hai readers ku tercinta, terimakasih sudah mampir di karya recehku ini, dan ini merupakan karya pertamaku, semoga kalian suka dengan ceritanya, mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, author masih belajar, mohon sarannya menggunakan bahasa yang halus, karena author tipikal orang yang Baperan.
selamat membaca,,,
...****************...
Sean Agipratama, seorang pria dewasa berusia 32 tahun, pria tampan yang memiliki sejuta pesona bagi kaum wanita, hidung mancung, rahang kokoh, dan badan yang hampir sempurna, banyak wanita yang rela antri untuk merebut hatinya, bahkan rela antri untuk menjadi teman penghangat ranjangnya, tapi ia tak pernah menggubris para wanita itu, yang cantik dan seksi.
Karena Sean hanya mencintai wanita masa lalunya, yang telah meninggalkan Sean tanpa alasan selama dua tahun lalu. Memiliki sifat dingin dan arrogant, selain itu memiliki kekuasaan dan status yang tinggi.
Pewaris tunggal SA Group yang bergerak dalam bidang teknologi, yang tak segan menghabisi lawan bisnisnya, dan karena kecerdasan yang ia miliki, Sean yang possessive kepada orang yang di sayanginya dan tak akan membiarkan mereka pergi dari sisinya, karena trauma di masa lalu, Sean akan melakukan apapun untuk orang yang di kasihinya.
Mempunyai masa lalu, dimana kedua orang tuanya dibunuh di depan mata, pada saat dirinya berusia 12 tahun, dan pada saat itu ia bersembunyi di ruang darurat bersama orang kepercayaan ayahnya, dan melarikan diri agar selamat dari pembantaian pada malam itu.
Mengasingkan diri dari dunia luar dan incaran musuh, membuatnya memiliki sisi gelap yang hanya orang terdekatnya yang mengetahuinya. membuatnya harus membalaskan dendam untuk kedua orang tuanya.
Suatu hari, takdir mempertemukannya dengan Rere Margaretha, seorang remaja berusia 19 tahun, yang merupakan karyawan baru di perusahaannya.
Rere Margaretha adalah Wanita cantik sederhana dan dari keluarga sederhana pula, memiliki hidung mancung, bibir mungil dan tipis, dan mata yang indah, memiliki sifat lemah, lembut, dan sabar, banyak yang tergila-gila padanya, tetapi Rere selalu menutup hatinya agar bisa fokus membahagiakan kedua orang tuanya, karena kecantikan dan kesederhanaan inilah yang membuat kaum hawa merasa iri dan merasa tersaingi, selalu di bully oleh teman-temannya karena hidup dalam kesederhanaan.
Rere Margaretha, seorang karyawan baru yang diterima di perusahaan SA Group beberapa minggu yang lalu, ia memutuskan untuk bekerja agar bisa membantu perekonomian keluarga dan dapat membiayai sekolah adiknya, Rio, yang saat ini duduk di kelas 3 SMA.
Walaupun berpenampilan sederhana Rere sangat populer dan selalu jadi perbincangan para kaum pria, tapi tidak dengan CEO perusahaannya.
Suatu hari ayah Rere memberi kabar bahwa ibunya sedang sakit dan membutuhkan biaya untuk operasi, yang jumlahnya tidak sedikit, dan segera menghubungi Rere.
Tuutt tuutt tuutt
“Halo Nak,” sapa Pak Antony setelah telpon tersambung dengan Rere.
“Iya halo Yah,” jawab Rere.
“Kamu gimana kabarnya Nak?” tanya Pak Antony.
“Aku baik Yah, Ayah sama Ibu gimana kabarnya, Rio juga gimana kabarnya?” tanyanya beruntun karena terlalu senang, orang tuanya kini menelpon.
Pak Antony menghela napasnya, mendengar putrinya yang antusias mendapat telpon darinya, karena belum tau bahwa dirinya membawa kabar buruk.
“Ayah sama Rio baik, tapi Ibumu sakit dan dirawat di RS,” jawab Pak Antony.
