Sedikit Visual para Pemeran.
AERA ALIN MASAYU
Aera umur 23 tahun, wanita yang sederhana dan mandiri tanpa sosok seorang ayah.
NEVAN DAHENDRA ERLIK
Umur 30 Tahun, Seorang CEO perusahaan, cuek, Namun tampan dan Berkharisma.
AKSA REY FEBIAN
Umur 30 tahun, Teman Nevan, seorang pengusaha, lucu dan berkharisma.
HAPPY READING
Hari senin tanggal 14 Mei 2018, Aera di terima kerja di sebuah perusahaan besar di bidang pariwisata, tidak hal mudah agar bisa masuk di perusahaan tersebut, harus mempunyai kualifikasi yang baik. Aera yang memiliki Nilai bagus plus lulusan universitas Australia terbaik walaupun ikut jalur biasiswa, namun Aera mendapatkan posisi sebagai Sekretaris Direktur utama.
Matahari pagi yang bersinar terang, Aera pun segera beranjak bangun untuk mandi dan segera berangkat bekerja, Aera sangat bersemangat untuk masuk kerja, namun juga takut karna ini pertama kalinya dia bekerja, apa lagi menjadi sekretaris dari Direktur utama.
Waktu sudah menunjukan pukul 06:05, setelah Aera sarapan, dia pun segera berpamitan kepada ibunya, lalu beranjak pergi untuk berangkat bekerja, dia berjalan kaki menyusuri jalan gang sempit untuk menuju halte bus dan angkot, setelah hampir 15 menit angkot pun tidak juga muncul, dan hari pun semakin siang, aera takut hari pertamanya masuk kerja akan terlambat.
"Kenapa lama sekali ya angkotnya, dari tadi tidak ada satu pun yang lewat". Aera yang masih berdiri di pinggir jalan melihat jalan sambil menutupi kepalanya yang merasa silau karna sinar matahari pagi.
Sudah hampir 30 menit menunggu akhirnya angkot pun datang, dan Aera segera masuk kedalam angkot, angkot yang sepi hanya pak sopir dan Aera. "Ayo pak sopir saya sudah terlambat, bisa kencang sedikit tidak pak, saya tidak ingin pertama masuk kerja terlambat". ucap aera yang masih melihat jam di tangannya.
"Siap mbk, tolong pegangan yang erat ya?". jawab pak sopir lalu melajukan angkotnya cukup kencang.
"Ayo pak terus pakk gasss". Aera yang di belakang sopir masih menatap pada jalanan, dan pak sopir hanya mengangguk pelan.
Setelah beberapa menit akhirnya Aera pun sampai di perusahaan nya bekerja. "Pakk stop pakk, stoppppppp..!".
"Citttttttttt". pak sopir pun menginjak rek secara mendadak dan memperhentikan angkotnya, sampai tubuh Aera pun ikut terdorong ke depan.
"Aduh badanku, Pak ini kelewatan kantor tempat saya bekerja di sana". Aera yang melihat kebelakang menunjukan tempat kerjanya.
"Lha mbknya gak bilang mau turun di mana, ya saya gass terus aja eh malah kelewatan". ucap pak sopir yang melihat kebelakang sambil melajukan angkotnya mundur.
"Hehe maaf pak saya belum terlalu hafal daerah sini, Ayo pas terus pak mundur". angkot pun masih berjalan mundur.
Tidak lama angkot pun berhenti pas di depan perusahaan. "Ok pak stop sudah sampai, ini uangnya terimakasih ya pak, maaf merepotkan bapak". Aera yang sudah berdiri dan segera turun.
"Tidak apa-apa mbk, semangat untuk kerjanya".
"Baik pak terimakasih". Aera pun akhirnya turun, dan angkot pun lalu pergi.
Waktu sudah menjukan pukul 06:55. Aera pun berlari-lari cepat karna sudah terlambat, namun setelah sampai koridor perusahaan Aera tidak sengaja menabrak seorang lelaki dua berbadan tegap bersetelan jas rapi di depannya.
"Bruakkkk!". Dan Aera pun hampir jatuh ke lantai.
"Maaf mas, saya tidak sengaja, dan saya juga lagi buru-buru, sekali lagi saya minta maaf". Aera yang kembali berjalan akan masuk ke dalam lift.
"Ehhh mau kemana kamu!". tarik seorang laki-laki tas slempangnya. "Enak aja tiba-tiba langsung pergi!".
