Charlos dan Kiara bercerai karena Kiara mengetahui perselingkuhannya, dengan Sheza mantan kekasih Charlos. Awalnya, Charlos berpikir jika ia mencintai Sheza bukan Kiara, tetapi setelah ia menikahi wanita idamannya Charlos justru merasa tak bahagia, pada akhirnya ia menyesal karena lebih memilih Sheza dibandingkan Kiara, dan Charlos pun bertekad untuk mengejar cinta Kiara kembali setelah bercerai dari Sheza.
Kiara saat ini sedang membuntuti suami tercintanya, benar apa yang dikatakan oleh Janet, ternyata Charlos berselingkuh dengan seorang model cantik dan sexy. Dan yang lebih parahnya lagi wanita itu merupakan mantan kekasih, dan cinta pertama suaminya.
Kiara memukul dadanya yang terasa begitu sesak, sehingga hatinya terus mengucapkan istighfar, melihat pemandangan yang membuatnya sakit. Sang suami yang sangat ia hormati, dan sangat ia cintai sedang bercumbu mesra dengan wanita lain yang diketahui bernama Sezha.
"Astaghfirullah'aladzim, teganya kamu menghianatiku Mas. Sakit Ya Allah !", batin Kiara
Tidakkah Charlos tahu, jika ia sudah menyakiti Kiara?. Dulu pria itu pernah berjanji untuk menjadi seorang suami yang baik, dan, akan melupakan Sheza mantan kekasihnya.
Namun, apa yang terjadi sekarang? Selama bertahun-tahun ia menjadi istrinya, nyatanya sang suami tidak bisa melupakan mantan kekasihnya itu. Bahkan, hingga mereka sudah dikaruniai seorang putra yang tampan bernama Jamal Abdillah Rahmani, yang saat ini genap berusia 6 tahun.
Jamal sudah duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar, karena kecerdasan yang dimilikinya. Anak itu tumbuh lebih cepat daripada anak seusianya, menginjak 5 tahun Jamal sudah masuk sekolah TK.
Air mata yang sedari tadi ditahannya, kini perlahan keluar membasahi pipinya. Rasanya, tidak kuat lagi dia melihat posisi percintaan suaminya yang kini sudah mulai membuka pakaiannya, begitu intim seolah dunia hanya milik mereka berdua.
" Astaghfirullah'aladzim. Ini zina, ini salah aku harus menghentikan mereka!", ujarnya lirih
Baru saja Kiara ingin memasuki ruang kerja Charlos, tiba-tiba Yulia kakak iparnya datang menyapanya.
"Kiara ngapain kamu kesini? Mau ketemu Charlos ya?" tanya Yulia
Kakak kandung Charlos itu tersenyum manis, ia tidak tahu jika di dalam sana ada dua sejoli yang sedang melakukan zina.
Kiara tidak menjawab melainkan hanya diam membisu, sembari mengusap air matanya. Yulia heran dengan sikap adik iparnya ini ia pun bertanya-tanya mengapa Kiara menangis?. Kemudian menolehkan pandangannya, dan membulatkan matanya dia benar-benar terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang baru saja dilihatnya.
"Astaghfirullah, apa yang mereka lakukan di kantor? Apakah mereka sudah gila ?, Ya Allah ini tidak bisa dibiarkan !", batin Yulia
Sekarang, Yulia mengerti dengan sikap aneh yang ditunjukkan adik iparnya itu. Dengan geram, wanita itu melangkah masuk sembari mendobrak pintu kencang.
"Astaghfirullah'aladzim, Charlos apa lo sadar dengan apa yang lo lakukan sekarang ini?, Mama dan Papa pasti bakalan kecewa, dan satu lagi lo udah menyia-nyiakan Kiara. Gue jamin, suatu hari nanti lo akan menyesal, karena sudah memilih wanita ular ini!" ujar Yulia
Dengan nada tegasnya, dia memarahi adiknya.
Charlos berdecak kesal
" Isssh..., Apa sih kak, ganggu orang aja!" ujar Charlos
Pria itu menutupi bagian tubuh Sheza yang terbuka.
