NovelToon NovelToon

Suami Ketiga

Pernikahan ketiga

“Saya terima nikahnya Kayla Nadifa Almayra binti Vano Baskara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!”

Hufft ... Jeff menghembuskan nafas lega ketika berhasil mengucapkan ijab kabulnya dengan lantang tanpa tersendat sedikit pun.

“Gimana saksi? Sah?” tanya Penghulu kepada para saksi.

“Sahhhh ...!” ucap serentak bersamaan.

Sekilas Jeff menoleh kepada wanita yang kini duduk di sampingnya. Namun wanita itu malah me-melototkan mata. Raut wajah tak bersahabat tampak begitu jelas di wajahnya. Sepertinya ini akan menjadi tantangan terbesar bagi Jeff untuk bisa menaklukan wanita itu.

Maklum, mereka menikah tanpa cinta. Daddy mertua dan Ayahnya-lah yang sepakat untuk menjodohkan mereka. Karena umur mereka sudah sama-sama terbilang terlewat batas. Orang-orang dan para sahabatnya sering menyebut Jeff adalah laki-laki jamuran.

Begitu juga dengan Kayla, orang-orang biasa menyebutnya perawan tua lapuk yang sudah gagal berumah tangga dua kali, rata-rata umur pernikahannya hanya bertahan selama seminggu. Dan tiga diantaranya, kabur sebelum akad. Dan selama menikah dua kali itu, Kayla belum pernah tersentuh sekalipun oleh mantan-mantan suaminya.

Kayla berumur tiga puluh tahun, dan Jeff berumur tiga puluh dua tahun. Sungguh usia yang sangat matang sekali.

Setelah kayla mencium punggung tangan laki-laki yang sudah berstatus menjadi suaminya, kini MC akad menyarankan hal yang paling tak di duga.

“Cium istrinya Mas!”

Asem!

Dengan jengah Kayla terpaksa berdiam diri untuk menerima perlakuan Jeff kepadanya. Ini di depan umum, bukan waktu yang tepat untuk memberontak. Walau sebenarnya ia tak rela keningnya dicium oleh laki-laki ini. Laki-laki asing yang tidak ia cintai sama sekali.

Setelah bibir itu terasa mengecup keningnya, Kayla langsung undur diri untuk melepas tautan. Namun ia lagi-lagi dibuat jengah oleh MC akad.

“Maaf Mas, Mbak, tolong tahan dulu belum sempat di jepret kamera.”

Lagi, Jeff mengecup kening Kayla cukup lama. Tapi dengan Kayla yang terus menggerutu di hati. Sungguh ia tak ikhlas sama sekali harus dicium oleh laki-laki jamuran itu.

“Nggak papa Mas, Mbak, udah sah kok.” sahut Pak Penghulu diiringi kekehan oleh orang-orang yang hadir.

Setelah semua proses penandatanganan berkas, penyerahan mahar secara simbolis, dan segala proses lainnya, kini mereka harus kembali ke ruangan untuk mengganti pakaian mereka untuk acara resepsi selanjutnya. Tidak banyak, hanya mengundang lima ratus orang saja yang hadir. Itu pun serba dadakan. Sebab, orang tua Kayla takut putrinya gagal menikah lagi.

**

Acara resepsi sudah benar-benar selesai. Semua keluarga turut bubar meninggalkan Hotel tempat di dakannya acara. Tersisa hanya beberapa orang saja yang terdiri dari keluarga inti. Dan itu pun sudah mulai bersiap-siap untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

“Mami sama Daddy pulang dulu ya Kay ...,” pamit Mami sudah menenteng tas koper kecilnya.

“Yaah ... Kayla ikut pulang aja deh Mi.”

“Kamu itu disini, sama suamimu. Mana pula ikut kami pulang. Aneh-aneh saja kamu ini!” timpal Daddy sangat gemas. “Ayo Da, kita pulang!”

“Daaad!” seru Kayla. Tapi tak digubris oleh Daddy dan Maminya sama sekali.

Jeff menghampiri Kayla dan berusaha meraih tangannya.

