"Tuan, Saya sudah mendapat kabar mengenai keberadaan salah satu teman Tuan Leonardo." lapor salah satu anak buah Leonardo yang diminta untuk mencari seorang pria yang bernama Ryan diaksa.
"Lalu, dimana keberadaannya?" tanya Leonardo kepada anak buahnya.
"Yang saya tahu, mereka sedang berada di Belanda. berarti mereka berada di tempat ini." jawab Salah satu anak buah Leonardo.
"Kalau begitu kita harus mencari mereka, karena yang aku dengar.. Rian diaksa adalah salah satu saksi mata pembunuhan yang dilakukan oleh petinggi pemerintahan ini!" seru Leonardo kepada anak buahnya.
Akhirnya Leonardo memutuskan untuk mencari keberadaan Ryan diaksa. Ryan diaksa adalah salah satu teman Leonardo di perusahaan yang sedang mereka kelola, namun perbedaan usia yang sedikit terpaut jauh membuat Leonardo selalu memanggil Ryan dengan sebutan Abang. Hal itu membuat Leonardo berusaha untuk menolong Ryan diaksa.
Sekitar 7 jam lamanya Leonardo mencari keberadaan tempat tinggal Ryan.
"Bos itu adalah rumah Mereka!" seru anak buah Leonardo.
"Lalu, kenapa kalian tidak masuk?" tanya Leonardo.
"kelihatannya terjadi sesuatu di dalam rumah itu, Bos." jawab Salah satu anak buah Leonardo.
"Memangnya kenapa?" tanya Leonardo.
"Sebaiknya kita Panggil polisi terlebih dahulu, Bos. karena jika kita memasukinya maka kita akan terjebak di dalam permainan seseorang." jawab anak buah Leonardo.
"Baiklah kalau begitu, hubungi kepolisian Aku ingin masuk bersama para pengawal yang lain." jawab Leonardo.
Zafir adalah salah satu anak buah kepercayaan Leonardo, dia selalu menangani seluruh kasus yang Leonardo hadapi.
"Kelihatannya di tempat ini habis ada perampokan!" seru Zafir kepada Leonardo.
"Sebaiknya kita mencari temanku itu, kalau tidak aku yakin para pembunuh itu akan membunuh seluruh keluarga ini!" seru Leonardo yang kemudian memasuki rumah Rian. terlihat di sana rumah itu sudah sangat berantakan dan banyak Ceceran darah di ruang tamu keluarga Ryan.
30 menit kemudian
Salah satu kepolisian datang ke tempat Ryan, Leonardo dan para polisi Belanda itu begitu terkejut saat melihat pembunuhan yang terjadi di rumah Rian Adhyaksa.
"Tuan Leonardo, apa yang terjadi di tempat ini?" tanya salah satu polisi Belanda.
"Saya kurang tahu pak, namun sebelum itu teman saya ini menelepon dan mengatakan kalau dia mendapat teror mengenai keluarganya yang akan dibunuh." jawab Leonardo.
"Lalu, apa yang terjadi lagi?" tanya polisi Belanda.
"Saya kurang tahu pak, saya mendapat kabar itu kemudian saya langsung ke tempat ini. ternyata ditempat ini sudah terjadi pembunuhan." jawab Leonardo.
"Kelihatannya seluruh keluarga ini telah dibunuh." jawab kepala polisi tersebut.
Sesaat kemudian Leonardo terus menapaki rumah keluarga Rian Adiaksa.
"Ya Tuhan... kenapa ini harus terjadi, Lihatlah seluruh keluarganya telah dibunuh. bahkan para pekerja yang ada di rumah ini semuanya tak luput dari kekejaman para penjahat itu." guman Leonardo dalam hati saat melihat temannya itu telah tergeletak di lantai dengan beberapa tembakan di tubuhnya.
Bahkan istrinya lebih mengenaskan lagi, dicekik dan diperkosa oleh para penjahat itu. langkah kaki Leonardo terus memasuki rumah keluarga Ryan, pria itu terus mencari jika kemungkinan ada salah satu keluarga yang masih hidup, Entah mengapa Leonardo begitu yakin, kalau keluarga sahabatnya masih hidup.
"Tuan, Kelihatannya tidak ada yang tersisa dari keluarga Tuan Rian." ucap Zafir kepada Leonardo.
"Seharusnya salah satu anaknya masih hidup, karena yang terbunuh dua anak, Rian mempunyai tidak 3 anak jadi salah satu anaknya pasti masih hidup.' jawab Leonardo.
Akhirnya Leonardo dan Zafir mencari keseluruh rumah tersebut, hingga keluar ke pekarangan rumah keluarga Ryan. tetap tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah tersebut.
