NovelToon NovelToon

Tentang Cinta Dan Samudra

Raya Anjani

Perempuan dengan paras manisnya berkulit sawo matang tersenyum di makam Mamanya. " Mama apa kabar disana?" Aku rindu. Namanya Raya Anjani, gadis berambut sebahu dengan tahi lalat kecil di bawah bibirnya sebelah kiri.

Setelah berdoa dan menabur bunga Anjani beranjak pergi dari pemakaman itu. Masuk kedalam taxi yang sedari tadi menunggunya. Sepanjang jalan matanya basah. Basah oleh rindu yang tertumpah untuk Mamanya. Sore itu ia bergegas pulang ke rumahnya.

Mamanya meninggal ketika tidur beberapa bulan lalu. Tanpa sakit apapun. Paginya ketika Papa Anjani membangunkan Mamanya. Mama Anjani sudah tidak bangun lagi.

Papanya panik dan memanggil dokter ke rumahnya. Setelah di periksa dokter, denyut nadinya berhenti. Istrinya telah tiada. Papa jadi mematung kaku namun di sudut matanya jatuh buliran hangat.

Anjani yang sedari tadi di samping Mamanya menangis sejadi-jadinya. Peristiwa beberapa bulan lalu masih menyisakan luka bagi Papanya juga Anjani.

Rehan adalah Papa Anjani seorang Pengusaha Menengah yang sedang mengembangkan usahanya. Ada rasa bersalah ketika dulu sering meninggalkan istri dan anaknya untuk urusan bisnis ke luar kota.

Setelah istrinya meninggal, dia lebih sering berada di rumah setiap sore. Dan hari libur ia habiskan dengan kegiatan bersama putrinya.

Tak lama pintu terbuka, "Papa sudah pulang? Aku tadi ke makam Mama." Rehan tersenyum," Sudah. Belum lama, sayang. Iya Papa tahu kamu dari makam Mama."

Anjani berjalan ke arah Papa Rehan dan duduk disampingnya, "Darimana Papa tahu? Aku kan belum sempat izin sama Papa." Rehan mengelus kepala putri semata wayangnya."Dari baju mu yang serba hitam dan kerudung yang kamu kenakan. Papa rasa kamu dari pemakaman. Mungkin ke makam Mamamu."

Anjani memeluk Papanya," Anjani rindu Mama, Pa." Papa Rehan menepuk pelan pundak Anjani. Tapi kita harus terus melanjutkan hidup. Tugas Mama sampai disini. Kamu harus menjadi wanita mandiri."

"Iya Anjani mengerti." Melepaskan pelukan Papanya. "Anjani mau mandi dulu. Da Papa.." Berjalan ke arah kamarnya. "Oke." Sahut Papa Rehan.

Handphone Anjani berbunyi. Dia segera membilas tubuhnya. Dan memakai bath roof untuk segera mengangkat telponnya.

Anjani ~ Ya Madam, ada apa gerangan menelponku?

Reia ~ Madam Madam enak aja.. Mau ikut ga besok?

Anjani ~ Ikut kemana?

Reia~ Ke agen kapal donk, kita kan mau liburan. Abis kelar ujian semester ini. Yuk! Ikut,,

Anjani ~ Waduh.. Aku ijin Papa dulu deh.. Kalo dikasi, aku kabarin.

Reia ~ Lu dari kemaren belon bilang? Lu ngapain aja sih? Kezel gue !

Anjani ~ Ya Maap Pok Reia. Jangan kezel donk.. Iya deh, bentar lagi aku nanya ke Papa.

Reia ~ Paling juga dikasi, bokap lu kan sayang banget sama lo. Hehe,, Ya udah aku tunggu kabar baiknya.

Anjani ~ Hushh.. Iya nanti aku kabarin.

Keduanya menutup telponnya. Anjani memakai baju piyama. Lalu keluar kamar. Dilihatnya Papanya masih duduk disitu.

"Pa." Suara Anjani dari arah kamar sedang berjalan ke sofa. "Lho, kamu belum tidur?" Tanya Papanya sambil menyesap kopi. Dan meletakkan cangkirnya kembali.

"Belum Pa. Tadi Reia nelpon. Ngajakin liburan di kapal pesiar. Besok mau booking. Anjani di ajakin, tapi mau ijin Papa dulu." Anjani meminta ijin.

"Kapan rencananya? Sama siapa saja kalian disana? Berapa lama?" Papanya meminta penjelasan.