"Maaf mas, saya sedang buru-buru. kan saya juga sudah minta maaf". ucap aera yang memohon untuk pergi.
"Kamu liat baju saya jadi berantakan karna kamu, dan kalau jalan itu pake mata, jangan mainan hp sambil jalan".
"Ehh maaf ya mas, saya tidak mainan hp, saya sudah katakan saya sedang buru-buru, dan saya juga sudah minta maaf sama anda, biarkan saya pergi, anda membung-buang waktu saya , dan satu lagi jalan itu pake kaki bukan pake mata". tatap sengit Aera pada laki-laki di depannya, lalu pergi meninggalkannya.
"Siapa yang salah, siapa yang marah, wanita tidak punya sopan santun".
Aksa yang melihat Nevan pun tersenyum kecil.
"Sudah-sudah, dia kan juga sudah minta maaf, ngapain sih lo harus marah-marah". ucap Aksa pada Nevan di selahnya.
"Apa dia juga staf di sini, kenapa ada karyawan seperti itu di sini, dan aku harap tidak bertemu dengannya lagi". ucap Nevan yang masuk ke dalam lift khusus.
"Sepertinya dia karyawan baru man, masih memakai pakaian Hitam, putih. dan yang lucu dia berkata jalan itu pake kaki bukan pake mata, kalau di fikir-fikir mamang benar perkataannya, dan yang paling parah kamu di panggil mas oleh nya". Aksa yang kembali terkekeh mengingat ucapan Aera.
"Ahh sudah Kenapa kamu jadi mengejekku brengsek!". Lempar Buku yang Nevan bawa ke pada Aksa, dan Aksa pun menangkap dengan cepat, dan lift pun sudah terbuka lalu mereka ber 2 keluar, dan masuk ke dalam ruangan kebesaran Nevan untuk membahas suatu hal penting.
Di tempat lain, Aera masih menunggu di suatu tempat dan masih melengkapi data, sambil menunggu bertemu dengan atasannya.
"Tunggu di sini sebentar ya nona, Pak Nevan masih sibuk, belum bisa di ganggu, nanti kalau sudah selesai saya akan memberi tahu anda lagi". ucap salah satu karyawan HRD di perusahaan itu.
"Baik buk". jawab Aera sambil menundukan kepalannya.
DI RUANG DEREKTUR
Nevan pun masih berbincang-bincang dengan Aksa temannya di ruangan yang besar dan megah membicarakan suatu bisnis dan pekerjaan, sambil sesekali bercanda.
"Apa kamu sudah meng rekrut sekretaris baru man". Tanya asksa sambil melesat kopi di depannya.
"Belum, tapi sepertinya pihak personalia sudah mnendapatkannya, dan hari ini dia akan hadir untuk interviuw langsung denganku".
"Baiklah, semoga kamu bisa mendapatkan sekretaris yang lebih baik, dari sekretarismu yang dulu man", ujar aksa lalu bangkit mengambil kunci mobilnya.
"Mau kemana kamu, bukanya kamu hari ini bilang kepadaku tidak sibuk".
"Aku bosan melihatmu, ingin mencari suasane baru, dan berkerjalah dengan benar, dan temui sekretaris baru mu, kasihan pasti sudah lama menunggu mu, dan perlakukan dia dengan baik". Aksa yang sudah siap untuk keluar, dan di ikuti oleh Nevan.
"Apa kamu tidak akan menunggu ku sampai selesai bekerja".
Aksa pun membalikkan tubuhnya." Apa kamu kira aku kekasihmu, atau istri mu yang akan menunggu mu hingga selesai bekerja, sangat konyol sekali, sudah bekerjalah, aku akan pulang". tepuk pundak Nevan oleh Aksa, dan Aksa pun lalu pergi meninggalkan temannya.
Di rungan tertutup hanya satu jendela yang memperlihatkan jalan padatnya jakarta dari ketinggian, Aera masih duduk dan memainkan bolpoinnya, sudah hampir 1 jam di rungan itu, namun juga belum ada tanda-tanda untuk Aera di panggil untuk interviuw dengan Direktur perusahaan, dia pun sudah mulai bosan dan berdiri berjalan melihat pada jalan yang begitu tampak rame dari atas.
"Kenapa lama sekali untuk interviuw, bahkan aku sudah menunggu selama 1 jam di sini, sesibuk apa bapak Direktur di perusahaan ini". Grutu Aera pada dirinya sendiri.