“Jangan sentuh-sen—Ihhhhhhh!!” Kayla berupaya memberontak saat Jeff menarik tangannya.

Namun Jeff hanya diam menghiraukan rengekan Kayla yang terdengar begitu memekik. Masa bodoh dengan rengekan itu. Ia hanya ingin Kayla masuk ke dalam kamar.

“Lepas jamur. Dasar laki-laki jamuran!” maki Kayla.

“Mau sampai kapan kamu berdiri disitu? Sampai beruban!?"

“Emang apa urusan elu?”

“Semua urusan kamu sekarang akan menjadi semua urusanku.”

“Sejak kapan?” sela Kayla. “Mentang-mentang status kita sudah menikah bukan berarti kamu berlaku seenaknya ya, kita urus-urusan kita masing-masing.”

Jeff menoleh dan menatap tajam. Mengunci pintu dan membiarkannya sendiri. Laki-laki itu berlalu menuju ke ranjang. Beristirahat dan memejamkan mata.

“Tidur!” titah Jeff bernada tinggi.

“Aku mau tidur dimana?” keluh Kayla setengah menangis.

“Kenapa mesti nanya tidur dimana? nggak liat, tempat tidur.” Jeff menunjuk tempat tidur di samping kirinya yang kosong.

“Aku takut kamu mengambil milikku tanpa izin.”

“Hei! Itu sudah menjadi hakku jika aku memintanya.”

“Aku hanya akan melakukannya dengan orang yang aku cintai, Oke?”

“Laki-laki seperti apa yang kamu cari?” tanya Jeff penasaran. “Masih untung aku mau menikahimu. Ingat, kamu itu sudah gagal berkali-kali. Sudah berapa banyak mantan kamu? Kamu mau mengoleksinya di museum? Nggak tau diri sekali jadi cewek.”

“Kamu juga, kalau aku nggak nikah sama kamu, seumur hidupmu pasti kamu nggak akan pernah menikah,” balas Kayla tak mau kalah.

“Enak saja, aku ini laki-laki. Umurku masih tergolong bebas. Posisiku sudah pasti jauh lebih baik dari kamu yang sudah menjanda dua kali dan gagal menikah selama dua kali. Memalukan saja.”

“Berisik!” sergah Kayla. Dia lantas mendekat ke ranjang dan tidur disana dengan posisi membelakangi, itu pun ia sudah siap memakai pakaian lengkap masing-masing dua rangkap.

Yaelah, takut banget dibobol, kekeh Jeff dalam hati. Dia melihat Kayla menggulung tubuhnya dengan selimut.

“Nggak usah kek gitu segala Kay, aku juga nggak napsu sama kamu. Masih cantikan juga Mami kamu. Lebih bahenol.”

“Sialan.” Kayla membuka selimutnya dan melempar bantal ke tubuh Jeff. “Awas kamu ya Jeff, aku aduin sama Daddy kalau kamu suka sama Mami. Biar kamu di panggang hidup-hidup.”

“Nggak nyangka, ternyata kamu sukanya sama tante-tante,” lanjut Kayla lagi. Namun sepertinya Jeff sudah tertidur sangat nyenyak.

“Yaahhh tidur.” Kayla berdecak “Mur, Jamur! Jamur!” panggilnya. Tapi Jeff tak merespon. Menyebalkan sekali.

Beberapa puluh menit berlalu. Mata Kayla masih saja enggan terpejam. “Issshhh .... nggak bisa tidur nih.”

Oh iya, Kayla melupakan makan malam. Pasti ia tak bisa tidur karena perut lapar, pikirnya. Sungguh, Jeff ini tidak ada perhatiannya sama sekali. Memang ia pantas sekali disebut laki-laki jamuran. Tua, jamuran, sikapnya dingin, komplit plit.

Kayla segera bangkit dari tempat tidurnya dan keluar dari kamar. Ia menuju ke restoran yang terletak di lantai paling atas. Ia memesan beberapa makanan berat yang tersedia di Hotel ini.

Beberapa menit berlalu, pesanan akhirnya datang. Ia segera menyantap makanan sambil melihat view pemandangan kota Bandung dari ketinggian lantai dua puluh. Tepatnya di depan kolam renang.