"Liburan semester ini. Sama Reia dan teman-teman yang lain kok Pa. Cewe - cewe semua. Paling seminggu". Anjani menjelaskan ke Papanya secara singkat.

"Papa sih oke aja asal kamu happy dan bisa jaga diri." Balas Papanya.

"Serius Papa ijinin?" Mata Anjani berbinar. Papanya mengangguk. " Yeeeeee...." Anjani melonjak kegirangan. "Terimakasih Pa". Anjani memeluk Papanya sebentar dan berlalu masuk ke kamar lagi.

Anjani meraih hp diatas meja disamping tempat tidurnya. Dan mengirim pesan kepada Reia.

Anjani ~ Oke, besok aku ikut.

Reia ~ Asikk.. Yaudah, besok aku jemput.

Anjani ~ Oke deh.. Jangan telat ya?

Reia~ Liat besok aja. Kalo ayam berkokoknya tepat waktu. Berarti aku ga telat.

Anjani~ Terserah deh hehehe.. Udah ya, da...

Reia~ Oke.

Mereka mengakhiri obrolan. Tak lama Anjani terlelap dalam tidurnya.

------------------------------------------

Ke esokan harinya. Anjani bangun seperti biasa, bergegas mandi. Tak lama selesai mandi dia memilih baju casual untuk pergi.

Di ruang makan ayahnya sudah menunggunya untuk sarapan. Tak lama setelah dia keluar dari kamar langsung menuju ke dapur.

" Pagi Pa." Sapa Anjani. " Pagi Putriku. Ayo kita sarapan." Papa Rehan mengambil roti panggang dan mengoleskan selai. Anjani menuang air putih ke gelas Papanya. Lalu ke gelasnya sendiri.

"Papa mau langsung ke kantor?" Anjani bertanya sambil mengambil roti panggang di depannya dan mulai mengoles selai. " Iya. Ada beberapa klien Papa yang akan bertemu hari ini." Papa Rehan meneguk air putih.

" Papa berangkat dulu ya sayang? Kamu ati-ati." Papa Rehan berlalu setelah mengelus kepala putrinya.

" Oke Pa. Daa......" Anjani melambaikan tangannya.

Tak lama setelah Papa Rehan pergi. Mobil Reia tampak memasuki halaman rumah Anjani.

Anjani yang melihat mobil Reia langsung bergegas berangkat. Mengambil tas selempang dan jaket hoody nya.

Anjani melambaikan tangan dan berjalan menuju mobil Reia.

Reia menurunkan kaca mobilnya, " Pagi Mbak, ini dengan mbak Anjani? Saya sudah sesuai Map ya?" Gaya Reia menirukan sopir online.

Anjani tersenyum, " Bener Mpok. Saya naik ya. Ntar saya kasi bintang lima. Ato Mpok mau bintang tujuh biar banyak bintangnya kaya puyer hehehe,,, "

Anjani membuka pintu mobil dan duduk disamping Reia. " Set dah,, kaya sopir online gue. Awas ga bayar! " Reia sok galak dan mulai melajukan mobilnya memecah keramaian.

Di lampu merah mobil berhenti menunggu lampu hijau menyala ," Mau aku isi in bensin buat mobil ato bensin buat isi perut? " Anjani melirik ke arah Reia yang perutnya berbunyi.

Reia nyengir, " Perut aja deh." Anjani tertawa. Tak lama lampu hijau menyala. Reia kembali melajukan mobilnya.

Setelah beberapa saat mereka tiba di tempat yang telah di tentukan. Reia dan Anjani masuk, ternyata beberapa teman-temannya sudah ada disana.

Mereka sudah bertanya beberapa informasi dan menunggu Reia dan Anjani.

Andrew, pacar Reia menunjuk salah satu cruise. "Ini aja, Cruise Amerika. Kita kan belum pernah kesana." Reia, melihat sejenak kemudian menyakan pendapat Anjani. Anjani melihat sebentar kemudian mengangguk tanda setuju.

Andrew, segera membooking untuk cruise satu minggu. Yang lain pun setuju. Setelah menyelesaikan semua administrasi mereka pamit pulang.

Andrew, membawa mobil sendiri. Mengikuti dari belakang mobil Reia. Ikut menemani Reia dan Anjani makan siang.

Tak jauh dari sana ada tempat makan yang ramai dipadati pengunjung. Reia berpikir, pasti enak nih sampe ramai begitu tempatnya.

Setelah selesai parkir mobil, Reia masuk. Anjani dan Andrew mengikuti dari belakang.

