"Ayo, Mama!" rengek Yuna.
"Sebentar sayang, kita tunggu Papa dulu." bujuk Mama Kia.
"Ih, Papa kemana sih? Kan udah janji mau naik komidi putar!" gerutunya.
"Papa ada meeting dadakan dikantor, Nak! Ini juga Papa udah di jalan." terang Mama Kia.
Ayuna Sahara Wiguna, Putri semata wayang dari pasangan Dion Wiguna dan Zaskia Adiyaksa.
Dion adalah Direktur disalah satu Bank Swasta yang ada di kota Malang.
Hari ini, adalah ulang tahun Ayuna yang ke 10, mereka berencana pergi ke taman bermain terbesar yang ada di kota Malang, mengabulkan keinginan sang putri untuk naik komidi putar. Sejak tahun lalu Ayuna selalu ingin ke taman hiburan, tapi terkendala dengan padatnya jadwal sang Papa.
"TIN TIN."
"Yeee, Papa datang." sorak Yuna.
"Mama, Ayo cepetan!" ujarnya sambil berlari menyusul sang Papa, dan tanpa babibu langsung mendarat di belakang kemudi sang Papa.
"Lama banget sih, Pa?" tanya Yuna dengan wajah cemberut.
"Maaf sayang, tadi ada meeting yang Papa gak bisa tinggal." Papa Dion menjelaskan alasan keterlambatannya.
"Kalau sampai batal lagi, Yuna mogok bicara sama Papa." ancamnya.
"Ya gaklah, ini kita segera meluncur." jawab Papa Dion. "Emang anak Papa yakin mau mogok? Ntar 5 menit aja pasti udah gak betah. Ha .... ha .... ha ...." ledek Papa Dion, karena tau sifat putrinya yang bawel.
"Ih, Papa mah!" ucap Yuna dengan mulut manyun.
"Sudah dong! Mau jalan gak nih? Debat mulu." lerai Mama Kia.
Akhirnya, setelah perjalanan kurang lebih 30 menit tibalah mobil sedan merah yang dikendarai Papa Dion di ....
..."NIGHT PARADISE "...
"Ayo, Ma, Pa, Ayuna mau naik komidi putar." ajak Yuna, begitu mereka memasuki taman hiburan tersebut, dan
karena bukan akhir pekan Night Paradise tidak seramai biasanya.
"Sabar dong sayang, kita beli tiketnya dulu." ujar Mama Kia.
"Cepatan dong, Ma." rengek Yuna.
Sesuai dengan namanya, Night Paradise benar - benar taman hiburan yang sangat menawan, lampu warna - warni bertebaran dimana - mana, Ada juga taman lampion dan juga wahana bermain yang tak kalah serunya, Benar - benar serasa di surga dunia.
"Kamu bareng mama aja ya, Papa tunggu disini." ujar Dion sambil menunjuk salah satu kursi yang telah disediakan oleh pengelola taman hiburan.
"Gak! Yuna maunya sama Mama dan Papa." paksa Yuna.
"Ingat loh, Papa udah janji mau kabulin permintaan, Yuna." ujarnya.
"Yah, Masa Papa naik begituan?" tolak Papa Dion.
"Papa kan sudah janji." Yuna tetap dengan kemauannya.
"Sudahlah Mas, ikutin aja. Kapan lagi coba! Belum tentu besok - besok, kita ada waktu." bujuk Mama Kia.
Sebenarnya, Dion sangat letih, meeting sore tadi benar - benar menguras tenaga dan pikirannya. Tapi akhirnya, Dion mengalah karena ini permintaan dari putri kesayangannya.
"Baiklah! Let's go my dears." Dion berjalan dengan menggenggam tangan kedua wanita yang sangat dia kasihi.
Mereka benar - benar menikmati malam ini. Senyum dan tawa bahagia tidak pernah pudar dari wajah ketiganya. Ini adalah ulang tahun yang sangat berkesan bagi Yuna.
