Pengenalan Tokoh
Alex Candra Wijaya adalah putra satu-satunya dari pasangan Hendra Wijaya dan Marisa. Kesempurnaan fisik seperti badan tinggi, badan atletis dan wajah tampan sudah dimiliki Alex. Seperti tak ada satu kekurangan dalam dirinya.
Kehidupan keluarga ini sangat bahagia sampai pada akhirnya Marisa yakni ibu Alex memergoki suaminya yakni Hendra tengah melakukan perselingkuhan dengan seorang wanita.
Saat itu Alex masih berumur sepuluh tahun. Saat Marisa yang tengah mengajaknya untuk pergi makan siang berdua di restoran yang menyediakan makanan seafood kesukaan putra satu-satunya. Karena saat itu Hendra yakni ayah Alex sibuk dengan pekerjaannya maka Marisa berinisiatif untuk mengajak anak semata wayangnya pergi ke restoran seafood tersebut.
Baru memasuki pintu restoran Marisa dikejutkan dengan pemandangan tidak menyenangkan. Ia melihat suaminya tengah asik bercanda tawa dengan wanita yang seumuran dengannya. Di tambah lagi sang suami tengah memangku seorang gadis kecil sekitar umur lima tahun. Tawa Hendra dan wanita di sampingnya pecah saat gadis kecil yang dipangku oleh Hendra tengah melakukan hal lucu.
Tanpa terasa air mata Marisa meleleh dengan sendirinya. Tangannya masih menggenggam erat jemari Alex.
"Mama..." kata Alex sambil melihat ke arah ibu dan ayahnya bergantian.
Tanpa berpikir panjang Marisa langsung berjalan cepat ke arah suaminya. Tangannya masih saja menggandeng tangan Alex. Setelah berdiri di samping suaminya, Marisa lantas langsung membalikkan lengan Hendra kasar agar bisa berhadapan dengannya.
Hendra pun terperangah kaget saat tau Marisa sudah berdiri di sampingnya. "Marisa..." Dirinya langsung berdiri. Melihat bergantian kearah istri sahnya dan wanita simpanannya. "Aku bisa jelaskan..."
Tanpa berkata apapun Marisa langsung menampar keras pipi kiri suaminya. Wanita yang berada di samping Hendra langsung menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang di lakukan oleh Marisa pada Hendra. Sedangkan gadis kecil yang berada di gendongan suaminya tatkala menangis sambil tak berhenti menyebut Papa sambil mengelus pipi Hendra.
"Tidak ada yang perlu dijelaskan. Panggilan gadis kecil ini padamu sudah bisa aku pahami jika kamu benar-benar sudah tidak menginginkan aku dan Alex," kata Marisa yang langsung menggandeng tangan Alex berjalan keluar dari restoran tersebut.
Seminggu kemudian apa yang membuat Alex khawatir akhirnya terjadi juga. Keluarganya benar-benar tidak baik-baik saja. Keluarganya saat ini berada di ambang kehancuran. Kedua orangtuanya cerai. Dan hak asuh Alex sudah dimenangkan oleh Marisa.
Setelah perceraian tersebut Marisa membawa Alex pergi jauh dari kota Jakarta. Ia pikir dengan membawa Alex pergi ke Amerika adalah pilihan yang tepat. Ia ingin melupakan semuanya mengenai mantan suaminya. Sampai akhirnya sebulan kemudian Marisa mendapat kabar bahwa istri simpanan Hendra telah meninggal karena penyakit kanker yang di deritanya. Mau tak mau Marisa kembali lagi ke Jakarta karena menurut kabar yang ia dapat dari Herlambang yakni ayah dari Farel bahwa Hendra tengah menelantarkan Sandra yakni putri kecil dari Hendra dan wanita simpanannya.
Di rumah Herlambang Wijaya, Marisa menggendong gadis kecil yang bernama Sandra itu. Ia mencium semua wajahnya. Lalu Marisa berjongkok, menatap mata Alex yang saat itu tingginya hanya sebatas dadanya. "Sandra adalah putri Mama. Dia adikmu. Sandra adalah saudara perempuanmu." Begitulah Marisa mencoba menjelaskan pada Alex bahwa Sandra sudah menjadi bagian dari keluarganya.