" Lo bilang apa? Ganggu? lo sendiri nggak kunci pintu, dan masih bilang Ganggu? Lo bahkan nggak mikir bagaimana perasaan Kiara saat ini. Bodoh atau gimana sih, jelas-jelas kalian berdua sedang berzina. Astaghfirullah'aladzim!", ujar Yulia geram
"Biasa aja sih kak, jangan teriak-teriak, ngapain juga lo ngurusin hidup gue, lo nggak usah ikut campur! "
"Mas...!"
Bukannya terkejut dengan kedatangan Kiara, Sheza malah dengan sengaja memeluk pinggang Charlos, dan herannya sang suami-pun membalasnya. Hal itu membuat Yulia sang kakak semakin geram melihatnya.
" Kiara mendingan kamu gugat cerai aja suami penghianat kayak dia, carilah laki-laki yang baik untuk kamu!" ceplos Yulia
Kiara mengangguk cepat
"Betul apa yang dikatakan kak Yulia, Mas kalau udah nggak cinta Kiara lagi lebih baik ceraikan saja kembalikan saja Kiara pada Ummi dan Abi. Maafkan jika selama ini , aku masih belum bisa menjadi istri yang baik untuk mas!"
Sebenarnya Kiara tidak berniat mengatakan itu, hanya saja ia sudah terlanjur kecewa dengan Charlos yang sudah mengkhianati cintanya.
" Baiklah, aku talak kamu dan sebentar lagi kita akan bercerai, tapi hak asuh Jamal harus atas nama saya. Karena Jamal adalah penerus Rahmani Group!"
Dengan angkuhnya Charlos memberi Kiara talak, hal itu membuat perasaannya semakin terluka.
"Baiklah mas, kalau begitu Kiara cuma mau hak-hak Kiara terpenuhi sebelum kita bercerai. Saya pamit dulu Mas, kak Yulia, Sezha. Dan ingat apa yang sudah kamu perbuat, Allah SWT tidak tidur, Semua perbuatan pasti ada balasannya. Assalamualaikum!"
Wanita berambut panjang itu pergi dengan hati yang terluka.
"Waalaikummussalam!" , jawab Yulia
Sedangkan Charlos dan Sheza berpelukan dengan mesranya didepan Yulia.
" Jijik banget gue punya adik kayak lo, sadar Charlos, dia udah jadi janda 2 kali, garis bawahi 2 Kali. Wanita kayak dia hanya mengincar laki-laki kaya saja, sekelas Mahesa, dan, Albiandro. Dan sekarang setelah dia tahu lo adalah CEO Rahmani Group, dia ngincer lo. Ingat pesen gue sekali lagi , jangan sampai lo nyesel udah menceraikan Kiara. Assalamualaikum!" ,ujar Yulia geram
Dengan langkah cepat dia meninggalkan pasangan yang sudah berzina itu, Yulia benar-benar merasa jijik dengan tingkah laku adik kandungnya sendiri. Sempat terbersit dipikirannya jika Sheza menggunakan pelet agar ia bisa mendapatkan cinta Charlos kembali.
" Sayang maafkan aku ya!", ujar Sheza
Wanita itu berkata dengan nada manjanya, sembari memeluk Charlos.
" Tidak apa-apa sayang, lagipula aku udah bosen dengan sikap sok manis Kiara. Jujur aku tidak mencintai dia sama sekali, selama menikah dengannya aku merasa biasa-biasa saja!" ujar Charlos
Charlos kemudian duduk dan menarik pinggang Sheza dengan senang hati wanita itu duduk di pangkuannya, melingkarkan kedua tangannya di leher pria beristri itu, dan, mengecup bibirnya.
Tak berapa lama, mereka pun melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda tadi.
Sheza tersenyum tipis, akhirnya berhasil merebut Charlos kembali.
" Lihatlah, tidak ada yang bisa menolak pesonaku!" batinnya
Di kediaman Charlos dan Kiara
" Mama, mau kemana kok pakaian mama di masukin ke dalam koper semua sih? ", tanya Jamal
Kiara menoleh mendapati putra kesayangannya itu mendekatinya. Wanita itu kemudian memeluk tubuh putranya, jujur saja ia tidak bisa menahan tangisnya, tubuhnya bergetar, dan air matanya berlinang membasahi pipi.
