"Sayang berapa anak yang akan kita rawat?" Jino berkata kepada sang istri.
"Tiga saja," jawabnya dengan senyuman yang manis.
"Kenapa tidak empat saja?" Jino mengerutkan dahinya.
"Tidak Dad... Abang Vano akan kewalahan, kita cukup menambah dua bayi lagi kalo boleh, Moms ingin sepasang bayi yang cantik dan tampan," tutur Kisya menceritakan semua keinginan dalam hatinya.
"Baiklah Sayang, berapapun itu, Daddy akan selalu mendukung keinginan Moms. Kita akan merawat bayi-bayi kita sampai mereka besar dan kita menghembuskan nafas terakhir kita," kata Jino dengan dekapan mesra yang dia berikan kepada sang istri.
Belanda.
25 tahun setelah Jino dan Kisya Rujuk.
Kini Jino dan Kisya dikaruniai tiga orang anak yang sangat tampan dan cantik. Abang Vano telah memiliki dua orang Adik yaitu Kezia dan Georzio. Dan sekarang Zia sudah berumur sembilan belas tahun dan Zio masih berumur tujuh belas tahun . Siapa yang menyangka bahwa Jino dan Kisya akan mendapatkan hidup sebahagia dan seharmonis ini. Bahkan kalau saja Baby Cinta ada mungkin Kisya akan memiliki empat bayi atau bahkan lima bayi.
Tetapi Tuhan berkehendak lain. Kisya sudah mengalami dua kali keguguran, karena itu dia sangat protektif kepada dua bayinya ketika dia mengandung dahulu. Pada saat Kisya mengandung Kezia dan Zio, Kisya bahkan serba ketakutan karena dia tidak mau sampai terulang kembali, masa dimana dia terluka karena harus kehilangan bayi dalam rahimnya.
Kehadiran Zia dan Zio membuat Abang Vano kewalahan. Karena tingkah Zio sangat luar biasa nakal. Zio adalah putra bungsu Jino dan Kisya. Dimana Zio kini tinggal bersama dengan Jino dan Kisya di Indonesia. Sedang Kezia tinggal bersama Bunda Nisya dan Abang Vano tinggal bersama dengan Mama Murni dan Papa Geovandra.
Georzio sangat beda dengan tingkah Vano yang sangat kalem dan bijaksana. Jika Vano adalah lambang kebaikan Jino, maka Zio adalah lambang kenakalan Jino. Ya betul... sisi gelap Jino terkumpul semua di tubuh anak bungsu mereka Georzio.
Setiap hari Zio selalu membuat ulah di sekolahnya. Baik itu bertengkar, berkelahi, bahkan tawuran. Usia Zio yang masih Tujuh belas tahun benar-benar sudah lihai keluar masuk penjara, karena tertangkap sedang balap liar di jalan raya. Zio memang sangat Suka naik motor besar dan balapan liar. Selain itu juga Zio merokok dan suka meminum alkohol ketika selesai balapan liar.
Zio juga sudah memiliki pengalaman dalam hal seksu*lisme. Remaja itu sudah pernah bahkan sering berganti-ganti pacar dan menodai kekasih+kekasihnya itu. Anehnya perempuan-perempuan itu malah bangga jika di jadikan teman kencan oleh Zio. Padahal cuma satu malam saja.
Pesona Zio memang tak terbantahkan. Selain ganteng dan keren, Zio juga sangat pintar dalam hal belajar. Padahal dia hobi tawuran dan lainnya, tapi ko bisa sepintar itu sih. Oke jawabannya karena kepintaran milik Zio itu diturunkan langsung dari sang Daddy Jino. Seperti yang kita ketahui bahwa Jino sangat pintar dan berprestasi. Dan begitupula dengan Zio. Dia sangat pintar mirip sang Daddy.
Kalau di seimbangkan antara kepintaran dan kejelekan Zio saat ini, tidak seimbang. Karena Zio memiliki nilai negative lebih banyak. Seperti yang di katakan tadi, sisi gelap Jino semuanya muncul di dalam diri Zio. Padahal Jino tidak seburuk itu. Ko bisa-bisanya Zio senakal itu. Melakukan hal negative bahkan melakukan **** bebas. Padahal Usianya baru menginjak usia tujuh belasan.
Kenakalan Zio memang sudah membuat Vano kewalahan. Vano sebenarnya ingin sekali memberitahukan kepada kedua orang tuanya perihal kenakalan adik bungsunya itu. Namun Abang Vano tidak mau membuat Moms and Dad-nya merasa tertekan dan darah tinggi.
