NovelToon NovelToon

One Night Love Presdir

One Night Love

“Bagaimana, apa kalian sudah menemukan wanita itu?”

Mata elang yang memancarkan aura dingin, membuat suasana diruangan VIP seketika hening. Semua menunduk ketakutan tanpa ada yang berani untuk mengeluarkan suaranya.

“Mengejar satu wanita saja kalian tidak becus,”

 Tendangan keras menghantam tubuh salah seorang bodyguard yang bertubuh dan mempunyai otot paling besar dibandingkan yang lain.

Tubuh besar itu terhempas ke sisi ruangan kapal, darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Dia mundur beberapa langkah dan ikut bergabung dengan teman-teman yang lain, semua menunduk dan siap menerima amukan kemarahan sang Bos besar, Arya Alexander Juang penguasa perusahaan MNCR Juang.

Kemarahan Arya bukan tanpa alasan, Kondisi nya yang setengah mabuk saat menemani dan menjamu kolega bisnisnya yang berasal dari berbagai negara besar, yang diadakan di sebuah kapal pesiar termegah dan sangat mewah, tidak sembarangan orang yang mampu menaiki kapal tersebut. Hanya orang-orang berkelas dan golongan bangsawan lah yang bisa menikmati keindahan arsitektur bangunan yang dirancang oleh arsitek terkenal dunia.

Arya kembali *******-***** jemarinya penuh kemarahan, rahang pria dewasa itu terlihat bergetar menahan kemarahan nya.

“Berani sekali perempuan itu menganggap aku sebagai seorang laki-laki  dan menghargai diriku dengan uang recehan nya,” ucap Arya penuh penekanan.

****

Sanum membuka matanya yang masih terasa begitu berat, terpaan cahaya matahari langsung tepat mengenai kulit wajahnya yang putih mulus. Dia menoleh kesamping tepat disisi sebelah kanan nya seorang pria tampan masih tertidur pulas.

Sanum perlahan mencoba untuk bangkit, menyingkirkan perlahan tangan pria yang masih melingkar indah dipinggang nya.

“Ternyata pria bayaran ini sangat tampan?” Gumamnya.

Pandangan sanum seakan tidak bisa lepas, rahang yang kokoh dan terlihat jantan. Kedua alis tebal nya seakan menambah pesona dan sangat pas jika dia menjadi pria bayaran atau gigolo dengan postur tubuhnya yang sangat mendukung.  sehingga wanita akan tergila-gila melihatnya.

“Sangat tampan, tapi sayang sekali kamu hanya laki-laki sewaan.” Gumam sanum mengenakan pakaian nya kembali dan mengeluarkan beberapa lembar kertas yang nilainya tidak seberapa.

“Aku harus segera kabur, karena aku tidak mempunyai uang lebih untuk membayar pria ini. Meskipun aku yakin Vevita pasti sudah membayar lebih pria yang dikirim nya untuk menemaniku ini,” sambil berjalan tertatih-tatih sanum langsung kabur meninggalkan ruangan yang seperti mimpi bagi seorang sanum mampu memasuki tempat itu.

“Sebaiknya aku bersembunyi diruangan sempit itu, sebelum pria itu menemukan kembali dan menuntut pembayaran yang lebih banyak.”

Kesialan Sanum, berawal saat dia dikhianati Rendi sang tunangan. Sehingga sanum yang sedang kecewa dan frustasi lari kerumah sahabat dekatnya Vevita yang merupakan anak salah seorang pejabat. Untuk menumpahkan segala kesedihan.

 Vevita yang kebetulan mendapatkan voucher liburan Menaiki kapal pesiar Mengarungi lautan lepas, dari sang kakak, berbaik hati untuk memberikan pada Sahabat nya Sanum, berharap Sanum tidak terlalu larut dalam kesedihan dan kekecewaan.

Dengan senang hati Sanum menerima hadiah tersebut, berbekal tabungan yang tidak seberapa Sanum nekad pergi jauh-jauh tanpa peduli resiko yang akan dihadapinya jauh di Negeri orang.

Sebelum berangkat Vevita sempat menghubungi Sanum, jika dia sudah menyewa seorang laki-laki yang akan menjaga dan membantu Sanum selama di kapal. Vevita juga menyarankan akan lebih baik dia bersenang-senang selama menempuh perjalanan jauh itu agar semua beban Sanum bisa berkurang.

Begitu sampai di kapal mewah, Sanum semula sempat celingak-celinguk seperti tidak percaya jika dia memasuki tempat yang sangat indah, tepat nya seperti mimpi bagi seorang Sanum.

Langkah penasaran Sanum mengiring kakinya menuju  Club malam. Gemerlap cahaya lampu dan musik yang memecah gendang teliga tidak menyurutkan langkah kakinya. Dia ingin mencoba minuman yang dikatakan Vevita mampu mengurangi beban pikiran dan kesedihan, sehingga tanpa ragu Sanum langsung meneguk minuman tersebut meskipun sedikit tapi mampu membuat kesadaran Sanum berkurang.

