NovelToon NovelToon

DENDAM MASA LALU(Revisi)

Prolog

Seorang pria berlari ketakutan sambil membawa senjata tajam nya. Memasuki mobil dan mengendarainya dengan sangat kencang. Jantungnya berdegub tak karuan. Wajahnya pucat pasi dengan napas tersengal dan bulir keringat di seluruh pelipisnya.

Beberapa kali dia mengumpat dan memukul mukul setir mobilnya. Air mata mulai berjatuhan di pipinya.

"BODOHHHHHH.... GOBLOKKKKKK... GUEEEE EMANG PSIKOPATTTTT... ADA APA DENGAN GUEEEEEE, KENAPAAA GUE JADI PEMBUNUHHHHHHH ... AAAAAAAARRRGGGHHHHH BRENGGGGSEEEKKK!!!"

Dia terus mengomel di sepanjang jalan merutuki dirinya. Sampai dia tak terlalu fokus pada jalan. Saking terburu burunya, dengan panik dan sudah tak karuan hatinya. Dengan arah berlawanan melaju truk muatan Pertamina yang besar.

Dia pun kegok dan mengendarai mobilnya menjadi tak terkendali. Berkali kali dia membanting setirnya dan mobilnya tersenggol bagian belakang truk pertamina.

Karena senggolan mobilnya yang keras. Truk terguling dan mengeluarkan isi nya. Sedangkan pria itu menabrak pembatas jalan di samping truk Pertamina yang dia tabrak.

Truk yang terbalik menumpahkan isi dari dalamnya. Gemericik api mulai menjalar mengikuti arah bensin yang bercecer. Mobil yang menabraknya ikut ketumpahan genangan bensin.

💥💥💥 DUARRRRRRRRRR 💥💥💥

Ledakkan dasyat di jalan setapak menuju hutan itu tak bisa terhindari. Kedua pengemudi di pastikan terbakar beserta ledakkan...

...🟣🟣🟣...

KOURU RIN DERMAWAN

Hari ini aku bersiap untuk pergi ke pemakaman Ayah dan Bunda. Seperti biasa setiap bulan aku Dan Bang Rich selalu menengok makam mereka.

Sudah 4 Tahun mereka pergi meninggalkan kami. Meski Mommy Paris dan Deddy Suho memberikan kasih sayang yang sama tidak di pungkiri aku sangat merindukan mereka.

Ku lihat foto Ayah dan Bunda beserta aku dan Bang Rich yang ku letakkan diatas nakas. Itu pada saat kami berempat berlibur di pantai dengan baju yang basah sambil bermain pasir. Aku dan Abang yang berpelukkan di depan Ayah Bunda dengan posisi membungkuk. Serta Ayah dan Bunda yang dibelakang merangkul kami.

Kebahagian terpancar jelas di wajah kami saat itu. Tanpa bisa ku cegah buliran air mata jatuh dari pelupuk mataku. Sambil ku usap dan kupeluk pigura foto itu. Aku terisak pelan mengenang semua kebersamaan kami.

Aku tidak mendengar pintu kamarku yang diketuk dari luar. Tangisku semakin pecah karena semua kenangan yang kami lalui. Sampai aku tak menyadari seseorang sudah berada di sampingku.

Dia adalah Abangku Kouya Rich Dermawan. yang hanya beda beberapa detik lebih dulu dari ku. Tangannya mengusap punggungku dia menarikku ke dalam dekapan nya. Aku pun bersandar di dadanya yang bidang. Masih sambil memegang pigura foto.

"Dek.., udah donk jangan sedih lagi. Bunda sama Ayah sudah bahagia disana. Kita harus bisa mendoakan mereka. Dan suatu saat nanti kita akan berkumpul kembali,"kata Bang Rich disampingku.

"Adek cuma kangen aja Bang. Kangen kehadiran mereka. Kangen pelukkan Bunda yang selalu menenangkan Adek. Kangen pelukkan Ayah yang selalu mensupport Adek. Kangen Bang...,"lirihku.

"Iyaaa Abang ngerti Dek. Tapi jangan berlarut larut dalam kesedihan. Boleh mengenang tapi jangan ditangisi terus. Nanti akan jadi trouma untuk kita. Biarkan menjadi kenangan indah tanpa harus bersedih,"kata bang Rich.

Aku mengangguk setuju dan melepas pelukkan Bang Rich. Dia menghapus air mataku.

