NovelToon NovelToon

Pangeran Lemah Ku

1

Amelia baru saja mendaftar kan diri nya di salah kampus yang lumayan terkenal. Amelia memang bukan anak yang terlahir dari keluarga yang kaya raya.

Amelia adalah gadis yang sederhana, namun ia pintar dan sangat cantik. Bakat yang ia miliki adalah melukis, lukisan nya sangat indah dan bisa di kata kan sempurna.

Mama nya hanya ibu rumah tangga yang tidak bekerja, selain menjaga rumah mereka. Papa bekerja di perusahaan, gaji papa nya cukup besar. Maka nya ia bisa kuliah di kampus yang cukup terkenal.

"Lia, ayo cepat. Kamu gak ingin di hukum kan jika kita terlambat." kata Esy teman nya.

"Sabar Sy, aku harus menyelesai kan ini dulu." kata Lia.

"Aku tinggal kamu ya, aku gak mau terlambat di hari pertama ku kuliah lho." kata Esy.

Esy adalah teman baik nya. Esy termasuk orang kaya sih. Karna apa yang ia ingin kan akan mama dan papa nya penuhi.

Esy dan Lia berteman sejak mereka sama-sama duduk di bangku sma. Esy banyak membantu Lia dari segi materi. Tapi, karna Esy tidak terlalu pintar dalam pelajaran. Maka Lia lah yang membantu nya untuk mendapat kan nilai baik.

Maka nya, mama Esy sangat sayang pada Lia. Mama Esy mengangap Lia anak nya sendiri. Tak jarang kebutuhan Lia di bantu secara diam-dian oleh mama nya Esy.

Sampai mereka sama masuk di kampus yang sama. Itu juga di bantu oleh mama Esy, tapi tanpa sepengetahuan nya Lia dan keluarga nya.

"Ayo Lia, kamu gak bisa terus melukis di sini. Aku akan tinggal kan kamu di sini. Jika kamu gak bergerak juga." kata Esy.

Sekarang mereka berada di taman kampus, dari tadi Lia duduk di sana sambil melukis sesuatu.

"Kamu pergi dulu deh, aku sebentar lagi ya." kata Lia pada akhir nya.

Esy tahu, sahabat nya tidak akan mendengar kan nya. Maka nya ia pergi saja dari taman itu. Dan meninggal kan Lia yang masih melukis di kursi taman kampus.

Setelah lukisan nya selesai, Lia melihat sekeliling nya. Tak ada siapa pun lagi di sana, hanya ada diri nya sendiri yang masih duduk di kursi.

"Yah... Esy tega banget sama aku. Ternyata dia benar-benar meninggal kan aku sendiri." kata Lia bicara pada diri nya sendiri.

"Hah, kelas pertama ku." kata nya saat melihat kearah jam tangan nya. Ternyata dia telah terlambat lebih dari lima menit.

Ia pun berlari menuju kelas yang akan ia ikuti hari ini. Ia melupa kan lukisan yang di buat nya dengan susah payah tadi di kursi taman.

Dan karna tidak hati-hati, ia malah menabrak seorang cowok yang sedang berjalan sambil membawa segelas jus.

Brak....

Tubuh Lia menabrak lelaki yang sedang berjalan kearah taman bersama seorang gadis di samping nya.

Jus lelaki itu tumpah kebaju lelaki itu, dan sedikit di baju Lia.

"Aduh... Maaf kan aku. Aku buru-buru." kata Lia melanjut kan lari nya.

"Hey... Tidak sopan kamu ya." kata cowok itu kesal.

"Hey.... Hey.... " kata cowok itu terus memanggil Lia.

Lia tidak menghirau kan apa yang cowok itu kata kan. Ia terus berlari hingga sampai di depan kelas nya. Sampai di sana, orang telah mengikuti mata kuliah yang sedang di beri kan oleh seorang dosen.

"Kenapa kamu terlambat. Apa kamu tidak tahu jadwal kuliah mu jam berapa." kata dosen itu.

"Maaf pak, saya ada halangan." kata Lia tertunduk.

"Sudah, bersih kan baju mu yang kotor. Baru kamu ikuti mata kuliah nya." kata dosen itu.

Lia pun permisi pada dosen itu, ada rasa lega di hati nya. Untung saja, dosen nya tidak garang. Sehingga ia masih bisa ikut belajar walau pun terlambat lebih dari sepuluh menit. Dan di suruh membersih kan baju nya yang terkena jus lagi. Dosen yang baik, kata nya dalam hati.