“Sendirian aja?” tanya seseorang hingga membuatnya menoleh. Yang ternyata adalah ....

“B-Ben?” Panggil Kayla. “Kok kamu ada disini?”

Namun bukannya menjawab, Ben malah memanggil pelayan untuk memesan kopi.

“Manten baru, kenapa diluar sendirian?” tanya Ben. “Nggak ditemenin ama suaminya?”

“Emm ... suami aku lagi kecapean,” Kayla menggaruk-garuk kepalanya. Lebih tepatnya kebingungan dengan jawaban yang ingin ia katakan “tadi banyak banget tamu soalnya.”

“Jangan bilang kamu gagal lagi Kay ...,” ucap Ben lantas membuat Kayla menatap sedih.

**

Kira-kira apa yang menyebabkan Kayla gagal terus ya?

Pengantin pulang

“Nggak, aku Cuma lagi pengen sendirian aja kok.” Jawab Kayla setelah terdiam beberapa saat.

“Nah kamu sendiri ngapain disini?”

Ben Tertawa kecil dan lantas menjawab “ini Hotel milik Papi aku. Jadi terserah aku dong, mau kesini kapan aja.”

“Dah ah aku mau balik dulu, mau malam pertama.”

Tanpa menunggu jawaban apa-apa, Kayla beranjak berdiri dan menyuruh pelayan untuk membungkus makanannya. Membuat Ben kebingungan. Dia adalah cewek ter-aneh yang dikenalnya.

“Makasih ya Mbak,” ucap Kayla saat makanan sudah berada di genggaman.

“Sama-sama,” balasnya.

Kayla menuju ke lift dan memencet nomor lantai yang dituju.

“Huuuhh, sial-sial. Nggak disini nggak di kamar pasti ada aja yang ganguin. Banyak setan di mana-mana.” gerutunya kesal.

Dia kembali ke kamar dan makan di sana dan membiarkan bekas makan berserak. Sehingga memancing keributan di pagi hari subuh-subuh.

“Ini kenapa banyak banget semut di sini Kayla!” ucap Jeff. Dia melihat Kayla tak membereskan bekas makanannya.

“Ya biarin aja, nanti ‘kan ada yang beresin.” Jawab Kayla tanpa merasa bersalah.

“Nggak bisa gitu dong Kay, kamu kan bisa buang bungkus makanannya sendiri. Jangan apa-apa mengandalkan orang lain.”

Terlalu di manja oleh Daddy dan Maminya membuat Kayla bersifat manja dan sering berlaku seenaknya sendiri.

“Dah lah, Cuma beresin gitu doang. Kalau kamu nggak enak kamu tinggal panggil pelayan. Beres!”

Jeff melihat Kayla dengan kesal. Wanita itu malah sibuk sendiri bermain ponsel tanpa menghiraukan ucapannya. Belum mandi, belum salat subuh, belum bersih-bersih dan malah semakin bergelung dengan selimut.

Jeff geleng-geleng kepala melihat kelakuan istrinya. Itu sebabnya ia tak mau menikah cepat-cepat karena inilah salah satu alasannya. Dia takut salah memilih istri. Seperti ini contohnya. Dan ini adalah PR terburuk bagi Jeff untuk meluruskan kelakuan menyimpang wanita yang kini telah berstatus menjadi istrinya.

Mimpi apa sebelumnya sehingga ia mendapatkan istri seperti Kayla yang notabenenya seorang janda dua kali dan gagal menikah tiga kali. Seganas apa dia? Jeff bergidik ngeri. Mungkinkah Kayla adalah titisan dari nini towok?

“Mandi Kay, Salat.”

“Taun depan.”

“Taun depan kamu sendiri nggak tau masih hidup atau enggak.”

“Yaudah nanti jam dua belas, di jambak sekalian sama dzuhur.”

“Jamak kali Kay,” Jeff meralat ucapan Kayla.

“Ah iya, itu.”

“Tapi subuh sama dzuhur jamak itu nggak ada. Lagi pula kamu kan nggak lagi ngapa-ngapain, di perjalanan misalnya. Kenapa juga harus di jamak?”