Alex yang saat itu tak memahami apa yang disampaikan oleh ibunya hanya menatap gadis kecil yang tengah berada di dalam dekapan ibunya.
Butuh waktu satu sampai dua tahun Alex baru menerima kehadiran Sandra sebagai adiknya. Hingga waktu berjalan sampai mereka dewasa. Kasih sayang Alex makin bertambah pada Sandra.
Sampai-sampai permintaan sang adik perempuannya tidak bisa ia tolak agar dirinya segera melangsungkan sebuah pernikahan dengan siapapun wanita pilihannya. Dan sampai akhirnya ia dipertemukan dengan wanita yang membuatnya ingin segera melakukan apa yang Sandra inginkan, yaitu menikah.
Paulina Desi Darmawan adalah salah satu putri tunggal dari keluarga Darmawan. Wajah ayu, tingginya kira-kira seratus enam puluh sentimeter. Rambutnya pendek sebatas pundak. Putri tunggal yang serba di kelilingi barang mewah ini tak membuat Desi berada dalam sifat kesombongan. Seorang putri tunggal yang sudah berkali-kali dijodohkan dengan kedua orangtuanya. Namun dengan sigap Desi menolak semua perjodohan tersebut.
Paulina Desi Darmawan malah bekerja di perusahaan milik Farel suami dari sahabatnya Alika. Dia bilang kalau ini adalah salah satu pengalaman bekerjanya saat ia ingin hidup dengan jerih payahnya sendiri.
Di mata semua orang Desi memang wanita dengan hidup serba kemewahan. Namun percayalah semua itu ia dapatkan dari hasil gaji yang ia kumpulkan tiap bulan. Bahkan apartemen yang ia beli, juga dari hasil tabungannya sendiri.
Desi bukanlah anak manja. Desi bukanlah anak yang pelit. Desi bukanlah anak yang membanggakan harta kekayaan orang tuanya. Dulu disaat ada sahabatnya yang sedang terpuruk membutuhkan biaya perawatan untuk adiknya yakni Alika. Ia dengan sukarela memberikan sumbangan yang ia kumpulkan dengan salah satu sahabat lainnya yakni Nadia.
Sampai kehidupannya berubah saat secara tak sengaja ia bertemu dengan seorang laki-laki yang dulu pernah ia temui di suatu tempat. Namun sekalipun ia tak mengenal laki-laki tersebut.
Dan karena mengingat orang tuanya yang berkali-kali ingin menjodohkannya membuat Desi tak sempat memikirkan apa yang akan membuat kehidupannya berbalik seratus delapan puluh derajat. Desi memperkenalkan seorang laki-laki yang baru ia jumpai sebagai calon suaminya.
Apakah Alex dan Desi bisa menjalani kehidupan rumah tangga tanpa adanya cinta di dalamnya?
Dan apakah benih-benih cinta akan hadir seiring berjalannya waktu?
Kisah akan dimulai...
Desi di ajak kedua orangtuanya untuk ikut dalam acara makan malam antar pengusaha ekspor impor di pusat kota Jakarta. Acara yang diselenggarakan oleh salah satu kepala Direktur pengusaha ekspor impor ini mempertemukan antar pengusaha lainnya. Acara yang dilangsungkan di sebuah restoran mewah kini dihadiri oleh puluhan Direktur utama.
Sebenarnya Desi tak mau ikut dalam acara ini. Namun kedua orangtuanya benar-benar membujuknya agar dirinya ikut serta dalam acara tersebut.
Disana Desi diperkenalkan dengan beberapa Direktur utama yang lajang oleh ayahnya. Namun sikap Desi yang acuh membuat kedua orangtuanya sedikit tak enak hati.
"Bisakah kau bersikap baik saat Papi mengenalkan mu pada Direktur lainnya?" Kata Darmawan ayah Desi sedikit berbisik. Tangannya memegang lengan putri tunggalnya.
Desi memutar bola matanya jengah. Tadi ia memang tak berniat untuk ikut dengan kedua orangtuanya ke acara ini. Namun desakan yang dilayangkan padanya membuat Desi mau tak mau ikut dalam acara ini. "Desi bersikap seperti biasanya kok Pi."