“Apa Yah!” mata Rere sudah berkaca-kaca dan sudah siap meluncur bebas.
“Sekarang keadaan Ibu gimana Yah?”
tanyanya pada Ayahnya sambil terisak.
“Ibumu harus segera di operasi nak, tapi Ayah sudah tidak mampu membiayai pengobatan Ibumu di RS, Ayah juga sudah menjual setengah lahan Kebun untuk biaya pengobatan Ibumu, tapi tidak cukup,” jawab Pak Antony
“Tapi Ibu harus sembuh Yah, aku gak mau Ibu kenapa-napa, aku akan usahakan untuk biaya operasi Ibu Yah,” pintanya pada Ayahnya.
“Ayah yang akan meminjam pada Pak Doni, Ayah mengatakan kabar ini karena kamu berhak tau nak, ayah tidak mau kamu kecewa sama Ayah kalau Ibumu kenapa-napa tapi kamu tidak tau,” jelasnya pada putrinya.
“Tapi Ayah sudah berhutang banyak pada Rentenir kejam itu Yah, aku gak mau kalau Ayah disakiti olehnya lagi,” jelasnya pada Ayahnya.
“Ayah percayakan saja sama aku yah, aku akan meminjam uang pada Perusahaan di mana aku bekerja,” pintanya pada ayahnya.
“Tapi Ayah gak mau merepotkan kamu Nak, maafkan Ayah yang sudah gagal menjadi Ayah yang baik buat kamu dan Rio,” sesalnya pada sang anak.
“Ini sudah menjadi kewajiban Rere yah, sebagai anak yang patuh dan berbakti pada orang tuanya, jadi ayah tidak perlu berkata seperti itu,” jawab Rere sambil terus terisak.
“Terimakasih Nak, kamu adalah anak yang berbakti, maafkan Ayah yang tidak bisa membahagiakan kalian, semoga kamu mendapatkan kebahagiaan,” jawab Pak Antony yang merasa bahagia mendapatkan putri yang baik.
“Ya sudah Nak, kamu jaga diri baik-baik di sana, Ayah akan ke RS untuk menjenguk Ibumu,”
“Ayah juga jaga diri Ayah di sana, lakukan saja operasinya Yah, aku berjanji akan segera mendapatkan uang itu,'' pinta Rere.
“Terima kasih Nak, Ayah tutup telponnya,”
Tutt. Telpon dimatikan
Rere memutuskan untuk meminjam uang pada Perusahaan dan membayarnya dengan waktu yang telah ditentukan, tanpa berpikir panjang Rere langsung menyetujuinya, karena saat ini yang terpenting adalah kesehatan Ibunya, dan segera mengirimkan uang itu kepada Ayahnya, agar Ibunya bisa cepat-cepat di Operasi dan segera sembuh dari penyakit yang di deritanya.
Ibu Rere pun langsung di Operasi saat sudah mendapatkan uang tersebut, hingga beberapa minggu setelah operasi, Ibu Rere pun dibawa pulang dan sudah sehat seperti sedia kala.
Lain halnya dengan Sean, yang meminjam kan uangnya tanpa melihat orang yang meminjamnya, karena alasan sedang sibuk dan tidak penting, baginya yang terpenting adalah pembayarannya tepat waktu, jika ada pengkhianat, Sean tidak akan segan untuk menghabisinya.
“Roy,” panggilnya pada sekertaris sekaligus asisten pribadinya itu.
“Iya Tuan,” jawab Sekertaris Roy.
“Siapa yang telah berani berbohong padaku Roy?” tanya Sean.
“Seorang gadis tuan, ia karyawan baru yang beberapa minggu bekerja disini tuan,” jawab Sekertaris Roy.
“Siapa gadis itu Roy?” tanya Sean menyelidik.
“Namanya Rere Margaretha, tuan,” jawab Sekertaris Roy.
“Selidiki latar belakang gadis itu,” titahnya pada asistennya yang kaku itu.
“Baik tuan,” jawab Sekertaris Roy, Sean menyeringai, bahkan Sekertaris Roy yang melihat itu bergidik ngeri, membayangkan nasib gadis yang telah berani meminjam uang, padahal ia baru bekerja.