"Rinnnnnn...., Rich......., ayok turun nak. Kita berangkat,"teriakkan Mommy mengagetkan kami.

"Ayok tuh udh di panggil Mommy..,"kata Bang Rich

"Iyaa Bang.. yuk,"kataku.

...🟣🟣🟣...

KOUYA RICH DERMAWAN

Hari ini akan diadakan MOS disekolah. Aku dan Rin sebagai Ketua dan sekretaris osis pastinya harus datang lebih awal untuk memulai breafing.

Maka dari itu baru pkl 06.00 pagi kami sudah ada di pelataran parkir sekolah.

"Rich..., Rin..."

Teriakkan seorang cowok membuat kami menengok ke belakang. Ternyata dia Brama wakil osis sekaligus temanku.

"Kalian baru sampai juga?"tanya Brama.

"Iya Bram. Lo kok jalan?"tanyaku bingung melihat dia berlari menghampiri kami.

"Gue dianter sopir tadi. Soalnya mobil gue lagi di bengkel. Yaudah yuk ke ruang osis,"ajak Brama yang langsung menggandeng tangan adikku.

"Brammmm..., lepasin gak, main gandeng aja tangan gue,"protes Rin yang tak suka.

Brama hanya nyengir kuda menanggapi kemarahan dari adikku. Aku tahu dia memendam perasaannya pada adikku. Tapi dia terlalu agresif mengambil hati nya. Padahal sudah ku beritahu agar berhati hati.

"Sorrryy..., sengaja hehehee,"katanya mesem.

Rin hanya mencibir kekehan Brama. Dia langsung melenggang pergi ke ruang Osis meninggalkan kami yang masih menatap tajam.

"Gak usah terlalu agresif kenapa sama adek gue,"kataku yang menegur kelakuannya.

"Hehehehe.., gue gak bisa lama - lama Rich. Lo tahu kan kalo adek lo itu idola sekolah. Bisa jomblo akut gue dan bakal pusing ngadepin saingan gue,"jelas Brama.

"Bodo amat gue gak mikirin,"kataku yang melengos pergi.

"Dih lo mah gitu banget sih. Bantu gue donk buat deket sama Rin. Lo kan tahu gue cinta banget sama adek lo,"kata Brama yang mulai memelas disampingku.

"Berjuang lah sendiri sana. Jangan coba - coba nyeret gue ke dalam kisah percintaan lo,"tolakku yang mengacuhkannya.

"Ihh gitu amat yaa calon kakak ipar gue,"canda Brama.

"Kegeeran banget lo. Siapa yang mau jadiin lo adik ipar gue. Jangan kebanyakan halu pagi - pagi,"kataku yang menoyor jidat Brama.

"Biarin.., gue bakal perjuangin cinta gue. Titik gak ada koma, gak ada gayung, gak ada hantu, gak ada lagi lah,"kata Brama yang sudah nyerocos tidak karuan.

Aku hanya bisa menggeleng mendengarkan banyolannya yang aneh itu. Sesampainya di ruang Osis. Kami menunggu anggota yang lain datang baru memulai rapat.

Rin yang sudah duduk manis dari tadi terusik dengan Brama yang duduk di sampingnya.

"Ihhhh.., lo ngapain sih duduk di samping gue. Tempat duduk yang lain kan kosong,"kata Rin cemberut.

"Emang kenapa sih bidadariku...., aa kan mau deket deket bidadari aa,"bual Brama.

"Ihhh mimpi apa gue semalam ngeliat makhluk aneh kek lo,"gidik Rin yang pindah duduk di sampingku.

"Lah .., lah.., kok bidadariku pergi sih. Sini donk duduk samping aa,"kata Brama yang bangkit dari kursinya dan menghampiri kami.

"Sekali lagi lo ngomong kek gitu. Gue lempar lo dari sini!"kata Rin yang cempreng.

"Galak bener sih calon bidadari surgaku..., jangan galak galak sama aa entar cinta lo,"kata Brama yang terus meledek Rin.

Karena waktu sudah menunjukkan pkl 06.20 pagi. Semua anggota osis sudah mulai berdatangan. Evita yang tidak suka bangku kesayangannya di pakai orang lain dengan marahnya dia langsung berteriak mengusir Rin.

"EHHH .., MENTANG MENTANG LO ADEK KETOS JANGAN SEMBARANGAN MAKE FASILITAS! PERGI DARI BANGKU GUE!"