"Iya sikap biasa kamu tuh angkuh sama orang," kata Darmawan yang membuat mulut Desi tiba-tiba terkunci tak bisa menjawab pernyataan darinya.
"Sayang kami mengenalkan kamu dengan orang-orang disini karena..."
"Karena apa?" Desi memotong perkataan dari ibunya. Lengannya sudah ia tarik dari pegangan tangan ayahnya. "Karena mau menjodohkan aku sekali lagi. Iya?" Desi sudah tak bisa sabar lagi. Ia bergantian melihat ke arah ayah dan ibunya. Menatap lekat wajah kedua orangtuanya yang sudah berkali-kali ingin menjodohkan dirinya. Namun berkali-kali juga ia menolak permintaan orang tuanya. "Aku pasti akan menikah," kata Desi seraya memegang tangan kedua orangtuanya. "Tapi... Hanya dengan pria pilihan aku sendiri. Oke!" Mencoba memberi pemahaman pada ayah dan ibunya.
*
Tak lama kemudian Desi berjalan sendiri. Ia mengelilingi restoran yang di kelilingi oleh orang-orang penting. Saat tadi dirinya mencoba memberi pengertian pada ayah dan ibunya kini ia tak harus lagi berada di belakang orang tuanya. Ia tak harus lagi dikenalkan pada pengusaha-pengusaha yang pekerjaannya sama dengan orang tuanya. "Membosankan..." Gumam Desi.
Desi yang tengah di ajak oleh kedua orangtuanya hanya bisa menghela nafas pasrah saat ia sendiri tadi tak ingin keluar rumah. Namun karena desakan orang tuanya kini ia berada disini. Berada di restoran mewah. Tempat berkumpulnya para pengusaha-pengusaha kaya raya.
Pada saat kedua orangtuanya berkumpul dengan sesama rekan bisnisnya. Desi yang tak mengenal sama sekali siapa saja orang yang berada dalam acara tersebut memilih untuk menjauh dari kerumunan.
Ia berjalan ke arah meja yang berisi banyak gelas yang sudah di penuhi dengan minuman. Tangannya yang akan meraih salah satu gelas tatkala terkejut saat ada seorang laki-laki yang juga mengambil gelas yang sama dengannya.
Desi memperhatikan wajah laki-laki yang tak lain adalah Alex. "Kamu..." Ia menggantungkan kalimatnya saat ia sedikit sadar bahwa ia pernah bertemu dengan laki-laki tersebut.
Keduanya saling menatap. Mencari jawaban dalam hati masing-masing bahwa mereka memang benar-benar pernah bertemu di suatu tempat.
Ulang tahun Abizar. Batin Desi yang sudah mengingat jelas siapa laki-laki di depannya ini.
Bukankah dia kakak laki-laki dari gadis manja itu? Kalau tidak salah namanya Alex bukan sih? Batin Desi lagi yang melihat ke arah Alex untuk kedua kalinya.
Dia...?
Bukankah dia teman dari Alika?
Untuk apa dia kesini?
Bukankah acara ini hanya untuk para pengusaha ekspor impor?
Tapi dia?
Bukankah dia bekerja di perusahaan Farel?
Banyak sekali pertanyaan di kepala Alex. Namun sepertinya ia enggan untuk menanyakannya pada wanita yang berdiri di depannya saat ini.
Keduanya masih saling menatap satu sama lain. Tangan mereka juga masih memegang gelas yang sama. Tak ada kata yang keluar dari mulut mereka.
Sampai mereka dikejutkan oleh panggilan kedua orang tua Desi bersama seorang laki-laki yang berjalan ke arahnya. Tangan mereka tatkala langsung melepaskan gelas yang tadinya mereka pegang.
Ada apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak. Siapa laki-laki itu? Apa dia? Ahh tidak-tidak. Aku tidak mau di jodohkan lagi.
Batin Desi dengan segala kecemasan di dalam dirinya. Ia kini tengah berdiri di sebelah Alex.
"Desi perkenalkan dia..."