"Tuan, kelihatannya keluarga ini benar-benar sudah dibantai tanpa tersisa sama sekali." ucap Zafir.
"Entahlah, namun jika itu benar terjadi, aku benar-benar menyesal tidak bisa menyelamatkan temanku." ucap Leonardo yang kemudian keluar dari ruangannya menuju sebuah ruangan yang begitu tidak terurus.
Sebuah gudang yang sangat bau dengan debu yang telah menutupi ruangan tersebut.
Saat Leonardo dan Zafir hendak meninggalkan gudang tersebut, tiba-tiba terdengar suara tangisan yang tertahan dari seseorang.
"Tunggu Zafir!" seru Leonardo.
"Ada apa Tuan?" tanya Zafir.
"Kelihatannya ada seseorang di tempat ini," jawab Leonardo.
"Tidak mungkin Tuan, tidak ada yang tersisa di rumah ini." jawab Zafir.
"Cepat kau ikut aku masuk ke gudang ini!" seru Leonardo.
Akhirnya Leonardo bersama orang kepercayaannya itu memasuki gudang rumah Ryan, terlihat debu seolah membuat dada Leonardo sesak. Tak lama kemudian ada sebuah kotak peti yang ditutupi oleh kain putih.
"Zafir, angkat meja ini dari kotak itu!" seru Leonardo.
Zafir menganggukkan kepalanya, sesaat kemudian pria itu mengangkat meja yang begitu berat untuk membuka sebuah kotak besar yang ada di bawah meja itu.
Setelah membuka kotak tersebut, Betapa terkejutnya Leonardo dan Zafir. terlihat di sana ada seorang wanita yang sedang mendekat gadis kecil yang menangis dengan mulut yang dibungkam.
"Zafir, keluarkan gadis ini dan Panggil polisi!" seru Leonardo yang menyuruh Zafir untuk memanggil polisi.
Sesaat kemudian para polisi mendatangi gudang tersebut,
"Kelihatannya ini salah satu putri dari tuan Rian!" seru salah satu polisi
Seorang gadis kecil yang berusia sekitar 7 tahun ditemukan oleh Leonardo dan Zafir. Gadis itu matanya tertutup dengan suara tangisan yang tertahan, seorang wanita tua yang mendekapnya telah meninggal karena kehabisan nafas.
"Sebaiknya kami harus membawanya ke rumah sakit!" seru salah satu polisi.
"Tunggu pak polisi, jangan dibawa sendiri gadis ini ke Rumah sakit. jadikan Dia 1 dengan para mayat yang ada di rumah ini, dengan begitu jika para penjahat itu tahu kalau gadis ini masih hidup mereka akan membunuh gadis ini." ucap Leonardo. benar apa yang dikatakan oleh Leonardo, jika para penjahat itu mengetahui salah satu anak dari Rian Adiaksa masih hidup bisa-bisa anak kecil menjadi sasaran pembunuhan dari orang yang tidak mereka kenal.
Akhirnya gadis kecil itu dibawa ke rumah sakit bercampur dengan mayat keluarganya, berselang dua hari setelah ditemukannya mayat seluruh keluarga Rian Adiaksa.. Putri terkecil dari Ryan telah dibawa oleh Leonardo, dia ingin membesarkan Putri sahabatnya itu karena dia tidak ingin merasa bersalah dengan semua yang terjadi pada temannya.
"Mulai sekarang kau akan tinggal bersama paman di rumah paman." ucap Ryan kepada gadis kecil yang bernama Renata.
Terlihat Renata hanya menganggukkan kepalanya, dia sudah tidak punya keluarga lagi. gadis kecil itu hanya menurut apa yang dikatakan oleh pria yang telah menolongnya.
"Mulai sekarang namamu bukan Renata Adiaksa, melainkan namamu sekarang Renata Riana." ucap Leonardo.
"Baik, Paman." jawab Renata.
Hari-hari yang dilalui Renata sekarang harus menjadi di hari yang berbeda, sekarang dirinya telah menjadi yatim piatu. bersandar pada seorang pria yang ternyata sahabat ayahnya.
** bersambung **
2 tahun kemudian
Dari hari kehari Renata berusaha untuk melupakan masa lalunya, gadis kecil itu sekarang telah diasuh oleh Leonardo. lebih tepatnya di asuh oleh para pembantu Leonardo
"Paman, Paman lihat deh. hari ini Renata mendapat nilai yang sangat bagus!" seru Renata yang menunjukkan nilai dari pelajarannya.
"Bagus kalau begitu, Paman senang kalau kau bertambah pintar." jawab Leonardo.