Malang sekali nasib gadis itu. Batin Sekertaris Roy
“Aku tidak akan segan menghabisi mu, jika kau berani kabur dari hutangmu itu, kelinci malang,” seringainya, saat Roy sekertaris sekaligus asisten pribadinya itu melaporkan, bahwa gadis yang berani meminjam uang pada Perusahaannya, belum juga membayar hutangnya.
“Di mana gadis itu sekarang?” tanya Sean pada Sekertaris Roy.
Roy yang tau maksud dari tuannya itu langsung melacak keberadaan Rere lewat nomor teleponnya.
“Di sebuah sudut Kota, yang berada dijalan XX tuan,” jawab Sekertaris Roy.
“Siapkan semuanya, kita akan memberi pelajaran pada gadis itu setelah pulang dari kantor,” titahnya pada Sekertaris Roy.
“Baik tuan,” jawab Sekertaris Roy.
...****************...
follow Ig Author @aran_diah
hatur nuhun sadayana 😘*
jangan lupa, like, komen, vote, hadiah.
luv yu all 😘
selamat membaca 😘
...****************...
Roy, pria dewasa berusia 30 tahun dan masih lajang itu selalu setia apapun perintah dari tuan mudanya, dengan ketampanan yang ia miliki, tak kalah dengan Sean yang di kagumi para wanita, mempunyai sifat dingin, sehingga mendapat julukan es batu, karena sifatnya yang dingin dan keras tak terbantah terkecuali dengan Sean.
......................
Rere yang dari kemarin tidak masuk kerja karena merasa tidak enak badan, akibat hujan-hujanan saat mengejar orang yang mencopet uangnya yang akan di gunakan untuk membayar hutangnya pada Perusahaan di mana ia bekerja.
Di sebuah kontrakan kecil tetapi nyaman untuk dihuni 1 sampai 2 orang itu, seorang Gadis tengah meringkuk karena demam di atas kasur yang keras dan lusuh.
“Ya ampun, aku lupa membeli obat, aku harus segera sembuh agar bisa bekerja dan membayar hutangku,” monolognya
Hacciih hacciih hacciih
“Apa aku telpon Mega aja ya,” tanyanya pada dirinya sendiri untuk meminta pertolongan pada sahabatnya itu.
“Akhh, tidak! Aku tidak mau merepotkan sahabatku,” jawabnya sendiri.
“Tapi aku gak kuat, apa aku minta tolong sama Bryan saja ya?” tanyanya sendiri pada dirinya sendiri lagi.
“Tidak tidak, Bryan sudah banyak membantuku, aku tidak mau merepotkan dirinya lagi,” jawabnya sendiri lagi.
“Lebih baik aku istirahat saja dulu, semoga saja pusing di kepalaku cepat reda,” monolognya Tak perlu waktu banyak, Rere pun sudah menyelami alam mimpi, karena begitu lelah.
......................
Pukul 17:00 sore
Di sebuah ruangan yang luas, tampak dua orang pemuda yang sudah bersiap-siap untuk menemui mangsanya, karena tak seperti biasanya pulang sore hari.
Biasanya Sean dan Sekertaris Roy lebih memilih pulang larut malam bahkan menginap di kantornya, mengingat dirumahnya yang sepi hanya dihuni Maid dan bodyguardnya saja.
“Roy, cepat bersiaplah,” titahnya pada Sekertaris Roy.
“Baik tuan,” jawab Sekertaris Roy
Butuh waktu 20 menit untuk sampai pada perumahan yang sederhana itu, karena harus mencari tempat tinggal gadis yang berada di paling ujung perumahan, pandangan sean terus mengedari perumahan tersebut, satu kata yang keluar dari mulut Sean. Jelek
“Sudah sampai tuan,” ucap Sekertaris Roy
“Kau yakin gadis itu berada di tempat yang jelek ini Roy,” tanya Sean meyakinkan
“Menurut informasi yang saya dapatkan, gadis itu memang di sini tuan,” jawab Sekertaris Roy meyakinkan.
