NovelToon NovelToon

Harapan Langit Berbintang

Episode 1 Lompat ruang dan waktu

Di kota Pieces ada seorang gadis bernama Mia. Ia tinggal bersama ibunya karena ayahnya meninggalkan dia saat umur 5 tahun. Suatu pagi yang cerah.

"Mia bangun, ayo bantu ibu membersihkan rumah!" Teriak ibu Mia.

"Tidak!" Mia langsung menolak permintaan ibunya

"Oh, sekarang kamu jadi anak durhaka ya? Kalau begitu, ibu berdoa kau masuk neraka!" Ancam ibu Mia.

"Tunggu, tidak! Ibuku yang baik jangan kutuk aku ya?" Pinta Mia.

"Huh, kalau begitu, tolong kau cuci piring dulu, ibu mau ke kamar sebentar." Suruh ibu Mia.

"Apa? Ibu, aku ini anakmu atau pembantu ibu sih?" Lirik Mia curiga.

"Eh, anak perempuankan harus mengurus rumah dan melayani suami." Goda ibu Mia.

"Huh, aku tidak mau menikah aku mau sama ibu saja." Bantah Mia.

"Hei, cepat atau lambat kau kan pasti akan menikah, kan? Sudahlah ibu mau masuk kamar dulu ya." Kata ibu Mia.

"Huh, pasti apa-apa di jawab begitu. Aku rasa aku ini anak pungut deh." Kata Mia.

"Tentu saja kau ini anak ibu." Kata ibu Mia sambil tersenyum.

"Huh." Kata Mia.

Setelah membersihkan rumah sampai bersih Mia naik ke atas untuk melihat ibunya. Saat sampai di kamar ibunya. Ada sebuah buku dan kertas di atas tempat tidur ibunya.

"Eh, apa ini? Di mana ibu?" Kata Mia sambil melihat sekeliling.

Isi surat:

Mia, ibu harus pergi ya nak, tolong maafkan ibu. Ibu tahu kau kecewa pada ibu, tapi ibu benar-benar minta maaf, nak. Bacalah buku yang ibu taruh di tempat tidur, dan kamu akan melihat dunia baru ibu harap kau bahagia di dunia itu.

Mia pun membaca buku itu sambil mengusap air mata yang terus berjatuhan membasahi bajunya.

"Hiks, kenapa ibu jahat padaku? Dulu ayah sekarang ibu juga meninggalkanku. Apa karena aku adalah anak angkat, jadi kalian tidak menyayangiku?" Kata Mia sambil menangis tersedu- sedu.

Tiba-tiba buku itu bercahaya dan membawa Mia ke tempat yang sunyi dan menakutkan. Mia di bawa ke hutan yang sangat gelap.

"Di, di mana aku? Halo apa ada orang? Bentar kok aku aneh banget ya? Inikan hutan nanti kalau aku teriak-teriak bukanya di tolongin malah dimakan dong. Tapi kalau dimakan pria ganteng aku mah rela. Hihihi" Kata Mia.

"Siapa kau? Apa kau seorang penyihir?" Tanya seseorang entah dari mana.

"Hah, penyinyir?" Kata Mia memiringkan kepalanya.

"penyihir! Bukan penyinyir! Kamu pikir saya netizen apa?" Kata orang itu kesal.

"Hihi,maaf tapi kau siapa?" Tanya Mia penasaran.

"Bukanya tadi aku yang nanya kenapa sekarang kamu yang nanya?" Kata oran itu kesal.

"Ma, maaf. Namaku Mia aku ada disini karena tidak sengaja membaca buku yamg ibuku tinggalkan." Kata Mia sambil tertawa malu.

"Kau pikir aku percaya pada omongan mu barusan?" Kata orang itu tidak percaya.

"Kau tidak percaya kan? Apa lagi aku yang mengalaminya sendiri!" Kata Mia membela diri sendiri.

"Itu urusanmu ngapain marahin aku? Ingat ya, aku tidak mau terlibat dalam urusan keluargamu!" Kata orang itu tambah kesal.

