Dalam sebuah bangunan tua dan sudah rusak cukup parah. terdengar suara seseorang sedang berkelahi didalamnya. jika ada yang mendengarnya, pasti orang itu akan lari ketakutan. itu karena bangunan ini sudah lama tidak berpenghuni. pasti sangat seram bila tiba-tiba ada suara kegaduhan.
BUAK
BUAK
BUAK
pukulan bertubi-tubi di lancarkan oleh seseorang kepada lawannya. sehingga lawannya terhuyung kebelakang tak mampu menahan lagi serangan tersebut.
" kenapa?, apa salah ku padamu ?, aku pikir kau itu adalah temanku tapi nyatanya kau itu adalah musuh dalam selimut!" ucapnya pada orang yang telah menyerangnya
" kau tanya apa salahmu?, salahmu adalah kenapa kau selalu mengambil apapun yang aku punya. orang tua, perhatian orang-orang, bahkan zelan pun kau ambil dariku padahal kau tau aku telah lama suka padanya" ucapnya membalas perkataan orang tadi
" kau tak pantas untuk mendapatkan itu semua!!, bahkan nyawapun kau tak pantas mendapatkannya" sambung orang itu dengan amarah yang terpancar jelas di kedua matanya, bahkan matanya hampir keluar dari tempat seharusnya berada
" kau salah!! zelanlah yang selalu mendekatiku" ucapnya membela diri
" bagaimana dia tak mendekatimu jika selalu kau rayu dia dengan tubuh kotormu itu!! " balasnya sinis bercampur dengan amarah yang begitu besar
" STOPP KAYLA "
" kita sudah lama berteman bahkan kita selalu menghabiskan waktu bersama, kenapa kau tega melakukan ini padaku" ucapnya mencoba membujuk orang yang telah menyerangnya, yang tak lain adalah temannya sendiri
" berhenti berakting ZELA!! "
" aku sudah mauk dengan sikapmu, semua orang menyayangimu walaupun kau selalu berbuat salah" ucap kayla sambil membuang ludah kearah samping tubuhnya
" Aku tak meminta mereka untuk menyayangiku, kau tau itu!, Lebih baik mereka semua membenciku asalkan jangan dirimu yang membenciku. aku tak sanggup menerima kenyataan itu " ucap zela lirih, dia bahkan tak sadar air mata berharganya jatuh dengan sendirinya, tanpa izin sedikit pun.
Zela bahkan tak memperdulikan darah yang keluar sangat deras dari luka yang ada diperutnya. dia tak memperdulikan dirinya sendiri, baginya yang terpenting adalah Kayla saat ini.
kayla tak lagi membalas ucapan zela. dia mendekat kearah zela yang sedang menahan perih yang ada di perut. entah apa yang saat ini sedang dipikirkan kayla. kayla yang tadi sangat ganas menyerang zela kini malah memeluk zela dengan erat dan mengucapkan..
" maafkan aku zela, seharusnya aku tak melakukan ini padamu, maafkan aku" ucap kayla sambil memeluk zela dan menangis di iringi dengan isakan-isakan kecil
" kau tau hanya kau yang aku miliki di dunia ini, aku benar-benar takut dengan apa yang kau lakukan tadi " ucap zela sambil membalas pelukan dari kayla, kewaspadaannya tiba-tiba hilang begitu saja karna sebuah permintaan maaf dari kayla yang belum tentu itu tulus.
" kau tak akan sendiri lagi sekarang, karna tuhan telah menunggumu di neraka" ucap kayla tiba-tiba dingin pada zela yang sedang dipelukannya
bersamaan dengan ucapan itu, sebuah pisau yang sama sebelumnya untuk melukai zela langsung menancap di dada tepatnya jantung milik zela.
dan seketika darah mengucur dengan sangat derasnya, bak air terjun yang jatuh dari ketinggian.