"Kita foto dulu ya." ajak Mama Kia setelah mereka turun dari komidi putar.
"Gak ah, Yuna malas begituan." tolak Yuna, karena memang dirinya tidak suka difoto.
"Sebentar saja sayang, buat kenang - kenangan. " bujuk Mama Kia.
"Mama apaan sih, kita kan masih bisa kesini lagi." Yuna ingin segera berlalu tapi dicegah oleh Mama Kia.
"Sekali aja, Nak, Yuk!" tarik Mama Kia.
"Ayo, Pa!!!" ajak Mama Kia pada sang Suami.
"Ok, Senyum ya, 1.... 2 .... 3 ...." Suara fotografer mengarahkan keluarga kecil itu.
"Ckrek!"
"Mama, Yuna mau ice cream." pinta Yuna setelah mereka selesai berfoto.
"Boleh, Kita kesana ya!" Mereka berjalan menuju stand ice cream.
"Pak, strawberry-nya satu ya." pesan Mama Kia pada penjual ice cream, tanpa bertanya Kia tau apa yang putrinya sukai. Sementara Ayuna, sudah merengek ke Papa Dion untuk dibelikan gulali.
"Ice creamnya aja belum dimakan masa sudah mau gulali lagi sih? Itu perut kamu gentong apa karet?" Dion menanggapi kemauan putrinya.
"Yuna-kan sedang dalam masa pertumbuhan, Pa. "jawabnya santai.
"Ntar n'dut loh." ledek Dion.
"Ih, Gaklah, Yuna itu kan tumbuhnya ke atas bukan ke samping." jawab Yuna, seraya menirukan salah satu iklan di tv.
"Ya! Ya!, Tunggu disini sama Mama. Jangan kemana - mana, ntar kamu hilang Papa nangis bombay." pesan Dion lalu berjalan menuju penjual permen kapas, Yuna mengganggukan kepalanya.
"Ma, Yuna mau nyusulin Papa." ujarnya sambil berlari menuju Dion, begitu ice cream mendarat ditangannya.
"Tunggu sayang, Mama bayar dulu" pinta Mama Kia, tapi sang anak sudah keburu pergi tanpa mendengarkannya.
Tapi, langkah kakinya terhenti saat melihat air mancur yang dipenuhi dengan sinar keunguan, yang membuat mata terpana. Tanpa Ayuna sadari, dirinya membentur sesuatu.
"Bruggg!"
"Awww!"
"Aduh!" Ayuna terjatuh. "Yah, Ice creamku." rengek Yuna melihat ice creamnya sudah mendarat di bawah.
"Hei! Punya mata gak?" teriak bocah Laki - laki yang baru saja ditabrak oleh Yuna.
"Maaf ... maaf ... Aku gak sengaja." ujar Yuna.
"Makanya jalan itu pakai mata, gara - gara kamu bajuku jadi kotor. Tanggung jawab!" marahnya melihat baju yang dia pakai ternoda ice cream Yuna.
"Sini, biar aku bersihin" Yuna mencoba untuk membersihkan noda yang ada dibaju bocah itu dengan saputangan yang selalu dia bawa.
"Kamu, mau apa? Jangan sentuh - sentuh." bocah Laki - laki itu berusaha menghindar melihat Yuna berusaha membersihkan bajunya.
" Ih, Tadi suruh tanggung jawab! Sini biar aku bantu bersihin." gerutu Yuna
"Nyebelin banget sih ini, Anak" batin Yuna.
"Bisa rusak bajuku kalo begitu." tolaknya.
"Terus, mau kamu apa? Buruan deh aku buru - buru." Yuna malas berurusan dengan bocah gak jelas di depannya.
"Ganti dengan baju yang sama." ucapnya.
"APAAA?" teriak Yuna.
"Gak usah teriak, Aku gak tuli." ucapnya.
"Lagian kamu aneh banget, cuma kena noda dikit aja minta baju baru, tinggal cuci kan beres" omel Ayuna.