"Mami Papi..." Desi memotong perkataan dari ayahnya. "Perkenalkan dulu. Dia adalah calon suami Desi," kata Desi sambil memegang lengan Alex. Kini dirinya memilih untuk berdiri di samping Alex.
Alex yang tidak tau apa-apa hanya bisa menganga tak percaya. Ia membulatkan kedua matanya ke arah Desi. "Saya..." Akhirnya setelah sekian menit Alex membuka suaranya.
Desi mencengkeram lengan Alex tanpa seorang pun yang tau. Dengan kata lain Desi menyuruh Alex untuk diam saat ia melakukan sandiwaranya di depan orang tuanya. "Kami akan segera menikah," kata Desi dengan lantang.
Jika Desi dengan bangga memperkenalkan siapa Alex maka lain halnya dengan Alex. Laki-laki yang berdiri di sebelah Desi kini tengah menatap wajah wanita yang tiba-tiba saja mengumumkan bahwa dirinya akan menikah.
Apa dia sudah gila?
Batin Alex sekali lagi. Namun entah kenapa ia tak bisa berkata apa-apa lagi saat Desi menyuruhnya untuk diam dengan isyarat mencengkeram lengannya.
Darmawan dan sang istri hanya bisa menatap satu sama lain saat putri semata wayangnya tiba-tiba saja mengatakan bahwa ia akan segera melangsungkan pernikahan.
Sedangkan Desi hanya mengeluarkan senyum sejuta watt nya pada kedua orangtuanya. Entah ini hal benar atau salah tapi yang pasti ini adalah satu-satunya jalan keluar yang bagus untuknya. Ia sudah lelah di jodohkan. Setiap kali, setiap saat, kedua orangtuanya selalu membicarakan mengenai suami yang akan mengisi kekosongan hati putrinya. Tapi kini dengan sadar ia membuat keputusan yang membuat semua orang terperangah dibuatnya.
Bersambung
Alex menarik tangan Desi agar mengikuti langkahnya ke sebuah taman restoran yang masih menyelenggarakan acara makan malam perusahaan yang mengumpulkan para pengusaha ekspor impor. Taman belakang yang terdapat beberapa meja dan kursi. Di atas masing-masing meja tersebut terdapat peralatan makan seperti piring, sendok, garpu, pisau dan gelas.
Ia menghempaskan sedikit kasar tangan Desi agar bisa berhadapan dengannya. "Apa maksud semua ini?" Tanyanya dengan seringainya. Sudah bisa dipastikan kalau saat ini Alex sedang kesal lantaran orang yang tak pernah ia kenal tiba-tiba mengumumkan bahwa ia akan melangsungkan pernikahan. "Aku bahkan tidak mengenalmu," kini amarahnya sudah naik ke ubun-ubun.
"Stt..." Kata Desi sambil menaruh jari telunjuknya di depan bibirnya. "Jangan keras-keras!" Katanya sambil memperhatikan keadaan sekitar. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri secara bergantian. Memastikan bahwa tidak ada orang selain mereka berdua. Lalu pandangannya mengarah pada Alex. "Kenalin nama aku Desi," katanya sambil mengulurkan tangannya. Berniat bersalaman dengan Alex.
Sedangkan Alex hanya memandang uluran tangan Desi. Lalu ia kembali melihat pada wajah Desi. "Siapa dirimu, itu gak penting!" Jawabnya acuh sambil tak menerima uluran tangan Desi. "Yang penting sekarang apa tujuanmu sampai kau menyeret ku ke dalam masalah ini?" Tanya Alex dengan nada geram. Selama ia sampai di usia dua puluh sembilan tahun, ia tak pernah diperlakukan oleh perempuan seperti Desi memperlakukannya. Jika memang ada perempuan yang menyukainya maka perempuan tersebut pasti akan memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Bukan seperti Desi yang tiba-tiba saja mengatakan pada orang tuanya kalau dirinya adalah calon suami dari anak mereka.
Desi hanya menatap uluran tangannya yang tidak di tanggapi oleh Alex. "Aku hanya ingin meminta bantuan darimu." Masih tidak merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan baru saja.
"Hah..." Alex menghela nafas panjang. Senyuman ejekan keluar dari mulutnya. "Baru kali ini aku menemukan perempuan seperti dirimu."