"Mama kenapa? Kok nangis sih?" tanya Jamal
Jamal tidak bodoh, walaupun masih kecil ia tahu bahwa ibunya itu sedang menangis.
Kiara menggeleng cepat sembari mengusap air matanya.
" Mama tidak apa-apa kok sayang !", ujar Kiara
"Tapi kok mama matanya merah gitu, terus apa itu artinya kalau bukan nangis?"
Anak itu begitu tidak puas dengan jawaban yang Ibunya berikan, ia sangat penasaran dengan apa yang dilihatnya. Sang ibu menangis, apa penyebabnya?
Kiara melepaskan pelukannya, kemudian ia berkata kepada Jamal dengan nada yang begitu lembut ciri khasnya.
" Jangan khawatir, Mama cuma sedih kok. Jadi gini sayang, kayaknya kita bakalan jarang ketemu deh. Soalnya Mama sekarang udah mulai kerja, sama kayak Papa kamu. hehehe...!", ujarnya
Kiara mencoba memaksakan senyumnya, meski ada perasaan bersalah dalam hatinya. Karena sudah membohongi sang buah hati, dan juga dirinya sendiri.
"Bagus Kia, sadarkah kamu sudah membohongi Jamal?" batinnya
Jamal bersorak kegirangan.
" Asyik..., berarti Mama juga bisa beliin aku banyak buku, dan alat tulis dong!" seru Jamal
Kiara tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepalanya.
" Jamal sayang Mama! "
Jamal memeluk tubuh langsing dan mencium kening sang ibu, yang saat ini posisinya sedang berjongkok menyamai tingginya .
" Mama juga sayang Jamal. Sayang, dengerin Mama baik-baik, kamu harus janji ya, selama Mama nggak ada, kamu jangan nakal. Harus nurut apa kata Papa jika itu bukanlah perintah yang buruk. Dan, jangan lupa shalat 5 waktu supaya hati Jamal tenang!. Oh iya, satu lagi apapun yang terjadi kamu jangan membenci Mama, ataupun Papa, mengerti! "
Jamal mengangguk, kemudian memeluk kembali tubuh ibunya.
"Mama jangan khawatir Jamal pasti bakalan nurut sama Papa, Insyaa Allah nggak bakalan membenci kalian, lagi pula Jamal nggak ada alasan buat benci sama Mama, ataupun, Papa. hehe!" ujarnya
Kiara tersenyum manis, kemudian memeluk tubuh putranya kembali.
"Semoga ya nak, kamu tidak membenci kami . Jika kamu sudah tahu kebenarannya!" batin Kiara
Malam hari di Kantor pusat Rahmani Group
Charlos terbangun dari tidurnya, ia menggeliat, dan setelah itu membangunkan kekasihnya.
" Sayang udah malam nih, sebaiknya aku antar kamu pulang ya!"
"Enggggh, sayang lebih baik aku pulang ke apartemen kamu aja ya! kan satu arah sama rumah kamu, dan istri kamu itu ,eh salah mantan istri maksudnya!"
Sheza tersenyum manis, Charlos pun membalas senyumannya. Mereka bagaikan sepasang insan yang sedang dimabuk asmara, begitu mesra tanpa mempedulikan apakah ini perbuatan yang salah ataupun benar. Terlebih Sheza, ia tidak sadar jika perbuatannya ini, sangat dibenci oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Oke, kalau begitu kita mandi dulu habis itu pulang!"
Sheza berdehem mengiyakan.
Tidak lama setelah membersihkan tubuh dan mengganti pakaian masing-masing, mereka berjalan bergandengan tangan menuju parkiran mobil. Karena pada malam hari ini para karyawan kantor sudah pulang ke rumah masing-masing dan tidak ada yang lembur. Jadi, mereka bisa leluasa untuk keluar bersama.