"Gak! Pokoknya kamu harus ganti, ini baju Limited Edition! Enak aja kamu main lap - lap pakai saputangan gak jelas begitu" omel bocah Laki- laki itu sambil menunjuk saputangan yang Ayuna pegang.
"Nih, Bersihin sendiri" Ayuna berlalu sambil memberikan sapu tangannya ke bocah tadi.
"Hei! Mau kemana, Kamu? Gantiin bajuku!" teriaknya begitu melihat Yuna sudah menjauh.
"Bodo amat, Weekkk!" Yuna menjulurkan lidahnya.
"Malas banget ngeladenin orang nyebelin begitu." gerutu Yuna sambil berlari menuju Papa Dion.
"Hei, Tunggu!" teriak bocah Lelaki tadi.
"Sial! Dasar cewek nyebelin." gerutunya.
"Kenapa, Den?" tanya wanita paruh baya, yang baru saja menghampirinya.
"Ini bi, ada cewek resek numpahin ice cream ke bajuku." jelas Bocah itu.
"Tapi, ya sudah lupain aja. Kita pulang sekarang!" perintah Bocah itu pada sang Pengasuh.
🌸🌸🌸
"Papa." panggil Yuna, begitu dia sampai di tempat Papa Dion.
"Loh, kenapa kesini? Mama mana?" tanya Papa Dion, karena melihat Yuna hanya sendiri.
"Tadi lagi bayar disana, Pa." tunjuk Yuna ke arah dia meninggalkan Kia.
"Kamu ini, Papa kan suruh tunggu sama Mama, kenapa malah nyusu? Ntar hilang gimana?" Dion hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan putrinya.
"Ya sudah, kita tunggu Mama disini aja." Tak berapa lama, Mama Kia menghampiri mereka.
"Sayang, tadi kenapa main pergi aja gak nungguin, Mama?. " tanya Kia begitu melihat Yuna.
"Abis Mama lama sih, lagian Yuna kan sudah bilang mau nyusulin Papa." jawabnya.
"Iya, tapi ini kan tempat umum, Nak. Kalau kamu hilang atau kesasar gimana? "jelas Kia khawatir.
"Kalo Yuna kesasar - kan tinggal cari pusat informasi, Ma" jawab Yuna datar, Kia dan Dion hanya bisa geleng kepala melihat putrinya yang selalu mempunyai seribu jawaban.
"Oh iya, ini buat, Yuna." Mama Kia memberikan sebuah kotak kecil berwarna merah muda.
"Asyik hadiah! Cantiknya!" Yuna berteriak kesenangan mendapatkan hadiah ulang, tahun berupa gelang berhiaskan bintang - bintang kecil dengan inisial 'AS' dipengaitnya.
"Makasih Mama, Yuna sayang, Mama." Ayuna mencium dan memeluk Mama Kia.
" Sini biar papa bantu pasangin. " Dion yang sedari tadi hanya memperhatikan kedua wanitanya, mulai memasangkan gelang itu pada Yuna.
"Cantiknya, anak Papa! Selamat ulang tahun, Sayang." ucapnya sambil memeluk Yuna.
"Makasih, Papa." peluk Yuna juga.
"Sudah larut nih, kita pulang sekarang ya." ajak Dion, lalu mereka bertiga berjalan meninggalkan kursi taman hiburan menuju pintu keluar.
"Papa ambil mobil dulu, kalian tunggu disini aja." ucap Dion, sambil berjalan menuju parkiran.
"Sayang, temani Mama ke toilet yuk." ajak Kia karena khawatir ninggalin Yuna sendiri.
"Gak mau! Mama aja, Yuna tunggu sini." tolak Yuna, Karena jarak toilet dengan tempat Yuna menunggu tidak begitu jauh akhirnya, Mama Kia meninggalkan Yuna sebentar.
"Jangan kemana - mana ya!" Pesan Mama Kia, dan Ayuna menggangguk. Yuna sibuk dengan gulali yang masih ada ditangannya.