Rin yang tak terima di bentak apalagi dari awal sudah di buat bad mood oleh Brama tidak terima dan terpancing emosi menanggapi Evita.

BRAKKK!

Rin menggebrak meja sampai bergetar. Semua anggota osis kaget karena kelakuannya yang di bilang bar bar.

"EHHH NENEK SIHIR. EMANG NI KURSI ADA NAMANYA. SEMBARANGAN NGECAP AJA. INI FASILITAS UMUM. JADI SUKA SUKA GUE MAU DUDUK DIMANA!"

"TAPI TETEP AJA BANGKU LO BUKAN DISITU. YANG BOLEH DUDUK DI SEBELAH RICH CUMA GUE, TIDAK BOLEH ADA YANG DUDUK SELAIN GUE TIDAK TERKECUALI LO MESKI ADEK RICH GUE GAK AKAN MAU BERLAKU MANIS SAMA LO. MINGGIR!!"

BRAKKKK!!!

Tanpa sadar aku terpancing emosi mendengar keributan mereka yang tak jelas.

"CUKUP!! KALIAN INI RIBUT TERUS DARI TADI. SEBENTAR LAGI BELL. CEPAT DUDUK!!"

Mereka hanya cemberut melihatku dan duduk dengan wajah ditekuk. Dasar perempuan masalah sepele aja diributin. Bisa pecah kepalaku berhadapan dengan mereka setiap hari..

...----------------...

Bab 1

KOURU RIN DERMAWAN

Meeting untuk MOS telah usai. Kami pun langsung memasuki ruang kelas masing masing. Aku sekelompok dengan Brama, Abang Rich dan si Nenek sihir. Kenapa juga kelompok kami jadi seperti ini Tuhan.

"Kalau bukan karena Rich, gue ogah sekelompok bareng lo!"umpat seseorang di belakangku yang tak lain adalah Evita si nenek sihir itu.

"Idih .., idih ..., hellooo nenek..., ngaca yaa gue juga males banget kelompok bareng nenek sihir kek lo!"balasku.

"Apa lo bilang nenek sihir? ngaca lo juga melebihi nenek sihir. Muka lo itu ketuaan tahuu,"tunjuk Evita.

"Tua tua gini tapi bisa jadi idola sekolah. Nah lo gimana? ngaku cantik dan prefect tapi gak bisa jadi idola. Haduhhh memalukan!"ledekku.

Abang Rich yang berjalan di depan kami bersama Brama langsung berhenti mendadak dan berbalik menatap kami tajam. sontak kami berhenti mendadak karena ulahnya.

"Bisa gak sih kalian tuh diem aja dulu. Bersahabat sehari aja. Biar kepala gue tuh gak sakit liat kalian berantemmm mulu. Gak guna tahu buang buang waktu aja,"kata Abang Rich.

Kami hanya bisa menunduk di nasehati seperti tadi. Kami melangkah cepat mengikuti Abang Rich dan Brama.

Saat di depan ruang kelas tiba - tiba suasana di dalam terlihat panik. Semua murid di kelas berkumpul di depan kelas membentuk kerumunan.

"WOY.. KALIAN PADA NGAPAIN SIH NGUMPUL DISANA. BUKANNYA PADA DUDUK DIEM. BELL UDAH BUNYI DARI TADI. BUBAR BUBAR..!!"

Teriakkan Brama membuat murid murid baru mos itu terkejut dan duduk manis di bangku masing - masing. Kami malah terkejut melihat siswi yang sudah tak sadarkan diri tergeletak di lantai.

"Loh.., dia kenapa?"tanyaku yang langsung menghampirinya dan mengecek denyut nadi yang sering di ajarkan Om Rey.

"Gimana dek?"tanya Abang Rich yang tahu apa yang kulakukan.

"Dia cuma pingsan Bang. Dibawa ke UKS aja gih,"kataku yang menarik lengannya.

Baru saja abangku ingin mengangkat cewek itu. Tiba - tiba di halang oleh si nenek sihir.

"Eh eh..., biar aja Brama dan Rin yang bawa ke UKS. Kenapa juga kamu harus ngurus masalah kek gini sih. Bram.., cepet gendong tuh cewek,"suruh Evita.

Tapi dengan cepat Abang mendorong pelan Evita kesamping dan langsung sigap membopong cewek itu dan membawanya pergi. Aku pun menyusul abang dan sebelumnya melirik ke Evita dan menjulurkan lidahku. Abangku emang the best lah..