"Kalau Renata bertambah pintar, berarti Renata dikasih hadiah dong." ucap Renata yang kata-katanya begitu polos. hingga membuat Leonardo tertawa terbahak-bahak.
"Ha-ha-ha... Lihatlah Zafir, gadis kecil ini ternyata meminta hadiah atas kepintarannya!" seru Leonardo kepada Zafir.
"Tentu dong Paman, masa Renata sudah berusaha mendapat nilai bagus tidak mendapat hadiah." jawab Renata sambil memanyunkan bibirnya.
"Baiklah kalau begitu, Paman Leon akan memberikanmu hadiah yang sangat bagus. Memangnya kau minta apa?" tanya Leonardo kepada Renata.
"Renata minta Paman Leon selalu bersama dengan Renata, jangan pernah tinggalkan Renata. karena Renata sudah tidak punya keluarga lagi." ucap Renata yang begitu polos. Hingga membuat Leonardo begitu tersentuh.
Gadis kecil yang telah dia Asuh semenjak 1 tahun yang lalu.
Renata selalu bahagia. Gadis itu selalu memperlihatkan keceriaannya dihadapan semua orang.
"Lihatlah gadis kecil itu, dia tidak tahu malu sekali.. Dia sangat bangga karena diasuh oleh Tuan Leonardo, Apakah dia tidak tahu kalau dia itu adalah anak pungut yang hanya diasuh oleh majikan kita, coba lihat Kalau tuan Leonardo benar-benar sayang padanya. pasti Tuan Leonardo akan mengangkatnya menjadi putrinya bukan menjadi di wali sementara." cibir salah satu pelayan yang membuat hati Renata sangat sakit saat mendengar kata-kata mereka.
"Aku akan buktikan kepada mereka, kalau aku bukanlah pengganggu ataupun lintah yang menempel pada Paman Leon. Akan kubuktikan pada mereka kalau aku ini adalah gadis pintar yang akan mencari jati diriku sendiri." ucap Renata yang kemudian pergi dari dapur mewah rumah Leonardo.
Setiap hari yang dilakukan Renata hanyalah belajar di depan komputer dan mempelajari seluruh bisnis dan mempelajari ilmu karate dan yang lain.
Begitulah kehidupan yang dijalani Renata dari hari ke hari. dia tidak ingin dicibir oleh orang-orang yang bekerja pada Leonardo kalau dia hanyalah parasit yang meminta belas kasih dari pria itu.
"Akan Renata buktikan kalau Renata ini adalah wanita yang hebat, tidak akan Renata biarkan orang lain menghina Renata dan menyiksa Renata." ucap Renata yang sedang berada di pelatihan karate tempat Leonardo. Gadis itu begitu gigih, dia ingin membalaskan dendamnya kepada orang-orang yang telah membunuh keluarganya tanpa tersisa sama sekali.
"Hai gadis kecil!" seru Zafir yang mendatangi Renata di arena pelatihan karate tempatnya.
"Paman Zafir!!" seru Renata yang kemudian berlari dan memeluk Zafir.
"Ada apa?" tanya Zafir yang melihat kegigihan Renata. ada sesuatu yang membuat gadis itu berlatih begitu giat.
"Renata akan membuktikan kepada semua orang, bahwa Renata ini adalah gadis yang berguna. suatu saat nanti Renata akan berdiri sendiri dan tidak akan meminta bantuan orang lain, tidak akan Renata biarkan orang lain menghina Renata dan menginjak-injak Renata!" seru Renata yang kemudian duduk di pangkuan Zafir. terlihat Zafir tersenyum kepada gadis yang sekarang berusia 9 tahun itu.
"Ternyata Gadis cantik Paman ini benar-benar ingin berjuang ya." ucap Zafir yang kemudian mencium pipi Renata.
"Jangan sekali-kali mencium pipi Renata ya, Paman. nanti pipi Renata ini tidak cantik lagi karena sering dicium oleh Paman Zafir!" seru Renata yang kemudian membersihkan pipinya dari bekas ciuman Zafir.
"Ha-ha-ha... ternyata gadis kecil Paman ini pelit sekali ya." ucap Zafir yang kemudian mengelus kepala Renata.
"Paman, katanya Paman sama paman Leon akan pergi ya?" tanya Renata kepada Zafir.
"Iya, paman mau pergi ke suatu tempat. karena terlihat salah satu perusahaan milik Paman Leon mengalami masalah yang tidak bisa diselesaikan." jawab Zafir yang kemudian mendudukkan Renata di depannya pria itu berusaha untuk memberikan penjelasan kepada Renata. berapa lama?" tanya Renata.