Saat asyik makan, pandangan Yuna tertuju pada empat orang lelaki berbadan besar dengan seorang bocah Laki - laki berkaos putih dengan gambar T- rex didadanya.
"Lepas!bSiapa kalian?" teriak Bocah itu. Karena tempat itu sepi, hanya Yuna yang mendengar dan melihat kejadian tersebut.
"Udah, bawa masuk!" ucap Lelaki berkepala plontos.
"Lepasin!" teriak Bocah itu, karena tangannya ditarik masuk menuju mobil van berwarna hitam.
"BRUGGG!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
🌷Berhubung Authornya masih belajar nulis banyak typo harap di maklumi ya☺
~ Dukung Author dengan Like, Coment dan Vote juga ya😍
"AAAWWW. " pekik lelaki berkumis, karena kepalanya terkena lemparan batu.
"Lepasin dia. " teriak Yuna, dan pria berkepala plontos segera berlari mendekati Yuna yang hendak melemparkan batu berikutnya.
" Jangan mendekat. " kata Yuna sambil melempar batu tadi ke pria berkepala plontos itu.
" Tolonnggg!!!. " teriak Yuna sambil berlari, tapi usaha Yuna gagal karena dirinya berhasil tertangkap. Pria itu langsung membopong tubuh kecil Yuna menuju van hitam tadi.
" Lepasin!!! Tolongggg!!!. " Yuna berteriak dan memberontak, tapi kekuatannya tak sebanding dengan pria itu.
" Kita bawa saja dari pada ketauan. " katanya pada rekan - rekannya yang menunggu diluar.
" MAMAAAA. " teriak Yuna yang melihat Kia sesaat sebelum pintu mobil ditutup.
" AYUUNNAAA. " teriak mama Kia yang melihat Yuna dibawa masuk ke dalam van berwarna hitam.
" Cepat jalan!!!. " perintah pria botak tadi pada yang lain.
" Mamaaaa. " yuna masih berteriak - teriak didalam mobil.
" Hei, tutup mulutnya. " kata pria botak didepan.
" Diam!!. " perintah pria yang ada disamping Yuna.
" Gak, lepasin!!! Tolong!!!. " yuna masih berteriak.
" Udah lu bekap aja!!!. " perintahnya lagi, Yuna meronta berusaha untuk meloloskan diri, tapi usahanya sia - sia. Kini tak ada lagi terdengar teriakan Yuna. Yang terlihat hanya dua anak kecil yang tertidur bersebelahan.
" Ayunaaaaa!!!! Tolonggggg!!!. " teriak mama Kia sambil berlari mengejar mobil yang membawa putrinya.
" Mama, ada apa ini?. " tanya Dion begitu keluar dari mobil setelah berhasil menyusul istrinya yang terlihat berlari mengejar mobil berwarna hitam.
" Papa, cepat kejar mobil itu. " tunjuk mama Kia pada mobil van hitam yang sudah hampir menghilang dari pandangannya. Tanpa banyak tanya papa Dion dan Mama Kia langsung memasuki mobilnya.
" Ini sebenarnya ada apa ma? Mana Yuna?. " tanya Dion sambil terus mengemudi mengikuti mobil yang ditunjuk oleh Kia tadi.
" Yuna pa, Yuna diculik!!!. " jelas mama Kia sambil menangis.
" APAAA??? Kok bisa???. " Dion masih bingung dengan situasi yang saat ini dia alami.
" Mama juga gak tau pa, tadi begitu mama keluar dari toilet, mama dengar teriakan Yuna dan mama lihat Yuna di bawa paksa masuk kedalam mobil itu" jelas mama Kia sambil terus menangis.
" Ayo buruan pa, lebih cepat lagi. " paksa mama Kia, Papa Dion menambah laju kendaraannya tak ingin kehilangan mobil yang saat ini membawa putrinya.
