Assalamualaikum...
Sebelumnya saya mau nguncapin
Minal aidin Wal faidin mohon maaf lahir dan bathin untuk semua sahabat Manggatoon yang sebelumnya sudah setia mendukung karya pertama saya.
Yang sudah sukses Tamat walaupun sebenarnya belum waktunya tamat, tapi karena kondisi saya yang saat itu sedang tidak fit jadi saya terpaksa untuk menamatkannya dan berjanjin akan bikin cerita keduanya untuk melanjutkan cerita kisah tentang perjuangan Nadia dan Kasih.
Yaa walaupun cerita saya terbilang sangat receh dan di bawah rata-rata tapi menulis sudah menjadi cita-cita sata dari kecil, dan alhamdulilah karena adanya aplikasi ini saya bisa mengwujudkan semua impian saya walau hanya sekedar menjadi penulis online saja, tapi saya tetep bersyukur kok karena saya bisa menyalurkan imajinasi saya lewat tulisan sederhana ini.
Terima kasih karena sudah mau membaca curhatan saya, sekarang alhamdulilah setelah istirahat yang cukup dan juga berkat doa dari family Nadataskia kondisi saya sudah berangsur membaik dan saya ingin melanjutkan cerita yang sempat tertunda dan semoga tulisan ini bisa di minati oleh banyak orang.
Dan saya juga butuh bantuan dari kalian untuk selalu terus dukung karya receh ini dengan cara klik, komen, vote, dan faforitkan agar selalu tahu uptade terbarunya, satu like dan komen dari kalian sangatlah berarti untuk penulis pemula seperti saya ini.
Sebelum dan sesudahnya saya uncapkan banyak-banyak terima kasih karena susah menyempatkan waktu senggangnya untuk mampir dan membaca tulisan saya ini semoga rejeki dan kebaikan kalian semua para Family Nadataskia selalu di balas oleh yang maha kuasa. Amiinnn amin ya robbal alamin.
Sinopsi sebelum cerita.
Novel ini kelanjutan dari kisah tentang pengorbanan orang tua yang berjuang berusaha untuk menyekolahkan kedua putrinya dan mengantarkan mereka untuk menjadi yang lebih baik di masa depan.
Walaupun banyak sekali rintangan yang harus mereka lalui naik turunya perekonomian dan juga pandangan tidak percaya dari sekitarnya tapi tak mematahkan semanggat mereka tujuan mereka tetap satu membawa putrinta sukses di masa depan.
Terutama perjuangan seorang ibu yang rela bertahan hidup di tenggah keluarga yang tidak menyukainya selalu berjuang agar menjadi yang terbaik dan membuktikan kepada keluarganya terutama kepada mereka yang tidak suka kepada ibu bahwa ibu layak ada di antara mereka.
Ini kelanjutan dari novel yang berjudul
**Semua Demi Anakku.
Maafkan Aku Ibu**.
Menceritakan tentang Nadia yang salah paham terhadap ibunya dan menyimpan rasa benci yang begitu dalam dari ketidak tahuannya membuat ia dari anak yang prnurut dan menyayangi kedua orangtuanya menjadi terbalik, iya melawan dan menyakiti ibunya, ibu yang telah melahirkan dan memperjuangkannya untuk jadi anak yang baik.
Tapi rasa sedihnya karena kehilangan ayahnya yang tercinta karena sebuah penyakit membuat ia menjadi benci dan bahkan tega terhadap ibunya, hingga penyesalan pun datang di saat terakhir di sisa hidup ibunya, yang selalu menanti kedatangan putri pertamanya yang sangat ia sayangi.
Bermula dari hilangnya sang adik membuat sang ibu menjadi sering merenung dan bersedih tidak nafsu makan dan minum setiao harinya hanya selalu terpikirkan putri Bungsunya, dari sini lah sang ayah yang sehat bugar menjadi lemah dan penyakitan karena terlalu lelah mencari dan terus mencari tapi tak kunjung membuahkan hasil akankah sang ibu bertemu dengan Sang putri bungsunya?
Lalu apa yang terjadi dengan sang ayah selanjutnya sehingga ayah menjadi lemah dan tak berdaya lalu akhirnya pergi meninggalkan untuk selama-lamanya membuat satu kemarahan tumbuh dalam hati putru sulungnya?
Dan kenapa juga sang adik bisa hilang siapa yang patut di persalahkan atas kejadian ini? mengapa harus ibu yang menanggung semuanya! cobaan belum berhenti di situ masih banyak lagi yang akan terjadi di dalam kehidupan keluarga ibu, dan kesabaran apa yang akan ibu lakukan untuk menerima semya takdir hidupnya ini?
Yuk langsung saja kita simak cerita selengkapnya biar tidak penasaran.
Selamat membaca!!!
Setelah mengalamin banyaknya lika liku kehidupan, pasang surut naiknya perekonomian yang ayah dan ibu lalui kini mereka telah membuahkan hasil dari perjuangan mereka.