Zafir tidak bisa menjawab pertanyaan Renata,
"Paman tidak tahu, Sayang." jawab Leonardo yang sudah datang ke tempat latihan karate tempatnya.
"Jadi Paman Leon sama paman Zafir akan ninggalin Renata dong!" seru Renata yang kemudian berlari dan memeluk Leonardo.
"Maafkan Paman Leon dan Paman Zafir ya, sayang. karena perusahaan Paman sedang mengalami masalah yang tidak bisa ditinggalkan, kalau tidak.. Paman Bisa bangkrut dan tidak bisa menyekolahkan Renata." ucap Leonardo sembari memberi penjelasan kepada gadis kecil.
"Kalau begitu belikan Renata ponsel dan sering-sering memberi kabar kepada Renata, karena Renata pasti kesepian Kalau tidak ada paman Leon dan Paman Zafir!" seru Renata yang kemudian berlari ke tempat Zafir dan memeluknya.
"Gadis kecil Paman tidak boleh cemberut seperti itu, Paman Leon dan Paman Zafir pasti setiap hari bakal memberi kabar sama Renata." ucap Leonardo.
Akhirnya Leon dan Zafir pergi ke suatu tempat, di suatu negara yang jauh yang ada di pelosok dunia. kedua pria itu harus menyelesaikan masalah yang kini sedang melanda perusahaan tempat mereka.
Dari hari kehari Renata terus menunggu kabar dari Paman Leon dan Paman Zafir.
1 tahun telah berlalu hingga beberapa tahun, ternyata kedua pria itu tidak pernah memberikan kabar kepada Renata. Gadis itu terlihat sedikit kecewa karena kedua paman yang selalu menemaninya tiba-tiba menghilang dan tidak pernah menanyakan kabarnya.
Renata terus berusaha berdiri di tengah-tengah cemoohan para pekerja Leon yang selalu menghinanya.
Beberapa tahun berjalan hingga membuat perasaan lelah yang dimiliki Renata kini telah memuncak. dia tidak ingin berharap lagi pada semua orang, seolah hidupnya ini benar-benar sendiri tanpa ada ada yang memperhatikannya. hati Renata seperti membeku, gadis itu menjadi gadis yang begitu keras, hingga membuatnya menjadi seseorang yang kini telah berubah.
"Aku tidak akan pernah mau mengharapkan belas kasih dari orang lain, aku akan berdiri dan membuat diriku aku menjadi wanita yang hebat!" ucap Renata.
** bersambung **
Dari Hari ke hari waktu terus berjalan, akhirnya Renata kini telah dewasa. gadis itu sekarang sudah berusia 18 tahun, dia sudah lulus sekolah SMA. Bahkan dia menjadi lulusan terbaik di sekolah Belanda.
Renata, sebuah nama yang kini ditinggalkan oleh Renata. masa lalunya yang kelam dan penantiannya pada dua pria yang selalu menjanjikan akan memberinya kabar. Namun nyatanya bertahun-tahun lamanya tidak ada kabar dari Leonardo dan Zafir.
Renata Riana, Gadis itu menjadi gadis yang begitu terkenal sekarang. dia sudah bekerja menjadi sekretaris salah seorang pengusaha sukses yang ada di Belanda, wajahnya cantiknya hingga membuat pengusaha itu melirik Renata dan tidak bisa melepaskan Renata sama sekali.
Kini Renata lebih senang jika dipanggil Riana, gadis cantik itu bagaikan bom di tengah-tengah perusahaan super megah yang dimiliki oleh Nikel davinci.
"Sayang, nanti aku ingin mengajakmu menjemput salah satu rekan bisnis ku yang baru pulang dari Dubai." ucap Nikel.
"Memangnya dia tidak bisa naik kendaraan sendiri apa?" tanya Riana kepada Nikel.
"Tentu saja, dia bisa pulang sendiri dan bisa kemanapun sendiri. namun bagaimana ya sayang, tapi sekarang dia adalah rekan bisnis aku, masa aku tidak boleh menyambutnya. dia sudah pergi selama hampir 10 tahun lamanya, Hal itu membuat aku harus membuka tanganku sebagai tanda persahabatan kami." jawab Nikel.
"Memangnya dia berusia berapa tahun sekarang?" tanya Riana kepada Nikel
"Mungkin usianya sekitar 37 tahun." jawab Nikel.
"Berarti sudah tua dong." jawab Riana yang membuat Nikel langsung tersenyum kepada sekretarisnya itu.
"Nanti kau berangkat saja bersama dengan ajudan pribadi mu itu, Aku tidak mau ikut." jawab Riana .