Charlos selaku pemimpin perusahaan, khusus hari ini tidak membiarkan siapapun mengganggu kegiatannya bersama Sheza. Dan sepanjang hari mereka bercinta di ruangan pribadinya, sejak dari setelah istirahat hingga sampai tadi ba'da magrib sampai-sampai Charlos melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Setelah mengantarkan Sheza pulang, kini dengan malas ia mengendarai mobilnya menuju kediamannya bersama dengan Kiara, dan juga Jamal .
Pria itu membawa kunci cadangannya sehingga dia bisa leluasa masuk ataupun ke luar rumah, tanpa memerlukan bantuan dan merepotkan siapapun. Kemudian pria itu melangkah masuk menuju kamarnya.
Dilihatnya kamar kosong, istrinya Kiara tidak ada didalam. Kemudian berjalan menuju dapur karena dia merasa lapar, seharian ini dirinya bercinta dengan Sheza membuat tenaganya terkuras.
Ia mencoba untuk membuka tudung saji, yang berada di atas meja makan. Ternyata, Kiara masih memasak untuknya.
Entah mengapa ingin sekali rasanya, berbicara dengan Kiara perihal keputusan yang ia ambil tadi, tetapi gengsi menyelimutinya.
Setelah makan malam, dan mencuci piring, kemudian beranjak naik ke atas kamarnya. Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Kiara, mereka bertemu pandang, akan tetapi Kiara terlebih dahulu memutuskan kontaknya .
" Mas, semuanya udah siap, besok aku mau pulang ke Bandung. Tolong jaga Jamal dengan baik . Dan maafkan aku jika selama menjadi istri mas, aku masih kurang baik dalam melayani Mas, aku banyak salah sama mas. Aku juga udah ngomong ke Jamal walaupun berbohong, tapi mas ikuti saja scenario yang aku buat supaya, Jamal tidak terlalu sedih, dengan perpisahan kita. Jika saatnya tiba, dan, Jamal sudah tumbuh dewasa katakan padanya secara perlahan kalau kita sudah tidak bersama lagi hiks! "
Entah mengapa rasanya sakit saat melihat Kiara menangis, ingin rasanya Charlos memeluk wanita yang masih menjadi istrinya, sayangnya dia terlalu gengsi.
"Baiklah besok aku antar kamu ke Bandung!" ujar Charlos
Kiara tersenyum manis, kemudian memeluk tubuh suaminya tanpa sadar.
"Untuk yang terakhir kalinya mas, aku ingin memeluk tubuh mas, maaf dan terima kasih !"
" Iya tak apa!"
Charlos membalas pelukannya.
" Maaf mas, kalau begitu aku ke dapur dulu, Jamal bilang mau minum susu sebelum tidur! "
Charlos hanya mengangguk kemudian dia berjalan menuju kamar Jamal, dan dilihatnya Jamal sedang duduk di atas ranjang dan apa dia melihat barang-barang Kiara sudah berada di kamar Jamal . Membuatnya semakin ragu.
Suara pintu terbuka, dan Kiara membawakan satu gelas susu untuk Jamal.
" Mama, kok papa aneh banget dari tadi Jamal ngomong nggak didengerin malah ngelamun! "
" Mungkin Papa, sedang banyak pikiran! " jawab Kiara
" Eh kenapa emangnya? Kamu mau ngomong apa nak? " tanya Charlos
" Nggak jadi ah Pa, Jamal mau minum susu aja! "
" Aku tadi mau ngomong sama papa, kalau Mama mau kerja di Bandung, jadi bakalan lama nggak pulang! " ujar Jamal polos
Charlos mengusap kepala anaknya sayang, kemudian matanya beralih ke arah samping kanan putranya, Ia menatap Kiara tak percaya, kebohongan macam apa ini pikirnya. Tetapi, Kiara tak menghiraukan tatapan matanya. Ia lebih fokus untuk memberikan susu kepada anaknya.
" Alhamdulillah habis. Pa, Ma aku mau wudhu dulu ya, mau sikat gigi juga terus tidur deh! "
Jamal bangkit, dan berjalan menuju kamar mandi, meninggalkan kedua orang dewasa yang kini saling terdiam satu sama lain.