2

Sementara itu, cowok yang di tabrak oleh Lia tadi. Setelah membersih kan baju nya. Ia dan teman wanita nya pergi ketaman.

"Kurang ajar banget cewek itu, berani nambrak gue. Tapi gak minta maaf." kata Arka.

Nama cowok itu adalah Arka Hardinata, anak seorang pengusaha kaya. Kampus ini dalam naungan papa nya.

"Kamu sih membiar kan dia pergi begitu saja. Itu kan salah kamu juga." kata teman wanita nya.

"Intan, gak mungkin lah aku kejar gadis itu. Kamu tahu sendiri kan ia lari sangat kuat." kata Arka.

"Iya, terserah kamu deh. Jangan banyak bicara lagi. Duduk sekarang aja." kata Intan teman nya.

"Lukisan siapa ini, cantik sekali lukisan nya." kata Intan yang pertama kali duduk dan menemu kan lukisan itu.

"Sini, biar aku yang lihat." Arka mengambil lukisan itu dari tangan Intan.

"Amelia,,,, siapa dia." kata Arka.

"Apa, ada nama di lukisan itu ya." kata Intan.

"Iya, di lukisan ini tertulis nama Amelia." kata Arka.

"Mungkin nanti orang nya akan mencari lukisan nya yang tertinggal Ka." kata Intan.

"Iya, akan aku simpan saja lukisan nya. Mungkin ini penting bagi yang punya." kata Arka.

Setelah jam kuliah usai, Lia baru ingat pada lukisan nya yang tidak ada bersama nya. Ia sibuk mencari kesana kemari lukisan nya di setiap buku-buku nya.

"Cari apa sih kamu Lia, baru juga selesai belajar udah sibuk lagi." kata Esy.

"Lukisan ku kok gak ada ya Sy, kamu ada lihat gak." kata Lia.

"Mana ada aku lihat lukisan mu Lia, kan aku masuk dulu. Kamu kan datang nya belakangan." kata Esy.

"Yah, bagai mana ini. Aku berusaha menyiap kan nya sampai mengorban kan waktu kuliah ku." kata Lia terlihat sedih.

"Penting banget ya lukisan mu yang tadi itu Lia, sampai kamu kayak nya putus asa banget." kata Esy.

"Sangat penting Esy, kamu kan tahu kau mau ikut lomba lukis di cafe ria yang tak jauh dari sini. Jika menang aku bisa makan gratis di sana selama sebulan." kata Lia tidak bersemangat.

"Kamu kan bisa bikin lagi Lia, kamu kan jago melukis." kata Esy.

"Gak akan terkejar Esy, aku selesai kan nya pagi tadi. Karna akan mengantar kan nya siang ini. Mana bisa aku bikin lagi sekarang." kata Lia sedih.

"Sabar Lia, kita masih punya waktu untuk mencari nya sekarang iya kan. Mungkin kamu tinggal kan di taman tadi." kata Esy.

Akhir nya, Lia dan Esy mencari lukisan Lia itu di taman. Mereka mencari di kursi tempat Lia duduk tadi.

Di sana tidak ada Arka dan Intan lagi. Mereka telah berpindah posisi duduk di tempat yang lain. Tapi masih terlihat kursi tempat lukisan Arka temui tadi.

Sesampai nya Lia dan Esy di sana. Mereka sibuk mencari di bawah dan di sekitar kursi. Mana tahu telah di bawa angin.

"Ka, itu kayak nya cewek yang nambrak kamu tadi deh." kata Intan pada Arka.

Arka melihat kearah kursi yang tak jauh dari mereka duduk. Ia melihat gadis itu seperti mencari kan sesuatu.

"Apa kah mereka yang memiliki lukisan ini kali yan Tan." kata Arka.

"Aku rasa mungkin saja, terlihat mereka mencari sesuatu." kata Intan.

Arka menghampiri mereka berdua, dan ia mengeluar kan lukisan nya di simpan nya tdi.

"Kalian berdua sedang mencari ini ya." kata Arka.

"Lia, itu lukisan mu." kata Esy membuat Lia yang tidak melihat siapa yang bicara itu. Langsung saja melihat.

"Kamu,... "Kata Lia kaget.

"Iya... Aku, kenapa kamu kaget melihat ku." kata Arka.

"Tidak apa-apa, hanya saja tolong kembali kan lukisan itu pada ku." kata Lia.

"Oh, ternyata ini lukisan mu Amelia." kata Arka.

"Ya, itu lukisan ku. Kembali kan lukisan itu pada ku." kata Lia.

"Tidak akan aku kembali kan, setelah apa yang kamu laku kan pada ku tadi. Maka kamu tidak akan menerima lukisan mu." kata Arka.

