Seorang gadis berumur 17 tahun duduk termenung di bawah pohon di dekat sebuah panti asuhan, gadis remaja itu bernama Revina Angelica yang biasa di panggil dengan sebutan Vina oleh ibu panti.
Gadis yang berwatak baik, pintar, penyayang dan polos hingg kerap kali tanpa sadar ia sering di manfaatkan oleh orang lain.
Gadis remaja yang akrab di sapa Vina itu memiliki postur tubuh 163 yang merupakan ukuran yang cukup tinggi untuk ukuran cewek Indonesia.
Memiliki bola mata berwarn biru, dan bentuk badan yang sangat bagus untuk ukuran gadis seusianya hingga membuat banyak teman sekolahnya iri dengan bentuk badannya.
Vina sendiri bukanya dia tidak bersyukur namun karena vina merasa risih dengan tatapan orang-orang terhadapanya dan dia sendiri tidak suka menjadi pusat perhatian.
Saat ini Vina sedang melamun sekaligus merasa sangat sedih karena sahabat satu-satunya di panti asuhan sudah menemukan orang tua baru yaitu orang yang akan mengadopsi dia.
Teman baik Vina yang bernama Clara yang sudah bersama-sama sedari mereka berumur 2 tahun di panti asuhan ini kini sudah meninggalkan panti asuhan .
" Vina... Vina. " panggil Ibu panti "
"Iya Bu , kenapa ? Vina di belakang panti " sahut Vina yang berada di bawah pohon di belakang panti.
Ibu panti yang mendegar suara Vina di belakang lantas menyusul Vina.
" Kamu ngapain disini sendiri sayang " sambil duduk di samping Vina dan mengelus rambut Vina karena melihat raut wajah Vina yang sedari tadi .
" Tidak apa-apa Bu , Vina hanya kangen dengan Clara dan merindukannya .
" Sayang Clara kan baru kemarin perginya, lagian sekarang Clara baru punya keluarga baru jadi kita harus memberikan dia waktu untuk menikmati keluarga barunya, nanti pasti Clara juga pasti akan main lagi kesini jadi kamu jangan sedih ya sayang.
" Ya sudah ayo kita masuk sebentar lagi bakalan ada tamu yang bakalan datang" ucap Ibu panti
" Iya bu " jawab Vina
Pada saat kami kedepan bertepatan dengan datangnya sebuah mobil Fortuner yang terparkir tidak jauh dari kami, kemudian turun lah sepasang suami istri yang menghampiri kami.
Permisi bu , saya Bagaskara dan ini istri saya Putri Amalia " suami istri tersbut memperkenalkan diri kepada Ibu panti sedangkan aku hanya diam saja memperhatikan.
" Oh iya saya Ibu Hany pengurus di sini, sambil mengulurkan menjabat tangan sepasang suami istri dan di ikuti dengan ku
dan ini Revina, ayo kita masuk kita ngobrol di dalam saja .
" Silahkan duduk Bu, Pak.
" Vina tolong kamu buatkan minum dulu ya sayang " suruh Ibu Hany padaku
" Iya bu .
Permisi Pak Bu, pamitku.
Sambil ku membuat minuman samar-samar aku mendengar Ibu pasti sedang berbicara dengan sepasang suami istri tersebut dan seperti punya firasat, mereka pasti ingin mengadopsi salah satu dari kami disini.
Satu sisi aku sangat ingin di adopsi dan punya keluarga yang utuh namun di sisi lain aku sangat tidak tega meninggalkan ibu Hany karena aku sudah menganggapnya seperti Ibu ku sendiri karena sudah membesarkan ku dari kecil.
Selesai membuat minuman aku mengantarkannya kedepan.
"Ini Bu , Pak di minum tehnya " ucapku mempersilahkan.
" Iya makasih nak sambik tersenyum ramah namun terlihat sedikit aneh, entah hanya perasaan ku saja kalau senyumannya sedikit menyeramkan namun aku tidak ingin berpikir negatif.
Jadi gini maksud kedatangan kami kemari saya ingin mengadopsi seoarang anak dan saya juga sudah diskusi bersama Ibu Hany dan istri saya tadi kami berencana mengadopsi kamu Vina.
Aku yang mendengarkannya sangat terkejut sekaligus merasa sangat senang.