Hah... Sepertinya aku hanya harus sedikit bersabar untuk meminta bantuannya.
Batin Desi sembari menghembuskan nafas pelan. Lalu ia mengeluarkan senyuman termanisnya. Bukan untuk memikat hati Alex. Namun agar Alex menyetujui apa yang akan ia katakan selanjutnya. Ia sudah terlanjur bilang pada kedua orangtuanya kalau Alex adalah calon suaminya. Ia tak mungkin menelan ludahnya sendiri dengan mengatakan kalau dia dan Alex tak pernah mengenal satu sama lain. "Aku hanya ingin kamu menjadi suamiku selama satu tahun." Kata Desi menawarkan permintaannya.
Terkejut. Pasti Alex merasakan keterkejutan yang amat besar. "Wah..." Katanya sambil tertawa keras. Ia malah bertepuk tangan mendengar penuturan dari Desi. "Aku benar-benar kali ini menemukan perempuan seperti dirimu," katanya lagi. Kemudian ia seketika berhenti tertawa. Menatap tajam mata Desi. "Tapi sorry aku gak minat," ia langsung melangkah pergi meninggalkan Desi.
Desi masih terdiam saat Alex pergi meninggalkannya. Entah apa yang terlintas dipikirannya. Ketika ia melihat pisau yang berada di atas meja, tanpa berpikir panjang ia langsung meraih pisau tersebut dan mendekatkan pisau itu dilehernya. "Apa aku harus bunuh diri dulu baru kau akan menikahi ku?"
Pertanyaan Desi berhasil membuat Alex menghentikan langkahnya. Ia menatap lurus ke depan. Namun sepertinya ia masih enggan untuk menoleh ke belakang.
"Apa kamu benar-benar menginginkan hal itu?" Tanya Desi lagi yang melihat Alex masih tak berbalik padanya.
"Apa kau sekarang sedang mengancam ku?" Tanya Alex yang masih tak membalikkan badannya. "Asal kau tau. Aku bukan tipe pria yang mudah diancam," lalu ia kembali melangkah menjauhi Desi.
"Baiklah jika itu yang kamu inginkan. Maka jangan salahkan aku jika orang tuaku akan menyalahkan dirimu saat nanti aku akan benar-benar melakukan percobaan bunuh diri." Desi kembali melayangkan ancamannya.
Dan tanpa di suruh, sekali lagi Alex menghentikan langkahnya. Entah kenapa ia seperti sedang tersulut emosi saat ia harus bertemu dengan Desi secara tiba-tiba. Lalu ia membalikkan badannya. Jarak mereka kini sudah tiga meter. Ia menatap Desi dari atas sampai bawah. Menatap wanita yang sudah memegang pisau dan menempelkan dilehernya. Melihat rambut pendek Desi yang hanya sebatas pundak. Melihat makeup yang dipakai Desi yang benar-benar natural. Melihat dress pendek yang di pakai Desi sampai batas lutut. Dress warna merah maroon yang dikenakan Desi benar-benar sangat pas di badannya. Melihat tangan kiri Desi yang memegang tas yang juga berwarna merah maroon. Melihat sepatu high heels yang dikenakan Desi menunjukkan bahwa sepatu itu adalah sepatu mahal. Perlahan Alex berjalan mendekati Desi. Kembali ia melihat Desi dari atas sampai bawah. "Dilihat dari penampilanmu kau merupakan keluarga kaya raya. Jika aku bisa membantumu apa yang bisa kau berikan padaku?" Tanya Alex penuh penekanan. Tatapan tajamnya masih ia berikan pada Desi. Namun seakan tak takut akan tatapannya. Desi bahkan tak bergeming sekalipun.
Perlahan Desi menurunkan pisau yang dia pegang. "Apapun yang kau inginkan," jawab Desi penuh kepastian.
Alex menghembuskan nafas pelan sambil melihat ke sembarang arah. "Benarkah apapun yang ku minta?" Tanya Alex sekali lagi. Dan dijawab anggukan kepala oleh Desi.