" ke-napa a-ku kira-ka-u ha-nya ber-can-da" ucap zela dengan terbata-bata, tangan yang satunya dia gunakan untuk memegang pisau yang tertancap didadanya. sedangkan tangan lainnya dia gunakan untuk meraih tangan kayla.
kayla yang melihat zela yang sedang berusaha meraih tangannya dengan cepat ia tepis. lalu berkata
" karna aku sangat membencimu bahkan sejak dulu"
ucapnya sinis dan memandang jijik zela yang sedang kesakitan
" Ha Ha Ha aku sangat puas melihatmu menderita seperti ini, cepatlah mati karna aku tak sabar menikmati milikku yang telah lama kau ambil" ucap kayla senang diiringi dengan tawa yang begitu lebar
" a-ku be-nar be-nar sal-ah me-nil-ai-mu ka-yla" ucap zela terbata-bata, dia masih belum percaya dengan apa yang dia alami saat ini
" jangan buang-buang tenagamu hanya untuk mengatakan omong kosong, lebih baik kau simpan semua tenagamu untuk menyusul keluargamu tercinta di neraka sana Ha Ha Ha " ucap kayla sambil memandang remeh pada zela
" Aku telah lama menunggu saat ini, dan telah lama memimpikanmu kesakitan seperti saat ini. untungnya aku telah lama menyiapkan ini semua dan ternyata berjalan dengan sangat lancar, tanpa gangguan sedikitpun " ucap kayla sambil tersenyum lebar menatap zela
" Apakah itu sakit? maafkan aku karna membuatmu seperti ini, " ucap kayla penuh penyesalan pada zela
zela yang mendengar itupun sedikit bahagia. dia seperti mendapatkan sebuah cahaya dalam sebuah kegelapan.
" a-apa ka-u se-seri-us? " ucap zela penuh harap pada kayla
" ya tentu saja " ucap kayla sambil tersenyum menatap zela
" aku akan membantumu dengan... membiarkanmu menikmati rasa sakit yang kuciptakan ini sendirian. kalau begitu selamat tinggal teman.. lama " sambungnya sambil melambaikan tangan pada zela, kayla melakukannya tanpa ada sebuah rasa bersalah sedikit pun.
setelah kayla mengatakan itu dia langsung meninggalkan zela yang sedang dalam keadaan yang begitu kacau, mungkin dia hampir sekarat saat ini.
benar-benar kejam sekali!
kayla melakukannya sangat mudah sekali dan tanpa rasa penyesalan. kenangan indah dirinya bersama zela bahkan dia lupakan begitu saja. hanya karna sebuah rasa iri, karna orang yang baru masuk dalam kehidupan mereka berdua. hanya karna itu semua dia tega menghabisi teman yang selalu bersamanya selama ini.
kini hanya tersisa zela dengan rasa sakit yang dialaminya. sakit fisik dan hatinya. dia tak masih menyangka dengan semua kejadian yang baru saja terjadi. dia juga tak menyangka seperti ini akhir dari hidupnya. mati di tangan sahabatnya sendiri atau yang sudah dia anggapnya sebagai saudara.
tiba-tiba sebuah kilasan cepat langsung muncul dikepalanya. kilasan mengenai semua kenangan dirinya bersama kayla. kilasan yang memperlihatkan dua orang gadis sedang tertawa bahagia tanpa beban sedikit pun.
" Ha Ha Ha Ha "
tawa zela langsung mengisi seluruh bangunan tua itu. bukan sebuah tawa bahagia melainkan seperti sebuah raungan kesedihan.
dia tertawa bersama dengan air mata yang sedari tadi tak kunjung berhenti. air mata yang sedang mengambarkan perasaannya saat ini.
" tuhan aku tau aku egois meminta ini, tapi aku benar-benar berharap bahwa aku di lahirkan kembali kedalam sebuah kehangatan sebuah keluarga. setelah itu aku akan menyerahkan hidup tak berhargaku kepadamu sepenuhnya"
ucap zela dalam hati sambil memejamkan matanya
setelah mengucapkan itu dia menghembuskan nafas terakhinya. bersamaan dengan itu air mata terakhir miliknya pun jatuh dari mata indahnya yang kini telah terpejam.
dia meninggal dengan dendam dan beribu-ribu pertanyaan di benaknya.
kenapa tega sekali teman yang sudah di anggapnya sebagai saudara melakukan hal sekejam ini padanya.
jika memang dia dapat di lahirkan kembali dia akan memilih teman yang benar-benar tulus padanya. jika perlu dia tak berteman dengan siapapun agar dia tak merasakan sakit yang sama untuk yang kedua kalinya.
