Hai kenalin nama gue Raisa Putri anak kedua dari pasangan Rendy Gunawan dan Naila Putri. Gue terlahir mempunyai saudara kembar yang sangat bawel dan ngeselin alias kaka gue yang bernama Rasya Putra.
Gue Raisa cewek tercantik di sekolah dan paling populer, gue bukan cuma populer tapi gue juga memiliki kelebihan yang menurut orang lain mereka bisa melakukannya. dari kelebihan itu gue berhasil membuat orang tua gue bangga dan gue juga berhasil menghasilkan penghasilan dari kelebihan gue itu.
Bukan cuma gue tapi kembaran gue dia juga populer di kalangan cewek-cewek centil, Rasya adalah cowok yang mapan di mata cewek-cewek di luar sana, dia juga mempunyai penghasilan sendiri dan dia juga bakal ngewarisin perusahaan papi gue, Rasya sangat suka bermain-main dengan perasaan cewek-cewek yang suka sama dia dan yang paling gue benci itu saat Rasya manjain Gue di depan semua penggemarnya (Cewek-cewek centil) dan mereka malah nyinyirin gue.
Bukan cuma itu saja Rasya juga sering menjahili semua cowok yang dekat dengan gue dan sampai sekarang gue gak pernah bertahan lama sama cowok gue. tapi gk sampai situ doang gue nyerah buat cari cowok, gue malah dapat cowok yang spesial banget buat gue, tapi jujur gue gak tau pasti seluk beluk keluarganya yang penting bagi gue itu dia tetap milik gue dan tidak ada seorang pun yang akan merebut dia dari gue.
Tapi jujur nih walaupun kita gak pernah akur, tapi tetap aja salah satu dari kita saling mendukung. Walaupun cara memberikan kasih sayang kita berbeda dari saudara-saudara kembar yang lain, kita tetap saling menyayangi kok.
Gue dan Rasya memang terlahir di keluarga sempurna, kita gak pernah tuh kekurangan kasih sayang dari orang tua kita, pikiran orang lain kalo kita lagi kelai tuh kita sama sekali gak di didik sama orang tua kita, mereka mah salah!! kita selalu kelai itu cara kita bersenang-senang dan kita juga kelai gak sampai ngerugiin mereka kan, hanya mereka saja yang tidak tau Gue dan Rasya itu seperti apa.
Orang tua gue sering cerita kalo gue tuh sayang banget sama Rasya, sampai-sampai kalo Rasya lagi dipinjam sama tante gue untuk nginap dirumahnya, gue bakal marahin tante gue ya karna gue gak mau kalo Rasya pisah dari gue, memang benar kalo anak kembar itu punya ikatan batin tersendiri.
Tapi saat kita udah mulai SMP, gue sudah sibuk dengan hobi gue dan Rasya juga udah sibuk sama Hobinya dan kadang dia ngebantu papi juga. Yang biasanya kita selalu berdua tapi sekarang kita sibuk dengan kesibukan masing-masing.
Ya...dari semua itu kita gak ngelupain kewajiban kita untuk menjaga satu sama lain, ya gue cukup senang sih punya saudara kembar cowok tapi ada sisi dimana dia menjadi ngeselin banget sampai bikin gue gak mood karna ulahnya.
Dan sekarang Gue dan Rasya menduduki kelas 12 SMA dan disini lah cerita kami dimulai, cerita saudara kembar yang tidak pernah akur, cerita saudara yang sangat populer dan tentang kisah cinta kita, kisah cinta saudara kembar cowok dan cewek. Gue mau kalian menikmatin cerita hidup gue dan Rasya yang selalu bertengkar yang terlahir dari keluarga sempurna dan memiliki kisah cinta yang bisa di bilang manis tapi ada sedikit paitnya.
~TWINS BAR-BAR~
"RAISA!!! Bagun woi udah telat nih gue gak mau telat bangk*, BANGUN WOI BANGUN!!" teriak Rasya di kuping gue dan menarik-narik selimut gue.
