Mutia Syakila,
ia adalah gadis yang berasal dari desa. mempunyai paras yang cantik dan indah di pandang mata, orang-orang selalu menyebutnya dengan istilah kembang desa.
Mutia berumur 20 tahun. dan mempunyai satu adik. ia berasal dari keluarga sederhana dan naasnya orang tuanya bercerai saat ia masih SMA.
2 tahun sudah ia menjadi tulang punggung keluarga, menjalani hari-hari dengan bekerja. karena ayah nya yang sakit-sakitan membutuhkan biaya pengobatan dan adik nya yang masih sekolah.
Sore hari, pekerjaan nya telah selesai. karena ia bekerja di restoran hanya dari pagi sampai sore saja. sementara malam nanti ia akan bekerja di sebuah pom bensin. Dan kini saat nya ia pulang, sebelum pulang tidak lupa ia membeli makanan untuk ayah dan adik nya.
Mutia pulang dengna berjalan kaki, semampai nya di rumah ia pun mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban dari adik ataupun ayah nya.
"Asalamualaikum.... ayah ..??"
"ayahhhhh"
Sampai akhirnya Mutia pun masuk lewat jendela dan langsung ke kamar ayah nya.
"Aaaayyyaahhhhhhh"
"Ayah kenapaa..?
Ayah Mutia tergeletak di lantai tidak sadarkan diri. dan ia langsung berlari keluar untuk meminta bantuan kepada tetangganya.
Tak butuh waktu lama ayahnya pun langsung dibawa ke rumah sakit.
Mutia tampak sedih dan khawatir ia tak berhenti mondar mandir sambil menunggu dokter keluar.
Bugghhhh
"awww sakit sekalii jidatku" Ucap mutia
Mutia mengusap-usap jidatnya sambil terduduk karena terjatuh.
"Apa yang kau lakukan hahh, apa kau tak punya mata!!!" ucap rangga
rangga adalah seorang perawat yang bekerja di rumah sakit itu.
Sedangkan mutia segera terbangun dan menatap laki-laki itu dengan tajam.
"Jelas-jelas kau yang menabrak ku, knpa kau yang marah-marah," Ucap mutia.
"itu karena kau mondar mandir dan menghalangi jalanku" ucap rangga dengan nada rendah dan penuh penekanan, tak lupa juga tatapan tajamnya, sampai-sampai muria bergidik ngeri melihatnya.
tanpa menunggu waktu lama ranggapun langsung berlalu pergi.
Mutia masih bengong di tempatnya karena selama ini, ia baru menemukan laki-laki yang kasar seperti rangga, bahkan saat pertama kali bertemu dan tidak saling mengenal sama sekali.
"Siapa laki-laki kasar itu, Dia aneh sekali seperti ayam sedang beranak saja" Gumam mutia dalam hati
Seketika lamunan mutiapun buyar ketika mendengar suara beriton seorang dokter yang baru saja keluar memeriksa ayahnya.
"Bagaimana keadaan ayah saya dok? " Tanya mutia
"Apakah anda putrinya?"
"Iyah dok saya putrinya."
"Baiklah mari ikut saya sebentar, ada yang harus saya bicarakan" Ucap sang dokter
"Baik dok"
Malam hari, tampak mutia sedang duduk di pinggir berangkar tempat ayahnya berbaring sambil memegang tangan sang ayah dengan lembut. Air mata yang terus mengalir membasahi pipi cantik mutia, ia teringat dengan kata-kata sang dokter bahwa kondisi ayahnya akan semakin memburuk jika tidak segera di operasi untuk pemasangan ring jantung.
karena ayahnya menderita penyakit jantung yang sudah sangat parah.
Mutia sangat terpukul bukan karena ia tak mau ayahnya di oprasi tapi ia memikirkan biaya oprasi yang sangat besar. sedangkan ia tidak memiliki tabungan dan gajihnya pun hanya cukup untuk biaya sehari-hari.
"Ayahh.... Doakan tia.. semoga tia bisa menghasilkan uang untuk biaya pengobatan ayah.. tia janji, akan berusaha sekuat mungkin mencari uang, agar ayah bisa sembuh, ayah yang kuat yah tetap bertahan " lirih mutia sambil mengelus tangan ayahnya dan air mata yang mengalir.