"Ceklak". pintu pun terbuka, sontak membuat Aera menengok dan melangkahkan kakinya untuk kembali duduk, seorang karyawan dari personalia pun datang dan memberitahu untuk segera menuju ke ruangan Direktur utama.
"Selamat pagi nona, saya Selis dari pihak personalia akan mengantarkan anda untuk menuju ke ruangan tuan Nevan.
Dan mereka berdua pun akhirnya keluar dari ruangan itu, menuju ke ruangan Direktur, namun Aera sangat gugup, karna dia akan bertemu dengan Seorang yang paling berpengaruh di perusahaan ini, dan tiba lah mereka di depan rungan besar, bernuasa warna gold, dan pintu yang megah.
.
.
.
.
.
.
❤Bisa lanjut ya kak, saya harap bersedia memberikan like, comment, dan dukungannya, maaf masih banyak belajar author abal-abal ini. terimakasih🍂
Tok.. Tok.. Tok.. Suara pintu yang sudah di ketok oleh selis pihak personalia di perusahaan tersebut.
"Masuk". suara pria dari dalam yang mempersilahkan untuk masuk.
"Mari nona silakan masuk". Selis yang sudah membukakan pintu untuk Aera, dan Aera pun ikut masuk.
Aera yang sudah masuk pun ter perangah melihat pria tampan berstelan Jas berwarna navy yang duduk di kursi kebesarannya, sedang sibuk menatap komputer.
"What dia Direktur perusahaan ini, pria songong yang tadi pagi aku tabrak, ya ampun Aera apa yang kamu lakukan tadi pagi". grutu aera di dalam batinya.
"Selamat siang pak Nevan, saya sudah membawa calon sekretaris bapak". ucap selis pada atasannya.
"Baiklah!". Nevan pun berdiri dan menatap ke depan kepada Selis dan Aera.
Nevan yang melihat wanita tinggi dan cantik memakai baju hitam, putih pun tak kalah terkejutnya.
"Ini yang akan menjadi sekretaris saya?". ucap Nevan yang bertanya pada Selis.
"Iya pak Nevan, apa ada masalah?". tanya selis pada bosnya.
"Apa kamu tidak salah memilih sekretaris buat saya, apa tidak ada pilihan yang lain!". Nevan yang menatap pada selis.
"Sebenarnya pilihannya banyak pak, tapi yang sesuai kualifikasi hanya bu Aera saja, dia pun juga pandai berbahasa inggris". penjelasan Selis pada Nevan.
"Baik lah kalau begitu, tapi sebelum wawancara aku ingin melihat riwayat dia, mana berikan kepadaku!".
"Ini pak". Selis pun memberikan selembar kertas yang tertulis catatan riwayah Aera. "Kalau begitu saya permisi dulu pak, selamat siang". Selis pun pamit keluar dari ruangan Direktur.
Nevan yang masih membaca profil Aera, masih fokus pada kertasnya, tidak sadar kalau Aera masih berdiri di depannya lumayan lama.
"Di suruh duduk kek, emang lo pikir gak capek apa berdiri terus di sini". grutu Aera lagi di dalam batinnya.
Nevan yang melihat Aera menghentak-hentakkan kakinya sontak menatap sengit pada Aera.
"Apa kaki mu tidak bisa diam, lihat hilsmu sangat kotor, dan akan mengotori lantai di ruanganku!".
"Maaf pak, kaki saya capek berdiri terus". ucap Aera kepada Nevan.
"Belum Apa-apa kamu sudah bilang capek, kalau kamu mau jadi sekretaris saya, kamu harus siap lari selama 20 putaran di lapangan".
"Apa, itu mau kerja apa di hukum gak ngerjain tugas sekolah pak?". ucap Aera sambil tersenyum tipis.
"Jangan bercanda! kamu saya terima menjadi sekretaris saya, dan bekerjalah mulai besuk!". ucap Nevan pada Aera.
"Yang benar pak, bukannya belum wawancara sama sekali, kenapa saya sudah di terima?".
"Karena kamu sudah melewati tes berdiri cukup lama dari saya, sudah keluarlah sana!". Nevan yang sudah fokus kembali pada komputernya.
"Terimakasih pak, kalau begitu saya permisi dulu". Aera pun sudah siap berjalan pergi.
"Ehh sebentar ada lagi, besuk jangan memakai baju hitam putih, pakailah baju yang sesuai standar perusahaan, jangan makai baju itu lagi seperti asisten rumah tangga!". Nevan yang kembali duduk pada kursi kebesarannya.