"Tidak, kalau kau di perusahaan bersama dengan para karyawan ku itu bisa-bisa kau terus dirayu oleh mereka." jawab Nikel.
"Memangnya kenapa aku tidak boleh berpacaran dengannya, Bahkan aku saja bukan pacarmu." ucap Riana yang membuat Nikel sedikit tersulut emosinya.
"Dengar ya Sayang, kau itu hanyalah milikku. semenjak kejadian itu Aku menganggapmu sebagai belahan jiwaku yang tidak boleh diambil oleh siapapun." jawab Nikel yang kemudian menatap wajah Riana dengan tatapan yang begitu sayu.
Flashback cerita
Waktu itu ketika Riana berusia 13 tahun. gadis itu telah diusir oleh para pekerja yang menganggap Riana hanyalah gadis parasit yang selalu menggerogoti kekayaan majikan mereka, Leonardo.
Entah mengapa seorang wanita yang menyukai Leonardo itu tiba-tiba menculik Riana, dan membawa Gadis itu ke sebuah rumah pelelangan yang ada di Belanda. waktu itulah pertama kali Riana bertemu dengan pemuda yang berusia 22 tahun, Nikel davinci seorang pengusaha muda yang begitu sukses dan melanglang buana di seluruh Negara.
Saat itulah Nikel pertama kali bertemu dengan Riana, dengan begitu kejamnya salah satu pembantu Leonardo yang menyukai pria itu.. dia menjual Riana di pusat penjualan manusia.
Begitu cantik Riana di mata davinci, ketika dia pertama kali bertemu dengan seorang gadis muda yang berusia 13 tahun.
"Oke-oke, kau jangan marah seperti itu. Aku tahu kalau kau telah membeliku di rumah pelelangan itu, dan karena itu kau berhak memiliki ku." ucap Riana sembari mencubit perut Nikel.
"Aku tidak pernah menganggap dirimu ku beli, namun aku mencintaimu saat pertama kali aku bertemu denganmu. Cintaku begitu tulus padamu." ucap Nikel yang membuat Riana tersenyum kepada pria itu
"Ya sudah kalau begitu lebih baik kau ikut denganku untuk ke bandara ucap nikel kepada Riana.
"Kau tahu kan, aku benar-benar tidak menyukai bandara. aku begitu ngap saat berada di sana." Jawab Riana.
"Aku akan selalu berada disisimu dan aku tidak akan membiarkan orang-orang itu untuk menyakitimu." ucap Nikel yang membuat Riana sedikit tenang. karena sudah 5 tahun lamanya Nikel selalu menjadi pelindung bagi Riana.
"Begini saja, kalau begitu aku tunggu saja di mobil oke." ucap Riana kepada Nikel.
"Oke." jawab Nikel yang kemudian memeluk pinggang Riana. kemudian membawa Gadis itu menuju parkiran mobil.
Hari ini Riana benar-benar tidak ingin masuk ke salah satu bandara yang ada di Belanda, gadis itu tetap menunggu salah satu rekan bisnis dari Nikel. terlihat dari kaca mobil Nikel 2 orang pria baru keluar dari bandara. Nikel langsung menyambut mereka berdua. Sesaat kemudian kedua pria itu dipersilahkan masuk oleh Nikel kesalahan satu mobil yang telah dia bawa.
Sedangkan dirinya memasuki mobil bersama Riana.
Tek.
Nikel menutup pintu mobilnya, Dia memasuki mobil itu sembari tersenyum kepada Riana.
"Bagaimana, Apakah teman bisnismu itu sudah pulang ke rumahnya?" tanya Riana kepada Nikel.
"Iya, aku menyuruh salah satu supir untuk mengantar pria itu ke salah satu mension yang aku punya di tempat ini." jawab Nikel.
"Katamu Dia mempunyai rumah di Belanda, lalu mengapa dia harus tinggal di tempatmu?" tanya Riana kepada Nikel.
"Rumahnya kan berada di Roterdam, sedangkan kita berada di Amsterdam." jawab Nikel.
"Terserah dirimu saja lah, yang penting aku tidak usah masuk ke dalam bandara. kepalaku bisa pusing kalau masuk ke dalam tempat itu." jawab Riana yang kemudian menyandarkan kepalanya di kursi mobil nikel.
"Oh ya sayang, besok aku akan mengadakan acara kecil-kecilan yang akan diikuti oleh beberapa pengusaha yang ada di kawasan ini." ucap nikel.
"Aku ikut atau tidak?" tanya Riana.
"Tentu saja kau harus ikut." jawab Nikel yang kemudian mengajak Riana ke suatu butik yang ada di di kota tersebut.
** bersambung **
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!