...----------------...

KOUYA RICH DERMAWAN

Aku membaringkan cewek pingsan itu di ranjang UKS. Sambil membawa kotak obat P3K dan menyerahkannya ke Rin.

"kamu olesin minyak kayu putih dulu ya Dek. Abang mau buat teh anget sama sediain makanan ringan buat dia. Mungkin dia belum sarapan,"kataku yang berlalu pergi ke kantin untuk memesannya.

Lima menit kemudian aku sudah membawa teh hangat dan beberapa kue basah di kantong plastik. Aku taruh di atas nakas dan bertanya pada Rin.

"Gimana dek, dia masih belum bangun?"

"Belum Bang, tungguin aja dia disini ya. Adek mau masuk kelas lagi bantuin Brama sama Evita,"kata Rin yang membuatku mengangguk.

Dia pergi keluar ruang UKS dan aku mengambil minyak angin dan mengoleskan pelan ke kening cewek itu. Beberapa detik kemudian bola matanya bergerak dan terbuka.

"Alhamdulillah kamu udah sadar?"tanya ku

Dia hanya mengangguk pelan saat melihatku. Aku langsung mengambil teh hangat dan menyodorkannya. Dia meminumnya perlahan.

"Aku dimana?"tanya dia setelah meminum teh nya.

"Kamu di UKS sekolah. Tadi di kelas kamu pingsan. Makanya aku bawa kesini,"jelasku dan diterima olehnya.

"Maaf .., aku belum sarapan soalnya. Sekali lagi terima kasih sudah menolongku,"kata cewek itu.

"Gak masalah. Kalau gitu ini kue basahnya kamu makan aja."

Dia menerimanya dan melahapnya dengan rakus. Aku sampai bengong melihatnya.

"Kenapa kamu ngeliatin kaya gitu? kamu juga belum sarapan?"

Aku hanya menggeleng mendengar pertanyaannya. Beberapa menit kemudian cewe itu sudah menghabiskan semua makanannya. Dia sebenernya doyan apa laper sih.

"Makasih ya sekali lagi. Sekarang aku udah kenyang."

"Yaudah kalau udah sehat. Kita kembali ke kelas aja. Lagian aku juga masih banyak tugas."

"Baik Kak, sekali lagi makasih ya Kak. Makanan dan sudah nemenin."

Aku tersenyum menanggapi nya. Sejak kapan aku sering tersenyum kaya gini ya. Tapi memang cewe ini terlihat apa ada nya dan polos.

Sesampainya di kelas, kami masuk disambut tak senang oleh Evita.

"Rich sayang ..., itu cewe udah gak apa apa?"

"Dia udah mendingan kayaknya. Oiya Vit. Gue mohon jangan panggil gue sayang. Kita kan gak ada hubungan dan lagi gue gak suka di panggil lebay begitu."

"Eh maaf ya kebiasaan sih."

"Emang dia mah gak tahu malu Bang. Cewek kok agresif."

"Maksud Lo apa sih Rin. Gue gak mau ajak ribut ya,"kata Evita kesal.

""Siapa juga yang mau ribut sama Lo. Lo aja yang suka ribut."

"Lo itu yah.."

"Cukup woy. Udah jangan berantem. Berisik kalian ribut Mulu dari tadi!"

Brama kesal melihat Rin dan Evita berantem kaya Tom and Jerry. Aku juga jadi pusing kalau setiap hari harus mendengar ocehan mereka.

"Udah lah Kak, yok kita bermain lagi. Aku udah kenyang ni udah bisa konsen. Gak usah ribut ribut. Mending ngerjain kita,"kata cewe yang tadi pingsan.

"Maksud Lo apaan. Nantangin kita ya? pura pura pingsan tadi?"

"Apa seh Kak. Mana ada orang pura pura pingsan. Aku emang lupa sarapan saking buru buru kesini takut telat. Biasa kalau hari MOS telat dikit aja Kakak kelas kita bakal membully kita."

"Lo tuh ya anak baru gak usah sok tahu!"

"Nah ini Kakak marah marah Mulu dari tadi."

"CUKUP.... STOP DAN DUDUK!!"

Teriakkan ku membuat mereka terdiam dan mengikuti suruhanku. Bener deh sehari dapet kaya gini. Alamat pusing tujuh keliling.

...----------------...