"Santuy dong, ga usah ngegas kaya montor ngegas mulu." Kata Mia menenangkan.

"Bagus sekali, tadi kau memarahiku, sekarang mengejekku." Kata orang itu masih kesal.

"Maaf ni ya, aku kan emang sifatnya kayak gini, emang dari sananya. Jadi maafin aku ya?" Bujuk Mia.

"Huh, aku akan membantumu tapi ada syaratnya." Kata orang itu.

"Syarat? Apa syaratnya?" Tanya Mia penasaran.

Tiba-tiba ada seseorang yang keluar dari semak-semak. Mia terkejut ternyata dia adalah orang yang akan membantu Mia nantinya.

 

PERTANYAAN

 

Siapakah dia, apakah dia akan membantu Mia keluar dari hutan?

A. Iya. Karena kan cewek yang imut jadi aku pasti benar.

B. Tidak. Karena ceweknya membuat dia marah jadi pasti tidak akan dibantu.

C. Tidak tahu. Karena aku menunggu update dari authornya dari pada pusing-pusing.

Episode 2 Kakel yang baik hati

"Siapa kau?" Tanya Mia waspada.

Tiba-tiba ada seseorang yang keluar dari semak-semak. Dia berambut sebiru samudra di kucir. Mata biru permata. memakai jaket bewarna biru, celana putih. Kulit seputih salju.

"Ha,HANTTTUUUUU!!!" Teriak Mia terkejut.

"Hei, aku ini penyelamatmu dan kau memanggilku hantu? Aku rasa kau memang ingin mati di tempat ini ya?!" Kata orang itu tambah kesal.

"Ti, tidak maafkan aku. Anu, ini sebenarnya di mana?" Tanya Mia.

"Kau ada di negeri Oseana." Jawab orang itu.

"Oseana? Negeri apa itu?" Tanya Mia penasaran.

"Tidak perlu banyak tanya, kau mau keluar dari hutan ini tidak?" Kata orang itu sambil meninggalkan Mia.

"I, iya mau" Kata Mia sambil mengejar orang itu.

"Ikut aku." Kata orang itu.

Setelah berjalan beberapa saat, Mia sampai di suatu tempat. Mia berada di suatu tempat yang sangat indah. Ada pohon pink dan biru muda yang bercampur jadi satu.

Benar- benar perpaduan yang sangat indah. Selain itu, ada banyak burung warna- warni yang terbang ke sana ke mari.

"Ini di mana? Eh, kau mau kemana?" Tanya Mia.

"Mau pergi." Kata orang itu bergegas pergi.

"Bukannya kau bilang tadi ada syaratnya bukan?" Tanya Mia.

"Iya, memang ada syaratnya." Kata orang itu tersenyum sinis.

"Apa syaratnya." Tanya Mia tidak sabar.

"Aku tak akan memberitahumu." Kata orang itu terus menjauh.

"Apa? Kenapa?" Tanya Mia.

"Bukankah tidak menyenangkan jika aku langsung memberitahumu syaratnya?" Senyum sinis masih di perlihatkan orang itu.

"Tapi, hei, kau mau pergi ke mana?" Tanya Mia.

"Sampai jumpa gadis bodoh." Kata orang itu mengedipkan mata setelah itu menghilang.

"Dia kenapa? Apa matanya sakit ya? Dasar orang aneh. Walaupun aneh tapi ganteng sih. Tapi dia siapa ya?" Mia masih penasaran akan apa yang terjadi barusan.

Setelah itu Mia berjalan-jalan dan melihat sekeliling. Pemandangan yang indah yang sangat menyejukan mata. Membuat Mia tidak sadar jika ada yang sedang memperhatikannya diam- diam.

"Hei, apa kau calon murid baru?" Tanya orang yang tiba- tiba mendatangi Mia.

Orang itu memiliki rambut ungu yang indah dan berkilau. Wajahnya cantik membuat semua orang yang melihat tidak bisa memalingkan wajah. Matanya juga indah berwarna ungu muda yang teramat cantik.

"Ah, kau siapa?" Tanya Mia terkejut.