"Itu kan tidak sengaja, bukan salah ku. Itu juga karna kamu yang berada di jalan ku." kata Lia tidak merasa bersalah.

"Baik lah, jika kamu tidak bersalah. Dan lukisan ini kan menjadi lukisan ku. Karna kamu telah meninggal kan lukisan ini di sini." kata Arka sambil beranjak pergi.

3

Arka beranjak pergi dari sana, ia meninggal kan Lia dan Esy yang terlihat tidak senang itu.

"Hey... Kamu tidak bisa begitu dong. Kembali kan lukisan Lia." kata Esy.

"Tidak akan aku kembali kan. Karna dia sudah bikin jus ku tumpah tadi." kata Arka.

"Biar aku yang ganti kan jus mu yang tumpah. Tapi kembali kan lukisan Lia, karna itu penting." kata Esy lagi.

"Aku tidak akan menerima kamu yang menganganti kan nya. Yang salah bukan kamu, tapi teman mu." kata Arka terus saja berjalan.

"Udah Sy, gak papa. Aku gak butuh lukisan itu lagi." kata Lia.

"Tapi Lia, kamu gak akan bisa ikut lomba jika lukisan mu tidak ada. Bagai mana jika kamu menang nanti. Makan gratis selama sebulan lho Lia." kata Esy.

"Gak papa Sy, angap saja bukan bukan rezeki nya aku untuk kali ini." kata Lia menyerah.

"Jangan menyerah Lia, kamu selalu menang kan di setiap lomba. Dan itu akan menyelamat kan uang jajan mu. Sebulan lho Lia." kata Esy.

"Sudah lah, tidak perlu kamu pikir kan. Aku bisa mengikuti lomba yang lain nanti nya. Kamu tenang saja." kata Lia.

Esy tahu, Lia sedih karna lukisan yang telah ia buat susah payah untuk lomba itu. Tapi, malah tak bisa ia ikut kan. Karna sekarang lukisan itu berada pada orang lain.

Lia berjalan menuju kelas nya, ia duduk di depan kelas yang terdapat tembok-tembok untuk tempat duduk.

Esy bilang pada nya mau kewc, tapi sampai sekarang belum kembali juga. Ia duduk sendiri lah jadi nya di depan kelas.

Esy bukan nya kewc, melain kan datang kembali ketaman. Untuk menemui Arka yang duduk bersama Intan di kursi taman.

"Aku minta kamu kembali kan lukisan Lia, karna lukisan itu berarti bagi nya. Lukisan itu akan ia ikut kan dalam lomba di cafe ria." kata Esy.

"Aku gak akan kembali kan lukisan ini. Kenapa kamu yang minta, kenapa bukan dia yang meminta nya sendiri." kata Arka.

"Lia gak akan merendah kan harga diri nya pada orang lain. Walau pun itu sangat berarti bagi nya. Aku kan melaku kan apa pun untuk sahabat ku." kata Esy.

"Kamu sahabat yang baik, tapi aku tidak akan memberi kan lukisan ini pada mu. Jika dia tidak meminta nya pada ku." kata Arka tetap tidak memberi kan lukisan itu.

"Apa kamu tidak ada belas kasihan sama sekali sih. Aku yakin Lia akan menang dan dia akan dapat makan geratis di cafe ria selama sebulan." kata Esy.

Esy adalah sabahat terbaik untuk Lia, dari dulu ia adalah tameng buat Lia. Karna Lia orang yang tinggi ego nya. Walau pun ia hidup sederhana. Tapi, tak akan mengorban kan harga diri nya pada orang lain. Apa lagi itu cowok.

"Baik lah, aku kan beri kan lulisan ini pada mu. Jika kamu bisa beri kan aku nomer hp Lia teman mu itu." kata Arka.

"Untuk apa kamu nomer hp gadis itu Ka, gak penting deh." kata Intan.

Arka tidak menjawab apa yang Intan kata kan. Ia tetap meminta Esy menukar kan lukisan dengan nomer ponsel Lia.

"Aku tidak bisa memberi kan nomel Lia, karna Lia akan marah pada ku." kata Esy.

"Udah lah Ka, gak perlu minta nomer yang gan penting sama sekali." kata Intan lagi.

"Gak papa, aku sangat suka sama cewek yang tinggi harga diri nya." kata Arka.

"Jika kamu tidak bisa, maka aku juga tidak bisa." kata Arka.

"Esy,,, kamu kok di sana sih." kata Lia yang tiba-tiba datang.

"Lia..... " kata Esy kaget.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!