NovelToon NovelToon

JODOH YANG TAK KU SANGKA

Episode 01

Jihan Rose Ziam seorang wanita yg cantik,rendah hati, hidung mancung, berponi,tinggi, langsing berkulit putih.

Namun sayang walau ia berparas cantik tapi masih menjomblo.

Kai Joon lelaki tampan berhidung mancung, tinggi, berpenampilan Korean style tak diragukan lagi ia menjadi idola para kaum hawa. Dia adalah teman Jihan sejak kecil.

Dika endriandra laki-laki yg selama ini Jihan cintai. Dika berbadan tinggi,hidung mancung berambut hitam.

Sifa ana ia adalah perempuan yg selama ini mencintai kai. Dia berbadan langsing , berkulit putih langsat. Ia juga menjadi pengemar Kai yg slalu ingin tau apa saja yg dilakukan oleh Kai.

Celsi Indriani

Pemeran pendukung

...Zidan Yahya Nugraha ayah Jihan...

Rangga Juanda ayah Kai

Amira rose Sinta ibu Jihan

Yuni rose Sinta ibu kai

Kevin kianno kakak kai

Keira Anjani Istri Kevin

__________

_________

Malam yg sunyi seorang pria mempersiapkan dinner romantis ,untuk seorang wanita yg paling ia cintai sejak dulu.

Senyum manis selalu mengembang diwajahnya, sembari mempersilahkan siwanita duduk bersebrangan dengan dirinya .

Dengan sabar Kai menyeret kursi ,lalu mempersilahkan Jihan duduk.

Seakan Alam menghiasi dinner romantis mereka ,banyak kelap kelip bintang dan bertepatan dihari kasih sayang.

Jihan berterima kasih atas semua yg dilakukan oleh Kai sangat membuat hatinya senang dan melupakan pekerjaannya sejenak.

Makan malam selesai.

Berlutut dihadapan Jihan sembari tersenyum lebar dan menyerahkan buket bunga mawar 🌹.wajahnya penuh harapan bila Jihan akan menerima nya.

Jihan menerima buket bunga mawar 🌹🌹🌹, lalu menganggukkan kepala serta senyum manis menghiasi wajah Jihan .

" oh ya aku mau ajak kamu kesuatu tempat"ucapnya lalu mengandeng tangan Jihan.

Selang beberapa saat mereka telah sampai disebuah pameran lukisan .

Banyak terpajang figura berisi lukisan yang sederhana , namun mempunyai makna paling dalam.

Sebenarnya kai mengajak Jihan kepameran lukisa hanya untuk mengulur waktu .

Setelah selesai mereka berjalan menuju parkiran.

"yuk pulang" ajaknya .

"bentar blm selesai ada satu tempat lagi" ujarnya lalu menggenggam tangan Jihan .

Mereka tiba disebuah tempat yang ramai dan penuh dengan lampion, keduanya mengambil lampion lalu menulis harapan mereka masing-masing.

Jihan tersenyum lebar kala lampion miliknya mulai terbang , begitu pun lampion milik kai yang ikut menyusul naik.

Tiba-tiba Jihan memeluk kai dengan erat,sang empu terkejut dan berusaha tetap tenang.

"aku berjanji akan selalu disisimu selamanya,entah sebagai teman atau yang lain" tuturnya dengan raut wajah tulus.

" iya berjanji lah ,aku akan mencintaimu sampai ajal menjemput ku"

KAI dan Jihan saling memandang entah kenapa bibir keduanya ingin terus tersenyum ,walaupun ditahan namun tetap saja tidak bisa.

Malam ini adalah malam terindah bagi keduanya .

"udah yuk kita pulang nanti dicariin papa sama mama"ajak KAI lalu mengandeng tangan Jihan ke arah mobil .

Namun tiba-tiba kai mengandeng tangan Jihan ke depan gedung menjulang tinggi.

Jihan bingung untuk apa mereka berdiri di depan gedung .

Baru saja Jihan mau berbicara lain terlebih dahulu menyodorkan jari telunjuk nya kebibir Jihan.

" hust. .......coba liat" singaknya lalu melihat gedung yang bertulisan SARANGHAE.

Tertegun melihat semua itu , sangat indah dan istimewa baginya.

KAI merangkul pundak Jihan , keduanya sama-sama tersenyum bahagia.