" Bos, sepertinya kita diikuti. " kata sopir mobil van hitam pada pria berbadan besar dengan tato naga berukururan kecil yang melingkar dipergelangan tangannya.
" Lebih cepat, kalo perlu tabrak aja. " perintahnya.
Terjadilah kejar mengejar antara papa Dion dengan mobil van hitam, mama Kia tak henti - hentinya menangis membayangkan apa yang terjadi dengan Ayuna.
" Lebih cepat lagi pa!!! mama takut Yuna kenapa - napa. " pinta mama Kia.
" Kamu tenang aja, Yuna pasti baik - baik aja" Dion masih mencoba menenangkan Kia.
" Tiinnn... Tiiinnnn... Tiiinnn." Papa Dion berhasil menyusul van hitam.
" Bos???." kata pria berkumis.
" Tabrak. " perintah pria bertato, dan secepat kilat pria berkumis menabrak mobil milik Dion.
" Brraaakkk. "
Seketika itu juga mobil yang dikendarai Dion keluar dari jalur dan menabrak pembatas jalan. Asap mengepul dari kap mobil, kaca berserakan disepanjang jalan dan darah membasahi sekujur tubuh Dion dan Kia, Tidak ada yang tahu bagaimana kondisi mereka saat ini.
🌸🌸🌸
" Dimana ini?. " tanya Yuna begitu dia membuka mata.
" Akhirnya kamu bangun juga" suara bocah laki- laki.
" Kamu???" terlihat bocah laki- laki dengan kaos T-rex berada disampingnya dengan tangan dan kaki terikat.
" Dimana kita?. " tanyanya lagi.
" Entahlah, aku juga tidak tahu. " jawabnya.
" Siapa mereka? Kenapa kita diculik?." Yuna masih bingung dengan keadaan yang menimpanya.
" Aku gak tau, mungkin mereka orang suruhan dari musuh keluargaku. " terangnya.
" Kamu kenapa ikut - ikutan? Seharusnya tadi kamu lari dan minta pertolongan. " ujarnya.
" Aku gak mungkin biarin kamu dibawa mereka, lagian mau minta tolong kemana kamu kan lihat disana sepi. " jelas Yuna mengingat kejadian tadi.
" Mama, tadi aku lihat mamaku mencoba mengejar kita. " Yuna baru teringat dengan mama Kia yang tadi berlari mengejar mereka.
" Bagaimana dengan mamaku?. " tanyanya.
" Aku gak tahu, mungkin orang tuamu sudah lapor polisi. " jelasnya.
" Benarkah?. "tanyanya lagi.
"Lalu bagaimana ini? kita harus keluar dari sini, bagaimana kalo mereka berbuat jahat?. " Ayuna ketakutan.
" Ssttt,,, diamlah, kamu jangan berisik nanti mereka denga. " ucap bocah itu.
" Siapa namamu?. " tanyanya.
" Yuna, Ayuna Sahara. "
" Kita gak bisa terus - terusan disini, bagaimana kalau mereka masuk dan berbuat macam - macam, Kita harus kabur. " ujar Yuna.
" Iya, tapi bagaimana caranya?." tanya bocah laki - laki.
Ayuna segera mengalihkan pandangannya pada ruangan tempat mereka disekap. Ada sebuah jendela berukuran kecil di pojokan. Yuna juga melihat ada pecahan kaca tidak jauh dari tempat mereka diikat.
" Kamu, itu dibelakangmu ada kaca, coba kamu mundur dan ambil kaca itu. " seru Yuna. Bocah itu mengikuti perkataan Yuna, dengan beringsut dia berhasil mendapatkan kaca yang Yuna maksud.
" Ayo cepat!. " ujar Yuna.
" Jangan berisik!!!. " Bocah laki - laki tadi mulai mengiris tali yg mengikat kedua tangannya, beberapa saat kemudian dia berhasil melepaskan diri dan juga berhasil memotong tali yang terikat pada Yuna.