Nadia yang telah lulus sekolah TK dan hendak memasuki sekolah Dasar, juga ayah yang usaha baksonya yang kian hari kian maju, ibu mertua yang sudah membaik sikapnya dapet menerima kehadiran ibu yang semula di ragukan, kini keluarga ayah menjemput kebahagiaan keluarganya yang selama ini mereka nantikan.
Setelah lebaran dan menjual rumah kecilnya ayah dan ibu kembali ke rumah semula mereka bersama ayah dan ibu mertua tinggal dalam satu atap kembali, uang hasil jualan rumah ayah gunakan untuk menambahkan uang tabungannya untuk membeli ruko impian ayah.
Setelah impian ayah untuk memiliki ruko tercapai ayah pun berjualan di ruko tersebut, tidak mudah memang awalnya pasti ada saja rintangan yang ayah dan ibu alami dari naik turunya pemasukan semua pasti di alami pendagang baru, tapi ayah selalu semanggat menghadapinya karena ada ibu di sampingnya yang selalu memberikan semanggat serta dukungannya.
Sementara Nadia dan Kasih berangsur-angsur tumbuh semakin besar semakin banyak kebutuhannya Kasih yang sudah bersekolah membuat ibu harus lebih pinter lagi mengatur uang untuk pengeluarannya sama seperti saat Nadia sekolah TK dulu Kasih pun kini mengalaminnya bersusah payah ibu mengurus dan mengawasin Kasih, hingga Kasih pun lulus TK dengan nilai yang bagus bahkan lebih bagus dari Nadia.
Kini Nadia dan Kasih sudah duduk di bangku SD semakin besar pengeluaran yang di butuh keluarga ayah, bersabar, iktiar itu adalah kunci dari kesuksesan ayah setelah menempuh dan mengalami banyak segala rintangan hasil memang tidak pernah membohongin usaha.
Ayah kini sudah menjadi lebih baik kehidupannya ayah memiliki segalanya, rumah yang sederhana di renovasi menjadi mewah, bahkan ayah punya kendaraan roda empat walaupun ayah saat itu membelinya dalam keadaan sudah bekas setidaknya masih layak pakai.
Saudara ipar yang dulu mengucilkan ibu kini perlahan-lahan mulai bisa menerimanya walau mungkin ada maksud di balik niat tapi ibu tak perdulikan itu, yang penting bagi ibu adalah ibu telah berhasil membuktikan kalo ibu bisa dan tak pantas di hina.
Roda kehidupan memang selalu berputar yang dulu di atas akan ada di bawah begitupun sebaliknya yang dulu di bawah kini bisa di atas, dan itu terjadi pada kehidupan keluarga ibu, kini ibu dan ayah sudah menikmati hasil dari usahanya selama bertahun-tahun menghadapi caciam dan hinaan dari semua keluarganya.
*****
Tiga tahun kini telah berlalu saat Nadia telah lulus dari TKnya kini Nadia sudah berada di kelas Tiga SD sedangkan Kasih ada di Kelas Satu, setiap hari Nadia dan Kasih selalu berangkat sekolah bersama setelah di antar ibu kemudian di jemput kembali saat pulang sekolahnya.
Suatu hari di pahi yang cerah di awal yang baru di kediaman keluarga ayah dan Ibu.
"Bu mana sarapannku sudah siap belum?" tanya Nadia keluar dari kamarnya.
"Iya sebentar nak, ini ibu sudah menyiapkannya mana Kasih suru dia bangun juga sarapan!" jawab ibu dari dapur.
"Iya Bu, Kasih juga udah bangun kok!" seru Kasih saat mendengar namanya di sebut.
Ibu yang tenggah sibuk di dapur segera keluar membawa sarapan untuk kedua putrinya karena hari ini hari pertama Kasih sekolah SD setelah Libur panjang kenaikan kelas, satu tahun yang lalu saat Kasih duduk di bangku TK Nadia masih Kelas dua SD tapi sekarang sudah kelas Tiga sikapnya pun semakin Dewasa sebagai seorang kakak.
"Ini tuan putri Ibu yang Cantik dan pintar silakan di nikmati sarapan paginya, sebelum berangkat kesekolah!" ujar ibu meledek sambil meletakan piring di atas meja.
"Terima kasih Ibuku sayang, yang cantik dan juga baik hati!" seru Kasih sambil mencium pipi ibunya.
Antara Nadia dan Kasih memang kini semakin terlihat perbedaannya, Nadia yang lebih dekat dengan ayahnya sedari kecil kini cuma sekedae tegur sapa saja dengan ibu, berbeda dengan Kasih yang dari kecil sudah dekat dengan ibunya setiap hari selalu mencium pipi ibu.
Tapi ibu tak pernah mempermasalahkan ini bagi ibu asal melihat putrinya sehat, akur tanpa bertengkar adalah hal yang membahagiakan.
Setelah selesai sarapan pagi kedua putri ibu siap untuk berangkat kesekolah di hari pertama, ibu siap untuk mengantar kedua putrinya.
"Yuk udah siap untuk berangkat sekolah?" tanya ibu.
"Ibu mau anter kami sekolah! malu lah bu kan udah besar masa di antar mulu?" tanya Nadia ragu.