Sekertaris Roy pun turun dan membukakan pintu untuk tuannya, dan langsung berjalan menuju pintu kontrakan kecil itu, bahkan Sean menganggap itu sebuah gubuk.
Tokk tokk tokk. Tak ada jawaban
“Apa kau yakin Roy, gubuk ini berpenghuni?” tanya Sean pada Sekertaris Roy.
“Saya yakin tuan,” jawab Sekertaris Roy.
“Coba kau ulangi lagi, jika tak ada jawaban, dobrak saja pintunya,” titahnya pada Sekertaris Roy.
“Baik tuan,” jawab Sekertaris Roy.
Tokk tokk tokk. Tak ada jawaban.
Tokk tokk tokk. Tak ada jawaban
Di dalam ruangan, Rere mengucek matanya karena merasa terganggu dengan suara berisik dari luar kontrakannya.
Hoaamm, Rere menggeliat
“Jam berapa sekarang, dan siapa yang bertamu ke rumahku, apa Mega?” tanyanya pada dirinya sendiri.
“Ya ampun ini sudah hampir gelap, kenapa ada orang yang bertamu tidak tau waktu seperti itu,” gumamnya, sambil beranjak dari tempat tidur.
Ceklek,pintu terbuka.
Deg
Rere mematung, wajahnya semakin memucat, pria tampan dihadapannya yang ia ketahui sebagai CEO di perusahaannya, berada di rumahnya.
Hening
“Ehm,” Sean memecah keheningan
“Apa kau berusaha kabur dan melarikan diri setelah meminjam uang pada Perusahaan?” tanya Sean to the poin penuh selidik.
“Maafkan saya tuan,” hanya itu yang bisa Rere ucapkan.
“Aku kesini bukan untuk mendengar kata maaf darimu, bodoh,” kata Sean penuh penegasan.
“Saya akan membayar hutang saya tuan, tolong beri saya waktu lagi tuan,” pinta Rere sambil gemetar ketakutan, bahkan dia tidak merasa lemas karena sakitnya, tapi karena keberadaan orang yang ada didepannya.
Cih! Sean berdecak.
“Aku tidak mau tau, karena kau sudah setuju dan menandatangani surat perjanjian sebelumnya,” bantah Sean.
“Apa kau pikir, aku akan luluh dengan air mata busukmu itu, cih tidak akan pernah,” decak Sean tanpa belas kasihan
“Tuan, saya mohon, berikan saya waktu, saya akan melakukan apapun untuk itu,” pintanya terisak dan sudah berlutut di kaki Sean.
Sean menyeringai, rencananya berjalan dengan mulus. Sedangkan Sekertaris Roy hanya memperhatikan tuannya yang menjalankan rencananya, tanpa berniat untuk mencampuri urusan tuannya itu.
“Benarkah, apakah kata-katamu bisa ku pegang, setelah kau mengingkari surat perjanjian sebelumnya,” tanya Sean meragukan.
“Saya berjanji tuan,” jawab Rere dengan yakin yang masih ketakutan dan semakin pucat.
“Baiklah, karena jika tidak, keluargamu yang akan menanggung akibatnya,” ucap Sean sambil menunjukan senyum smirknya.
“Baik tuan, asalkan tuan tidak mengusik keluarga saya, tuan,”
“Menikah denganku,” penegasan tanpa bantahan.
Deg. Rere mematung.
Mendengar ancaman yang di keluarkan oleh Sean, Rere semakin tidak bisa berkutik, tidak mungkin Rere membahayakan keluarganya.
“Keputusan ada di tanganmu, aku tidak punya banyak waktu untuk gadis sepertimu,” ucapnya sambil berlalu meninggalkan tempat itu dan Sekertaris Roy.
“Roy, urus semuanya, aku tidak mau tau, semuanya harus berjalan semestinya,” titahnya pada Sekertaris Roy.
Sekertaris Roy yang dari tadi hanya diam, kini membungkuk hormat pada tuannya.