•
•
•
To be continued
ig : Ruwaida_Zulfi_Amalia029
Namaku Zelana Anastasya
aku seorang gadis berumur 20 tahun.
sejak kecil aku telah hidup sebatangkara. ibuku meninggal setelah melahirkanku.
dan itu adalah awal dari pendritaaanku dimulai.
semenjak ibuku meninggal ayahku menjadi depresi. dia bahkan membenci aku, anaknya sendiri! bahkan kerap kali sering mekukulku tanpa suatu alasan yang jelas. dia selalu menganggap bahwa aku anak pembawa sial. karna aku, ibu meninggal!
menyedihkan bukan? seharusnya orang tua adalah orang yang paling menyayangi kita. tapi.. dalam kasusku orang tua adalah orang yang membenci diriku, yang sebagaimana adalah anaknya. anak yang berasal dari darah dan daging yang sama dari mereka.
bagaimana bisa aku tau jika ayahku membenciku? karna saat itu usiaku sudah berumur 4 tahun. meskipun usiaku masih kecil tapi keadaanlah yang memaksaku menjadi dewasa.
setiap malam ayah selalu pulang dengan keadaan mabuk. aku tak berani mendekat kearahnya bila dia sedang dalam keadaan seperti itu. jika aku mendekat sedikit saja kearahnya maka dia akan langsung memukuliku tanpa ampun sedikit pun. bahkan ayahku sendiri pernah hampir membunuhku, tapi untunglah nenek datang mencegahnya. jika nenek tak datang, entah apa yang terjadi padaku. apakah salah seorang anak mendekat kepada orang tuanya?
hingga suatu hari ayah meninggal. dia meninggal karena mengonsumsi obat-obatan terlarang. aku hanya bisa menangis melihatnya seperti itu. apa yang bisa dilakukan seorang gadis kecil seperti diriku selain menangis? aku tak berdaya sama sekali, pada saat itu ucapan ayahku langsung terngiang-ngiang dalam kepalaku ' kau adalah anak pembawa sial! ' empat kata tersebut sudah mampu mengancurkan hidupku. kadang kala, akupun merasa bahwa aku memanglah ' anak pembawa sial '
semua orang yang aku sayangi, kini telah pergi meninggalkanku. sekalipun itu adalah ayahku, ayah yang tak pernah menganggap aku adalah anaknya.
walau bagaimanapun aku masih tetap menyayangi dirinya.
setelah ayah meninggal aku tinggal bersama nenekku. hanya nenek yang menyayangiku. aku bahagia tinggal bersamanya, aku bisa merasakan bagaimana rasanya kehangatan keluarga walau hanya dari nenekku sendiri.
aku sangat-sangat bersyukur masih memiliki seorang nenek yang begitu baik seperti nenekku ini. oleh karena itu, aku berjanji akan selalu menjaga nenek.
tapi nyatanya takdir tak berpihak kepadaku. tepatnya saat usiaku menginjak 8 tahun, nenek pergi meninggalkanku sendiri. keluarga ayah dan ibu tak menerima keberadaanku. sungguh miris bukan?
aku mulai berfikir apakah aku memang anak pembawa sial?
saat aku mulai menyerah akan hidupku sendiri, saat aku sudah lelah memperjuangkan hidupku yang entah. saat itulah dia muncul seperti sebuah cahaya yang menyilaukan, yang bersinar dalam gelap. cahaya yang membawa diriku pergi menjauh dari tempat gelap tersebut.
namanya adalah Kayla Zarafa
dia kemudian membawaku untuk tinggal bersama keluarganya. awalnya aku menolak karna aku berpikir bahwa aku adalah seorang anak pembawa sial. tapi dia bersikeras membawaku tinggal bersamanya. aku pun terpaksa menerima ajakannya.
awalnya aku pikir keluarganya akan menolak keberadaanku, tapi aku salah besar mereka menerimaku dengan senang hati. mereka juga sangat menyangiku, memperlakukanku seperti anaknya sendiri. aku bahagia sangat bahagia!, aku bahagia bisa memiliki keluarga yang sangat aku impikan sejak dulu, ya.. walaupun bukan dari kedua orang kandungku.
