aku beruntung mungkin? Aku harus katakan hidupku menyedihkan sekarang!

BOOK 1 Part 3. Dua Kutup Utama.

Aku baru  beberapa selesai meninggalkan  Alexander dikamar tamu mansion utara ketika seseorang anggota legiun memanggilku.

"Alexa, Ketua Rudolft  memanggilmu, di ruang pertemuan pribadi Ketua Aegis, dia juga menitipkan pesan untuk membawa seseorang yang bernama Alexander."

"Baik, terima kasih..." Aku terpaksa berbalik arah ke kamar Alexander lagi yang baru beberapa saat kutinggalkan.

Aku membuka pintu tanpa mengetuk.

"Alexander! kita dipanggil ke ....." kata-kataku terhenti, dan tebak apa yang kulihat. Sebentuk otot-otot kokoh punggung Alexander topless karena dia sedang berganti pakaian.

Aku tak akan berbohong padamu, aku mengagumi apa yang aku lihat, dan membayangkan bagaimana jika aku menyentuhnya. Walaupun itu cuma bagian belakangnya khayalanku langsung menjadi liar.  Ia berbalik kepadaku, aku tertegun melihat semua bayangan tubuhnya didepanku,  ia melihatku yang tertegun memandang tubuhnya. Sebuah seringai kecil di bibirnya terbentuk.

"Alexa, ada apa ?" Alexander menyadarkanku yang masih fokus pada pemandangan otot liat berlekuk dan tersesat di imajinasiku sendiri.

"Gosh,.... maafkan aku, kita dipanggil diruang konferensi... aku menunggumu diluar... " Aku harus mengutuk diriku sendiri yang tidak beradap sekarang. Wajahku panas menyadari Alexander mendapati aku memandangi tubuhnya seperti wanita ****** saat pertemuan pertama kami. Dengan cepat aku keluar dari kamarnya untuk menyelamatkan diriku sendiri dari adegan memalukan ini.

Aku menyender di dinding samping  kamarnya. Menaruh tanganku dimukaku. Menepuk-nepuk wajahku yang terasa panas.

Apa yang aku lakukan. Alexa kau benar-benar harus mengontrol pandangan matamu. Jantungku berdetak kencang. Dia punya lekukan panas yang membuat andrenalin dan edorphin beredar dengan cepat! Kurasa jika lama-lama dekat dengannya aku akan memerlukan jantung baru. Dia calon suamiku! Shit kau seperti wanita ****** Alexa!

Ia keluar tak lama kemudian. Ia berganti ke sweater wol panjang berleher tinggi berwarna gelap yang tampaknya nyaman baginya. Dan tentu saja sweater seperti itu memperlihatkan bentuk tubuh pemakainya. Jika dia tadi membuka celananya juga..... Ya Tuhan, aku benar-benar wanita mesum!

"Ke mana?" ia memutus lamunanku.

"Ikuti aku." Kami tidak berbicara apapun sepanjang perjalanan keruang pertemuan. Tampaknya ia cukup sopan untuk mengacuhkan insiden barusan. Tapi disisi lain tanggapannya yang dingin juga membuat aku merasa kurang nyaman.

Memasuki ruang konferensi. Aku melihat ayah dan kakek bersama seorang pria tua berwajah ramah dan beberapa orang yang tidak kukenal di ruang pertemuan.

"Kakek...kau memanggil kami?" Dengan ekor mataku, aku tahu Alexander melihatku dengan pandangan menyelidik. Aku menanggil Ketua Aegis dengan kakek, dia mungkin menyadari kemungkinan aku yang akan dijodohkan dengannya.

"Alexa, ini ketua Klan warewolf Ketua Watapio, ketua ini cucuku Alexa dan ini putra tertua Lord Valerie, dan Alexander putra pertama klan vampire." Kakek mengenalkan kami kepada Ketua Klan Warewolf, dengan sopan kami menyalami ketua Watapio.

"Kakek bercerita kepada Ketua Watapio kesulitan kalian melacak markas markas terpencil musuh, Ketua Watapio bersedia membantu kita, klan mereka mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan mahluk mahluk hutan, mereka bisa dengan cepat menyingkap tabir sihir dan menemukan tempat tempat tersembunyi. " Kakek menjelaskan lebih lanjut pertemuan itu.

"Benar, wilayah hutan adalah tempat kekuatan kami, teritorial utama kami. Kau bisa bekerja sama dengan para pemburu kami, mereka bisa menemukan apa yang kau cari dengan cepat " ketua Watapio menyetujui.