“Baik tuan,” jawab Sekertaris Roy.
Sekertaris Roy yang sudah tau sifat dan rencana tuannya itu segera mengeluarkan selembar kertas dari map yang sudah di bawanya.
“Silahkan nona tanda tangani surat perjanjian ini nona,” titah Sekertaris Roy pada Rere, sambil memberikan surat perjanjian tersebut.
“Surat perjanjian,” beonya.
“Benar nona, anda akan menikah dengan tuan muda minggu depan,” ucap Sekertaris Roy.
Duaarr
Rere mematung dan tubuhnya semakin lemas, sampai ia tidak kuat menopang tubuh dengan kedua kakinya, Rere duduk sambil tertunduk lemas.
“Saya tidak punya banyak waktu Nona, tanda tangani atau keluarga Nona yang akan menanggung akibatnya,” ancam Sekertaris Roy, Pria itu seolah tak punya hati melihat gadis yang ketakutan sambil menangis.
Deg
Rere mendongak.
Masih tak bergeming.
Melihat orang di hadapannya yang tak bergeming, Roy pun mulai kesal, tapi masih dengan mode datarnya, akibat menyia-nyiakan waktunya yang berharga hanya untuk gadis kecil.
“Waktu anda hanya lima detik dari sekarang.” Sekertaris Roy, pria es batu itu memberi waktu.
Tanpa berpikir panjang, Rere segera mengambil kertas itu dan segera menanda tanganinya, tanpa membaca surat perjanjian itu terlebih dahulu.
“Terima kasih atas kerja samanya Nona,” pergi berlalu dari kontrakan Rere.
Flashback on,,,
“Siapkan semuanya, kita akan memberi pelajaran pada gadis itu setelah pulang dari kantor,” titahnya pada Sekertaris Roy.
“Baik tuan,” jawab Sekertaris Roy.
Setelah itu Sekertaris Roy mengundurkan diri keluar dari ruangan tuannya, sedangkan Sean, tidak bisa fokus karena tiba-tiba memikirkan kekasihnya yang hilang bak di telan bumi.
Aaarrrggghhhhh.Teriak Sean.
“Kenapa orang-orang yang aku sayangi malah pergi meninggalkan aku seorang diri?” lirihnya.
Sekertaris Roy yang mendengar teriakan tuannya pun masuk kedalam ruangan Sean, Ia tau betul apa yang membuat tuannya seperti itu, tanpa mengetuk pintu, Sekertaris Roy pun masuk kedalam ruangan Sean.
Ceklek. pintu terbuka
Sean mendongak, ia tau siapa yang datang.
“Apa anda baik-baik saja tuan?” tanyanya Meyakinkan.
“Apa dia masih bersikeras tidak mau pulang?” tanya Sean pada Sekertaris Roy.
Roy sudah tau siapa orang tuannya maksud langsung mengerti.
...****************...
Follow Ig Author @aran_dia**h**
hatur nuhun
luv yu all😘😘😘
selamat membaca,,, 😘
...****************...
Ceklekk. Pintu terbuka.
“Apa anda baik-baik saja Tuan?” tanyanya Meyakinkan.
“Apa dia masih bersikeras tidak mau pulang.” Tanya Sean pada Sekertaris Roy.
Sekertaris Roy sudah tau siapa orang yang tuannya maksud langsung mengerti.
“Seperti yang anda duga Tuan, Nona Liora dikabarkan akan kembali satu tahun lagi,” jawab Sekertaris Roy.
'Apa anda masih mengharapkan Nona Liora, apapun akan saya lakukan, asal Tuan muda bahagia,' Batin Roy.
Ya, Liora seorang model yang cantik dan seksi pergi meninggalkan Sean demi ambisinya untuk menjadi model yang sukses, padahal jika dia mau, Sean bisa memberikan apapun yang Liora inginkan, termasuk uang dan popularitas.
“Apa yang harus aku lakukan Roy, agar dia dengan sendirinya pulang dan kembali padaku,” tanyanya pada Sekertaris Roy.