" Bagaimana vina apakah kamu mau " tanya Pak Bagas
" Saya mau Pak " aku menjawab tanpa berpikir panjang lagi karena ini emang sudah menjadi keinginan ku sedari dulu .
Saat ini aku sudah resmi menjadi anak papa Bagas dan mama Putri, ya mereka kini menyuruhku memanggilnya mama dan papa.
Saat ini jujur perasaanku sangat senang, bagaimana tidak ini semua adalah impian ku sedari dulu ingin memiliki keluarga yang utuh, ada Mama, Papa dan seorang Kakak.
Mobil yang aku tumpangi saat ini sedang membelah macetnya Ibu Kota, saat ini aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumah baruku.
Selama perjalanan aku tidak banyak berbicara dengan mereka karena memang suasana masih agak canggung .
Tanpa terasaa saat ini kami sudah sampai dirumah mewah yang aku yakini rumah papa dan mama aku dan rumah didepan ini bener-bener besar seperti rumah-rumah bangsawan.
" Ayo turun sayang " ajak mama karena dari tadi memperhatikan ku yang sedang melamun.
" Iya Ma, ucapku sambil mengikuti mama dari belakang.
Dan dari pembicaraan kami di mobil tadi katanya aku punya seorang kakak laki-laki dan jujur aku benar-benar deg-degan takut kakak baruku tidak bisa menerimaku.
Saat aku masuk kedalam aku benar-benar tercengang dengan interior rumah baruku terlihat mewah dan mahal sekali.
Saat aku sedang asik memperhatikan keindahan rumah ini namun suara langkah kaki terdengar membuat pandangan ku teralihkan ke seorang laki-laki berperawakan tinggi, putih, hidung mancung dan menatap ku tajam sedang menurunin tangga.
" Siapa ma, pa " tanya laki-laki itu.
" Sini sayang mama kenalin adek baru kamu " jawab sang mama.
Aku dan lelaki itu pun sama-sama duduk di meja makan di dekat mama dan papa.
" Aldo kenalin ini Vina adek baru kamu dan Vina kenalin ni Aldo kakak kamu.
Aku mengulurkan tanganku untuk menjabat tangan kakakku dan sedari tadi aku sangat merasa tidak nyaman, bagaimana tidak sedari tadi lelaki di hadapan ku ini melihatku terus dengan tatapan yang sangat tajam, dan ketika tersenyumpun terlihat menyeramkan bukan lah senyum tulus.
Aku merasa ada yang aneh dengan senyum papa dan kakak laki-laki ku ini dan semoga saja ini hanya sekedat firasat buruk ku dan tidak akan terjadi apa-apa kedepan.
" Oke karena semua sudah ngumpul jadi ayo kita mulai makan malam " tutur papaku.
Kami semua makan dalam keadaaan hening hingga makan malam pun selesai dan mama mengantarkan aku ke kamar baruku dan ternyata kamarku bersebelahan dengan kamar kak Aldo.
" Sayang ini kamar kamu, semoga kamu betah ya dan kalau kamu perlu apapun jangan sungkan bilang ke mama dan papa atau pun ke Aldo karena sekarang kamu sudah menjadi bagian dari keluarga ini.
" Iya ma " kataku.
" Yaudah mama keluar dulu sekarang kamu istirahat aja ya sayang kamu pasti capek " kata mama sambil mencium keningku.
" Iya ma, selamat malam mama" jawab ku.
Jujur aku sangat terharu karena ini pertama kalinya kening ku dicium oleh orang asing selain ibu pantu dan rasanya bener-bener hangat dan menyenangkan.
" Oke saatnya cuci muka, cuci kaki terus tidur " Ucapku pada diri sendir.
Setelah selesai semua akhirnya aku pun berbaring di tempat tidur dan istirahat, namun terlalu senang dengan kebahagian yang aku dapatkan hari ini membuatku melupakan satu hal yaitu malam itu bahwa aku lupa mengunci pintu kamar ku.
Tanpa pemilik kamar sadari saat jam yang menunjukan pukul 2.00 pagi ada seorang laki-laki yang masuk ke dalam kamar Vina dengan cara mengendap-ngendap seperti maling karena takut membangunkan seseorang yang sedang terlelap dan orang itu adalah Aldo.
Dengan pelan Aldo duduk di samping vina dan mulai meneliti wajah adek barunya dan tangan Aldo yang tidak bisa diam dengan berlahan mulai menurunkan gadis itu dengan tangan yang mulai meraba-raba tubuh Vina yang sedang terlelap.