"Kami sangat terbantu Ketua Watapio, aku sangat berterimakasih." Aku sedikit membungkuk untuk mengucap terima kasih.

"Besok akan kukirim beberapa kelompok pemburu  untuk membantu kalian. Dan putraku sebagai penghubung khusus, kau bisa meminta bantuan apapun padanya." Kakek berwajah ramah tersenyum padaku dengan tulus, dia tampaknya orang yang sangat ramah. Senyumnya bisa membuat hatimu sehangat matahari. Aku langsung menyukai keramahannya.

"Kau sangat murah hati Saudaraku Ketua Watapio, kami sangat berterimakasih atas bantuan kalian " Kakekku menepuk nepuk Ketua Watapio.

"Ahhh ... dan putra Lord Valerie, aku sudah lama tak bertemu ayahmu, sampaikan salamku padanya. Ketua Aegis, kita harus berkumpul dengan Lord Valerie bersama sama, sudah lama kita tidak mengobrol bersama." Ketua Watapio berbicara kepada Alexander.

"Kau benar Ketua, aku juga menantikannya" kali ini kakekku ikut menimpali.

"Ketua Watapio, aku akan menyampaikan salammu. Ayahku berada di Perancis saat ini, tak jauh dari London. Jika Ketua berdua mau bertemu tak akan sulit, aku akan segera menyampaikan pesan, supaya beliau bisa ke London."

"Benarkah , Ketua Watapio menginaplah disini beberapa hari. Kami sangat senang jika kau bisa berada disini. Kita disini sambil mengawasi operasi dan menunggu Lord Valerie."

"Hahaha ...baiklah ..... for old times sake" Ketua Watapio langsung menyetujui usul kakekku.

"Alexander, jika tak merepotkan beritahukanlah ayahmu, teman lamanya menunggunya disini."

"Baik Ketua, akan segera saya sampaikan."

"Terimakasih Alexander, Alexa kalian boleh pergi... " kami berdua mengundurkan diri dari ruangan itu.

"Kau ... " dia berhenti sebentar. Dia pasti sudah menduga aku adalah orang yang dijodohkan padanya. Kegugupan yang kutunjukkan padanya harusnya sudah cukup baginya untuk mengetahui semuanya.

"Ya ...?" aku menoleh menatapnya, dia tampaknya mau bertanya jelas soal siapa aku?

"Lupakan ... " Alexander batal mengatakan apa yang ada dipikirannya.

Syukurlah, setidaknya aku masih bisa menghindari topik ini di hari pertama pertemuan kami.

"Aku mau kembali ke ruang kontrol utama. Kau mau ikut? " Aku ingat pesan kakek untuk bersikap baik padanya. Setidaknya aku tak membiarkannya sendirian di Mansion.

"Oke, aku ikut , aku bisa membantu Evan kembali." Ia mengikutiku berjalan ke ruang kontrol utama dalam diam. Dia terlalu kaku, tak bisakah dia bersikap ramah  dan mengajakku sedikit mengobrol. Apa aku akan menghabiskan hidupku dengan orang yang pelit bicara.

🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙

Aku tak bertemu Alexander dari kemarin siang setelah aku meninggalkannya dengan Evan. Aku harus bertanggung jawab dengan pekerjaanku sendiri. Pencarian markas Ashleen diseluruh dunia terus berlangsung. Siang malam harus ada pengawas utama yang bertanggung jawab.

Evan bilang dia sudah tak ada di Mansion sejak siang kemarin, dia  pergi mengurus kedatangan legiunnya yang akan segera bergabung dengan tim penyerang kami.

Dan aku kedatangan tamu penting sejak pagi. Putra utama klan Warewolf bernama Ahiga Austenaco. Saat pertama melihatku dia sudah tersenyum padaku. Rasanya sama seperti melihat kakeknya,  hanya tentu saja dia lebih muda dan masih tampan. Mereka sama ramahnya dan bersinar hangat seperti matahari. Aku langsung menyukai pribadinya yang bersemangat. Bertemu dengannya membuatku seperti menemukan cahaya dari tekanan pekerjaan dan perjodohan ini.

Dia bergabung denganku di ruang kontrol divisi mata-mata. Kami dengan cepat bisa bekerjasama menentukan tugas-tugas pencarian. Dia segera menugaskan beberapa group pemburu untuk bersiap-siap membantu kami. Ada tambahan tujuh group pemburu masing berkekuatan delapan per tim  orang yang sudah datang membantu legiun mata-mata kami.