“Apa anda yakin menginginkan Nona Liora untuk kembali?” tanya Sekertaris Roy meyakinkan.
Karena Roy kurang yakin dengan wanita yang menjadi kekasih tuan mudanya itu.
“Apa aku terlihat seperti pembohong?” bukan menjawab, tapi Sean malah memberikan pertanyaan kembali.
“Maafkan saya, Tuan.”
hening
Seketika Sekertaris Roy terpikirkan rencana untuk membuat Liora cepat pulang tanpa diminta sekalipun.
“Tuan, bagaimana jika tuan menikah dengan wanita lain, agar nona Liora pulang karena mendengar kabar pernikahan anda,” usul Sekertaris Roy.
“Apa kamu gila Roy, mana mungkin aku menikahi wanita lain, sedangkan aku hanya mencintai Liora, lagi pula aku tidak mau sampai membuat dia sakit karena perbuatan ku.”elaknya.
“Maafkan saya Tuan, jika saya lancang,”
Sean berpikir sejenak mengenai apa yang Roy usulkan, tidak terlalu buruk pikirnya, jika hanya untuk memancing kedatangan kekasihnya itu, jika memang Liora benar - benar mencintainya, maka ia akan datang untuk cintanya karena merasa cemburu.
“Kurasa rencana mu tidak terlalu buruk Roy, carikan aku gadis yang polos dan tidak banyak menuntut,” titahnya pada Roy.
'Mana ada yang begitu Tuan muda, sekarang sudah sangat sulit menemukan gadis seperti itu.' Batin Roy.
Roy berpikir sejenak.
“Bagaimana dengan Rere margaretha Tuan, tuan bisa menggunakan alasan hutangnya untuk menikah dengan Tuan,” usul Roy.
“Kau benar Roy, siapkan surat perjanjian yang tidak akan merugikan diriku, surat perjanjian itu sudah harus selesai sebelum pulang dari kantor,” titah Sean pada Sekertaris Roy.
“Baik Tuan, kalau begitu saya pamit undur diri.” Berlalu meninggalkan Sean.
Flashback of,,,
Hikss hikss hikss. Rere terus terisak.
“Kenapa semua ini terjadi ya tuhan, bagaimana dengan kedua orang tuaku,” lirihnya.
“Aku harus kuat, aku harus bisa melalui semua ini demi keluargaku,” gumam Rere.
Setelah kejadian sore itu Rere nampak tidak baik-baik saja, ia tampak murung, tapi Rere selalu bisa menyembunyikan segala keluh kesahnya di depan sahabatnya.
......................
Di suatu gedung, tampak dua orang pemuda yang sedang merencanakan tahap selanjutnya, untuk menjebak Rere dalam sebuah pernikahan.
“Roy!” teriak Sean di sebuah ruangan.
Roy pun segera menghampiri Tuan mudanya.
“Iya Tuan,”
“Cepat kau hubungi orang tua gadis itu, aku mau acaranya hanya akan di hadiri keluarga saja dan tidak ada resepsi,”
“Baik Tuan,”
“Secepatnya Roy, dan kembali ke ruangan mu sekarang!”
“Baik Tuan,”
Setelah keluar dari ruangan Sean, Roy segera menghubungi kedua orang tua Rere, untuk meminta restu, dan itu harus, meskipun tanpa kehadiran kedua orang tua Rere pun, pernikahan akan tetap berjalan bagaimana
semestinya.
Tuutt tuutt tuut. Roy menghubungi ayah Rere.
“Halo” suara seorang pria paruh baya di sebrang sana.
“Halo Tuan, saya dengan sekertaris Roy, saya ingin menyampaikan kabar, bahwa putri Tuan yang bernama Rere akan segera menikah minggu depan dengan tuan muda pemilik perusahaan di mana Rere bekerja,” jelas Sekertaris Roy panjang lebar.
“Benarkah, tapi kenapa Rere sendiri tidak mengatakannya,” tanya Pak Antony penuh selidik.
“Itu karena, Nona muda sedang sibuk untuk menyiapkan segala keperluannya Tuan,” jelas Sekertaris Roy.