Rangga Aditiya
Seorang pemuda yang berusia 23 tahun perawakan tinggi dan berbadan sixpack, memiliki wajah tampan alis tebal, hidung mancung dan bibir tipis. Wanita manapun yang melihatnya akan terpesona, kecuali wanita yang bernama Mutia syakila yang membuat rangga semakin penasaran.
Rangga adalah seseorang yang jenius bahkan ia sudah menyelesaikan kuliahnya di fakultas Kedokteran di Amerika.
Dan baru sebulan yang lalu ia tiba di jakarta, namun kakeknya sudah memberikan ia tugas untuk menyurvei salah satu rumah sakit yang ada di kota kuningan. Yang nantinya rumah sakit itu akan ia wariskan kepada rangga.
Karena ada beberapa masalah di rumah sakit yang mengharuskan ia menyamar menjadi seorang perawat dahulu, sebelum rumah sakit itu di berikan kepadanya.
Di bawah hamparan bintang-bintang dan angin malam menyapu lembut wajah tampan yang sedang melamun di balkon kamarnya.
Pertemuan singkatnya tadi sore dengan seorang wanita selalu terbayang-bayang dibenaknya. Rangga terheran-heran biasanya setiap wanita yang menjumpainya akan bersikap lembut dan cari-cari perhatian padanya, tapi berbeda dengan wanita yang bertabrakan dengannya.
"Apa mata dia bermasalah, hingga dia tidak bisa melihat pesonaku? Apa jangan-jangan kepalanya terbentur terlalu keras ke badanku? Siapa dia sebenarnya" Pertanyaan muncul bertubi-tubi di benak rangga.
"Aakkkhhhhhh... ngapain juga aku harus memikirkan gadis bodoh itu. cuih"
Rangga pun masuk ke dalam kamar dan merebahkan dirinya di atas ranjang king size milik nya. Tak butuh waktu lama rangga pun terlelap.
Di tempat lain,
Mutia yang baru saja selesai bekerja pukul 22.00 di pom bensin bergegas mengganti seragam nya dan berpindah ke tempat bekerja yang lainnya yaitu ke restoan 24 jam.
ia segera memesan gojek online dan menunggunya di pinggir jalan, tak lama gojekpun datang dan mutia langsung naik, namun sampai setengah jalan mutia merasa aneh karena ini bukanlah jalan menuju restorannya.
"bang.. kayanya salah jalan deh bang" Ucap mutia pada babang ojeknya
"Masa sih neng.. neng diem aja yah ikut abag aja" ucap babang ojek sambil melihat wajah mutia lewat kaca sepion dan tersenyum menyeringai.
Mutia agak merinding melihat babag ojek tersenyum begitu kepadanya, dan mutia sangat takut melihatnya dan langsung memalingkan wajahnya.
"Abang jangan macem-macam sama saya ya bang.. sekarang saya mau berenti disini aja.."
"Jangan gitu dong neng.. bentar lagi kita nyampe ke tempat tujuan neng diem aja ya cantikk"
Mutia semakin takut karena tangan abang gojeknya mulai meraba lututnya.
mutiapun langsung menepis tangan itu.
"Jangan sentuh saya!!! Cepat berentiii!!!" Ucap mutia berteriak
"Kalau gak berenti saya loncat ni yaa"
Mutia benar-benar takut dan berniat melocat dari motor itu. namun motornya langsung berhenti apesnya jalan ini benar-benar sepi dan gelap bangett.
"Yaudah kita berenti di sini ya cantik, kita bersenang-senang dulu gimana hemm??" Sambil memegang tangan dan mencolek dagu mutia
"Diam dan Lepaskan tanganku..!!!! Aku tidak sudi di sentuh olehmu" Ucap mutia dan langsung menendang abang ojek nya. mutia berniat melariakan diri namun langkahnya terhenti ketika sebuah tangan memeluk perutnya, mutia memberontak meminta tolong.
"jangan sentuh aku berengsekkk.. Lepaskannn..lepaskann aku.."
"tolongg...tolongg siapapun tolong aku.. hiks..hikss" teriak mutia sambil menangis tersedu-sedu.
Bughhh.. bughhh..
Mutiapun ikut tersungkur karena ada yang menendang babang ojeknya berengsek itu hingga terjatuh. mutia langsung berlari menghampiri orang itu dan bersembunyi di balik tubuhnya.
karena keadaan gelap mutia belum melihat wajah laki-laki itu dengan jelas, dan tiba-tiba
bughhhh
laki-laki itu terhuyung ke belakang bogem mentah yang di layangkan oleh abang ojek itu telah berhasil mendarat di wajah tampan rangga.