Ketulusan

Andrew dan Anjani, mengikuti Reia yang melangkah masuk ke dalam restaurant. Reia menatap sekeliling dan memilih tempat duduk paling ujung. Setelah mereka duduk, tak lama seorang pelayan membawakan buku menu.

Reia memilih beberapa menu disana. Karena sudah paham selera Andrew, Reia memesan sekalian untuk dua porsi dan menawarkan Anjani. Anjani memilih menunya sendiri.

----------------------------------------

Selesai menyantap makanan mereka bertiga kembali membahas rencana liburan mereka.

"Jani, kamu pergi sendirian? Ga mau bawa pasangan gituh? Hehehe,,," Reia meledek Anjani dengan tawanya. Anjani memajukan mulutnya. " Tau deh yang punya pasangan." Balas Anjani.

" Mau aku comblangin, teman aku kan banyak. " Ledek Andrew. " Kaya Siti Nurbaya aja di jodoh-jodohin. " Anjani tersenyum paham arah candaan mereka.

" Aku ke toilet dulu ya? " Anjani beranjak dari duduknya dan berjalan ke toilet. " Eh aku juga kebelet pipis. Tungguuuu... " Reia berlari mengejar Jani yang sudah berjalan menjauh.

Andrew pergi ke kasir untuk membayar bill yang disodorkan.

Setelah mereka keluar dari toilet dan kembali duduk Andrew bergantian jalan ke toilet pria. " Gantian aku juga mau ke toilet. " Andrew segera berjalan ke toilet.

Reia hendak membayar ke kasir namun oleh kasir ditunjukan bukti telah dibayar. Lalu segera kembali ke mejanya. "Thank you Reia." Sahut Anjani.

"Sama - sama. " Reia mengembangkan senyumnya.

Anjani langsung memesan taxi via online. Tak lama mereka keluar dari restaurant.

Andrew yang baru keluar dari toilet sudah tidak melihat mereka di tempat semula. Langsung keluar dari restaurant itu.

Reia dan Andrew hendak mengantar Anjani pulang. Tapi Anjani masih ingin pergi ketempat lain.

" Kamu yakin ga mau aku anter aja? " Bujuk Reia kepada Anjani. Namun setelah Reia melihat taxi yang Anjani pesan sudah datang.

" Tenang, aku udah biasa kemana-mana sendiri. Sampaikan salamku pada Andrew. " Anjani masuk kedalam taxi.

Reia melambai pada Anjani yang sudah masuk dalam taxi. Andrew yang baru kembali dari kamar mandi menghampiri Reia.

" Anjani sudah jalan? " Melihat Reia memandang sebuah taxi. " Sudah, tuh taxi nya." Memanjukan dagunya untuk menunjuk taxi yang ditumpangi Anjani tadi.

Reia mengemudikan mobilnya meninggalkan tempat itu disusul mobil Andrew.

Tak lama, Anjani tiba di perkampungan kumuh. Tempat yang selama ini sering Anjani kunjungi. Beberapa waktu lalu, setelah Mamanya meninggal Anjani tidak ketempat itu untuk waktu yang sangat lama.

Disana Anjani membagikan kue dan beberapa buku dan alat tulis yang sempat dia beli sebelum sampai disitu.

Sekitar dua belas anak berjejer rapi untuk mendapatkan roti juga buku dan alat tulis dari Anjani.

"Terimakasih kak Anjani." Serempak anak-anak itu berterima kasih pada Anjani. Mereka bahagia sekali. Dan bermain bersama teman-teman lainnya.

Bu Welas yang tadi sudah mengumpulkan anak-anak itu keluar membawa secangkir teh hangat dan beberapa kue untuk Anjani.

Selesai membagikan semuanya, Bu Welas menghampiri Anjani. " Ini diminum teh nya. Nanti keburu dingin. Ini juga ada sedikit kue silahkan dicicipi".

Bu Welas meletakkan piring kecil berisi beberapa potong kue lapis.

Anjani menunduk sejenak dan kemudian menyeruput teh buatan Bu Welas sampe habis. " Terimakasih Bu Welas." Senyum Anjani mengambang.

" Terimakasih Nona Anjani, semoga Nona selalu dalam lindungan Tuhan. Dan berkelimpahan rezeki. Bu Welas tidak bisa membalas kebaikan Nona Anjani. Cuma doa yang tulus. " Tak terasa kalimat Bu Welas membuat kedua sudut mata Anjani menetes cairan bening.