Bukankah aku bisa memanfaatkan kesempatan ini. Dia hanya menginginkan aku untuk menjadi suaminya selama setahun, kurasa itu ide yang bagus juga. Karena saat ini aku bisa menikahinya saat Mama dan Sandra menginginkan hal itu juga. Siapapun istriku tidak begitu masalah. Yang penting sekarang aku bisa memanfaatkan kesempatan ini. Batin Alex
"Kenapa kau berpikir lama sekali hah?" Tanya Desi yang sudah tidak sabar akan apa permintaan Alex padanya. "Apa kau menginginkan uang. Katakan saja berapa yang kau inginkan."
Alex tertawa keras mendengar perkataan Desi. "Apa kau pikir aku miskin?" Tanyanya kesal. "Jika boleh aku jelaskan acara disini adalah pertemuan antar pengusaha ekspor impor ternama. Dan aku adalah salah satu Direktur di sebuah perusahaan ekspor impor tersebut. Apa penampilanku menampakkan bahwa diriku adalah laki-laki miskin?"
Hah kenapa dia sangat sensitif sekali? Padahal aku hanya menanyakan apa yang biasanya orang inginkan saat kita akan mencapai kesepakatan. Bukankah uang satu-satunya jalan untuk mencapai kesepakatan itu? Batin Desi.
"Maafkan aku. Aku hanya mengira kalau kau..."
"Ahh sudahlah..." Kata Alex sambil mengibaskan tangannya di depan wajahnya. "Aku hanya meminta agar kau bisa bersikap baik pada keluargaku. Jadilah menantu yang sangat diidam-idamkan oleh banyak keluarga diluar sana. Bukankah ini hanya untuk satu tahun? Aku rasa kau bisa mewujudkannya jika kau memang benar menginginkan hal ini," kata Alex panjang lebar. Ya benar saat ini ia memang hanya membutuhkan seorang wanita untuk dijadikan istri. Agar ibu dan adiknya tidak lagi mendesaknya untuk segera menikah. Namun Alex akan menyimpan rahasia ini rapat-rapat dari Desi. Ia juga tak akan mengatakan pada keluarganya jika Desi hanya seorang wanita yang akan menjadi istri pura-pura untuknya.
"Baiklah aku setuju. Tapi aku juga mempunyai satu syarat untukmu," kata Desi yang mengajukan persyaratan pada Alex.
"Wah ternyata kau tipe wanita yang banyak maunya ya?" Kata Alex dengan senyum ejekannya. Ia pikir Desi hanya memintanya untuk menjadi suaminya saja namun kini ia tau kalau Desi masih meminta satu syarat lagi padanya. "Baiklah katakan. Apa itu? Bukankah hanya untuk satu syarat?"
"Aku akan mengatakannya besok padamu. Besok aku juga akan membuat surat perjanjian atas kesepakatan yang telah kita lakukan," kata Desi. Ia sepertinya tak ada takutnya dengan Alex. Padahal jika dipikir dialah yang menyeret Alex ke dalam masalahnya.
"Baiklah," jawab Alex seraya menganggukkan kepalanya. "Berikan alamat rumahmu. Besok kau akan ku jemput."
"Untuk apa menjemput ku?" Tanya Desi sambil mengerutkan dahi.
"Untuk apa lagi? Sudah pasti aku harus memperkenalkan mu pada keluarga ku. Apa kau pikir hanya kau saja yang mempunyai keluarga?"
Haa... Kenapa dia sangat marah sekali? Padahal aku ingin menjadikan dia suami hanya untuk satu tahun. Kata Desi dalam hati. Lalu ia membuka tas yang dari tadi ia pegang. Mencari kartu nama miliknya dan menyerahkannya pada Alex. "Jemput besok aku jam delapan pagi. Awas... Jangan sampai terlambat," kata Desi sambil melangkah pergi meninggalkan Alex seorang diri.
Sedangkan Alex hanya menatap kepergian Desi dengan ekor matanya. Lalu pandangannya ia alihkan pada kartu nama yang ia pegang saat ini.
Bukankah ini hanya untuk satu tahun? Selama itu aku juga akan mencari kekasih untuk menjadi pendamping hidupku. Aku hanya akan membangun rumah tangga dengan wanita yang aku cintai. Kata Alex dalam hati.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!