Dan tak lama terjadilah perkelahian antara keduanya.
“ya allah bagaimana ini, tolonglah hambamu ya allah selamatkan laki-laki yang menolong ku” gumam mutia dalam hati
“lari bodoh.. jangan berdiri di situ..” teriak laki-laki tadi.
Dan secepat mungkin nia menjauh dan bersembunyi di balik semak-semak, namun masih bisa melihat keduanya.
Dan alhamdulilah abang ojek itu telah lari terbirit-birit tanpa memperdulikan motornya.
Mutia menhampiri orang itu untuk mengucapkan terimakasih menggunakan senter ponselnya karena jalanan sangat gelap terlebih ini sudah tengah malam.
“M..makasih yah..a..a..ku benar-benar mengucapkan banyak terimaksih” ucap mutia sambil mengarahkan senter ponselnya ke arah lelaki itu.
Dan betapa terkejutnya saat mutia dapat melihat dengan jelas wajah laki-laki itu.
“Kauu..” ucap mutia dengan wajah terkejutnya.
“Dasar gadis bodoh.. sedang apa kau malam-malam di jalanan seperti ini” ucap rangga sambal menari tangan mutia kea rah motor sport nya yang berada tak jauh dari mereka.
“Lepaskan tanganku.. mau di bawa kemana aku, jangan macem-mavem ya” ucap mutia sambl terus memberontak melepaskan tangannya.
“Dasar wanita tidak tau terimaksih.. udah di tolongin masih aja nuduh yang macem-macem, akupun tak sudi berbuat macem-macem pada gadis jelek sepertimu”
Mutiapun terdiam sejenak dan merasa bersalah dalam hatinya.
“Mmmm… M.. maafkan aku.. aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya takut kejadian tadi terulang kembali” ucap mutia sambal menunduk dan meremas ujung kemejanya, karena merasa tidak enak sekaligus takut pada lelaki yang ada di hadapannya.
”maksih yah udah nolongin tadi, oiya perkenalkan namaku mutia” mengulurkan tangannya
Rangga pun berdehem untuk menetralkan kegugupannya, karena entah kenapa melihat wanita ini bersikap lembut kepadanya membuat jantungnya berdegup kencang.
“gue rangga.. ayo gue anterin pulang.. gak baik cewe malem-malem gini pulang sendirian” ucap rangga sambil menjabat uluran tangan mutia dan menuntunnya untuk naik ke motor miliknya.
“ta..tapii aku harus ke tempat kerja aku”
“Hahhhh ngapainn.. ini udah bukan waktunya kerja.. tapi waktunya tidur”
“mungkin itu bagi kalian, tapi tidak untuk kami para orang kalangan bawah yang harus kerja full time, untuk bisa menanggung segala kebutuhan keluarga.”
Mendengar ucapan mutia membuat rangga semakin penasaran dengan wanita yang ada di hadapannya, entah kenapa perasaan ingin melindungi itu muncul dengan tiba-tiba.
“Oke.. cepet naik. Gue anter lo ke tempat lo bekerja, dimana tempatnya?”
“di lestoran X, tapi benr gak ngerepotin?”
“iya benerr.. ayo naek”
Setelah naik dan berpegangan motor sport milik rangga pun melaju dengan cepet membelah jalanan kota kuningan tersebut.
Restoran X
“dah sampe.. turun lo!!!”
“iyah.. makasih yah udah nganterin” ucap mutia sambal memberkan helm nya. Dan langsung melangkah masuk.
Tiba-tiba seperti ada yang mengikutinya, dan ia pun langsung menengok ke belakang.
“loh.. ko ikut masuk?”
“serah gua lah” ucap rangga dengan muka datarnya
“udah sono pulang, ngapain coba ngikutin masuk segala”
“biarin” ucap rangga sambal menyilangkan kedua tangannya di dada
“Jangan ngikutin aku.. udah sono pulang.. nanti bos aku marah.” Sambil mendorong rangga keluar restoran.
“Oke-oke.. gue pulang.. dasar gadih bodoh di temenin cowo ganteng kaya gua malah gak mau dih.” Rangga pun keluar dengan wajah kesal.
“Dih.. Dasar muka kanebo”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!