Anjani memeluk Bu Welas. Usianya sedikit diatas ayah Anjani. Bu Welas adalah seorang janda, mendiang suaminya dulu seorang tentara meninggal saat bertugas di Bosnia. Anaknya juga seorang tentara dulu ditugaskan saat Papua sedang darurat.

Dan sampai hari ini belum kembali. Sejak saat itu Bu Welas hidup dari uang pensiun suami dan santunan dari pemerintah karena putranya yang belum kembali.

Sejak saat itu Bu Welas memutuskan untuk membiayai beberapa anak yang kurang beruntung untuk melanjutkan sekolah di perkampungan kumuh dan tinggal disitu. Agar lebih dekat dengan mereka.

Tak jarang setiap hari Minggu, Bu Welas memasak lebih banyak dari hari biasa untuk anak-anak disitu.

Anjani bisa merasakan ketulusan seorang ibu di diri Bu Welas. Anjani membuka tasnya karena handphone nya berbunyi.

Reia ~ Sudah pulang ke rumah?

Anjani ~ Belum, sebentar lagi.

Reia ~ Oke. Hati - hati di jalan.

Anjani ~ Oke.

Anjani memasukan kembali handphone nya. Dan ngobrol dengan anak-anak. Setelah mereka asyik mengobrol dan bercanda bersama anak-anak itu. Anjani pamit untuk pulang. Hari sudah petang saat itu.

Terlihat mereka melambaikan tangan. Dalam hitungan detik, taxi yang Anjani tumpangi sudah menghilang dari pandangan.

-----------------------------------

Mobil Reia dan Andrew terparkir di halaman rumah Reia. Mereka bercanda dan tertawa di ruang tamu.

Kedua orangtua Reia adalah orang-orang sibuk. Jadi rumah itu terlihat sepi. Hanya ada Bi Sumi yang sudah bekerja bertahun-tahun di rumah itu.

" Teman kamu susah di luluhkan hatinya. Maksud aku, biar dia ga kesepian dan kita bisa double date. Karena kalau dia sendirian dan mau bareng kita. Mungkin dia sungkan. " Andrew menatap Reia.

Reia, " Iya, aku juga tahu. Tapi biarlah dia memutuskan sendiri. Aku tidak mau terlalu mencampuri urusannya. Aku juga ga enak kalo sampe dia tersinggung kita bahas itu. "

" Aku mau kenalin dia sama sahabatku. Gimana menurut kamu? " Andrew merencanakan ini sejak lama. Tapi waktu itu Mama Anjani baru saja meninggal sehingga Andrew mengurungkan niatnya.

" Siapa? " Reia penasaran. " Bayu Samudera, dia sahabatku sejak SMA setelah lulus dia kuliah dan sekarang bekerja di Amerika. Minggu depan dia pulang dan ikut kita untuk liburan. Kamu ga papa kan sayang? " Andre membelai rambut Reia.

Reia, " Aku kan ga kenal sama Bayu. Dan kamu ga pernah cerita tentang dia ke aku. " Andrew tersenyum, " Dia jarang pulang. Sembilan bulan bekerja di kapal pesiar dan cuti cuma dua bulan di darat. "

" Aku ingin memastikan Anjani gadis yang tepat buat Bayu. Baru aku berani kenalkan ke dia. Soal bagaimana Bayu, nanti aku kenalkan dia padamu. Kamu bisa lihat sendiri dia bagaimana nanti " Lanjut Andrew.

" Oke, jangan sembarangan kenalin orang ke sahabatku ya? Nanti kalo kenapa - napa, kita kan ga enak. Dan akhirnya persahabatan kita taruhannya. "

"Oiya aku mau tanya Anjani sebentar. Apakah dia sudah sampai rumahnya. Sebentar ya " Tanpa menunggu jawaban Andrew, Reia mengeluarkan handphone nya.

Reia ~ Sudah pulang ke rumah?

Anjani ~ Belum, sebentar lagi.

Reia ~ Oke. Hati - hati di jalan.

Anjani ~ Oke.

" Dia belum pulang ke rumah. Pasti kesana. " Reia menebak - nebak.

" Ini photo Bayu kalo kamu mau lihat. " Andrew menunjukkan handphone nya.

" Lumayan, ganteng juga. " Goda Reia sambil melirik Andrew. " Ini buat Anjani ya? " Jawab Andrew menautkan kedua alisnya.

Reia tertawa, " Iya aku tahu hahahaha... Kamu tetep terganteng di hatiku. " Reia memeluk Andrew.

Andrew mencubit hidung Reia , " Gombal banget sih kamu. "

...............................