“Kayla!” Jeff geram, Kayla kembali tidur.

“Kayla!”

“Hem nanti, aku lagi tanggung.”

Astaga sabar Jeff sabar, Jeff membatin lalu berlalu pergi.

***

Kayla adalah seorang selebgram sukses yang sudah memiliki jutaan followers. Gaya hidupnya benar luar biasa. Semua yang menempel di badannya adalah barang-barang mewah fantastis untuk menunjang penampilannya.

Dia adalah brand ambassador beberapa merk kosmetik ternama. Juga sudah mempunyai bisnis cafe instagramable di pusat kota. Sementara Jeff hanya seorang dosen di kampus swasta yang gajinya tak setara bila bandingkan dengan Kayla.

Orang tua-orang tua mereka adalah sahabat dekat dan sama-sama terjun di dunia bisnis property seperti Daddy Vano. Walau mereka tak sederajat, tapi mereka tetap berdampingan sampai saat ini hingga anak-anak mereka menikah.

Mereka pikir, uang bukanlah segalanya. Berbesan boleh dengan siapa saja asalkan jelas asal-usulnya, baik latar belakangnya begitu juga dengan perilakunya.

Hari ini adalah kepulangan mereka dari Hotel setelah satu hari satu malam mereka menginap tanpa melakukan apa-apa. Di perjalanan, Kayla terus menggerutu dalam hati, bagaimana tidak? Selama kurang lebih satu jam perjalanan, Jeff tak sepatah kata apapun membuka suara. Kayla tida yakin bahwa Jeff itu manusia biasa. Ia yakin Jeff adalah bongkahan es yang berada di gurun sahara yang dikirimkan ke Indonesia.

“Jeff, lo sakit mulut?” tanya-nya sambil menoleh ke samping.

“Nggak.”

Ya ampun. Singkat banget.

“Lho kok jalannya kesini? Kan aku mau pulang.” Kaget Kayla ketika mobil Jeff tak menuju ke komplek rumahnya.

“Pulang ke rumah kita.”

“Rumah kita?” tanya Kayla menyelidik. Dia lantas langsung mengetahui kemana Jeff akan membawanya. Jeff akan mengajaknya tinggal bersama di rumah yang sudah Jeff persiapkan. Itu pasti.

“Nggak mau. Aku maunya pulang ke rumah Daddy,” ucap Kayla menolak.

Jeff menghentikan mobilnya lalu menatap Kayla dengan sorot mata tajam. Tanpa berkata apapun, Jeff memutar balik mobilnya dan kembali ke gang rumah Daddy mertuanya.

Sesampainya di depan gerbang, Jeff membuka pintu mobil. Kayla langsung keluar dengan sangat senang dan terburu-buru.

Jeff tak habis pikir, apa yang ada dipikirkan Kayla kini. Hmm pantas saja Kayla gagal berumah tangga berkali-kali. Karna mungkin kelakuan Kayla yang aneh. Dia tak mau mengikuti jejak suaminya dan malah minta untuk tetap tinggal di rumah ini.

Ya sudah, terserah. Emang gue pikirin! Rutuk Jeff dalam hati.

Mendengar mobil berhenti tepat di depan rumah membuat Mami terusik sehingga memancing wanita paruh baya itu keluar.

“Lho kok, kamu pulang Kay?” tanya Mami.

“Aku mau naik dulu ya Mi, cup cup.” Dengan tanpa berdosa, Kayla melewatinya dan masuk ke dalam rumah. Meninggalkan semua orang yang sedang menatapnya dengan kebingungan.

“Jeff? Ada apa ini? Kenapa kamu antar si kriting pulang?”

“Dia maunya tinggal disini Mi,” jawab Jeff tanpa merasa berkeberatan.

“Mami mohon Jeff, kamu yang sabar ya. Jangan tinggalin Kayla. Nanti dia jadi janda lagi, Mami malu Jeff.”

Jeff hanya sedikit menyunggingkan senyum dan lantas berpamitan. Ia tak ingin membahas masalah ini lebih lanjut. Nanti akan ada saatnya dia melakukan sesuatu untuk hal ini.