Alam nyata......

"KAI bangun nak ,ey bangun udah siang loh ,KAI bangun nanti kamu telat" panggil nya sembari mengoyang-goyangkan kaki Kai .

Bukanya terbangun malah KAI senyum-senyum sambil meluk bantal kesayangan nya, Yuni terkekeh melihat anaknya mengemaskan sekaligus mengesalkan .

Sudah sedari tadi ia membangunkan kai ,namun tak kunjung terbangun malah makin mempererat bantal nya.

Terdiam sejenak ,mencari ide paling mantul buat membangunkan anak bungsunya itu dari mimpi yang mungkin sangat indah sehingga ia tak kunjung bangun.

Yuni berbisik ditelinga Kai sehingga membuat KAI merasa ada uap hangat didekat telinga nya.

"hih apaan sih " desisnya dengan mata masih tertutup dan kesadaran yang hanya 10 persen. Yuni menahan tawa melihat mimik muka anaknya yang sedang kesal .

"KAI bangun loh udah siang nanti kamu telat, ntar ditinggal Jihan loh" tuturnya lalu menghela nafas panjang.

"nanti ma baru jam 6" sahutnya lalu membalikkan badannya.

Yuni menarik guling serta selimut yang KAI pakai ,membuat sang empu mau tidak mau membuka matanya yang masih terasa sepat.

"lah mama tega amat sama anak gak tau apa lagi mimpi indah" ketusnya sembari mengumpulkan nyawanya.

"lah emang anak mama ini mimpi apa kok sampai nyenyak banget tidurnya hmmm?.tuh liat KAI udah jam berapa emang kamu gak jemput Jihan?"

"ya mimpi indah lah" singkat nya .

" wah ma aku mau jemput Jihan ,aku mau mandi ma bay" lanjut nya lalu berlari menuju tempat pakaian dan langsung masuk kamar mandi.

Sedangkan Yuni masih geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya yang sedari dulu seperti bayi.

Yuni keluar dari kamar Kai ia kembali ke dapur untuk mempersiapkan sarapan .

" Hay ma hihi" cicitnya sembari memperlihatkan barisan giginya ya ramping .

" oh hay, tumben kamu udah rapi jam segini mau kemana kan ngantor nya jam 9"

" Mau berangkat bareng papa ma, ada miring jam setengah 9. Oh ya mama bikin apa itu?"

" biasa sayang ada omlet, nasi goreng, sandwich,roti panggang, bubur juga ada .Kamu mau yang mana?"

"nasi goreng sama omlet ya ma " permintaan nya diangguki oleh Yuni , Kevin menunggu di meja makan sambil menatap piring dan gelas disana.

Tak butuh waktu lama semua makanan mulai tertata dimeja makan dengan rapi ,keduanya duduk bersebrangan sembari menunggu Kai dan papanya turun .

"Selamat pagi semua nya" sapa Rangga lalu duduk disebelah Yuni.

"pagi pa " jawab keduanya dengan kompak, Yuni mulai menaruh nasi goreng dan omlet di piring suami nya . Sedangkan Kevin menuangkan susu kedalam gelas spesial untuk papa tercinta.

Dan akhirnya yang suka datang terlambat tiba di meja makan, raut wajah nya berseri.

"Kak Vin gue pinjem topi Lo ya 1 kali aja ntar gue balikin"

"iya pakai aja yang penting jangan ambil yang ada dilemari" ucapnya diangguki sang adik, lau berlalu pergi .

Kevin dan Rangga sudah selesai sarapan keduanya berangkat kekantor bersama dengan mobil berbeda.

Dengan secepatan kilat KAI tiba di meja makan lalu mengambil sandwich menaruh nya dikotak bekal kesayangan nya itu .

KAI membantu Yuni membereskan meja makan , dengan telaten ia bolak balik dapur untuk menaruh piring yang kotor.

" maaf ma aku gak bisa bantu cuci piring ,aku berangkat dulu ya soalnya keburu Jihan nunggu nya kelamaan" ujarnya lalu mencium punggung tangan mamanya.

Terima kasih untuk yang sudah mampir ke cerita aku.....

Semoga dipermudahkan dalam segala urusan baik😁

SARANGHAE .........

Episode 02

Pagi yang cerah seorang perempuan muda sedang menunggu seseorang yang sudah mengajaknya berangkat bersama .