"5 menit lagi bang, gue tadi malam begadang Nonton drakor." ucap gue sambil menarik selimut dan menutupi seluruh badan gue tanpa terkecuali.
"Bodo amat!! Bangun woi!! lu bilang hari ini lu nyambut anak baru bareng guru dan 10 menit lagi bel masuk GOBL*K!!"
"HAH!!" teriak gue dan langsung bangun dari tidur.
"Kenapa lu gak bilang bangs*t, Argh abang gak genah lu." ucap gue dan langsung turun dari ranjang dan berlari kekamar Mandi.
"Lu dari tadi di bangunin malah nyalain gue, intinya 10 menit lu gak siap gue gak terima penumpang di mobil baru gue." sautnya dan langsung pergi meninggalkan Kamar gue.
10 menit kemudian...
Gue langsung lari turun kemeja makan dan menyapa mami dan papi gue.
"Pagi pi, pagi mi." sapa gue sambil mecium pipi mereka.
"Pagi sayang sarapan dulu ya." jawab mami dan menyodorkan segelas teh.
"Buruan sarapan gue gak mau telat!!" saut Rasya.
"Bodo amat!! Gue bisa pergi sendiri, bukan cuma lu aja yang punya mobil baru." saut gue sombong.
"Kalian ini ya pagi-pagi sudah ribut, mau papi sita mobil kalian?" saut papi yang bikin gue dan Rasya kaget.
"Gak pi gak, kita kan saudara kembar, mana mungkin ribut kan sya." ucap gue sambil mengedipkan Sebelah mata gue sebagai kode ke Rasya.
"Hahaha iya pi kan kita tuh kembar pasti akur pi, oh ya Rasya pergi duluan ya pi mi." ucapnya sambil memeluk mereka dan langsung berjalan pergi.
"Pi Raisa pergi juga ya, bye pi mi." saut gue dan langsung pergi.
Saat di garasi mobil lagi-lagi Rasya membuat ulah, ban mobil baru gue tiba-tiba kempes.
"RASYA BANGK*!!" teriak gue lalu menendang ban mobil gue.
"Awas lu ya gue bales lu disekolah." ucap gue sambil tersenyum sinis dan langsung pergi meminta supir rumah mengantar gue kesekolah.
15 menit kemudian...
Gue akhirnya sampai di sekolah dan ternyata penyambutan murid baru sudah dimulai tadi, tapi bagian sambutan gue belum waktunya dan gue langsung duduk disebelah kepala sekolah.
"Pagi pak, maaf saya telat." sapa gue lalu duduk di samping kepsek.
"Pagi Raisa, gakpapa nak, kamu siap-siap aja dulu buat sambutanmu." jawab kepsek gue dengan lembut.
Kenapa gue ikut dalam penyambutan siswa baru ditahun ini, sebenarnya bukan tahun ini aja sih tahun sebelumnya gue juga ikut penyambutannya, gue dipenyambutan ini sebagai ketua osis dan juga sebagai siswa berprestasi di sekolah.
Sekarang ada sambutan dari ketua osis sekaligus murid berprestasi disekolah yang akan menyampaikan pidatonya. -mc.
Guepun naik keatas panggung saat nama gue dipanggil.
Selamat pagi semua, perkenalkan saya Raisa Putri murid kelas 12 IPA 2 saya menjabat sebagai ketua osis dalam 2 Periode ini, dan disini saya ingin mengucapkan Selamat datang di SMA Negeri 8 jakarta untuk kalian semua, selamat untuk kalian yang terpilih masuk di SMA ini, kalian semua adalah orang-orang yang hebat yang berhasil masuk di SMA Negeri 8 ini dan saya juga disini sebagai kakak kelas kalian semoga kita semua bisa berteman dengan baik dan menjalankan peraturan sekolah dengan tertib. Ya sekian dari saya selamat pagi. -Gue.