"Baik pak". ucap Aera lalu berjalan pergi keluar meninggalkan ruangan Nevan.
Aera saat perjalanan pulang merasa sangat bahagia bisa di terima di perusahaan yang selama ini dia inginkan, dan tidak lama Aera pun tiba di rumahnya, Aera sangat berantusias untuk menceritakan kepada ibunya kalau dia di terima di perusahaan itu.
"Ibu.. aku akhirnya di terima di perusahaan yang Aera inginkan". ucap Aera yang memeluk ibunya.
"Benarkah, wahh ibu ikut senang nak, semoga kamu betah ya kerja di sana?".
"Iya buk, yaudah Aera mandi dulu ya, dan mau istirahat". ucap aera pada ibunya, dan di sahuti ibunya dengan anggukan pelan.
Setelah Aera membersihkan diri Aera segera beranjak untuk tidur, tidak terasa ia pun sudah tertidur dengan pulas, dan hari pun semakin malam dan malam pun sudah berganti dengan pagi.
Cring.. Cring.. Cring.. suara alaram pagi sudah berbunyi, Aera yang mendengar alarm segera bangun dan mematikannya, Aera segera beranjak mandi dan bersiap-siap, setelah bersiap-siap Aera sarapan dan berpamitan ke pada ibunya, dan waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh, Aera tidak ingin terlambat seperti kemarin, karena ia sudah menjadi sekretaris Direktur utama, Aera telah tiba di ruangan Direktur, di sana sudah ada sosok laki-laki tampan dan gagah memakai jas warna hitam, Aera pun masuk ke dalam ruangan Direktur.
Nevan pun terperangah melihat wanita cantik yang begitu seksi menggunakan baju warna pink, dan rok span pendek di atas lutut, rambut hitam lurus baru saja datang.
"Ku kira kamu akan telat lagi, dan lari-lari lagi, terus menabrak pria lain lagi!" Ucap Nevan yang sudah membawa beberapa buku.
"Tidak pak". jawab Aera singkat.
"Mejamu ada di sebelah sana, dan ini pekerjaan hari ini untukmu!". Nevan yang sudah menaro berkas begitu banyak di meja Aera.
"Banyak banget pak, baru aja masuk kerja". protes Aera pada Nevan.
"Masih untung kamu gak saya suruh ngelapin meja, dan tembok ruangan saya!" Ucap Nevan pada Aera.
"Dasar laki-laki menyebalkan, untung dia bosku, dan untung aja dia tampan, kalu tidak udah ku cakar wajah tampan nya". grutu Aera dalam batinnya.
Aera pun sudah sibuk dengan pekerjaannya, Aera tidak merasa kesulitan, karena kemarin sudah di kasih tau oleh selis beberapa jadwal terbang Nevan.
Tidak lama pintu pun terbuka, memecah keheningan.
Ceklak.. membuat Nevan dan Aera menoleh bersamaan pada pintu.
"Hay man, apa kau sibuk". Aksa yang sudah masuk, mendekat pada Nevan, namun belum sadar kalau ada Aera di dalam.
"Iya". Ucap Nevan singkat.
Aksa pun berjalan akan duduk di sofa yang berada sebelah kursi Aera, sontak saja Aksa terkejut.
"Widih udah ada wanita cantik aja ni"ucap Aksa yang kembali ber jalan menuju pada Nevan.
"Ehh man bukannya itu wanita yang menabrakmu kemarin, apa itu yang jadi sekretarismu? tanya Aksa lirih pada Nevan.
"Iya sialan, aku bahkan tidak menyangka dia yang akan menjadi sekretaris ku!"
"Ternyata dia cantik juga man, lihat uhhh bodynya seperti gitar spanyol, atas dan bawah begitu mempesona". Aksa yang melihat pada Aera yang sedang berdiri menata beberapa berkas ke lemari.
"Matamu jelalatan sekali!". Nevan yang memukul kepala Aksa.
"Sakit goblok! Aksa yang memegang kepalanya. "Nanti malam kan acara ulang tahun mamamu, apa jadi akan di adakan pesta" Tanya Aksa pda Nevan.
"Iya, sudah sana keluarlah, kau mengganggu ku bekerja!."
"Iya-iya yaudah aku pergi dulu". Namun Aksa bukannya pergi malah mendekat pada Aera.
"Hai cantik siapa namamu?". Tanya Aksa yang berdiri di depan Aera sambil mengerlingkan mata kanannya.