Kiara kemudian bangkit dari ranjang, membawa gelas bekas susu yang Jamal minum, Charlos mengikutinya dari belakang.
Pria itu memeluk tubuh Kiara dari belakang, hal itu tentu saja membuat Kiara menangis. Ia tidak sanggup dipermainkan seperti ini.
" Mas, lepas ih....!"
Setelah mencuci gelasnya Kiara menghempas kasar tangan Charlos yang melingkari pinggangnya yang langsing kemudian ia berjalan meninggalkan Charlos.
"Kiara bisakah kamu layani aku sebelum kita bercerai?"
"Mas lupa ya? Mas sebaiknya belajar agama lagi deh, bukankah anda sudah menalak saya tadi siang? Dan Tuhan pun menyaksikannya, jangan mempermainkan perasaan saya mas! Dasar plin-plan" ujar Kiara sarkastik
Wanita itu berlalu pergi, meninggalkan Charlos.
" Saya ? Biasanya Kiara tidak pernah berbicara seformal itu, lalu kenapa aku sedih, saat mendengarnya mengataiku? "
Charlos bergeming, hanya bisa memperhatikan tubuh langsing istrinya yang kini sedang menaiki tangga dan menutup pintu kamar Jamal.
Pria itu mengembuskan napasnya kasar, perasaannya benar-benar kacau saat ini. Ia bimbang siapa yang harusnya dipilihnya Sheza ataukah istrinya Kiara?.
Bersambung...
❤️Ayen94
Setelah selesai mengantarkan Jamal pergi ke Sekolah, Charlos akhirnya pulang kembali ke kediamannya bersama Kiara. Entah mengapa saat ini ia merasa ada sesuatu yang mengganjal didalam hatinya, seperti tidak rela jika Kiara akan pergi meninggalkan rumah yang sudah 8 tahun mereka huni ini.
Mau dikatakan apalagi, nasi sudah menjadi bubur saat ini. Dilihatnya Kiara membawa beberapa koper, dan berjalan menuju kearahnya. Hal tersebut tidak luput dari pandangannya, membuat hatinya semakin bimbang, sesak, dan, batinnya tak tenang. Haruskah ia menahannya agar tidak pergi?
Namun, pria itu begitu lebih memikirkan egonya, ia hanya bisa memandangi wajah mantan istrinya nanar. Tidak jauh berbeda, begitupun dengan Kiara ia merasa hatinya saat ini benar-benar hancur. Sembari memukul-mukul dadanya.
" Ya Allah , mengapa rasanya sakit sekali, apakah harus aku meminta rujuk padanya? " batinnya
Dan hal tersebut, tidak luput dari perhatian Charlos.
" Kamu kenapa? " tanya Charlos
Kiara menggeleng cepat, kemudian segera berjalan mendahului Charlos, sedangkan pria itu berdecak kesal melihat tingkah laku wanita yang masih menjadi istrinya itu.
" Aneh, ada apa dengannya? " ujar Charlos sembari menggedikan bahunya
" Aku bukannya aneh Mas, hanya saja aku terlalu naif. Karena aku begitu mencintai kamu dengan sepenuh hatiku, sedangkan kamu tidak! ", batin Kiara
Bukan apa-apa Kiara hanya tidak ingin Charlos semakin curiga terhadapnya, sehingga sebisa mungkin ia harus bisa bersikap seperti biasanya. Berpura-pura untuk tidak mendengar apa yang suaminya katakan. Agar pria itu tetap pada pendiriannya untuk bercerai, karena Kiara tahu jika Charlos tidak mencintai, dan, menginginkannya.
Setelah menyusul Kiara, Charlos akhirnya sampai di garasi mobil, dan saat ia sampai, pria itu melihat Kiara sudah duduk di kursi belakang. Charlos merasa tidak suka dengan keadaan demikian, ia tidak menyangka jika Kiara memang sudah tidak mau lagi bersamanya. Baik itu tidur, makan pagi, bahkan tidak mau duduk bersama dengannya di depan saat ini.