.

.

.

Pertemuan

Dua hari sebelum keberangkatan Anjani mulai mempersiapkan perbekalan. Handphone nya berbunyi. Anjani meraih handphone yang terletak diatas bantal. Satu pesan masuk dari sahabatnya Reia.

Reia ~ Lagi ngapain nih?

Anjani ~ Lagi packing buat berangkat. Gimana, ada kabar apa?

Reia ~ Kumpul dulu yuk, bahas nanti disana gimana. Sama anak - anak yang lainnya juga. Di coffeeshop tempat biasa.

Anjani ~ Boleh. Jam berapa?

Reia ~ Sore aja jam 3 an. Mau aku jemput?

Anjani ~ Ah, ga usah. Kita ketemu disana aja.

Reia ~ Oke. Sampai ketemu disana.

Anjani ~ Bye.....

Anjani merapikan sejenak pakaiannya kemudian menutup koper nya. Dia segera masuk ke kamar mandi karena dilihatnya sudah pukul 1 siang.

Setelah beberapa menit, Anjani keluar dari kamar mandi dan hendak mengeringkan rambutnya. Dia meraih hair dryer di meja riasnya.

-----------------------------------------

Seorang pria berbadan tinggi tegap berkulit sawo matang mengenakan kaos dan jaket jeans dengan setelan celana jeans menenteng sebuah koper dan tas jinjing sedang berdiri di bandara menunggu kedatangan seseorang.

" Bayu. " Andrew berteriak berjalan ke arah pria tadi.

" Apa kabar lo aqua man? " Andrew menyalami sambil menepuk pundaknya. Mereka sejenak berpelukan. Dan melepasnya.

" Hehe.. Gue baek. Lo sendiri apa kabar Bucin? Haha.. " Ledek Bayu. " Kabar baek. Ayok gue anterin. Abis itu kita nongkrong ngopi - ngopi bentar ya? " Ajak Andrew.

" Gue balik bentar. Bersih - bersih badan baru kita nongkrong. " Jawab Bayu sembari berjalan ke arah mobil Andrew.

" Oke. Siap. " Andrew masuk ke mobil setelah memasukkan koper ke bagasi.

Mobil Andrew segera melesat ke apartement Bayu.

Sesampainya di apartement. Bayu segera mandi membersihkan dirinya.

Setelah selesai, dia mengenakan kaos ketat berwarna hitam dan celana jeans mengambil dompet dan handphone. Segera menghampiri Andrew yang sedang memainkan handphone nya.

" Sibuk banget lo Ndrew? " Suara Bayu membuat Andrew mendongak. " Kita berangkat sekarang? "

Andrew segera mengangguk dan beranjak berdiri.

" Reia sedang dalam perjalanan. " Andrew memasukkan ponsel kedalam saku celananya.

" Baiklah. Aku bawa mobil sendiri aja Ndrew. Nanti kalo sampai larut malam aku bisa langsung dugem haha.. " Bayu segera masuk ke mobilnya. Andrew hanya tersenyum dan masuk kedalam mobilnya sendiri.

Mereka mempercepat laju mobilnya, karena sudah hampir pukul 3 sore.

----------------------------------------

Sesampainya di depan coffee shop Anjani memilih sudut yang cukup untuk beberapa orang berkumpul disana.

Anjani memesan mochacino hangat dan muffin sambil menunggu yang lain. Dia melihat Reia yang berdiri di depan pintu. Dan mencari seseorang.

Anjani melambaikan tangannya. Reia melihatnya dan mendekati Anjani. " Udah lama ? " Tanya Reia yang duduk di samping Anjani.

" Baru aja kok, ni baru mau mesen. Kamu pesen aja sekalian. " Anjani menyodorkan buku menu ke tangan Reia.

" Vanilla Latte dingin aja, sambil nunggu mereka dateng." Reia menyerahkan buku menu ke pelayan. Pelayan itu segera menyiapkan pesanan Anjani dan Reia.

Dari arah pintu Andrew masuk bersama Bayu. Reia yang sedang asik ngobrol dengan Anjani melihat Andrew dan Bayu. Andrew melihat Reia lalu berjalan ke arah meja yang di duduki Anjani. Bayu mengikuti dari belakang.

" Kalian sudah lama disini? " Tanya Andrew. " Belum lama kok sayang. " Reia meraih tangan Andrew dan menepuk kursi disampingnya. Isyarat supaya Andrew duduk disitu.

" Eh Anjani, kenalin ini Bayu temen sejak SMA aku. " Andrew memperkenalkan Bayu.