waktu berjalan dengan sangat cepat. aku dan kayla selalu bersama-sama. kami tumbuh bersama layaknya sepasang anak kembar yang tak terpisahkan. aku sangat menyayanginya, dia juga sangat menyayangiku.
seiring dengan berjalannya waktu kami mulai tumbuh besar. entahlah aku merasa seperti ada sebuah tembok yang sangat besar yang memisahkan antara aku dan kayla. kami tak sering melakukan kegiatan berdua lagi. kami tak seakrab dulu lagi, aku tak tau kenapa seperti itu. aku merasa kayla yang aku kenal saat itu, tak seperti kayla yang aku kenal selama ini.
hingga suatu hari dia bercerita jika dia menyukai seseorang. aku sangat antusias mendengarkannya. nama orang yang di sukainya adalah Zelan Fredick. dia salah satu anak terpopuler di sekolahku dan juga anak seorang pengusaha yang sukses.
namun sayangnya, zelan tak membalas perasaan kayla padanya. dia mulai mendekatiku, walau aku selalu bersikap dingin kepadanya. aku takut jika kayla akan marah padaku, jadi aku menjauhinya.
tapi nyatanya kayla tak marah padaku malah dia semakin dekat denganku.
aku pun senang dia tak marah padaku karana awalnya aku pikir dia akan salah paham padaku soal zelan.
pada suatu hari aku mendapatkan misi. selama ini profesiku adalah pembunuh bayaran. aku sejak dulu sudah menggeluti senjata, jadi tak heran aku bisa menjadi seperti ini. setiap misi telah aku selidiki sebelumnya, aku hanya akan menerima misi tentang penjabat korup, ataupun pria-pria tua mesum yang selalu mencari gadis muda.
kayla memaksa untuk ikut dalam misi ini. aku langsung menolaknya karna aku taku dia terluka, walau aku tau bela dirinya sangat baik. dia bersikeras ingin ikut, aku pun terpaksa mengiakannya.
misi kami berjalan dengan lancar. tapi kayla mengajakku untuk kesuatu tempat. aku tak curiga padanya karna aku pikir dia hanya ingin bermain di suatu tempat.
kami telah sampai di tempat itu. ada yang aneh dengan kayla, kenapa dia mengajakku ketempat seperti gudang.
lalu aku bertanya padanya dengan heran..
" kayla kenapa kau mengajakku ketempat ini? "
dia tak menjawab pertanyaanku. dia malah mendekat kearahku dengan sebuah senyum manis. senyum itu tak seperti senyum yang dia berikan padaku, senyum itu.. sangat menyeramkan.
tiba-tiba saja dia memelukku dan menusukkan pisau yang di pegangnya di perutku. lalu kami berkelahi, di sela-sela pertarungan aku menyakan kenapa dia melakukan ini. dia pun menjawab pertanyaaku, dia bilang bahwa aku telah mengambil semua miliknya.
kami berdebat lagi, entah apa yang membuatnya berhenti. dia mendekat kearahku dan memelukku, aku waspada kepadanya , tapi rasa waspadaku hilang saat dia mengucapkan maaf. awalnya aku pikir dia benar-benar telah menyesal, nyatanya itu adalah tipu muslihatnya. dia langsung menusukkan kembali pisau yang sebelumnya padaku di jantung milikku.
aku tak menyangka bahwa hidupku akan berakhir seperti ini. nyatanya aku memang tak berhak memiliki sebuah keluarga bahkan seorang teman. dan lebih parahnya aku berfikir bahwa kayla merupakan gadis ceria dan lugu itu adalah cahaya dalam hidupku. dia tak lebih adalah cahaya yang kembali membawaku kembali dalam sebuah kegelapan.
di tengah rasa sakit itu, aku berdoa pada tuhan bahwa aku ingin lahir kembali kedalam sebuah kehangatan keluarga. aku tak tau apakah doaku akan dikabulkannya atau tidak. tapi, semoga saja tuhan mengabulakan doaku, walau aku telah banyak membunuh banyak nyawa.