Aera yang melihat Aksa hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Aksa.
Nevan yang melihat Aksa mendekat pada Aera pun berjalan mendekati Aksa. "Keluarlah brengsek, kau sangat meresahkan!". Nevan yang mendorong Aksa untuk keluar dari ruangannya.
Hari semakin sore, jam pulang telah tiba, Aera segera pulang, namun sebelum pulang Aera membereskan beberapa berkas pekerjaannya, melihat semua sudah rapi di meja kerja, Aera segera beranjak untuk pergi.
"Pak saya pulang dulu ya?". ucap Aera di depan Nevan.
"Siapa yang nyuruh kamu pulang?". Nevan yang sudah berdiri mendekat pada Aera.
"Ini kan sudah jam pulang pak?".
"Kamu sekretaris saya dan harus pulang bersama saya!".
"Kalau begitu ayo pulang pak?". ucap Aera kepada bosnya.
Nevan yang mendengar perkataan Aera pun tersenyum tipis. "Apa nanti malam kamu ada acara?". tanya nevan lagi.
"Tidak pak, sehabis pulang kerja biasanya saya tidur".
"Jujur sekali kamu ya, kalau begitu nanti malam kamu temani saya ke pesta mama saya".
"Kenapa harus saya, saya gak mau pak!". Aera yang sudah berjalan untuk keluar dari ruangan, namun di tarik oleh Nevan.
"Kamu sekretaris saya, kemana saya pergi kamu harus ikut?". ucap Nevan yang masih memegang lengan Aera.
"Iya saya sekretaris bapak, tapi kan itu di kantor, kalau di luar kantor sudah bukan tanggung jawab saya, saya tidak mau!".
"Kamu tidak mau, kamu membantah saya!". Nevan yang mulai mendekat pada tubuh Aera, membuat Aeran berjalan mundur terhimpit oleh tembok dan Nevan.
Aera yang masih menatap pria tinggi dan tampan di depan nya, hanya menyisakan beberapa cm antara wajah mereka ber dua. "Tapi pak-".
"Kenapa?, kenapa kamu diam, apa kamu gerogi di tatap oleh pria tampan seperti saya".
"Bukan pak, mulut bapak bau!". Ucap Aera di depan Nevan.
Nevan yang mendengar perkataan Aera sontak langsung melangkahkan kakinya berjalan mundur.
"Baik pulang lah, dan jangan lupa nanti malam datang. saya akan mengirim kan alamat kepadamu!". Nevan yang berjalan menuju meja kebesarannya, dan Aera hanya menyahuti dengan anggukan pelan.
Aera pun sudah berjalan keluar dan meninggalkan ruangan Direktur.
"Hahh.. Hahh.. apa benar mulut ku bau, sepertinya tidak!". Nevan yang menggerakan tangannya mengendus mulutnya sendiri.
Hari sudah beranjak malam, Aera sudah bersiap-siap menggunakan baju dres panjang berwarna merah, dan sedikit terbuka di bagian pahanya, dan polesan make up yang tidak tebal, membuat Aera semakin cantik dan mempesona, Aera memutuskan untuk mengendarai Taxsi karena mengingat ini sudah malam, tidak mungkin ada angkot, tidak lama Aera pun tiba di lokasi tempat acara keluarga Nevan, menunjukan kartu undangan dan Aera pun segera masuk, banyak yang menatap ke arah Aera karena dia terlihat begitu mempesona, dari jauh Aera sudah melihat Nevan dan temannya Aksa yang sedang berbincang-bincang, lalu Aera jalan untuk mendekat.
"Waooo man lihat lah sekretarismu, sungguh menawan, dan seksi". ucap Aksa yang sudah melihat Aera terlebih dahulu.
Nevan yang mendengar perkataan Aksa pun lalu melihat pada Aera yang berjalan menuju mereka ber dua.
"Cantik sekali wanita itu!". ucap nevan dalam batinnya tak kalah herannya melihat Aera yang begitu cantik.
"Biar aku saja man yang menyambutnya". Aksa yang sudah berjalan namun di cegah oleh Nevan.
"Tidak, dia sekretarisku, aku ya akan menyambutnya". Nevan pun berjalan mendekat pada Aera.
Aera yang semakin mendekat pada meja Nevan dan Aksa, dan sudah di sambut oleh Nevan."Kenapa kamu lama sekali datangnya!". ucap Nevan yang masih memandang wanita cantik di depannya.
"Maaf pak jalanan macet". Jawab Aera singkat.