“Apakah putriku baik-baik saja,” tanya Pak Antony.
“Tentu, putri Tuan baik-baik saja, menjelang hari pernikahan saya akan ke rumah untuk menjemput keluarga Tuan,”
“Baiklah.”
Tutt. Telpon dimatikan
Setelah itu Pak Antony pun menceritakan pernikahan putrinya yang mendadak seperti ini kepada istri dan putranya.
“Apa,” teriak Rio dan ibunya, Ameera.
"Kalian tenang dulu, Ayah akan mencari tau kebenarannya, bagaimana kalau kita hubungi Rere?” tanya Pak Antony pada Rio dan Ameera.
Mereka berdua pun mengangguk tanda setuju dengan pendapat Pak Antony.
Tuutt tuutt tuutt
“Halo nak,”
“Halo Ayah,” jawab seorang gadis di sebrang sana.
“Nak, apakah kau baik-baik saja,” tanya Pak Antony cemas.
“Emm, aku baik-baik saja Ayah,” jawab Rere gugup.
“Nak, apakah benar kau akan menikah dengan bosmu?” tanya Pak Antony meyakinkan.
Deg Rere mematung
Apa yang harus aku katakan ya tuhan. Batin Rere.
“Nak, apa kau benar baik-baik saja,” tanya Pak Antony meyakinkan.
“Ehh, iya Ayah, aku baik-baik saja, Ayah benar, aku akan menikah dengan CEO di perusahaan di tempat aku bekerja Ayah,” jelas Rere panjang lebar.
“Nak, apa kau mencintai pria itu?” tanya Pak Antony meyakinkan.
Rere berpikir sejenak.
“Emm, aku mencintainya Ayah, tidak perlu cemas Ayah, aku akan baik-baik saja, dan maaf, aku belum memberi tau kalian,” jawab Rere meyakinkan.
“Baiklah nak, semoga kau bahagia, tapi jika kau ada masalah atau pria itu menyakitimu, tolong cerita sama Ayah, Ayah tidak mau kalau putri Ayah yang cantik ini kenapa-napa,”
“Baiklah Ayah,”
“Ya sudah, jaga dirimu baik-baik, Ayah tutup dulu telponnya,”
“Kalian juga, aku sangat menyayangi kalian semua,”
Tutt. Telpon dimatikan.
Setelah sambungan telepon berakhir, tak terasa, air mata yang menggenang di pelupuk mata sudah meluncur dengan derasnya, sakit, itulah yang Rere rasakan saat ini, dadanya terasa sesak mengingat pernikahan paksa ada di depan mata.
‘Tuhan, kenapa harus sesakit ini, dosa apa yang telah ku perbuat di masa lalu, hingga aku harus merasakan hukuman seberat ini,' lirihnya sambil terisak.
Keesokan harinya, Rere kembali bekerja seperti biasanya, ia juga tidak mau membuat kedua sahabatnya khawatir tanpa kabar darinya.
“Rere,” teriak seorang gadis tomboi yang berlari menghampiri Rere.
“Mega, kamu apa apaan sih teriak kaya gitu, liat tuh, kita jadi pusat perhatian karyawan lain,” Rere yang tidak habis pikir kepada sahabatnya
itu.
“Kamu kemana aja Re, aku khawatir tau, sudah tiga hari kamu gak masuk kerja,” jawab Mega yang tak menghiraukan pertanyaan Rere dan malah mencecar Rere dengan pertanyaan kembali.
“Aku Cuma gak enak badan ko, kamu gak usah khawatir Mega,”
“Kenapa kamu tidak mengabari ku, apakah kau sudah tidak menganggap aku sahabatmu lagi? Tanya Mega menyelidik.
“Bukan begitu, aku hanya tidak ingin merepotkan mu saja,” jawab Rere gugup.
‘Maafkan aku Mega, aku tidak bermaksud berbohong, tapi lain kali aku akan menceritakan semuanya,’ batin Rere.
...****************...
Follow IG Author @aran_diah
Hatur nuhun sadayana
Luv u all my readers😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!