PAGI..
Setelah gue berpidato singkat dan menurut gue gak terlalu berguna bagi mereka tetapi mereka malah melirik gue dengan tatapan yang berbeda, semua cewek melirik gue sinis, tapi semua cowok melirik gue dengan manis. Semua itu sudah biasa bagi gue.
25 menit kemudian...
Acara penyambutan pun selesai, seperti biasa gue bakal kelapangan sekolah untuk melihat anak basket berlatih. Akhir-akhir ini gue dekat dengan ketua team basket sekolah maka dari itu gue selalu nontonin dia latihan basket.
Saat gue duduk di pinggir lapangan, tiba-tiba ada sekumpulan cowok yang meghampiri gue dan bertanya ke gue. "Kakak lagi apa" "kaka punya wa gak? Atau ig?" "kaka udah punya cowok?" "kakak cantik ya." semua pertanyaan itu dilontarkan ke gue.
Adek kelas laknat!! *Batin gue.
"Eh kalian, ah itu kaka lagi liatin anak basket latihan." jawab gue dengan fake smile andalan gue.
Lagi-lagi mereka melontarkan pertanyaan yang sama dan bikin gue risih.
"Permisi" ucap seseorang yang ingin menyelinap masuk kedalam kerumunan orang.
"Raisa ayo ikut." ucapnya dan langsung menarik gue keluar dari kerumunan orang itu.
Gue ditarik sampai ke samping sekolah. "Sa udah aman nih." ucap Devan yang masih memegang tangan gue dan melihat-lihat sekeliling.
Devan adalah ketua team basket sekolah, dia orang yang lagi dekat sama gue, cowok yang sangat-sangat tampan, cowok yang dingin, dan juga cowok yang sangat berprestasi di basket.
"Makasih Dev." ucap gue yang natap dia dengan bibir yang tersenyum lebar.
"Fiuh... Lagi-lagi kamu di kerumunin sama cowok-cowok ya." saut Devan sambil memberikan gue tatapan tajam khasnya.
"Ya gitu lah." jawab gue santai.
Tiba-tiba dia menghampaskan badan gue kedinding dan sebelah tangannya menempel didinding samping kepala gue. Gue gak tau dia mau apa, tapi tatapannya sangat-sangat tajam yang bikin gue nelan ludah doang sangking takutnya.
"Ke-kenapa Dev?" tanya gue tegang.
"Lu itu punya gue, gak boleh ada yang dekatin lu selain gue!!" sautnya.
Gue tau sih Devan itu orangnya posesif banget, tapi dia ganteng banget siapa coba yang gk mau sama dia. Otak cogan mode on.
"Iya Dev, tapi hubungan kita ini gak ada status apapun kan, jadi gue berhak dekat sama cowok selain lu." gue ngomong tuh langsung dari hati gak mikir-mikir dulu.
Tiba-tiba suasana jadi canggung dong, si Devan cuma natap gue tanpa sepata katapun.
Dan beberapa menit dia diam, dia tiba-tiba mendekat ke muka gue dan...
"Dev...mmmhhh..." devan langsung mencium bibir gue karna gue refleks gue langsung dorong dia.
"Maaf dev, kamu kenapa sih kok tiba-tiba, kalo ada yang liat gimana? Bisa berabe urusannya ntar." saut gue.
"Itu artinya lu udah jadi milik gue, gue Devano Pratama hari ini sah menjadi cowok lu!!" ucap Devan tegas.
Akhirnya nembak juga nih cowok. *Batin gue sambil tersenyum kecil.
"Jadi hari ini kita sah pacaran nih?" tanya gue memastikan.
"Iya, dan lu gak boleh dekat sama cowok selain gue!!" jawab devan dan langsung memeluk gue.
"Oke dev..."
"Weh bangk*!! Ngapain lu?" teriak seseorang yang bikin gue dan devan langsung menjauh.
"RASYA!!!!" teriak gue.