"Ternyata benar calon murid baru." Kata orang itu dengan senyum lembut.

"Hei, kau belum menjawab pertanyaanku." Kata Mia sedikit kesal.

"Maaf, namaku bukan hei. Namaku Mizu, salam kenal aku kakak kelasmu." Kata Mizu.

"Ah, aku benar-benar minta maaf kakel(kakak kelas)." Mia menjadi salah tingkah mengetahui bahwa orang itu adalah kakak kelasnya.

"Tidak apa-apa, eh, apa kau sudah mendapatkan seragam?" Tanya Mizu penasaran.

"Ah, itu..." Mia seketika terdiam.

"Daftar masuk sekolah aja belum apalagi dapat seragam. Kan nggak mungkin." Batin Mia.

"Ayo ikut aku!" Ajak Mizu sambil menarik tangan Mia

"Eh, kemana?" Tanya Mia kaget.

"Kau tidak ingin kena masalahkan dihari pertama masuk sekolah gara-gara nggak punya seragam kan?" Goda Mizu.

"Te, tentu saja tidak!" Kata Mia sedikit terbata- bata.

"Kalau begitu ayo!" Ajak Mizu.

"Wah, kakelnya udah cantik, baik lagi. Nggak kaya kakel di sekolahku dulu udah jelek hatinya juga ikutan jelek. Andaikan aku secantik kakel ini pasti aku jadi bunga sekolah terus jadi dambaan para pria di sekolah. Hehe." Batin Mia.

"Hm? Dia kenapa?" Tanya Mizu dalam hati.

Setelah diajak mendaftar ke sekolah itu. Mizu membawa Mia makan siang. Karena Mia tidak punya tempat tinggal, jadi Mizu menyuruh Mia menginap di rumahnya sementara waktu.

Hari pertama masuk sekolah, murid- murid baru di kumpulkan di tengah lapangan. Suasananya sangat gaduh dan semua orang terus berdesakan.

"Anak-anak sekarang waktunya pembagian kamar asrama." Kata kepala sekolah.

"Wah, aku sama siapa ya?" Murid- murid yang mendengar itu pun sangat gaduh.

"Ehem, yang pertama Mizu sekamar dengan Pega. Ke-2 Mia dengan Parker. Ke-3 Ran dengan Maria. Blablablabla. Sekarang menujulah ke kamar masing masing. Bubar!" Teriak kepala sekolah membubarkan mereka semua.

Setelah di bubarkan Mia menuju ke kamar yang diberitahukan oleh kepala sekolah tadi. Di tengah jalan dia bertemu dengan kakak kelas Mizu.

"Kak Mizu!" Sapa Mia.

"Ah, Mia rupanya, oh ya, aku dengar kau sekamar dengan Parker ya?" Tanya Mizu penasaran.

"Iya, memangnya kenapa? Apa ada sesuatu yang salah dengan teman sekamarku?" Tanya Mia yang lebih penasaran.

"Ya, tidak juga sih, cuma dia itu orangnya cuek. Jadi jangan sakit hati nanti." Kata Mizu terlihat khawatir.

"Tidak akan." Kata Mia yakin.

"Kalau begitu aku duluan ya, sampai jumpa." Kata Mizu meninggalkan Mia.

"Oh, baiklah" Kata Mia.

Mia tidak tahu apa yang akan ia temui setelah ini. Apa yang akan Mia temui setelah ini? Akankah iya bertemu dengan seseorang yang ia temui di hutan?

A. Tidak, karena orang itu pergi ke pluto.

B. Ya, karena bumi itu bulat. Apalagi kalau jodoh pasti bakalan ketemu.

C. Tolong hadirkan tokoh lain buat jodohnya Mia dan Mizu.

Episode 3 Teman Sekamar

"Memangnya kenapa sih dengan teman sekamarku? Apakah dia orang jahat? Atau gara-gara dia orang yang tampan ya? Eh, tapi dari namanya dia itu anak laki-laki. Huh, menyebalkan." Kata Mia sambil menghela napas.