Dan kemudian anggota legiun mata-mata kami menjemput mereka dengan vortex ke lokasi pencarian untuk berbagi tugas. Kami dengan cepat menjadi akrab dan bekerja sambil mengobrol seperti sahabat yang sudah lama berteman.

Menjelang sore tiga buah bus besar berdatangan ke Mansion utama. Aku melihatnya. Operasi penyerangan akan dimulai. Aku juga melihat Ourinko dan Aurora, dua penyihir utama kami dalam perang ini, sudah disini sejak siang.

Komandan komandan legiun juga sudah datang. Komandan utama penyerangan kali ini tampaknya dari klan Pollux. Mereka adalah klan terkuat di militer di Klan Penyihir Cahaya.

Panggilan briefing komandan tim dan penyihir utama diumumkan jam tiga sore. Aku mengajak Ahiga untuk ikut berkenalan dengan komandan-komandan kami. Kami mengobrol akrab sepanjang perjalanan ke ruang pertemuan utama.

Aku melihat Alexander. Dan dia dari jauh juga melihatku datang bersama Ahiga. Dia datang bersama Evan dan membawa beberapa komandan legiunnya.

"Bagaimana kabarmu ... "

"Baik, aku kemarin mengatur legiunku yang tiba di London. Aku tidak menginap disini..."

" Oke, Evan sudah memberitahuku. Maaf tidak menemanimu kemarin, legiun pengintaian memerlukan pengawasan terus menerus ... "

"Oke,  ... " pandangannya beralih ke sampingku.

Ahiga langsung memperkenalkan dirinya sendiri.

"Aku Ahiga Austenaco, putra pertama Klan Warewolf , kau pasti Alexander putra klan Ostrander, senang bertemu denganmu." seperti biasa senyum ramahnya dengan cepat mengembang kepada siapapun.

"Alexander Ostrander. Senang kita bisa bekerja sama... " Alexander membalas uluran tangannya dengan formal.

"Ahiga ... aku akan mengenalkanmu kepada para komandan timku." dengan cepat aku menariknya ke arah Evan , Daniel adikku, Ourinko dan Aurora. Sementara Alexander mengikutiku dengan pandangan matanya.

Ahiga dengan cepat menjadi akrab dengan semua orang yang ada diruangan. Kalau boleh dikatakan Ahiga dan Alexander adalah dua kutub yang berseberangan. Ahiga adalah orang yang bersemangat dan ramah. Sementara Alexander tenang dan dingin. Aku berandai andai jika dijodohkan dengan Ahiga, keadaan akan lebih mudah bagiku.

Pertemuan dimulai. Evan memulai menjelaskan strategi penyerangan kami. Sementara tim  Alexander dan komandan-komandannya klan Penyihir mendengarkan dengan serius pengarahan kali ini.

Aku dan Ahiga duduk dibelakang sebagai pengamat, karena timku dan Ahiga memang tidak ikut dalam penyerbuan ini. Dengan berbisik aku menjelaskan kondisi medan pertempuran kepadanya. Alexander yang duduk didepan kami melihat keakrapanku dengan Ahiga. Aku sedikit tak memperdulikannya, setidaknya aku bisa keluar dari tekanan pikiranku sendiri saat bersama Ahiga.

Malam menjelang, setelah masing-masing komandan memberikan briefing kelompok, 400 orang legiun penyerangan berkumpul di aula utama untuk briefing akhir gabungan sebelum berangkat ke Austria. Alexander ikut sebagai komandan utama tim vampire.

Aku memyempatkan diri menemuinya sebentar sebelum bergabung dengan Evan di ruang kontrol utama.

"Kau sudah siap?" Aku menghampirinya, Ia dan legiunnya sudah berganti ke pakaian operasi gelap seperti legiun kami. Sosoknya terlihat gagah dengan pakaian itu.

"Iya." ia menjawabku singkat. Ia memeriksa beberapa peralatan GPS dan senjata yang dibawanya. Sama sekali tak melihatku.

"Berhati-hatilah, semoga beruntung," aku datang untuk mengucapkan itu saja. Aku sendiri tak tau harus bicara apa padanya. Aku beranjak pergi.

"Terima kasih Alexa." dia akhirnya mengucapkan sesuatu yang lebih panjang dari ya dan memperhatikan kepergianku. Aku menoleh dan memberikan senyumku.

Kenapa dia tidak pernah tersenyum ramah seperti Ahiga. Rasanya akan lebih mudah bagiku untuk menerimanya. Tapi nampaknya aku harus menjadi badut terlebih dahulu untuk bisa membuatnya tersenyum. Dan aku tidak punya bakat untuk melucu saat ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!