Ia berdiri didepan pagar rumah sembari menengok ke kiri ke kanan,namun orang yang ia tunggu belum juga terlihat batang hidungnya.

Dia semakin khawatir karena sudah menunjukan pukul 08:30 sedangkan kelas akan dimulai 09:00 ,melihat jam ditangannya ia bernafas gusar menduga-duga jika temannya itu lupa menjemputnya .

Klakson mobil berwarna hitam, Jihan menengok lalu masuk kedalam mobil tersebut. "maaf telat gue habis bantuin nyokap beresin sarapan" ucapnya dengan santai ,tetapi raut wajah Jihan masih cemberut.

Kai bertanya tak dijawab oleh Jihan , terus bertanya hingga Jihan menjawab jika dirinya telat dan kelas akan dimulai 8menit lagi. Mendengar jawaban Jihan ,Kai tancap gas menuju kampus dengan kecepatan tinggi.

Jihan berpegangan erat sedangkan Kai senang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. " Kai udah jangan ngebut-ngebut gue takut , kalau gue telat gak papa deh yang penting jangan kaya gini" pinta Jihan sembari berteriak namun Kai tak menanggapi ucapan Jihan .

Dia tetap melaju kan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Setelah sampai Jihan buru-buru keluar dari mobil kepalanya terasa pusing , dengan sengoyonggan Jihan memasuki kampus.

Kai memarkirkan mobil jadi ia masuk tak bersama dengan Jihan.

Tiba-tiba tubuh Jihan oleng kekanan hampir saja ia mencium jalanan , untung ada tangan yang menopang tubuh nya .

Saat ia melihat laki-laki yang menopang tubuhnya , Jihan terpesona dengan wajah laki-laki tersebut.

"Tampannya laki-laki ini sempurna andai..... ngomong apa sih gue"batin Jihan matanya sampai tak berkedip.

Laki-laki tersebut melepaskan tubuh Jihan , betapa malunya wajah Jihan merona dan bertingkah aneh.

"perkenalkan namaku Dika endriandra, kmu" tersenyum lalu mengulurkan tangan ,dengan ragu Jihan membalas uluran tangan Dika lalu memperkenalkan dirinya.

Senyum tipis terus mengembang diwajahnya sembari berjalan menuju kelas.

Pukul 12:00 kelas selesai Jihan duduk dikantin untuk makan siang sekaligus menunggu kelas yang kedua.

Lagi asik makan suara seseorang mengejutkan nya ,membuat Jihan tersedak mana Jihan lagi makan mie pedas.

Kai langsung memberinya minuman , hidung Jihan seperti tomat . Kai tertawa melihat pemandangan yang baginya lucu , tapi tidak bagi Jihan hidungnya terasa sakit .

Jihan memukuli pundak Kai terus-menerus , bukannya Kai berhenti tertawa dia semakin tertawa dan gemas melihat ekspresi wajah Jihan yang sedang kesal dengan dirinya .

"boleh duduk disini" suara laki-laki itu membuat Jihan dan Kai menengok secara bersamaan. Jihan tersenyum manis lalu memperbolehkan Dika duduk , namun tidak dengan Kai yang masih bingung .

Hatinya bertanya-tanya siapa laki-laki yang ada didepannya mengapa terlihat akrab dengan Jihan .

Akhirnya Jihan memperkenalkan Dika kepada Kai .Setelah berkenalan Dika pamit karena kelasnya hari ini sudah selesai .

Pukul 16:30 Jihan dan Kai keluar dari kelas mereka hendak pulang bersama , mereka berjalan bersebelahan menyusuri koridor kampus sembari ngobrol sesekali tertawa.

Sesampainya didepan pagar rumah Jihan , mobil hitam tepat berhenti di tengah pagar. Jihan keluar dari mobil lalu melambaikan tangan sampai mobil Kai tak terlihat.

Dengan hati yang gembira ia memasuki rumah yang langsung disambut hangat oleh Ami ibunya , Jihan masuk kamar untuk membersihkan tubuhnya yang lengket bekas keringat .

Seperti biasa dia selalu bernyanyi kala mandi ,itu hal biasa bagi Ami karena dari kecil memang anak semata wayangnya hobi bernyanyi.