“Sebaiknya aku harus kembali kekamar,” Sanum Memperhatikan No kamarnya sambil menyipit kan mata. Pandangan nya mulai buram, sehingga dia bingung mencari posisi dan melihat dengan jelas No yang tertera kamar yang akan ditempati nya.

Dengan bahasa Inggris yang pasih, Sanum mulai bertanya pada salah seorang pelayan kapal  yang melintas didepan nya. pelayan itu terlihat ragu menunjukkan jika dihadapannya itu kamar Sanum, dia hanya mengangguk pelan, Sehingga Sanum langsung masuk dan melepas sebagian pakaian nya sehingga tinggal dalaman saja, Sanum langsung tertidur begitu saja.

Mimpi terasa nyata

Begitu juga dengan Arya yang setengah mabuk, Setelah pertemuan penting yang diakhiri dengan minuman. Membuat dia segera ingin istirahat masuk kekamar nya. Pria dewasa itu langsung membulatkan matanya begitu disuguhi pemandangan yang sangat mengiurkan.

Meskipun Arya selama ini sangat menjaga dirinya dan tidak pernah menyentuh wanita sembarangan. Walaupun banyak wanita yang tergila-gila bahkan rela dengan senang hati menyerahkan tubuhnya pada Arya, namun dia tidak pernah tergoda. karena menurut Arya tubuhnya terlalu berharga untuk wanita seperti itu.

Tapi wanita yang sedang tidur terlentang ditempat tidurnya itu benar-benar membuat Arya bergairah, dia seakan lupa prinsip nya. perlahan Arya mendekat menatap wajah yang sangat cantik dan Natural, kulitnya sangat putih mulus.  Hembusan nafas Sanum tepat mengenai kulit wajah Arya.

“Sangat cantik,” gumam Arya.

Tanpa sadar Arya mendekati bibir Sanum dan mulai mengecupnya dengan perlahan, sangat manis dan begitu memabukkan. Dia memperlakukan Sanum dengan begitu lembut, pengalaman pertama bagi Arya menyentuh tubuh wanita.

Selama ini Arya selalu menolak wanita yang dianggap nya murahan yang rela menyerahkan dirinya pada Arya, tapi ini sangat beda. Arya sangat tergoda tangannya terus menelusuri setiap lekuk tubuh Sanum yang padat berisi. Arya tidak ingin terlewatkan sedikit pun dari setiap lekuk yang membuat gairah nya semakin menggebu-gebu.

Sanum mengeliat pelan, ketika merasakan rabaan lembut dan ciuman hangat bibir dan lehernya.

“Ini pasti Cuma mimpi ku, tapi rasanya begitu indah dan nikmat. Baru kali ini aku merasakan sensasi seperti ini,?” Sanum yang masih merasakan pusing dikepalanya, tidak ingin membuka matanya. Dia seakan-akan tidak ingin terbangun dari mimpi indahnya.

Puas mencumbui yang tidak ada sedikit pun lekukan tubuh Sanum yang luput dari rabaan dan ciuman panas Arya.  Hingga dia juga melepaskan semua yang masih melekat ditubuhnya dan mulai menuntaskan sesuatu yang terus mendesak dari dalam tubuhnya untuk segera disalurkan.

Sanum sempat terpekik, air mata membasahi pipinya ketika merasakan sesuatu memaksa masuk dibagian tubuhnya, Sanum tersadar jika dia tidak sedang  bermimpi melainkan kenyataan. ingin dia berteriak dan mencakar-cakar pria itu, namun Sanum kembali tersadar akan kebaikan Vevita, dan hal ini juga impas dengan apa yang telah dilakukan Rendi bersama sepupunya Milka.

Tiba-tiba emosi dan rasa balas dendam Sanum menguasai pikirannya, Dia  juga ikut bermain membalas setiap sentuhan dan perlakuan pria yang belum dikenalnya itu, tapi dia yakin jika pria ini adalah seseorang yang dikirimkan Vevita.

Sebulan berlalu, setelah kembali dari liburan buruk itu, Sanum dinyatakan hamil. Dia mengandung anak kembar, sehingga derita Sanum bertambah berat. Dia sangat syok dan terpukul, ditambah lagi dia sedang menyelesaikan masa akir kuliah nya.

“Ya Tuhan, haruskah aku menambah dosa lagi dengan membuang janin yang belum terbentuk sempurna ini. Sanggupkah aku menghadapi cemoohan masyarakat dan reaksi ibuku nanti,” air mata Sanum membanjiri kedua pipinya.