" semoga!!" ucapku sebelum benar-benar tiada
•
•
•
To be continue
ig : Ruwaida_Zulfi_Amalia029
oek oek oek oek
suara bayi mulai terdengar mengisi ruangan tersebut.
suara bayi itu terlihat bergema dimana-mana, mungkin itu dikarenakan ruangan itu sangat besar dan sunyi. yang terdengar hanyalah tangisan dari bayi tersebut.
" sayang lihatlah dia cantik sepertimu" ucap seorang pria yang tak lain adalah ayah dari anak itu, pria itu mengucapkannya sambil menggendong bayi mungil yang baru saja lahir kedunia ini.
" ya.. kau benar suamiku, dia sangatlah cantik, tapi kita tak bisa bersamanya sekarang, padahal aku ingin mendengarkan dia memanggilku dengan sebutan ibu" lirih wanita itu sambil menangis
" bersabarlah sayang setelah masalah kita sudah terselesaikan kita bisa merawatnya hingga tumbuh menjadi gadis cantik" ucap pria itu sambil memeluk erat sang istri yang sedang menangis, berharap itu akan dapat memberikan kekuatan pada istrinya.
" kau benar, akan kau beri nama siapa anak kita?" tanya wanita itu sambil tersenyum menatap putri kecilnya yang baru saja dia lahirkan
" Zevania Queenly, sang mahkota ratu" ucap pria itu dengan lantang, ketika pria itu menyebutkan nama dari si bayi. tiba-tiba tanah sedikit bergetar, burung-burung terbang tak beraturan dari pohon-pohon yang baru saja mereka hinggapi, ombak di laut terlihat sangat kacau seperti akan terjadi badai yang sangat besar, awan-awan dilangit pun mulai berubah menjadi berwarna hitam disertai sebuah petir. semua itu terjadi dalam saat yang bersamaan
tapi itu semua terjadi hanya dalam beberapa detik saja. meskipun hanya sebentar tapi keadaan alam yang seperti itu sangatlah aneh.
" nama yang sangat cocok untuknya, bahkan bumipun bergetar ketika mendengar namanya " ucap wanita itu disertai dengan senyuam khas miliknya, senyuman yang menyejukkan siapa saja yang melihatnya.
sang suami hanya hanya tersenyum menatap istrinya, lalu dia pun mengecup kening putrinya sebentar. acara bahagia meraka tiba-tiba saja hancur karena ada yang tiba-tiba masuk. orang yang masuk itu adalah seorang pria yang terlihat sangat tergesa-gesa.
" tuan mereka datang" ucap pria itu sambil menunduk pada pria yang tengah menggendong bayi kecil yang baru saja lahir tadi
" sayang waktu kita sudah habis" ucap pria itu sedih sambil memandang istrinya dengan pandangan yang sulit diartikan
" baiklah aku mengerti " ucap wanita itu menunduk mencoba menghalau cairan bening yang sudah memberontak ingin keluar sejak tadi
" berikan dia padaku, aku ingin memeluknya untuk yang terakhir kali " sambungnya lagi sambil memandang sang suami dengan sebuah senyuman, kali ini bukanlah senyuman kebahagiaan namun sebuah senyum kesedihan. orang-orang pasti akan merasakan kesedihan yang dialami wanita itu ketika mereka melihat senyum dari wanita tersebut.
pria tadi hanya mengangguk dan memberikan bayi kecil tadi kepada wanita itu yang mana adalah ibu kandung dari bayi kecil yang baru saja lahir beberapa saat tadi.
" maafkan ibu sayang, ibu tak bisa bersamamu sekarang tapi ibu berjanji... tidak lama lagi kita pasti akan bertemu" ucap wanita itu sambil menangis sambil mendekap erat tubuh si bayi mungil, seolah tak ingin berpisah jauh dari putri kecilnya
" sayang kumohon, mereka sudah mendekat" ucap pria itu dengan nada kekhawatiran yang terpancar jelas di wajahnya
wanita itupun mengalah, dia mengecup seluruh wajah cantik putrinya, lalu menyerahkan bayinya lagi ke pria yang tak lain adalah suami serta ayah dari anaknya.