“Daddy ada di rumah?”

“Lagi pergi ke mall sama teman-temannya.”

“Oh, pergi dulu ya Mi.”

“Tunggu Jeff!” langkah Jeff sempat tertahan ketika Mami menahannya. “Jadi kalian belum anu-anu?”

“Mamiiiii!!!!!!” teriak Kayla dari dalam.

Pertanyaan macam apa itu. Walah dalahhh ....

“Ehehehe ...,” Mami terkekeh. Sampai sekarang, Sampai sekarang Mami belum tahu kenapa Kayla begitu menjaga tubuhnya dari laki-laki. Mungkinkah ada trauma yang mendalam yang tidak pernah Kayla ceritakan?

Jeff masuk ke dalam mobil kemudian melesat pergi. Selepas Jeff pergi, Kayla menjadi sasaran kemarahan Maminya. Kayla duduk pasrah menerima segala ceramah Maminya itu.

“Kamu itu kenapa sih Kay? Kamu mau jadi apa? Nggak mau hidup bareng pasangan?!”

“Sudah berapa kali kamu gagal berumah tangga? Sudah berapa kali kamu gagal menikah?”

“Mami malu Kay? MALU!”

“Kamu itu dah diberitakan banyak media kalau kamu itu, selebgram yang kontroversial banyak sensasi nggak punya prestasi. Malu Kay malu!”

“Nama orang tua itu selalu dibawa-bawa. Bahkan untuk keluar rumah pun Mami malu ....”

“Sampai kapan sih kamu mau berubah?”

“Sampai kapan kamu berkelakuan bener?”

“Salah apa Mami sama Daddy didik kamu Nak?”

“Kayla.”

“Kayla!”

“Kayla!”

Kayla tak menggubris apalagi menanggapi ucapan Maminya. Merasa curiga, Mami menyibak sedikit rambut bergelombang Kayla ... lalu terlihatlah disana dua kuping yang sedang tersumpal headset disana.

Pantas saja anak ini tak menghiraukannya sama sekali. Ternyata sedang di sumpal benda ini.

Seketika Mami menjewer kuping Kayla dengan keras sehingga membuat anak itu mengaduh kesakitan.

“Rasainn nihhhh!”

“Aaaaaaaa!! Ampun Mam! AMPUUUN!”

“Ya Allah ampunilah dosa-dosa Mami terhadapku ....” keluhnya membuat Mami semakin mengeraskan jewerannya.

“Nggak kebalik?”

**

To be continued.

Kalau baru baca satu atau dua bab mungkin masih agak bingung ya teman-teman. Namnya juga novel. Pasti ceritanya panjang dan banyak misteri yang belum terpecahkan.

Dimarahin lagi

“Ada apa ini?” tanya Daddy ketika melihat mereka berdua. Terdengar keributan hingga keluar rumah sehingga membuat Daddy buru-buru masuk ke dalam rumah.

“Ini Dad, anak kita udah pulang ke rumah!” jawab Mami masih menjewer telinga anaknya tanpa berniat melepas. “Mau ngapain coba!”

“Iya ini kenapa kok kamu pulang lagi?” tanya Daddy heran.

“Lepas dulu Mi, sakit Mi lepas!” pinta Kayla.

Mami melepas jewerannya dengan kasar sampai tubuh Kayla sedikit terhuyung. Menyisakan telinga yang berwarna kemerah-merahan.

“Tolong kasih tau dia dong Dad, Ya Allah ... aku itu capek ngomong sama Kayla ... aaaahhhhhh hiks ...,” akhirnya tangis Mami pecah. "Musti gimana lagi coba? Dikira aku nggak becus didik anak. Aku dah ajarin dia bener-bener kok jadi gini sih!”

“Sshhhh ... udah Da, udah ...,” Daddy merangkul pinggang istrinya berusaha menenangkannya dan mengajaknya ke kamar. “Kita tinggalin aja Da, biarin aja dia mau berbuat apa, bodo amat.”

Daddy sudah lelah dengan perilaku Kayla. Di ajari dengan lembut salah, dengan kekerasan, apalagi. Jadi beliau sudah benar-benar membiarkannya, terserah mau buat apa.