"Kamu mau duduk di belakang? Kamu kira aku supir taksi apa?", ujarnya menyindir
Charlos berkata dengan penuh penekanan, sedangkan Kiara tetap pada diamnya. Membuat sang suami jengah dengan sikap yang ditunjukkan oleh sang istri.
" Kiara, aku mohon setidaknya untuk yang terakhir kalinya kita berada di kursi yang sama, kamu jangan seperti ini. Pagi tadi kamu abaikan aku, tidak membangunkan shalat subuh, tidak mau duduk bersama ku ketika sarapan, dan sekarang kamu mau menghindari aku lagi? Cukup Kia, ingat kita masih belum bercerai, walaupun aku sudah menggugat kamu, tapi secara hukum kita masih Suami- Istri bukan! ", ujar Charlos
Pria itu mencoba menahan amarahnya, sembari mengepalkan kedua tangannya agar tidak bertindak bodoh melampiaskan kekesalannya.
Kiara menoleh ke arah wajahnya, sembari berkata:
" Baiklah, Mas. Kia akan pindah ke depan!"
Kiara kemudian turun dan berpindah di samping kursi kemudi, kemudian ia menundukkan kepalanya menghindari pandangan Charlos. Rasanya ingin sekali cepat-cepat pergi ke Bandung agar bisa melupakan kejadian kemarin yang membuat hatinya teriris.
Sedangkan Charlos tak menjawab, pria itu kemudian menutup pintu Kiara, lalu berjalan menuju pintu kemudi.
" Kita berangkat sekarang, jangan lupa berdoa agar selamat sampai tujuan! ", ujar Charlos ketus
Kiara mengangguk, kemudian mengangkat kedua tangannya dan berdo'a. Tanpa sadar Charlos tersenyum karenanya, akan tetapi, sesaat kemudian ia pun melakukan hal yang sama seperti Kiara.
Diperjalanan mereka hanya saling terdiam, tidak ada yang mau memulai percakapan terlebih dahulu, hanya ada suara radio yang saat ini memecahkan keheningan diantara keduanya.
Entah bagaimana ceritanya chanel radio itu seperti memihak kepada Kiara, memutar lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi terkenal bernama Rossa. Sebagai original soundtrack dari drama Televisi, yang mengisahkan tentang istri yang teraniaya.
Hingga bait terakhir rasanya Kiara ingin menangis, tetapi wanita itu menahannya. Tidak mau Charlos semakin bimbang.
Ku menangis melepaskan
Kepergian dirimu dari sisi hidupku
Harus selalu kau tahu
Akulah hati yang telah kau sakiti
" Ya Allah kok lagunya lagu kayak gini sih?, bikin gue ngerasa bersalah aja sama Kiara!", batin Charlos, "... kenapa seolah-olah lagu itu beneran nyindir gue? "
Kiara memutuskan untuk memandangi jalanan kota, ia takut jika Charlos melihat tingkah lakunya yang aneh. Sedangkan, suaminya itu sibuk menyetir sembari sesekali melirik Kiara.
Sekitar Satu jam lamanya, setelah perjalanan yang cukup memakan waktu. Charlos memarkirkan mobilnya dihalaman kediaman Ayah dan Ibu Kiara, atau mertuanya. Kemudian membuka pintu, dan, berniat untuk membantu Kiara membukakan pintu tersebut, Sayangnya, Kiara terlebih dulu membuka pintu mobilnya.
Charlos sedikit kecewa, karena baru pertama kali ia melihat Kiara membuka pintu mobilnya sendiri tanpa bantuan darinya.
Kiara kemudian berjalan ke arah bagasi dan meminta Charlos membukanya. Ia menarik lengan kopernya, berjalan mendahului Charlos. Sedangkan pria itu semakin tidak mengerti dengan perasaannya, ia semakin tak ingin Kiara pergi darinya rasanya sesak, dan perih dalam hatinya menjadi satu.
Semua ini adalah kesalahannya, yang begitu ceroboh dalam bertindak, tidak seharusnya langsung menggugat cerai Kiara, sekarang apa yang terjadi, ia begitu gengsi untuk menahan wanita yang sudah 8 tahun menjadi istrinya itu pergi.