Bab 2

Seorang wanita cantik duduk di kursi kebesarannya. Di sebuah rumah sakit. Dia bersama pria yang sudah berumur. Mereka mengobrol serius tentang kehidupan wanita itu.

"Nadine.., Papa harap kau tidak bertindak bodoh kali ini. Sudah cukup kau membuat Papa malu karena kelakuanmu yang minus itu."

"Pa..., bisa gak kalau kita gak usah bahas masalah yang lalu. Lagi pula orangnya juga sudah meninggal dan ini bukan kesalahanku. Disini aku pun korbannya Pa,"ucap Nadine membela.

"Bagaimana Papa bisa lupa dengan kelakuanmu yang sangat memalukan itu. Bisa - bisanya sebagai dokter kau tak punya hati mau membunuh pasien sendiri. Ada di mana otakmu itu. Hanya karena cinta sesaatmu kau bisa bertindak bodoh!"

"CUKUP PA. CUKUP!!!"teriak Nadine yang sudah kesal mendengar ocehan Papanya.

"Ini kesempatan terakhirmu dari Papa. Jangan sampai kau mengulangi kesalahanmu yang kedua kalinya. Bekerjalah dengan sebaik - baiknya. Dan jangan sampai menghancurkan nama baik keluarga kita lagi. Karena rumah sakit ini akan bangkrut jika kau bertindak memalukan seperti dulu. Kalau bukan karena Pak Gill yang baik hati, reputasi rumah sakit kita sudah hancur karena kelakuanmu!"

"CIH..,"ucap Nadine yang di beri tatapan tajam oleh Papanya.

Sepeninggal Papanya Nadine melihat bingkai foto Hide yang sengaja dia cetak untuk dirinya sendiri. Dia merasa kehilangan atas kepergian Hide.

"Ini semua gara gara Hellen. Lihat saja nanti aku akan buat perhitungan pada kedua anaknya. Lihat saja aku akan menghancurkan semua keluarganya!"

...----------------...

CLEO SAPUTRA WIBOWO

Aku dan adikku Azzurah sedang jogging bersama di sebuah taman komplek perumahan kami. Seperti biasa setiap minggu pagi aku selalu membawanya jalan - jalan.

Di sebuah kolam kami duduk di sampingnya dengan berselonjor kaki. Sambil meneguk minuman yang kami bawa dari rumah.

"Koko.., itu kan Cici Rin,"kata Azzura yang menunjuk ke arah barat dari kolam.

Aku mengarahkan tatapannya ke tempat yang di tunjuk adikku. Wajahku terpesona melihat Rin yang sedang melakukan pemanasan. Rambutnya yang di kuncir membuat Rin terlihat imut.

"Samperin yuk Ko..,"ajak Azzura. Dengan senang hati aku mengikuti langkah kaki Azzura dari belakang.

Dengan gerakkan lincah Rin melompat lompat merenggangkan otot otot tubuhnya yang seksi. Saking semangatnya dia tergelincir dan terpeleset.

"Auuu..,"rintihnya. Membuatku langsung berlari dan menolongnya.

"Rin.., kamu gak kenapa - kenapa? sini koko bantu berdiri,"kataku yang mengagetkannya.

"Koko Cleo. Iyaaa ko makasih ya,"katanya sambil tersenyum. Dia sangat mengemaskan.

Aku membantunya berdiri tapi tiba - tiba dia oleng kembali dan merintih kesakitan. Ternyata pergelangan kakinya memar.

"Ya Tuhan Rin, kaki mu terluka. Kita obati dulu ya,"kataku yang langsung membopongnya dan membuatnya kaget.

Tatapan mata kami bertemu. Dia benar benar sangat cantik dan imut. Bibirnya terlihat sangat seksi. Ingin sekali ku kecup.

"Koko.., gak usah aku bisa jalan pelan pelan kok. Jangan di gendong kayak gini, aku malu,"kata Rin yang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Tidak mau. Kaki mu itu sudah memar. Kalau kau berjalan sampai rumah bisa - bisa makin bengkak. Jangan banyak protes. Kita harus segera obati kakimu. Azzura ikut koko yaa,"kataku yang melirik ke Azurra. Dia hanya diam dan mengikuti kami.

☆ Rumah Rin ☆

Aku mendudukkan nya di sofa. Lalu mengambil kotak p3k yang dia beritahu padaku.