Saat berada di depan kamar yang di tuju. Kriet, Mia membuka pintu dan di dapatinya orang yang terlihat familiar

"???!!! Kau!" Tariak Mia dan teman sekamarnya itu.

"Siapa kau?!" Tanya Mia penasaran.

"Huh, siapa sangka kau yang akan menjadi teman sekamarku." Kata orang itu dengan nada jengkel.

"Tunggu, kau yang bernama Parker?" Tanya Mia tambah penasaran.

"Memangnya kenapa kalau aku memang Parker? Kau kecewa?" Tanya Parker dengan senyum sinis.

"Huh, hanya karena kau tampan bukan berarti aku menyukaimu!" Teriak Mia dengan wajah memerah sambil menunjuk Parker.

"Siapa yang bilang kamu menyukaiku?" Tanya Parker sedikit bingung.

"Ah itu..." Mia tiba- tiba kehilangan kata- kata.

"Tunggu, dia bilang tampan? Apa dia pikir aku..." Pikir Parker dalam hati tentang perkataan Mia barusan.

"Hmm..." Mia masih kehabisan kata- kata.

"lupakan saja." Kata Parker mulai jengkel.

"Apa?" Kata Mia masih tidak bisa mencerna apa yang barusan terjadi.

"Apa kau mau berdiri terus? Kalau kau mau berdiri terus seperti itu, sekalian kau tidur luar saja sana." Kata Parker sambil menutup pintu.

Mia segera mencegah Parker menutup pintu kamar setelah itu berkata, "Ah, tidak, tidak aku masuk sekarang."

Sepanjang malam, Mia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena masih memikirkan kejadian barusan. Sebaliknya, Parker malah tidur dengan nyenyak seperti tidak terjadi apa- apa. Keesokan paginya.

"Huh, menyebalkan!" Kata Mia menggerutu.

"Pfft, hahaha, apa- apaan itu? Haha, mukamu seperti panda!" Ejek Parker tidak berhenti tertawa.

"Panda? AAAHHHH!!!???" Teriak Mia terkejut.

"Diamlah! Kau benar-benar sangat berisik!" Kata Parker yang terganggu dengan suara teriakan Mia.

"Huh, kau saja yang bawel!" Kata Mia tidak terima.

"Terserah!" Karena kesal Parker langsung berangkat ke sekolah.

Setelah pertengkaran barusan, Mia bergegas berangkat ke sekolah takut terlambat di hari pertama. Di tengah jalan, Mia terkejut dengan sesosok cewek yang sangat cantik.

Cewek itu memiliki rambut panjang sampai punggung yang berwarna coklat agak muda, tubuh langsing, bulu mata lentik, bola mata yang berwarna ungu agak tua yang memancarkan sinar yang menawan mata.

"Wah, siapa cewek itu? Dia benar-benar sangat cantik!" Kata Mia takjub.

"Oh, kau rupanya Mia." Kata Mizu yang tiba- tiba mendekati Mia.

"Eh, kak Mizu!" Sapa Mia.

"Apa yang sedang kau lihat? Eh, jadi kau sedang melihat Ran ya." Kata Mizu sambil memandangi Ran.

"Oo, jadi namanya Ran ya." Kata Mia.

"Kau baru tahu?" Tanya Mizu dengan lembut.

"Hihi, iya, aku kan baru masuk jadi tidak tahu apa-apa." Kata Mia sedikit malu.

"Ya, iya juga sih. Ah, bagaimana pengalaman pertamamu bertemu Parker? Pasti sulit ya sekamar dengan dia." Tanya Mizu agak khawatir.

"Hihi, tidak juga" Kata Mia dengan senyum agak di paksakan seperti tidak ikhlas.

Bel masuk pun berbunyi, para murid berlarian ke sana ke mari. Karena bel itu pula, pembicaraan Mia dan Mizu berhenti sampai di ditu.

"Wah, sudah bel, ayo masuk kelas!" Ajak Mizu.

"Iya!" Jawab Mia dengan penuh semangat.

Karena Mizu adalah kakak kelas Mia, tentu arah kelas mereka berdua berbeda. Saat sampai di kelas, Mia melihat banyak murid cantik dan tampan.