"Apa teriak-teriak, lu ngapain, gue kasih tau papi lu." ancam Rasya.
Devan langsung ngerangkul gue dan natap tajam Rasya.
"Lu itu kembarannya atau musuhnya sih, dan by the way gue Devan pacar Raisa."
"Oh Devan ya... BODO AMAT LAH, mau lu Devan Dovon Davan serah lu, dan lu menjauh dari adek gue." jawab Rasya reseh.
Gue langsung ngelepas rangkulan Devan dan jalan ke arah Rasya.
"AAAAA... Iisshhh.." teriak Rasya yang kesakitan karna kakinya yang gue injek.
"Ayo Dev, gak guna ngobrol sama dia." ucap gue dan langsung pergi jauh dari Rasya.
.
.
"Makasih ya Dev, udah nganterin gue." ucap gue yang masih memegang tangannya.
"Iya Sa, lu pulang nanti perlu gue anterin?."
"Gak usah Dev, gue sama Rasya aja."
"Yakin sama sih Monyet itu?" ucap Devan yang bikin gue ketawa ngakak.
"Hahaha... Monyet? Hahaha, lu kok emosi juga ya sama dia, hahaha..."
"Iya lah, kok ngatur-ngatur cewek gue." sautnya kesal.
"Lu tau kan Dev, kalo yang pacaran sama gue gak bertahan lama gara-gara sih Rasya?"
"Iya tau, gue tau banget sifat dia, makanya gue gak mau hubungan kita sampe rusak gara-gara dia."
"Haha, sudah lah Dev, lu balik gih ke kelas."
"Oke baby, gue balik ya bye." ucap Devan dan langsung berjalan kearah kelasnya.
Hari ini sekolah gue bakal pulang lebih cepat dari biasanya, ya karna murid baru lah yang bikin kita pulang cepat selama seminggu ini.
.
.
Setelah bel berbunyi, gue langsung nelpon sih abang laknat (Rasya).
"Woi!! lu dimana?" -gue
"Gue di kelas nyet, napa lu nelpon-nelpon, mau nebeng ya? kasian deh gak bsa bawa mobil."-Rasya
"Bangke kan, gara-gara lu gue gak bisa bawa mobil baru gue, awas aja ya lu." -gue
"Bodo amat sat, gak peduli gue, bye!!" -Rasya
Telpon gue langsung dimatiin sama dia, dan setelah itu gue langsung pergi keparkiran sekolah.
6 Menit kemudian...
"Oh ini mobil yang katanya mahal itu." gumam gue sambil menyeringai.
"Dendam harus dibalas Sya, kata mami gakpapa selagi gak mati kan."
Gue langsung keluarin pilox warna pink dan kuning, Ya karna warna itu warna yang paling dibenci Rasya. Gue coret-coret tuh mobilnya pake pilox dengan tulisan. "DENDAM ADE" "ABANG LAKNAT" "ABANG GILA" dan yang lainnya gue coret-coret biasa doang deh.
10 Menit kemudian...
Selesai gue pilox tuh mobil gue langsung balik kerumah dengan supir rumah.
RASYA POV*
"Akhirnya kelar juga, mayan lah yang daftar silat tahun ini." gumam Rasya sambil merenggangkan badannya dan berjalan menuju mobilnya.
"BANGS*T!!!!" teriak Rasya yang bikin semua orang diparkiran ngeliatin dia.
"ADEK LAKNAT!!!" teriaknya lagi.
"Awas lu ya, gue bales lu dirumah Nanti!" ucapnya dan langsung masuk kedalam mobil lalu pulang kerumah.
Bersambung
Rasya pulang Mi." teriak Rasya yang baru sampai dirumah.
"MI... Mami...." Teriaknya lagi.
Gue yang mendengar teriakannya langsung keluar dari kamar dan membalas teriakannya dari lantai dua. "Mami pergi sama papi, jangan teriak-teriak bangk* gue lagi sibuk!!!"