" Ayo!. " ajaknya, Mereka berusaha membuka jendela tanpa membuat kegaduhan. Untung saja jendelanya hanya terkunci dari dalam. Mereka bahu membahu untuk bisa keluar dari jendela itu.
" Dimana mereka???. " terdengar suara dari luar.
" Aman bos, mereka di dalam. " jawab salah satu penjaga.
" Buka pintunya!. " perintah lelaki bertato.
" Ayo cepat!. " kata bocah itu pada Yuna yang baru saja turun, Dengan segera bocah itu mengenggam tangan Yuna dan berlari menjauhi gudang tempat mereka disekap.
" Mana mereka???. " tanya lelaki bertato saat melihat ruangan itu kosong.
" M- Maaf bos mereka berhasil kabur!!. " jawab penjaga dengan terbata.
" Sial, dasar bodoh! Jaga anak kecil aja gak becus!!!. " teriaknya.
" Kejar mereka. "
" Baik bos!!!. " Terdengar bunyi panggilan telepon.
" Maaf bos, mereka berhasil kabur!!!. " jawab pria bertato naga tadi.
" Cari sampai ketemu, atau nyawa kalian melayang. " ancam si penelpon.
🌸🌸🌸
" Ayo, lebih cepat lagi. " ajak bocah tadi, Mereka terus berlari tanpa tahu tujuan karena yang terlihat disekeliling mereka hanya hamparan ilalang.
" Kita dimana?. " tanya Yuna sambil terus berlari.
" Entahlah, yang jelas kita harus pergi sejauh mungkin, mereka pasti sedang mengejar kita. " ucapnya dengan napas ngos - ngosan.
" Tapi, aku letih. " jawab yuna.
" Kita harus cepat, kalau tidak kita akan tertangkap lagi. " ucap bocah itu.
" Itu, didepan sepertinya jalan raya. " terlihat cahaya dan suara kendaraan lalu lalang tak jauh dari tempat mereka berlari.
" Ayo!!!. " dia genggam erat tangan Yuna.
Sementara tak jauh dari tempat mereka terlihat beberapa pria mulai menyusuri padang ilalang.
" Cepat cari!!!. "perintah seseorang.
" Mereka pasti belum jauh. "
" Ayuna, cepatlah!!! Mereka mulai mengejar kita. " bocah itu mendengar keriuhan tak jauh di belakang mereka.
" Bos, itu mereka!!!. " teriak seseorang.
Ayuna dan bocah lelaki itu mempercepat lari mereka, dan saat ini mereka sudah berada di jalan besar, tapi karena dikejar rasa takut mereka terus berlari tanpa melihat di depan ada kendaraan yang melaju kencang.
" Brraakkk. "
Sebuah mobil truk menabrak mereka, truk yang melaju kencang membuat pengemudi sulit untuk mengurangi laju kendaraannya saat Ayuna dan bocah itu melintas.
" Bagaimana bos???. " tanya pria plontos.
" Mereka tertabrak truk. " pria bertato terlihat sedang menelpon seseorang yang merupakan dalang dibalik kasus penculikan ini.
" Biarkan saja, jangan sampai ketauan. " perintah seseorang dari sebrang telpon.
" Baik!!!. " jawab pria bertato.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Kamu yakin mau kerja di Jakarta?" tanya oma tyas. Oma tyas adalah satu - satunya keluarga yang yuna miliki. Beliau adalah ibu dari papa dion. Sedangkan mama kia sejak melahirkan ayuna sudah tidak punya siapa - siapa lagi. Karena kakek yuna meninggal saat yuna berusia 3 bulan.
" Iya oma" ucap yuna.
" Tapi oma khawatir, disana kamu gak ada yang jagain" ujar oma.
" Oma tenang aja yuna pasti bisa jaga diri, apalagi disana ada mas angga" jelas yuna.
" Yah, kalau memang itu sudah jadi keputusan kamu oma bisa apa, oma hanya bisa dukung kamu" ujar oma dengan wajah sedihnya.