"Nadia mungkin sudah besar tapi Kasih, ini kan hari pertamanya masuk sekolah SD jadi ibu juga ingin tahu kelas dan bangkunya!" jawab ibu.
Nadia diem sejenak dan akhirnya mengerti maksudnya ibu dan mengijinkan ibu untuk mengantarkan mereka kesekolah walau sebenarnya Nadia malu takut di ledek teman-temannya.
"Ya udah deh ibu boleh anter kami, tapi cuma kali ini aja ya, kan Kasih bisa berangkat dan pulang bareng Nadia gak usah di anter ibu!" ujar Nadia.
"Iya saya satu minggu ya ibu anter Kasihnya, kalo sudah satu minggu baru ibu biarkan Kasih berangkat bareng Nadia," kata ibu meminta memohon.
"Hmm yaudah dehh iya satu minggu," kata Nadia berjalan keluar.
"Kenapa sih kak, kan ibu ingin antar aku bukan kakak, aku aja gak keberatan kok di antar sekolah ibu?" tanya Kasih.
"Malu lah dek masa udah SD masih di anterin juga emangnya kamu masih TK apa? gak maly di anterin ibu mulu, lagian kasihan lah ibu cape," jawab Nadia menjelaskan.
"Hmm iya sih!" seru Kasih singgat tanpa mau berdebat lagi dengan kakaknya.
Sementara kedua putrinya menunggu di depab ibu sedang sibuk mengunci pintu rumah dulu setelah memastikan semua aman dan sudah terkunci ibu pun siap berangkat mengantar kesekolah.
"Yuk kita berangkat kesekolah!" ajak ibu siap dengan motornya.
Semua sudah naik motor dan ibu melaju motornya dengan kecepatan sedang perlahan tapi pasti, sepanjang perjalanan semua hanya diem dan tak banyak bicara, tidak seperti dulu saat kecil Nadia akan bersenandung jika naik motor.
*****
Sampainya di sekolah ibu masuk ke halaman sekolah setelah memarkir motornya ibu mengikuti Kasih menuju kelasnya sedangkan Nadia langsung bergabung dengan teman sekelasnya.
"Ibu Nadia pamit ya mau masuk kelas dulu, nanti gak usah di jemput Nadia bisa pulang sendiri, assalamualaikum bu!" salam Nadia mencium tangan ibu.
"Waalaikumsalam, yakin gak mau di jrmput nanti?" tanya ibu memastikan.
"Iya bu Nadia pulang bareng Lusi Nanti!" jawab Nadia yakin.
"Yaudah Hati-hati ya sayang, saat pulang nanti," pesan ibu.
Nadia mengiyakan pesan ibu dan berlari gabung bersama temannyq, ibu lanjut ke kekas Kasih.
"Kasih beneran berani nanti kalo berangkat dan pulang bareng Kakak saja tanpa ibu antar jemput?" tanya ibu saat menuju kelas.
"Ya harus berani dong bu, kan Kasih sudah kelas satu sudah SD bukan TK lagi," jawab Kasih.
Ibu tersenyum mendengar uncapan Kasih, ada perasaan terharu dalam hatinya merasakab kedua putrinya yang begitu cepat tumbuh besar hingga sudah mau melepaskan tangannya ibu yang dulu mengandengnya saat mereka berjalan.
Tak terasa air mata menetes dari wajah ibu dan mengenai Kasih yang ada di sebelahnya.
"Ibu! kok menanggis? kenapa?" tanya Kasih terkejut.
"Ehh hmm tidak kok nak, ibu hanya terharu saja bangga gak nyangka putri ibu sudah menjadi besar ya, sudah SD saja," jawab ibu berbohong.
Di kelas Kasih saat bel masuk sudah berbunyi ibu masih menunggu di depan kelas karena ini hari pertama Kasih duduk di kelas satu Sd jadi ibu masih menemaninya sampai jam pulang sekolah berbunyi.
Seperti kata Nadia tadi ia tidak ingin di jemput itu artinya ibu langsung pulang setelah jam pelajaran Kasih selesai dan tak harus menjemput Nadia.
Pukul 10.00 wib kelas Kasih sudah bubar satu persatu murid keluar kelas dan menghampiri orangtuanya masing-masing.
"Kasih sini!" panggil ibu saat melihat Kasih yanf mencari ibu kesana kemari.
"Ibu!! tadi aku pikir ibu pulang gak jadi nungguin sampe pulang?" tanya Kasih.
"Enggak dong ibu pasti nungguin kamu, tapu kalo besok ibu gak nungguin berani gak? soalnya ibu harus bantu ayah jualan di ruko?" tanya ibu.
"Ya berani lah kan Kasih sudah besar, ibu bantu ayah aja gak usah khawatirin aku!" jawab Kasih yakin.
"Yaudah kalo giti besok ibu cuma anter aja yq, terus ibu jemput pas pulang sekolah, ingget kalo main dan jajan jangan sembarangan ya!" pesan ibu.
"Baik bu, Kasih akan inget pesan ibu selalu," ujar Kasih berjanji.
Ibu dan Kasih pun berjalan menuju parkiran sekolah, dan ibu segera menyalakan motornya dan siap pulang menuju rumah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!