"Koko ..., Zura mau pulang duluan ya sama Mba wati. Zura mau mandi udah gak betah lengket,"kata Azzura yang memanggil baby susternya ke dalam.

Dengan persetujuanku, akhirnya Azzura dan Bibi Wati sudah pun pulang ke rumah. Tinggallah aku berdua bersama Rin sambil mengobati kaki nya dan mengompresnya.

Rin meringis kesakitan , mendengar itu aku mengobatinya dengan perlahan.

"Tahan ya Rin...,"kataku yang dibalas anggukan keluh.

Setelah selesai aku menaruh kotak P3K ketempatnya semula. Menghampiri Rin kembaki dan duduk di sampingnya.

"Sekali lagi makasih ya Ko. Udah mau nolongin aku,"kata Rin sambil tersenyum.

"Sama sama Rin. Apapun ku lakukan untukmu,"kataku yang lupa diri karena sekarang tanganku mengelus lembut pipinya.

Rin melihatku intens karena perlakuanku. Mata kami saling menatap. Wajahnya membuat jantungku berdetag tak karuan. Aku memberanikan diri mendekatkan wajahnya. Entah ada pikiran dari mana, aku ingin mencium bibirnya yang mungil dan seksi itu. Dengan keberanian dan tidak sadar, aku mencium bibirnya dan **********. Aku kira dia akan menamparku. Tapi dia malah merespon apa yang kulakukan.

"KOKO...., APA YANG KOKO DAN RIN LAKUKAN...,"

Teriakkan seorang cowok di belakangku membuatku kaget dan berpaling. Kami melepaskan ciuman kami dan melihat orang yang berteriak tadi. Rich berdiri mematung melihat aku dan Rin dengan wajah yang memerah...

...----------------...

KOURU RIN DERMAWAN

Teriakkan Abang Rich membuat jantungku serasa ingin keluar. Aku dan Koko Cleo jadi salah tingkah karena kepergok berciuman. Lagian aku tuh kenapa sih, masa sepupu sendiri di sosor.

"Kalian ngapain?"tanya Abang Rich dengan muka yang sudah gelap. Aku gak tahu dia marah atau malu ya.

"Eh.., Rich. Maaf tadi Rin terluka, kaki nya lebam makanya Koko obati. Sekarang sudah ada Rich kan, Koko tinggal ya kalau gitu. Jaga Rin ya Rich,"kata Koko Cleo yang gugup karena di tatap tajam oleh bang Rich.

Koko langsung kabur tanpa menunggu jawaban dari ku atau abang. Ya ampun rasanya aku mau menghilang saja dari hadapan Abang sekarang.

"Abang kenapa sih, ngeliatin Adek gitu banget. Udah sih gak usah sok gahar deh,"kataku yang ketakutan melihat tatapan tajam Bang Rich.

Dia tak bergeming dan tetap menatap tajam padaku. Sambil dia berjalan pelan dan duduk di sampingku. Dan tiba - tiba saja dia tertawa terbahak bahak membuatku semakin kesal.

"Ih apaan sih Bang. Nyebelin banget deh,"kataku yang cemberut di tertawakan.

"Kalian berdua tadi tertangkap basah nya keliatan banget. Hahahahaha sudah mulai nakal ya kamu dek. Gak takut kalau deddy melihat rekaman CCTV dan menangkap basah kamu sedang berciuman sama Ko Cleo,"kata Abang Rich.

"Udah ah Bang, gak usah di bahas terus. Anterin adek ke kamar ya kak, adek mau istirahat,"kataku yang memang sangat mengantuk.

"Adek ada rasa sama koko Cleo yaaa?"tanya Abang menyelidik.

"Apa sih Kak, udah ah aku mau istirahat ini..,"kataku

"Udah lah , ngaku aja. Kayaknya Koko juga punya rasa sama kamu deh,"kata Abang meledekku.

"Ih apaan sih Bang. Udah gak usah dibahas. Anggap aja kejadian tadi hanya ke khilafan adek dan Koko Cleo. Yuk anterin ke kamar Bang,"renggekku.

Abang menuntunku kekamar di lantai atas. Dia membaringkan ku di kasur dan menyuruhku tidur.

"Yaudah kamu istirahat dulu ya dek?"kata bang Rich.

Setelah kepergiannya, aku membayangkan ciuman pertamaku dengan Koko Cleo. Lalu aku senyum senyum sendiri. Mungkin memang aku punya perasaan pada Koko Cleo...

...----------------...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!