" Oma jangan sedih dong, nanti tiap libur yuna bakal pulang " bujuknya.
" Oma sedih, rumah ini bakal sepi kalau kamu gak ada sayang " jelas oma.
" Kan ada bik jum oma "ujarnya.
" Iya tapi tetap saja, oma bakalan kesepian kalau kamu gak ada" ucap oma.
" Oma, bukan yuna gak mau nemani oma disini tapi prospek di jakarta jauh lebih menjanjikan oma. Bukannya oma yang bilang yuna harus terus maju untuk meraih kesuksesan" jelas yuna.
" Iya,,, iya,,, kamu boleh berangkat tapi ingat selalu kasih kabar ke oma " akhirnya oma mengalah.
" Siiippp,,, pasti omaku sayang " peluk yuna.
" Besok berangkat jam berapa?" tanya oma.
" Jam 10 oma" ucap yuna.
" Kamu sudah hubungi angga?" tanya oma.
" Tadi yuna sudah coba telepon oma, tapi gak diangkat mungkin mas angga lagi sibuk" jelasnya.
" Yah, sesibuk apapun masa tunangan sendiri nelpon gak bisa angkat sih ".
" Gak apa - apa oma, mungkin memang mas angga lagi sibuk, ntar yuna coba hubungi lagi" ucap yuna.
" Yaudah, kamu lanjutin packingnya, oma mau ke depan dulu "ucap oma.
" Baik oma".
" Drrrttt,,, drrttt,,, drrtttt" suara ponsel yuna.
" Assalamu'alaikum mas" ucapnya begitu menjawab panggilan dari angga.
" Wa'alaikumusalam" ucap suara diseberang telepon.
" Maaf tadi kamu nelpon aku sedang ada meeting" jelas angga.
" Iya gak apa - apa " jawab yuna.
" Ada apa?" tanya angga.
" Aku cuma mau bilang besok aku penerbangan jam 10. Kamu bisa jemput gak?" tanya yuna.
" Maaf aku gak bisa soalnya aku harus ke kantor cabang" ucap angga.
" Yaudah kalau gak bisa mas, ntar aku naik taxi aja".
" Aku harus lanjut kerja lagi besok kabari aku kalau sudah sampai apartemen" ucap angga lagi.
" Ok mas, assalamu'alaikum" ujar yuna seraya menutup panggilan.
🌸🌸🌸
Angga wicaksana adalah tunangan ayuna. Mereka dijodohkan sejak kecil karena kedua orangtua mereka bersahabat semasa kuliah. Saat ini angga berkerja sebagai branch manager disalah satu bank swasta di ibukota. Sejak kedua orang tua yuna tiada, ayuna sangat bergantung pada angga. Berkat angga, yuna mampu kembali ceria setelah kehilangan kedua orang tuanya.
Sejak kehilangan kedua orangtuanya pada kecelakaan 10 tahun yang lalu membuat ayuna menutup diri. Ayuna selalu menyalahkan dirinya atas kematian kedua orangtuanya. Andai saja saat itu dia tidak ikut campur pada kasus penculikan itu mungkin saat ini orangtuanya masih ada. Kehadiran angga mampu mengembalikan senyuman di wajahnya.
" Oma yuna keluar dulu ya" izinnya pada oma yang sedang berkebun dihalaman belakang.
" Mau kemana sayang?" tanya oma.
" Yuna mau ke makam mama dan papa" jawabnya.
" Dianter amin kan?" tanya oma.
" Yuna sendiri aja ya oma, pak amin lagi bantuin bik jum perbaiki pipa air"ucap yuna.
" Yasudah, kamu hati - hati nyetirnya" pesan oma. Sejak kejadian penculikan itu oma menjadi over protectif atas keamanan yuna. Kemana - mana yuna selalu diantar supir pribadi. Padahal yuna tau betul kalau dia bukan target penculikan itu, target mereka adalah bocah laki - laki yang bahkan yuna sendiri tidak mengenalnya. Hingga saat ini yuna tidak tau siapa dia.