Keduanya lantas pergi ke atas meninggalkan Kayla sendiri. Yang akhirnya dirinya pun ikut-ikutan menangis. Jika Mami sedih dengan nasibnya, apalagi dengan dirinya sendiri?

Bukankah ia juga lebih sedih, lebih sakit mengalami hal ini?

Kayla terisak-isak lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa. Diam dan merenungi semua yang terjadi kepada dirinya sendiri. Dalam kurun lima tahun terakhir, banyak kejadian yang tak diinginkan. Yang ia sendiri tak tahu harus seperti apa dan berbuat apa untuk menghadapinya. Rasa trauma akibat pelecehan seksual dan percobaan perkosaan membuatnya selalu ketakutan saat berhubungan seksual walau itu dengan suaminya sahnya sendiri.

Hal itu terjadi pada saat sedang dalam pemotretan di sebuah lokasi remang-remang. Ia baru menyadari ketika sudah beberapa kali jepretan. Bahwa ternyata dia adalah fotografer mesum, banyak tingkah laku minus dan modus.

Hingga sampai saat ini pelaku yang berprofesi sebagai fotografer itu masih berkeliaran di luar sana. Ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia telah di ancam. Dan jika ia benar-benar melaporkannya ke badan hukum, namanya pasti akan tercemar dan karirnya akan benar-benar hancur. Semua orang bisa memandang jijik kepadanya. Wanita akan berada di pihak paling merugi.

Apalagi kalau Daddy tahu kejadian yang pernah menimpanya? Daddy tak se-sehat dulu lagi. Daddy juga pasti akan malu kepada semua orang dan pada rekan-rekan atau relasi bisnisnya. Astaga, kayla tidak bisa memikirkan hal itu lagi. Ia terlalu merinding.

Ia juga tidak tahu sampai kapan akan sembuh. Rasanya sudah teramat lelah. Tapi ia juga tak bisa lari dari kenyataan ini. Jika hidup tak harus berpasang-pasangan, mungkin ia lebih memilih untuk tak menikah selamanya. Sungguh menyusahkan dan meresahkan. Dia telah mengecewakan banyak orang termasuk orang-orang yang mencintai dan dicintainya. Sakit sekali.

Dalam hal ini, hanya dirinya dan dokter yang tahu. Bahwa ia telah mengidap genophobia.

Berapa kali ia mencoba untuk bersikap biasa saja. Namun selalu saja gagal. Saat mantan-mantan suaminya dulu mencoba untuk memulai, Kayla selalu mengeluarkan keringat dingin, menjerit-jerit dan membabi buta seperti orang kesurupan. Semua barang yang berada di dekatnya dilempar ke sembarang arah. Tak segan-segan untuk memukul dan menendang-nendang bagian vitalnya sehingga membuat mereka kabur. Atau mungkin dirinya sendiri.

Dan keesokan harinya, Kayla pasti di talak. Karena suami-suaminya itu tak tahan dengan sikap Kayla. Alasannya pasti karena peristiwa semalam yang cukup kelam. Bahwa semua laki-laki ingin mempunyai istri yang sehat, baik lahir maupun batinnya. Menurut mereka, Kayla bukanlah pilihan wanita yang tepat.

“Assalamualaikum!” serunya dari luar. Membuat ia segera buru-buru mengusap air mata.

“Waalaikumsalam ....”

“La ...,” panggilnya pelan. James duduk di sebelahnya.

“Mami mana La?”

“Mami ada di atas sama Daddy,”

“Hei! Kamu habis nangis?” James mendongakkan kepala adiknya yang sedang tertunduk menyembunyikan kesedihan.

Kayla menggeleng.

“Kamu bohong, ya?”

“Nggak Kak.”

Merasa tidak tega terhadap adiknya, James langsung mendekapkan tubuh Kayla ke tubuhnya.

“Huuuuaaaaaaaaaaaaa ....”

Mendengar Kayla menjerit membuat James kembali menghempaskan tubuh Kayla. Kebiasaan sekali! Kalau menangis pasti membuat dunia terasa gempa bumi.