Mia seketika gugup dan hampir mimisan karena ada banyak pria tampan di sana. Benar- benar bagaikan surga laki- laki tampan. Mia pun mencari tempat duduk kosong yang di kelilingi oleh cogan- cogan itu.

"Eh, kenapa kau di sini?" Mia terkejut saat tahu siapa yang ada di sebelahnya.

"Huh, kenapa setiap aku bertemu bersamamu pasti tidak ada hal baik yang terjadi!" Kata Parker masih jengkel.

"Huh, kau pikir aku ini pembawa sial? Maaf ya aku ini kucing pembawa keberuntungan, meoowww." Kata Mia dengan bersikap imut.

"Jelek, kau bilang kucing keberuntungan ya? Aku rasa kau itu kucing hitam pembawa kesialan!" Ejek Parker dengan senyum sinis.

"Kauuu!!!" Mia seketika berteriak.

"Kalian yang dibelakang bisa diam tidak?" Bentak guru yang ada di depan yang tiba- tiba saja masuk kelas.

"Maaf pak." Kata Mia dan Parker.

"Apa kalian tahu siapa nama bapak?" Tanya guru itu.

"Jelas nggak tahu lah. Kan belum diberitahu." Kata Mia.

"Perkenalkan nama saya pak....Bucin" Kata guru itu dengan suara lantang.

Seluruh kelas terdiam tidak percaya. Ada seorang anak yang di beri nama seperti itu oleh orang tuanya. Kemungkinan cinta orang tuanya sangat besar sampai anak mereka pun di namai seperti itu.

"Bucin? Mabuk cinta?" Tanya murid yang ada di pojokan paling belakang.

"Bucin itu maksudnya budak cinta?" Tanya murid lainnya yang ada di bagian depan.

"Bukannya bucin itu budak micin ya pak?" Tanya anak yang berada di tengah.

"Kalian semua salah! Bucin itu kepanjangan dari Bujangan Cendirian." Kata guru itu sambil seperti orang menangis.

Semua orang begong, ada yang bisik- bisik dan ada orang yang juga geleng- geleng kepala.

"Bujangan Cendirian?" Tanya Mia masih tidak percaya.

"Aku rasa dia guru pelawak deh." Kata Parker dengan tatapan cuek dan agak jijik.

Mia mengangguk mendengar ucapan Parker. Semua orang masih terdiam sampai guru bucin itu berbicara.

"Kalian tahu tidak dibelakang kalian ada siapa?" Tanya guru bucin itu dengan senyum sinis.

"Murid-murid yang lain." Jawab seorang murid di belakang.

"Salah." Jawab guru bucin itu dengan tegas.

"Lah, kalau bukan murid lain siapa?" Tanya seorang murid yang penasaran.

"Tembok." Kata guru bucin itu.

Kata- kata orang itu membuat semua orang makin merasa aneh dengan guru mereka. Ada yang bilang guru itu salah kelas. Ada juga yang bilang kalau guru itu otaknya ketuker.

"Kalian tau nggak dibelakang kalian ada siapa lagi?" Tanya guru bucin itu lagi.

"Kelas lain." Kata seorang murid dengan nada malas menjawab.

"Tanaman." Jawab murid lainnya.

"Salah lagi!" Kata guru itu membantah semua jawaban murid- muridnya.

"Apa?!" Tanya Mia penasaran dengan nada agak kesal.

"Mantan." Jawab guru bucin itu dengan senyum sinis.

"Mantan?!" Teriak seluruh murid.

"Siapa di sini yang belum punya mantan? Ayo jujur." Tanya guru bucin itu.

Benar- benar satu pertanyaan yang membuat semua orang terdiam.Setelah pelajaran yang membingungkan. Akhirnya Mia dan yang lainnya pulang.

PERTANYAAN

Apakah kalian punya mantan?

A. Tidak, karena saya tipe orang yang setia.

B. Ya, tapi dulu dia yang memutuskan saya, bukan saya yang memutuskan dia.

C. Tidak tahu, karena saya males dengan yang namanya pacaran.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!