" Iya oma, assalamu'alaikum".
" Wa'alaikumusalam". Ayuna mulai mengendarai mobil sedan merahnya menuju pemakaman kedua orangtuanya.
" hmm,, beli mawar putih kesukaan mama dulu deh" batin yuna. Segera ayuna singgah di toko bunga terdekat.
Setelah mendapatkan bunga yang dia cari ayuna bergegas mengendarai mobilnya.
" Braakk!!!".
" Astaghfirullah!!" kaget yuna begitu mendengar suara mobilnya berbenturan dengan kendaraan lain. Ayuna segera keluar dan melihat terdapat lecet pada bagian belakang mobil yang dia kendarai.
" Maaf saya tidak sengaja!!! Saya akan ganti rugi biaya perbaikannya" ucap seorang lelaki yang turun dari mobil sedan keluaran terbaru.
" Hmm,,, tidak apa - apa "ucap yuna.
" No,,,no,,,no,,, bagaimanapun saya harus tanggung jawab" ucapnya.
" Tidak perlu, cuma lecet sedikit saja " ujar yuna.
" Begini saja, kamu bagi nomor ponsel kamu saja, biar nanti saya transfer atau mobilnya kita bawa ke bengkel dulu bagaimana?" tanyanya sambil menyodorkan ponsel.
" Tidak apa - apa tuan, ini cuma lecet sedikit. Saya bisa perbaiki nanti, kalau begitu saya permisi " pamit yuna.
" Tunggu " panggilnya.
" Boleh saya tau nama dan alamat kamu, biar nanti montirnya saya kirim kesana " ucap lelaki itu.
" Tidak perlu tuan dan maaf saya buru - buru" ucap yuna seraya berlalu kembali memasuki mobilnya dan mulai menuju ke pemakaman orangtuanya.
" Menarik!!!" ucap lelaki berlesung pipi itu.
" Drrtt,,,drrrt,,drrtt!!!".
" Ya mom, 10 menit lagi sampai" ucapnya.
" Lama banget sih kamu? Dari tadi mommy tungguin" ucap suara dari seberang.
" Kalau mommy telpon terus gimana mau cepat sampai mom" ujarnya.
" Mahen, kamu ini selalu saja ngejawab kata - kata mommy, udah buruan acaranya sudah hampir di mulai " ujarnya seraya memutuskan panggilan telpon.
🌸🌸🌸
Mahendra Ivander, orang ketiga dari keluarga ivander. Cucu kedua dari perusahanan besar yang bergerak di bidang tehnologi, perbankan, properti dan perhotelan. Sifatnya yang ramah dan humoris sering disalah artikan oleh para wanita. Semua orang berpikir bahwa dia adalah sang cassanova di keluarga ivander karena sering terlihat bergonta ganti pasangan disetiap pertemuan.
" Assalamu'alaikum mama, papa!!!" ucap ayuna begitu berada di depan nisan orangtuanya.
" Gimana kabar mama dan papa?"tanyanya seraya meletakan mawar putih pada nisan mama kia.
" Ma, pa, besok yuna berangkat ke jakarta. Yuna diterima kerja di sana jadi maafin yuna ya kalau yuna gak bisa berkunjung kesini seperti biasanya. Yuna harap mama dan papa bahagia disana dan gak perlu khawatirin yuna karena sekarang yuna sudah bisa jaga diri. Yuna baik - baik saja ma, pa. Yuna pamit ya, doain yuna agar bisa sukses dan bahagia" pamit yuna pada kedua orantuanya.
Dengan langkah gontai yuna meninggalkan pemakaman kedua orangtuanya. Masih tergiang jelas olehnya kejadian 10 tahun yang lalu saat usianya 13 tahun. Dimana tragedi penculikan itu membuatnya harus kehilangan orang yang dia sayangi. Kecelakaan yang menimpa papa dion dan mama kia merenggut nyawa mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!