Oh sih bangk* ini kaya gak punya dosa ya, udah ngerusak mobil orang, awas lu ntar. Ucap Rasya dalam hati.
"WOI NYET!! LU NAPA SIH MELAMUN." ucap gue mulai meninggikan suara.
"Bac*t lu." saut Rasya dan langsung pergi kekamar miliknya.
Gue kembali ke kamar dan melanjutin novel gue, ya hobi gue itu mengarang mau itu novel, komik, puisi, cerpen dan sejenisnya sudah pernah aku coba, dan yang bikin gue semangat ngelakuin semuanya ya karna orang tua gue, mereka menyiapkan semua keperluan gue untuk berkarya, dari semua pengorbanan orang tua dan kerja keras gue, gue berhasil meraih peringkat pertama dalam lomba mengarang novel tingkat nasional, dan komik gue sudah terkenal sampai keluar kota.
Disaat gue lagi fokus mengarang, tiba-tiba ada suara yang membuat konsentrasi gue hancur.
Tok tok tok tok tok tok
Buk buk buk buk buk
Pintu gue di ketuk oleh seseorang dan di gedor-gedor.
"RASYA!!! Kalo lu gak pergi gue siram lu." ancam gue agar dia berhenti mengetuk pintuku.
Gak ada jawaban dari Rasya pintu gue tetap aja di gedor-gedor. kamar gue memang kedap suara tapi kalo gedoran pintu yang kuat banget bakal kedengaran lah.
"Rasya kalo lu mau balas dendam ntaran aja, gue lagi sibuk, lu kan tau gue bakal ikut lomba, lu itu abang gak guna anj*r!!" ucap gue mulai kesel.
Pintu gue tetap saja digedor-gedor dan membuat gue tidak tahan dengan kebisingan yang dibuat olehnya, gue bediri dan menuju pintu kamar, ya sebelum gue membuka pintu kamar, gue mengambil payung untuk berjaga-jaga siapa tau dia malah menyiapkan air di atas pintu gue. Dan saat aku membuka pintu tidak ada siapa-siapa dan tidak ada air sama sekali. gue keluar kamar dan tiba-tiba menginjak sejenis cairan lengket di lantai.
"Ih... Yang gue injek apaaa? " gumam gue mulai lemes. gue angsung menengok kelantai dan ada cairan putih entah itu apa. Aku menggerakkan kaki ku keluar dari cairan-cairan itu. setelah gue berhasil keluar, gue tiba-tiba saja di kagetkan dengan Kecoa pas di depan muka gue.
"Aaaaaaaa......" teriak gue dan tiba-tiba terpeleset dan terjatuh kedalam cairan itu.
"Aaarrrgghhhh!!!" teriak gue lagi yang jiji melihat cairan yang menempel di badan ku.
Gue menatap orang yang berdiri didepan gue.
"Rasya... LU BANGS*T YA?" teriak gue yang geram dengan kelakuannya.
"Eh Raisa, ngapain tidur dilantai, gak jiji lu?" jawabnya sambil tertawa kecil.
"ABANG GAK GUNA LU KEK MONYET DASAR BANGS*T ABANG GILA LU GAK GENAH!!!" teriak gue dengan keras sampai mengeluarkan kata-kata kasar.
"Selamat bersenang-senang adek kesayangan gue, muah, babay hahaaha... " sautnya dan langsung lari kekamarnya, ya memang kamar kami bersebelahan makanya dia gampang masuk ke kamarnya.
"Oh awas ya lu, gue bales lu, gak bakal tenang hidup lu, DASAR ABANG LAKNAT!!" gumam gue dan langsung berdiri.
"BIBI!! Siapin air buat saya tolong." teriak gue dan turun kekamar mandi bawah.
Aku pun mandi dan langsung pergi kekamar untuk melanjutkan kerjaan ku.
***
"Dek, makan malam dulu." ucap mami yang bikin aku terbangun dari tidur gue..