Lamunannya buyar, ketika Kiara menekan bel pintu rumahnya. Charlos segera berjalan kearahnya.
"Assalamualaikum...!" , Kiara mengucapkan salam
Tak berapa lama kemudian, seorang wanita paruh baya, dan, lelaki paruh baya membukakan pintu rumah dan menjawab salamnya.
" Waalaikummussalam warahmatullahi wabarakatuh ! " jawab keduanya
Kiara dan Charlos yang melihat kedua orang tua, dan mertua mereka, akhirnya bersalaman.
Aji dan Rika yang sudah tahu perihal perceraian putrinya dan Charlos. Sehingga mereka, menanti kedatangan anaknya yang akan pulang ke rumah, jadi keduanya tidak memerlukan waktu yang lama saat membuka pintu tadi.
Kemarin Kiara memberi tahu, jika rumah tangganya bersama Charlos sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Karena ada sesuatu alasan, Kiara tidak mau memberi tahu alasannya bercerai dari Charlos. Sehingga , baik Aji maupun Rika tidak mau ikut campur dalam permasalahan rumah tangga putri semata wayangnya itu.
Aji sebisa mungkin untuk bersikap ramah seperti biasanya terhadap Charlos, walaupun sebenarnya dalam hati pria paruh baya itu kecewa.
" Mari masuk dulu nak Charlos! ", ujar Aji
" Iya , Abi! " jawab Charlos
" Umi sudah menyiapkan kue, untuk Nak Charlos makan, mari silahkan masuk Nak! " sapa Rika ramah
Begitu pula dengan Rika, walaupun kecewa dengan menantunya dia pada akhirnya tetap saja harus menjamu Charlos sebagai seorang tamu.
Dan menurut Charlos mertuanya itu begitu ramah, ia tersenyum manis, walaupun hatinya sakit. Sungguh miris, seharusnya ia bahagia akan segera bercerai dari Kiara, tetapi mengapa rasanya begitu berat, karena melihat kebaikan dari kedua mertuanya tersebut.
" Apakah, mereka akan tetap ramah jika mereka tahu aku dan Kiara akan bercerai?", batin Charlos
Padahal Aji, dan, Rika, sudah tahu mengenai perceraian mereka dari sang istri.
Beberapa saat kemudian di ruang keluarga.
" Alasan kalian berpisah Umi dan Abi tidak akan ikut campur, itu masalah rumah tangga kalian, menikah atas kehendak Allah tetapi jika bercerai, tentunya bukan kehendak Allah Ta'ala. Karena harus diketahui baik-baik perceraian itu sangat dibenci oleh Allah Subhanahu Wata'ala, Ummi hanya ingin mendoakan yang terbaik untuk kalian. Maaf jika Ummi sudah lancang! ", ujar Rika
Charlos semakin berat untuk menceraikan istrinya, apa daya dokumen perceraian mereka sudah diurus oleh asisten pribadinya, dan, sampai di Pengadilan Agama . Ditambah dengan hadirnya Sheza, yang kembali padanya membuatnya semakin ragu untuk kembali bersama Kiara, karena pasalnya Sheza adalah wanita yang pertama kali dia sentuh, dan juga cinta pertamanya.
" Umi, aku pamit ke kamar dulu, semalam tidak bisa tidur karena Kiara sakit! " ujar Kiara
" Kamu sakit apa? ",
Charlos nampak khawatir , dia tidak tahu jika istrinya sedang sakit, karena semalam mereka sudah pisah ranjang.
" Saya nggak tahu mas, mungkin kecapekan habis mencuci kamar mandi kemarin. Kalau begitu Kia istirahat dulu, Assalamualaikum!" ujar Kiara
Kiara tersenyum , walaupun ia tahu berbohong itu dosa, ia terpaksa membohongi Charlos, dan kedua orang tuanya, ia tidak ingin melihat mereka mengkhawatirkan kondisinya.
"Waalaikummussalam!"
Charlos memandangi Kiara yang sedang memasuki kamarnya dengan tatapan sendu, mengapa semakin sulit dan semakin berat saja untuk meninggalkan istrinya di sini, pikirnya.