Tiba waktunya makan malam Jihan setia menunggu ayahnya keluar dari kamar sembari membantu ibunya menyiapkan makanan di atas meja.

"hai putri ayah sudah disini rupanya , kenapa mukanya kaya seneng banget hayooo ada apa cerita sama ayah "ledek Zidan ketika mempergoki anaknya sedang senyum-senyum kala membaca chatting dari seseorang.

Jihan mengelak namun dari dulu hingga sekarang ia tak bisa berbohong kepada kedua orang tuanya, karena mereka sangat hafal dengan tingkah laku nya selama ini.

Akhirnya ia menceritakan jika bertemu dengan laki-laki yang entah kenapa membuatnya bahagia.

Karena Zidan dan Ami penasaran Jihan menunjukan foto lelaki tersebut yang sengaja ia ambil dari akun Instagram.

"oh jadi itu yang namanya Dika tampan ya ,kmu suka sama dia sayang?" tanya Ami penasaran dengan jawaban putrinya.

Zidan juga ikut menggoda Jihan terlihat pipinya merona, dan tersipu malu didepan Zidan dan Ami . Akhirnya mereka bertiga tertawa bersama ,namun tiba-tiba handphone Jihan berdering tertera nama Celsi segera ia menekan tombol hijau.

Terdengar suara Celsi dari sebrang telepon dia hanya ingin mengabari jika ia sudah pulang ke Jakarta ,lalu meminta saran untuk kuliyah di universitas mana kepada Jihan.

Jihan berkata "kuliyah sama gue aja nanti gue daftarin Lo ,kalau lo mau " Celsi menganggukki saran dari Jihan .

Kini Celsi memantapkan hati untuk pulang karena ayahnya sudah meninggal ,jadi dia memutuskan untuk tinggal bersama ibunya di Jakarta.

Setelah berbincang dengan Celsi ,serta makan malam pun sudah selesai sekarang waktunya Jihan ke kamar lalu tidur.

Mulai membuka pintu, masuk kedalam dan membanting tubuhnya diatas kasur yang empuk . Jihan meletakkan handphonenya disebelah kanan , beberapa saat Jihan sudah terjun kedalam mimpinya .

Dering telepon seluler terus-menerus berdering hingga beberapa kali , karena sang empunya sudah tertidur pulas membuat sang penelpon khawatir dan mencurigai Jihan .

Dengan kesal bercampur aduk Kai membanting tubuhnya diatas kasur dengan kasar, wajahnya seperti orang mau nangis .

Kai tengkurap memukuli bantal,kasur yang tidak memiliki salah apa-apa. Bergeser ke kanan ke kiri, tengkurap,terlentang matanya seakan tak mau terlelap.

Handphonenya berdering tertera nama Sifa pengemar terdekat yang sudah dianggap Kai sebagai teman disatu university. Dikira Jihan wajahnya sumringah ,tapi melihat bukan Jihan wajah Kai seketika berubah menjadi senyum kecut.

Sebenarnya dia malas mengangkat telepon dari Sifa ,yang tiap hari menanyakan sudah makan, sudah mandi,lagi apa,dimana ketika mengingat itu semua pikirannya semakin campur aduk.

Benar baru Kai mengangkat telepon sudah terdengar suara Sifa yang menanyakan lagi apa,dimana,makan belum,mandi belum Kai menarik nafas dalam lalu menjawab pertanyaan dari Sifa satu persatu .

Kai mengakhiri panggilan sepihak ,lalu mematikan handphone miliknya dan berusaha untuk tertidur.

Keesokan harinya Jihan sudah berada dikampus menemui Celsi, dari kejauhan Celsi tersenyum sumringah kala mendapati Jihan lalu memanggil dan menghampiri ,langsung memeluk Jihan dengan erat.

Maklum ia sangat merindukan Jihan ,sudah 3 Celsi tinggal di Australia tanah kelahiran ayahnya dia tinggal bersama sang ayah.

selesai berpelukan ,mengurus pendaftaran kini mereka duduk dikantin sembari menunggu Kai datang. Jihan melihat Dika dari kejauhan lalu memanggil nya untuk duduk bersama.

"kenalin ini sahabat aku Celsi dia baru pulang dari Australia, Celsi kenalin ini Dika "

Mereka saling berjabat tangan senyum manis , selesai itu Celsi kembali mengobrol dengan Jihan . Diam-diam Dika memandangi wajah Celsi dengan sorot mata ada cinta yang dalam .