"Ya mi, Raisa gak lapar kalian makan saja dulu." jawab gue lemas.
RASYA POV*
"Eh Mami, ngapain Mi?" tanya gue yang baru keluar dari kamar dan ngeliat Mami berdiri di depan pintu Raisa.
"Ini, adekmu dari tadi gak keluar, dia cuma jawab pertanyaan mami yang pertama yang lainnya gak ada jawaban sama sekali." jawab Mami dengan muka khawatirnya.
"Langsung masuk aja mi." balas gue santai.
"Gak bisa sya, kamarnya dikunci, dan lagi sepertinya kuncinya nempel di tempat kunci pintu ini deh." sautnya sambil menunjuk lubang kunci kamar Raisa.
"Woi sa, lu ngapain sih, Mami nungguin lu nih." teriak gue tapi tidak ada jawaban dari Raisa.
Aku menggedor-gedor pintunya sambil meneriaki namanya. Aku ngeliat kearah Mami dan Mami juga ngeliat kearah ku. "Mi, maaf ya kalo pintunya rusak, cuma itu cara satu-satunya." ucap gue yang udah megangin gagang pintu.
"Gakpapa sya, yang penting adekmu gak kenapa-kenapa." jawab Mami yang bikin gue gak berpikir panjang lagi langsung mendoprak pintu Raisa.
Buk... Buk... Buk... Brak...
Pintu pun terbuka, gue kaget ngeliat Raisa yang tergeletak dilantai.
"Woi sa, lu kalo tidur jangan dilantai, ranjang lu lebih nyaman dari lantai." ucap gue yang sambil melihatnya.
"Sa bangun nak..." ucap Mami yang tiba-tiba berhenti.
"Kenapa Mi?" Saut gue yang kaget karna Mami yang berhenti berbicara.
"Adekmu Sya... pingsan!! cepat panggil ambulan dan telpon Papi." teriak Mami.
"Mi jangan bercanda, dia tadi baru aja teriak-teriak sama Rasya gara-gara Rasya kasih keceo..." ucap gue yang mengingat kejadian tadi sore.
"Rasya!!! Kamu tau kan adekmu takut sama kecoa, dan dia udah pernah pingsan gara-gara ditakutin kecoa sama teman sekolahnya dulu, masa kamu lupa? Abang apa kamu yang bikin adeknya pingsan." jawab Mami.
Aku yang denger ucapan Mami, langsung menggendong Raisa dan berlari menuju mobil di ikuti Mami dan kita langsung pergi kerumah sakit.
***
"Sya... Rasya..." gumam Raisa yang bikin gue kaget karna disaat dia sakit nama ku lah yang dia sebut.
"Bangun Sa." saut gue.
"Hmm... Gue dimana? Kenapa bau rumah sakit?" ucap Raisa.
"Lu dirumah sakit, tadi lu pingsan." jawab gue.
"Oh." jawabnya malas.
"Maaf ya dek, abang salah, maaf ya abang janji gak kaya gitu lagi." ucap gue merasa bersalah.
"Hmm.." dehemnya.
"Maafin abang dek, abang janji gak gitu lagi, abang janji bakal traktir kamu apapun itu." saut gue tanpa mikir-mikir
"Apapun?" sautnya sambil nyengir.
"Ya apapun yang penting gak aneh-aneh." jawab gue.
"Okee, Raisa maafin abang." ucapnya sambil tersenyum lebar.
"Raisa mau pulang, besok Raisa harus pergi sama papi keluar kota buat ngasih karya Raisa." sambungnya.
"Besok?! kan lu lagi sakit, lagian mami sama papi khawatir tau dirumah, gue nyuruh mereka pulang biar gak terlalu khawatir." jawab gue.
"Bodo!! Gue mau pulang."
"Oke-oke, gue urus dulu." jawab gue pasrah.
"Makasih abangku sayang, muah..." balasnya.
"Yayaya."
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!