#typo bertebaran
Guys minta like dan coment dari kalian dong.
Vina yang saat itu sedang terlelap bermimpi bertemu dengan seorang lelaki didalam sebuah ruangan yang memiliki pencahayaan Minim membuat dia tidak bisa meneliti siapa lelaki tersebut namun dari postur badannya Vina seperti mengenali lelaki tersebut.
Karena rasa penasaran yang besar akibat tidak bisa melihat dengan jelas, akhirnya Vina memanggil lelaki tersebut untuk memastikan.
" Kak Aldo? panggil Vina tidak yakin.
Lelaki itu pun menoleh padanya dan benar saja lelaki itu adalah kakaknya.
Deg..deg..
Lelaki itu benar kak Aldo dan saat ini Aldo sedang menatapnya dengan senyuman yang tidak bisa aku deskripsikan terlihat menakutkan dan sinis.
" Kak Aldo, apa yang kakak lakuin di sini dan kenapa aku bisa ada di sini sama kakak?
" Tanyaku.
Namun bukannya menjawab kak Aldo malah menghampiri ku dan memeluk tubuh ku.
Aku yang saat itu masih kaget dan shok hanya diam mematung karena masih belum mencerna apa yang sedang terjadi dan sebenarnya apa yg membuat kak Aldo tiba-tiba memeluk aku seperti orang sedang melampiaskan kemarahan.
Setelah beberapa menit akhirnya aku sadar saat kak Aldo nengencangkan pelukannya membuat aku memekik karena kaget karena dan pelukannya yang sangat kuat membuat aku kesulitan bernafas hingga aku memberontak ingin melepaskanya.
Namun karena usaha aku tidak berhasil akhirnya aku menginjak kaki kak Aldo hingga dia melepaskan karena kesakitan dan kesempatan itu aku gunakan untuk langsung mendorongnya hingga terjatuh di lantai.
Kak Aldo yang melihat aku begitu berani malah terlihat semakin marah hingga membentak.
" Apa yang kamu lakuin hah.. " teriaknya dengan lantang di depan muka aku bahkan dengan tangan yang mejepit muka aku hingga membuatku susah bernafas.
" Kak apa yang kak Aldo lakuin, sakit kak lepasin " ucapnya mulai menangis.
Aku yang saat itu merasa sangat ketakutan hanya bisa menangis.
" Kamu itu cuma anak pungut jadi kamu harus nurutin omongan aku " jawabnya.
Setelah membentak dan membuat aku ketakutan lagi-lagi sekarang kak Aldo memeluk aku, namun berbeda dengan tadi memeluk seperti ingin meremukan tulang-tulang, sekarang kak Aldo memeluk aku dengan pelan dan lembut seperti akan takut membuat aku terluka.
Aku benar-benar merasa aneh dengan emosi kak Aldo yang gampang berubah-rubah dalam sekejap membuat aku takut dengannya.
Kak Aldo yang tadinya hanya memeluk kini mulai mencium ujung kelopak mata, dimana air mata mulai keluar karena rasa takut yang tidak bisa aku hindari.
Aku merasa seperti tidak bisa mengontrol diriku, aku ingin menghentikannya tapi ketakutan yang aku rasakan lebih kuat sehingga membuat tubuhku seperti patung.
Setelah merasa puas dengan kegiatannya, kak Aldo berhenti dan menatapku lama dengan Pandangan mata yang tajam hingga akhirnya tubuh kak Aldo berlahan mulai memudar dan hilang.
" ahhhhhhkk " teriak ku
Aku terbangun dari tidurku dengan keringat yang lumayan banyak di leher dan keningku.
Aku tadi bermimpi sangat aneh dan menakutkan, melihat keadaan kamar yang sepi dan sunyi membuat aku yakin ini hanya mimpi namun kenapa aku merasa ini benar-benar seperti nyata.
Aku bener-bener ketakutan semoga aja itu semua benar hanya mimpi dan kak Aldo tidak akan berbuat hal seperti itu padaku dan aku yakin walaupun sekarang kak Aldo belum menyayangiku tapi tidak lama lagi pasti dia akan sayang padaku sebagai adiknya.
" Lebih baik aku cuci muka saja dulu biar bisa tenang dan tidak berpikir yg aneh-aneh lagi " ucapku berbicara sendiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!