" baiklah lucas, bawa putriku bersamamu rawatlah dia seperti kau merawat anak mu sendiri " ucap pria itu dengan nada memerintah pada orang yang memberi kabar tadi
" akan ku laksanakan tuanku" ucap pria yang bernama lucas tadi sambil berjongkok memberi hormat pada pria yang dia sebut dengan panggilan tuan.
lalu Lucas berjalan mendekat kearah wanita tadi untuk mengambil bayi mungil yang sedang tidur dengan sangat tenang seolah tak terganggu dengan suara bising tadi.
setelah sampai, dia pun langsung mengambil bayi mungil tadi dari gendongan sang ibu. lalu membawanya menuju pelukan milik lucas.
setelah itupun lucas langsung berbalik badan berniat pergi sekarang. namu hanya beberap langkah saja wanita tadi langsung menghentikan lucas.
" tunggu sebentar lucas! " ucap wanita itu sambil melepaskan liontin berwarna biru safir yang selalu di pakainya, liontin ini adalah liontin kesayangan miliknya
" pakaikan ini padanya! " perintah wanita itu pada lucas seraya memberikan liontin yang baru saja dilepasnya
wanita itu membirakan liontinnya pada bayi miliknya karena dia tidak ingin putri kecilnya tak merasakan kehadiran seorang ibu. liontin itu sudah diberi sihir dahulu sebelum wanita itu menyerahkannya pada lucas.
lucas hanya mengaguk dan memakaikan liontin itu kepada bayi yang sedang di gendongnya. terlihat bayi itu sedang tertidur pulas.
" hamba pamit tuanku" ucap lucas dan diberi agukan oleh ayah dari bayi itu
" apakah kita harus benar-benar melakukan ini semua? " ucap wanita itu ketika melihat lucas telah membawa putrinya, dia bertanya pada suaminya dengan nada yang bergetar lalu tak lama terdengar suara isak tangis keluar dari bibir wanita tadi.
" aku juga tak mau melakukan ini semua, tapi ini semua demi kebaikan putri kita " ucap pria itu sambil memeluk erat tubuh istrinya
wanita tadi tak menjawab, dia hanya memeluk erat tubuh kekar suaminya.
•
•
•
lucas langsung membawa bayi itu keluar dari kastil tempat lahirnya bayi itu.
dia harus menjaga bayi mungil ini dengan nyawanya sendiri.
karena sebentar lagi tuannya akan berperang dengan musuh yang sangat menyulitkan. tuannya tak ingin anaknya yang baru saja lahir ini terluka, jadi dengan terpaksa dia harus menyuruh putrinya pergi.
" hey tuan putri aku akan menjagamu dengan sepenuh hatiku" ucap lucas sambil memperhatikan wajah cantik dari bayi yang ada di gendongannya
sebenarnya lucas sudah jatuh hati saat melihat wajah cantik dari bayi itu. entahlah dia seperti memiliki keinginan tersendiri untuk menjaga bayi itu.
tak berapa lama kemudian dia sampai di tengah hutan, di dalam hutan tersebut terdapat sebuah rumah sederhana yang sangat indah.
lucas pun masuk kedalam rumah tersebut. lalu dia membuka kamar yang ada di dalam rumah itu dan menaruh bayi yang sebelumnya dia gendong ke atas kasur.
anehnya sejak tadi bayi itu terus tidur dalam perjalanan dan tidak rewel sedikit pun. jika bayi itu menangis di tengah perjalanan, bisa di pastikan musuh akan mengetahui keberadaan lucas bersama bayi itu. pasti lucas dan bayi itu tidak akan selamat ketika musuh mengetahui keberadaan mereka.
setelah lucas menaruh bayi itu dia segera keluar kamar untuk membuat perlindungan di sekitar rumah, untuk berjaga-jaga bila ada musuh yang menemukannya. setidaknya pelindung itu akan menghambat pergerakan musuh.
setelah membuat pelindung, dia kembali masuk ke dalam rumah dan menemani bayi itu tidur. dia juga ingin mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah.
•
•
•
To Be Continued
ig : Ruwaida_Zulfi_Amalia029
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!