" Hai, Bayu Samudra. " Bayu mengulurkan tangannya. " Hallo, aku Raya Anjani. " Anjani mengulurkan tangannya. Mereka berjabat tangan sebentar lalu duduk bersebelahan.

Bayu terkenal dingin kalau berhadapan dengan orang yang tidak dia kenal. Anjani terlihat santai dan sesekali melirik ke arah Bayu.

Nih cowok udah alisnya tebel, bulu matanya lentik. Hidungnya mancung. Keren sih.

Hanya itu yang terlintas di pikirannya saat ini karena melihat Bayu dari samping.

Pesanan Reia dan Anjani datang. Andrew dan Bayu segera memesan minuman dan beberapa makanan ringan untuk menemani mereka ngobrol.

Ponsel Reia bergetar diatas meja. Ada pesan masuk, teman yang lain ga bisa ikut gabung karena ada urusan lain.

" Yahh.. Cuma kita doank yang dateng, mereka tidak bisa datang. " Reia sedikit kecewa.

" Yaudah kita mau atur ketemuan lagi besok atau sekarang kita bahas dan besok yang tidak datang harus ikut rencana kita? " Tanya Andrew.

Reia dengan cepat membuat grup lalu menanyakan pada yang lain. Tak lama semua pesan masuk, disepakati yang tidak hadir ikut saja rencana mereka saja.

Andrew menjelaskan semua persiapan dari keberangkatan sampai point penting apa saja yang harus dilaksanakan.

Setelahnya mereka ngobrol santai, Reia membagikan ke grup hasil yang disepakati. Mereka semua yang ada di grup setuju.

Reia mencoba mencairkan suasana antara Anjani dan Bayu yang terkesan dingin.

" Anjani ini sahabatku Bay, Mamanya belum lama meninggal. Dan dia anak satu - satunya. Dulu kalau ada satu mata pelajaran yang susah. Anjani yang ajarin aku sampai aku paham. Lama - lama dia sudah seperti kakak perempuanku sendiri. " Reia meneguk kopi dingin yang tadi dia pesan.

" Bayu juga sahabatku kok Jani, jadi kamu ga usah takut sama dia. Memang kelihatannya pendiam, tapi kalau sudah kenal, asik kok diajak ngobrol. " Andrew melirik ke arah Bayu ," Ya kan Bay ? " Bayu hanya tersenyum datar.

" Kalau tidak ada lagi yang mau dibahas aku pamit ya? " Anjani hendak pergi dari sana karena perasaanya mengatakan Reia sedang menjodohkannya dengan Bayu.

" Eh nanti donk, aku laper nih. Makan dulu yuk ? Habis itu janji deh baru boleh pulang. " Sedari tadi Reia menahan lapar.

" Baiklah, mau makan dimana ? " Tanya Jani. " Udah lama kita ga makan bakso, bakso aja yuk.. Ditempat biasa.." Ajak Reia.

" Kenapa ga deket - deket sini aja ? " Jani mulai kesal dengan tingkah Reia. " Enak disana aja. Ya? Kita kesana " Rengek Reia.

" Hemm.. Baiklah, kalian gimana? Setuju? " Anjani menoleh ke arah Bayu dan Andrew. Mereka mengangguk. Lalu mulai beranjak dari sana setelah Andrew menyelesaikan pembayarannya.

Andrew dan Bayu sempat berebut sebentar untuk membayar. Namun Andrew lebih dulu mengeluarkan kartu mirip kartu ATM. Ternyata adalah kartu keanggotaan cafe itu. Dan bisa di isi saldo didalamnya.

" Bay, aku nitip Anjani biar ikut mobil kamu ya? Ada yang mau aku omongin sama Andrew. " Anjani yang di sebelah Reia menatap Reia yang sedang berbicara kepada Bayu.

" Emang kamu ga bawa mobil ? " Anjani mulai curiga dengan ulah Reia. " Ga bawa, orang mobilnya sedang di bengkel . " Jawab Reia santai.

" Oke, gapapa. " Jawab Bayu singkat. Dan segera berjalan menghampiri mobilnya diikuti Andrew. Sebenarnya ada yang ingin Anjani bicarakan dengan Reia. Tapi Reia sudah berjalan di belakang Andrew cepat sekali.

Anjani mengikuti Bayu dan masuk kedalam mobil. Bayu mulai menyalakan mobilnya. Anjani merasakan bau harum parfum mobil mirip aromatheraphy yang menenangkan.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!