"Hay nona kamu begitu cantik sekali malam ini". ucap Aksa memuji Aera.
"Terimakasih tuan".
"Apa kamu malam ini butuh teman untuk bermalam nona?". tanya Aksa lagi.
Nevan yang mendengar perkataan absurd Aksa pun menendang kaki Aksa.
Bruakkk..
"Aduh apa-apa an sih lo, sirik aja!. ucap Aksa sambil meringis kesakitan.
"Ayo pergi dari sini, ada orang tidak jelas!". Nevan pun menarik tangan Aera untuk mengikutinya.
Nevan dan Aera menuju ke dalam Hotel tempat memeriahkan acara, dan bertemu dengan keluarga untuk memperkenalkan Aera sebagai sekretaris barunya, setelah berbincang-bincang dengan keluarganya, Nevan membawa Aera untuk duduk di suatu tempat, hanya mereka ber dua.
"Kenapa kamu membawa saya ke sini pak!". Tanya Aera pada Nevan.
"Suka-suka saya dong, saya bos kamu, kamu harus ikut kemana saya pergi!".
"Ahh sangat membosankan, kalau tau seperti ini mending tadi aku gak kesini, tidur enak di rumah!". ucap Aera di dalam batinnya.
Aera yang melihat minuman di meja, ia pun bangun untuk mengambil minuman itu, namun saat Aera akan berdiri baju Aera tersangkut oleh meja Hotel, hingga Aera jatuh terdorong ke tubuh Nevan.
"Bruakkk!". Tidak sadar Aera sudah mencium bibir Nevan yang ada di depannya, dan tangan Nevan yang memegang pada pinggang Aera.
"Ahhh maaf pak, Saya tidak sengaja". Aera pun sudah melepaskan ciumannya dan beranjak untuk berdiri".
Nevan yang terdiam menatap pada wanita cantik di depannya mendapat suatu rangsangan yang cukup kuat, membuat benda di bawah sana sudah menegang.
"Hati-Hati kalau jalan, kamu mau kemana?". Nevan yang sudah bingung harus bersikap seperti apa pada Aera.
"Saya mau ambil minuman di sebelah sana pak". Ucap Aera lalu Aera pun berjalan pergi untuk mengambil minuman.
"Sialan kenapa kau bangun adik kecil, ini di tempat umum, kembali lah seperti semula". ucap Nevan di dalam batinya dan sedikit merapikan celananya.
Waktu pun semakin malam, acara sudah hampir selesai, Aera dan Nevan pun beranjak untuk masuk kembali ke dalam hotel untuk menutup acara bersama keluarga Nevan dan juga Aksa, setelah acara selesai Aera segera pamit untuk pulang.
"Saya pamit pulang dulu ya pak Nevan". Ucap Aera kepada Nevan.
"Kamu naik apa?". Tanya Nevan pada Aera.
"Saya akan naik taxsi pak, dan menunggu di depan".
"Yaudah kalau begitu hati-hati ya di jalan, maaf tidak bisa menghantarkanmu pulang karena masih ada tamu dari pihak keluarga".
"Kalau begitu biar aku saja man yang mengantarkan Aera pulang, kasian wanita malam-malam pulang sendiri". Ucap Aksa di belakang Nevan.
"Tidak, biar aku saja yang mengantarnya pulang!".
"Katanya tadi kamu ada tamu?". Ucap Aksa lagi.
"Masalah tamu ntar gampang, ayo Aera mari ku antar pulang". Nevan yang mempersilahkan Aera untuk berjalan terlebih dahulu dan di susul Nevan di belakangnya, Nevan dan Aera pun berjalan pergi meninggalkan hotel.
"Kenapa tu anak baik banget, biasanya sama sekretarisnya yang dulu begitu cuek dan tidak perduli, bahkan tidak pernah di ajak ke pesta seperti ini, apa dia jangan-jangan sudah jatuh cinta pada wanita itu". ucap Aksa lirih pada dirinya sendiri.
Di perjalanan tidak ada lagi pembahasan, Nevan yang masih fokus melajukan mobilnya, dan Aera yang menatap ke depan pada jalanan dan memberikan arahan pada Nevan jalan rumahnya, tidak lama mobil pun sampai di rumah Aera.
"Terimakasih ya pak sudah mengantarkan saya". ucap Aera pada nevan.
"Iya, kalau begitu saya langsung pamit dulu ya". Nevan yang sudah berpamitan lalu pergi melajukan mobilnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!