“Berisik dasar toa! Hish nyesel aku peluk kamu. Bocah edan!”

“Iya, iya maaf Kak.”

“Kenapa kamu?” tanya James.

“Aku ngecewain Daddy sama Mami lagi ....”

“Ada apa lagi kamu sama suami kamu? Ada masalah lagi?”

“Aku yang bermasalah Kak,”

James kembali duduk, “Awas ya, kamu jangan teriak lagi.”

“Kamu jujur aja deh sama Kakak, sebenarnya ada apa ....”

Kayla menggeleng, “Nggak papa,”

“Jangan banyak bohong nanti hidung kamu panjang!”

“Mana Misha kok Kakak datang sendirian?”

“Dia lagi hamil lagi, makanya nggak bisa kemana-mana, mabuk.”

“Hamiillll terus, perasaan udah punya tiga!”

“Tujuan menikah itu kan untuk berkembang biak, memangnya apa lagi?”

“Dasar gila!”

“Hehehe ....” James terkekeh.

“Trus tujuan kamu ke sini mo ngapain Kak?”

“Mau ngabarin kabar gembira lahh ...,” jawab James bangga. “Semoga kamu cepet nyusul ya, jan gagal-gagal lagi pusing dengarnya.”

“Maunya sih gitu, tapi ya ... ahhhh udah lah, jangan bahas kek gitu males banget!”

“Assalamualaikum ...,” datang lagi satu orang, yaitu Fitri.

“Tanteeeeeeee!” seru Kayla dan berhambur memeluk.

“Jangan mau dipeluk-peluk, itu anak banyak modusnya Ma!” sahut James.

“Ada apa Kayla,” ucap Fitri sambil mengelus lembut punggungnya.

“Mami sama Daddy lagi marah lagi, aku mau numpang tidur di rumah Tante ya?”

“Lho, memangnya marah kenapa? Trus suami kamu mana, kok nggak ikut ke sini?”

“Suaminya kabur lagi Ma ...,” lirih James menyahut.

“Bukan Jeff yang kabur, tapi aku yang minta tinggal di sini Kak,” balas kayla tanpa melepas pelukannya dari Tante Fitri.

“Duduk La! Itu orang tua sampai kapan kamu ajak berdiri?”

“Oh iya lupa?” Kayla menepuk keningnya. “Maaf Tante.”

“Nggak pa-pa,” jawab Tante Fitri lalu beralih kepada James. Beberapa menit yang lalu, James meminta Mama mertuanya untuk menemuinya ke rumah depan.

“Ada apa James? Tadi nyuruh Mama datang ke sini? Misha sama anak-anak lagi nggak ada apa-apa ‘kan?”

James menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Sedikit malu ia mengatakan ini “Misha hamil lagi Ma ....”

“Alhamdulillah ...,” ucap Fitri penuh haru. “Sudah berapa minggu?”

“Empat bulan.”

Fitri langsung membeliak “Ya Allah udah empat bulan kenapa baru ngomong?”

James gelagapan.

“Berarti kemarin ke sini udah tiga bulan?”

“Iya Ma.”

Fitri geleng-geleng kepala. “Yaudah, kalau gitu anterin Mama kesana! Sekarang!”

“Iya-iya, Ma ...,” jawab James lemas. Pasti kena marah ini karena terlambat memberitahukan mereka. “Tolong sampein ke Mami sama Daddy ya La.”

“Iya. Tapi abis itu mungkin aku mau ngungsi,” jawab Kayla.

“Terserah!” James dan Fitri lantas keluar menuju ke rumah James yang tak jauh dari komplek ini.

Setelah James pergi, Kayla membereskan barang-barangnya. Tapi setelah itu ia berubah pikiran. Mengungsi hanya bisa memunculkan banyak masalah lagi yang baru. Ia memutuskan untuk menelpon Jeff agar mau menjemputnya.

Daripada Mami sama Daddy marah lagi terus-terusan, nggak ada salahnya kalau mencoba dulu ‘bukan? Siapa tahu Jeff bisa ngadepin aku.

**

To be continued.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!