Bodohnya ia , melihat wajah Kiara yang begitu pucat saja bahkan tidak menyadarinya sedari tadi. Mungkin dia terlalu emosional, sehingga tidak menyadari jika Kiara sedang sakit. Benar-benar suami yang buruk pikirnya.
" Kiara sakit apa ya? Kok Abi merasa Kiara sedang menyembunyikan sesuatu? "
" Kiara nggak bilang kalau dia sakit Bi. Kita sudah pisah ranjang, dia tidur di kamar Jamal. Jadi, tidak tahu menahu soalnya. Maafkan saya Abi, Umi, Charlos memang suami yang buruk! "
Pria itu menundukkan kepalanya, menyesal .
"Charlos akan memberikan hak-hak Kiara, Charlos juga akan memberikan nafkah setiap bulannya sebagai pengganti kesalahan Charlos, walaupun itu tidak ada dalam aturan Hukum dan Agama. Tetapi, Charlos tak ingin kita saling bermusuhan, dan Kiara boleh mengunjungi Jamal sesukanya!" ujar Charlos, "... sekali lagi saya minta maaf Abi, Umi! "
"Iya nak tak apa, nanti kami akan bicarakan ini pada Kiara, Ah dimakan dulu kuenya, sama itu tehnya nanti keburu dingin loh !"
Umi mengalihkan pembicaraannya, ia tahu Charlos sedang bimbang hari ini. Karena Kiara menceritakan semua masalahnya kemarin. Sembari terisak saat berbicara melalui telepon seluler dan Umi memakluminya.
Padahal Kiara dan Charlos adalah pasangan yang sangat sempurna, dan sangat dibanggakan oleh keluarga besar Rahmani. Bagaimanapun mereka sangat mencintai, dan, membanggakan pasangan ini, tidak pernah terduga pada akhirnya mereka harus menerima kenyataan bahwa pasangan kebanggaan ini harus bercerai.
Semoga saja Tuhan tidak murka, walau bagaimanapun perceraian itu sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wata'ala.
Memang perceraian itu diperbolehkan dalam Islam, akan tetapi sangat dibenci oleh Allah Ta'ala. Umi berfikir demikian.
Setelah meminum teh, dan, kue kering kesukaannya. Charlos berpamitan kepada kedua orang tua Kiara .
Setelah meminta izin kepada Abi dan Umi , Charlos mencoba mengetuk pintu kamar Kiara, berniat untuk pamitan padanya.
Namun sangat di sayangkan, Kiara sedang tertidur pulas sehingga, ia mengurungkan niatnya.
Charlos tersenyum pahit.
" Jaga diri baik-baik Kia, maafkan aku sudah menjadi suami yang tidak baik untuk kamu! ", batin Charlos
Charlos berbalik, berjalan ke arah Abi, dan, Umi, kemudian dia berpamitan lagi.
"Sampaikan salam saya pada Kiara Bi, Umi! Kalau begitu, saya pamit pulang dulu , Assalamualaikum!"
Charlos mencium punggung tangan Abi, dan menangkup tangannya di dada kepada Umi.
Abi dan Umi mengangguk kemudian menjawab salamnya.
"Waalaikummussalam warahmatullahi Wabarakatuh, hati-hati ya Nak!" ujar keduanya
Charlos mengangguk sebagai jawaban.
Dan dengan langkah yang berat Charlos memasuki mobilnya, ia kemudian tersenyum manis sembari melambaikan tangan, dan, segera menjalankan mesin mobilnya.
" Mengapa rasanya begitu berat Ya Allah!, Kenapa rasanya sakit sekali melihat wajah pucat Kiara, aku harus bagaimana? Apakah aku harus mencabut surat gugatan cerai itu? " ujar Charlos
Pria itu bermonolog, ia tidak tahu bagaimana perasaannya, bukankah itu pilihannya untuk bercerai dari Kiara? Lantas mengapa harus sesedih ini sekarang?
^^^Bersambung^^^
^^^Ayen94 💗💕^^^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!