“Tidak mungkin aku meminta pertanggungjawaban laki-laki bayaran itu, hidup ku akan selalu dilumuri dosa jika dia mengihidupiku dan anak-anakku dengan uang haram, hasil dari memuaskan wanita kesepian. Tidak... tidak aku harus merahasiakan semua ini, termasuk sahabat ku Vevita.”

Dengan rasa penyesalan dan tangis bersimpuh di kaki wanita yang telah melahirkannya, ternyata semua itu tidak bisa dan mampu mengobati hati sang ibu yang terluka menerima kenyataan pahit itu.

 

 

Hamil anak kembar

“Ibu kecewa, dan gagal menjaga mu nak. Ibu tidak berguna dan telah mengabaikan pesan terakhir ayahmu hu...hu...” tangis ibu yang menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa Sanum.

“Tidak, tidak Bu, ini kesalahanku hu...hu...ibu tidak perlu menyalakan diri ibu sendiri,” Sanum menagis.

“Almarhum ayahmu dulu berpesan agar ibu menjagamu dengan baik, karena kamulah harta satu satunya yang kami miliki.” Tangis pilu ibu kembali terdengar menyayat hati.

Meskipun Sanum telah menjelaskan pada ibunya, tentang kekhilafan dan rasa dendam pada penghianatan dan perselingkuhan Rendi, sehingga dia ikut mengambil jalan yang salah. Tapi semua itu tidak bisa mengobati rasa kekecewaan ibunya.

“Mafkan Sanum Bu, Sanum rela jika Bayi kembar ini  digugurkan, asalkan ibu mau memberikan maaf pada Sanum.”

Ucapan itu terlontar begitu saja karena kepanikan Sanum, meskipun hati kecilnya idak ingin menambah dosa lagi dengan melenyapkan tiga nyawa tidak berdosa itu.

“Tidak nak, ibu tidak ingin kamu menambah dosa lagi nak. Besok kita tinggalkan kota ini, kita akan pindah kekota dan suasana yang baru. Dimana orang-orang tidak mengenali kita. Lupakan Rendi dan teman-teman mu yang hanya menjerumuskan mu kedalam pergaulan yang salah,”  Bujuk ibu.

“Baik Bu,”

Tidak ada bantahan lagi dari bibir Sanum, ibu menjual rumah kecil peninggalan ayah. Mereka berdua pindah dan menyewa sebuah kontrakan kecil dan sederhana. ditempat itu juga ibu memulai usaha barunya, menjual sarapan pagi memanfaatkan lokasi  tempat mereka dipinggir jalan yang saling terhubung dengan jala lainnya.

Penghasilan ibu cukup untuk menghidupi mereka berdua, meskipun Sanum ingin mencari pekerjaan mengingat dia sudah berhasil lulus universitas ternama dengan hasil nilai yang memuaskan dan cukup membanggakan ibunya.

“Tidak nak, untuk sementara waktu. Biarlah ibu yang bekerja sampai kamu melahirkan. Ibu tidak ingin terjadi sesuatu pada kehamilan mu itu.”mengusap lembut perut Sanum yang mulai terlihat.

Sembilan bulan berlalu, Sanum yang hamil Besar mulai merasakan sakit. Karena kondisi Bayi nya yang tidak memungkinkan Sanum melahirkan normal. terpaksa harus menempuh operasi cecar.

“Apa dokter, anak  saya kembar tiga?” ucap Sanum tidak percaya.

“Iya Bu, apa selama ini ibu tidak pernah periksakan kehamilan ibu?” Tanya dokter.

“Pernah, tapi Cuma pada bidan saja. Karena keterbatasan biaya. Bidan sempat mengatakan jika aku hamil anak kembar, tapi aku pikir Cuma kembar dua saja dok.”

 Karena tabungan Sanum dan ibu yang tidak mencukupi, ibu menjual cicin kawin peninggalan ayah. Meskipun sedih tapi ibu lebih perduli dengan anak dan cucunya dari pada kenangan cicin kawin itu.

“Maafkan Sanum Bu, Sanum Janji setelah sembuh nanti Sanum akan cari kerjaan dan akan membawa ibu pindah ketempat yang lebih baik. dan mengembalika cicin ibu lagi. Meskipun tidak seperti semula.” Ucap Sanum sedih, tanpa terasa air mata membasahi kedua pipinya.

“Ibu hanya ingin kamu dan cucu-cucu ibu selamat, hanya itu nak.” Jawab ibu tulus.

Proses operasi melahirkan Sanum berjalan sukses,  suara tangisan bayi yang saling bersahutan  membuat senyum Sanum dan ibunya mengembang menatap tiga orang bayi mungil tidak berdosa itu.

“Sayang, anak-anak mama yang lucu.” Mata Sanum berbinar-binar bahagia melihat tiga orang bayi, satu berjenis kelamin perempuan, dua orang laki-laki.

“Devan, Revano, dan sibungsu Davina,” ucap Sanum memberikan Nama pada anak-anak Sanum sangat tampan dan cantik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!