Episode 03

Seiring berjalannya waktu Jihan dan Celsi keasikan berbincang-bincang , Dika hanya diam sembari memandangi wajah Celsi yang begitu imut.

Kai menghampiri mereka lalu menanyakan kabar Celsi yang sudah lama ia jumpai.

Dengan senyuman yang mengembang Kai bertanya ini itu ,dengan senyum manis Jihan menjawab satu-persatu pertanyaan dari Kai yang begitu cerewet.

Jihan mengajak Kai ke kelas sebab sebentar lagi dimulai , Jihan menitipkan Celsi pada Dika karena kelas mereka sama.

Pukul 16:00 mata kuliyah sudah usai ,Jihan bernafas lega sembari memasukkan buku kedalam tas miliknya. Wajah yang sumringah Jihan dan Kai berjalan menyusuri koridor menuju kelas Celsi untuk memintanya jalan terlebih dahulu.

Tiba di ambang pintu masuk Jihan memanggil Celsi yang sedang berbincang dengan Dika didalam kelas. Celsi langsung menghampiri Jihan dan Kai , serta Dika yang berjalan di belakang Celsi.

Jihan mengajak mereka jalan-jalan terlebih dahulu paling tidak ada waktu 1 jam sebelum pukul 17:00 yang dimana Jihan harus pulang sebelum ayahnya pulang .

Mengendarai mobil Kai serta Kai yang menyetir, Dika duduk disamping Kai sedangkan Jihan dan Celsi duduk di kursi belakang.

Beberapa menit perjalanan kini mereka berempat telah sampai di Mall , niatnya kesana untuk bermain Trampoline seperti kebiasaan mereka waktu SMP di mall .

Kai membeli 4tiket masuk Jihan dan Celsi masuk sembari bergandengan tangan ,dibuntuti Kai dan Dika yang berjalan berdampingan .

Tawa keceriaan serta kebahagiaan mengiring lompat demi lompatan dipapan Trampoline. Tak sengaja Celsi hilang keseimbangan lalu terjatuh dengan sigap Dika menolong Celsi lalu membantunya berdiri.

Sentuhan tangannya ,tatapan mata , suara lembut nan menenangkan wajah rupawan menurut Jihan ,itu adalah lelaki paket komplit namun tidak dengan Celsi ia lebih menyukai pria bertubuh kekar , badan atletis bukan hanya atletis tapi juga harus cerdas, tidak suka cowok yang suka mengumbar janji.

Seharusnya Dika masuk dalam kriteria tapi tubuh Dika belum seatletis dan sekekar dengan apa yang Celsi inginkan.

"oh terimakasih aku baik-baik saja " sambil melepas pegangan Dika .

"duh jantung gue , kalau kaya gini gue bisa serangan jantung bahkan bisa terkena hipertensi stroke mendadak" mencoba mengatur nafas lalu mereka berdua bergabung dengan Jihan dan Kai yang sedari tadi tertawa bahagia.

Jihan melihat jam ditangannya sudah menunjukan pukul 16:45 itu artinya ia harus segera pulang. Kai mengantarkan Jihan karena searah ,sedangkan Celsi pulang bersama Dika karena searah.

Sepanjang perjalanan pulang Jihan melirik ketepi jalan karena ia harus membeli sesuatu titipan dari ibunya melalu pesan WhatsApp.

Ketika mendapatkan apa yang ia maksud Jihan berteriak supaya Kai menghentikan mobilnya ,benar Kai rem mendadak untung jidat mereka tak kejedot .

"Han Lo kira-kira dong kalau manggil gue, untung kita nggak kenapa-kenapa . Mau gue temenin nggak beli buah nya ntar gue negosiasi sama penjual nya"

"boleh "ucap Jihan singkat, mereka berdua keluar dari mobil setelah terparkir didepan lapak penjual buah.

Tangan mulusnya mulai memilih buah yang akan ia beli , dari mengambil buah besar kecil kai juga ikut membantu.

"semua jadi 250 ribu mbak" kata sipenjual lalu menyerahkan kantong plastik berwarna putih.

Jihan menerima lalu hendak membayar namun Kai lebih dulu memberi uang ke penjual , bahkan uang yang Kai beri lebih dari 250.

Jihan dan Kai membuka pintu mobil namun seseorang memanggil mereka dengan nama"kak tunggu" panggil seorang gadis menghampiri mereka berdua .

"kak ini kembalianya " mengulurkan uang senilai Rp 50.000 .

"buat kmu jajan aja ,kakak ikhlas kok terima ya itung aja itu uang lebih dari kakak" tutur Kai dengan santai Jihan kagum sedari dulu sampai sekarang Kai tak pernah berubah .

Dia suka memberi orang uang dari dompet pribadinya ,buah dari kerja kerasnya sebagai Selebgram .

"gak kak kata ummi kalau mau dapat uang kita harus bekerja terlebih dahulu" jawab sigadis dengan polos.

"dek ini buat kmu terima ya , kak Kai ikhlas kok masalah kata ummi ada benarnya tapi kali ini anggap saja rezeki dari Allah untuk kamu" Jihan menabah uang ketangan sigadis.

Sigadis mendoakan supaya Kai dan Jihan berjodoh sontak doa sigadis membuat hati seorang Kai mengaminkan dengan sepenuh hati.

Apa lagi Kai sudah nyaman dengan Jihan yang selalu mewarnai kehidupan sehari-hari nya. Kai kembali tancap gas menuju rumah Jihan.

Keesokan siangnya Dika mengajak Jihan ngobrol empat mata , dengan nada santai Jihan menanyakan hal apa yang ingin dibicarakan sampai harus terpisah dari Kai dan Celsi.

"gue tau ini terlalu cepat disimpulkan tapi boleh gue minta bantuan Lo , bantu gue deketin Celsi gue suka sama dia"

Berfikir sejenak lalu menimbang-nimbang ucapan Dika ,karena sejak dulu Celsi berpacaran dengan Leon pria Australia. Yang kini sudah meninggal dunia, karena kecelakaan pesawat 1 tahun lalu.

Celsi sempat bercerita bahwa Leon adalah mantan terindahnya dia sempat bersumpah akan setia pada Leon hingga ajal menjemput nya suatu saat nanti.

"eemmm ok gue akan bantu Lo"

"semoga dengan ini bisa buat Celsi bahagia" batinya sambil melangkah berdampingan dengan Dika.

Mereka kembali bergabung dengan Kai dan Celsi yang sudah menunggu mereka berdua sedari tadi.

"Celsi ntar malam jalan yuk kebutik langganan kita...."

"gue ikut"potongan kata dari Kai.

"gak boleh ini tuh urusan perempuan ,lagian gue kangen udah lama gak jalan sama Celsi"

Terjadi perdebatan kecil diantara Jihan dan Kai yang seperti anak kecil berebut mainan.

Celsi menengahi perdebatan mereka ,lalu meminta Kai mengalah terlebih dahulu dengan alasan ,ingin menghabiskan waktu bersama Jihan dan masalah jalan berempat akan ia atur jadwalnya.

Kai tak berdaya jika dua perempuan sahabatnya itu berkata tidak , walaupun Kai merengek-rengek pun hanya akan membuang-buang tenaga .

Malam pun tiba pukul 19:00 Jihan membawa Celsi kerestoran ,meski sejak dalam perjalanan Celsi terus bertanya kemana mereka akan pergi.

Jihan menjawab ini kejutan untuk Celsi jadi biarkan dirinya langsung melihat , karena Jihan tak bisa menjelaskan tentang rencana ya bersama Dika .

mereka berdua memasuki restoran nampak terlihat banyak pengunjung yang makan dan nongkrong di sana. Jihan mengandeng tangan Celsi menuju kesebuah ruangan.

baru sampai didepan ruangan Jihan berakting ingin pergi ke toilet lalu menyuruh Celsi masuk lebih dulu nanti dirinya akan menyusul. Jihan langsung pergi meninggalkan Celsi sendiri, perlahan langkah demi langkah mulai memasuki ruangan.

Tiba didalam ruangan ia mendapati Dika dan ruangan didisain dengan rapi serta pemandangan lampu kota pada malam hari.

Dika menyambutnya dengan senyuman manis lalu memberinya buket bunga.

Dengan ragu Celsi menerima bunga tersebut.

Selesai makan Dika mulai membuka perbincangan diantara mereka ditemani dingin nya udara malam hari.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!