Maklumlah sekarang usia Daddy Jino sudah empat puluh tujuh tahun. Usia yang rentan terkena penyakit. Dan Abang Vano tidak mau membebani kedua orang yang sangat dia sayang itu. Karena itulah... Abang Vano menelan bulat-bulat semua kekacawan yang di sebabkan oleh adik bungsunya Georzio.
Dan saat ini Abang Vano sendiri begitu marah ketika mendapati sang adik kini sudah bergumuh dengan seorang gadis bule di atas tempat tidur apartemennya di Belanda. Pria itu tidak habis pikir, kenapa adiknya bisa seliar dan sebrutal itu.
"Pakailah pakaian kalian berdua!" bentak Abang Vano dengan kemarahannya. Dia sangat pusing dengan adiknya yang hipersek* seperti itu.
Wanita bule itu dengan segera mengenakan pakaiannya. Dan berlari keluar apartemen milik Vano. Sedang Zio sendiri masih duduk di atas kasur yang tadi dia pakai untuk bergulat dengan gadis itu. Gadis yang baru saja dia kenal, dan telah berhasil dia ajak untuk bercinta.
"Kamu kesini membawa seorang perempuan, untuk apa datang kesini?" tanya Vano kepada sang adik.
"Aku ingin berlibur bang," kata Zio sambil mengenakan pakaiannya.
"Dengan membawa wanita asing masuk ke rumah?" Vano menatap sang adik dengan aura kekesalan yang sedah dia bendung sedari tadi.
"Dia tadi ingin ikut bang, kalau ada kesempatan, kenapa tidak Zio ambil," tangkas Zio sambil mengenakan pakaiannya.
Vano benar-benar merasa kesal, adiknya bahkan sudah mengotori tempat tidurnya. terlihat ceceran cairan kental menetes di sprei putih miliknya.
"Rubahlah semua sikap buruk kamu, berganti-ganti pasangan seperti berganti baju saja. bagaimana kalau kamu terkena penyakit menular seksual, siapa yang rugi. pasti kamu yang akan rugi, kamu akan kena HIV AIDS kalau tetap berprilaku liar seperti itu," Vano berkata begitu lantang. Pria itu sudah kewalahan setiap hari harus ceramah kepada sang adik.
Sedangkan adiknya sendiri tidak pernah mendengarkan semua petuah darinya. Dan selalu mengabaikan setiap Vano berbicara.
"Aku pakai pengaman ko bang, jadi Abang tenang saja!" jawab Zio dengan selengean.
"Kalau kamu pakai pengaman. Sprei Abang tidak akan kotor seperti itu!" bentak Vano merasa sangat kesal kepada adik bungsunya.
"itu tadi saat Zio lepas, malah tumpah, nanti Zio bawa sprei kakak ke tempat laundry. Jadi Abang jangan semarah itu hanya gara-gara sprei Abang kotor," kelit Zio sambil berjalan melenggang ke kamar mandi. Remaja pria itu hendak membersihkan dirinya. Karena keringat sudah membanjiri tubuhnya, sisa-sisa pergulatan dia bersama bule itu.
"Ya Tuhanku. Ziooo!" teriak Abang Vano kepada sang adik. Ketika adiknya kini bahkan sudah menutup pintu kamar mandinya. Zio benar-benar merasa tidak bersalah, dan bersikap seolah itu hal yang wajar dan lumrah. Padahal yang Zio lakukan itu, semuanya sudah melanggar Norma Agama dan Norma Kesusilaan.
Sikap Zio berbeda dengan sikap Zia yang manis dan cantik. Zia adalah gadis yang lugu sama seperti sang Mommy kikis. Sehingga Vano tidak ambil pusing dengan adik cantiknya itu. Tetapi beda dengan Zio. Si bungsu itu adalah sumber defresi untuk dirinya. Sehingga selangkah saja Zio berjalan, pasti akan ada masalah dan membuat dirinya kewalahan untuk menyelesaikan masalah yang telah di perbuat oleh adiknya.
Tetapi Vano begitu menyayangi adik-adiknya itu. Abang Vano akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kedua adiknya sebisanya. Tanpa harus menggangu dan membuat sakit kepala Moms dan Dad-nya.
"Aku harus bagaimana membuat kamu mengerti Zio?" Pria berusia dua puluh lima tahun itu benar-benar begitu stres. Adiknya adalah sumber kekacauan dalam pikirannya.
Indonesia
Sore itu Jino pulang dari kantor dengan terburu-buru. Entah kenapa dia rasanya ingin cepat bertemu dengan sang istri tercinta. Tanpa menunggu lama akhirnya dia sampai di mansionnya. Ketika dia masuk dia mencoba untuk berjalan dengan perlahan sekedar ingin mengejutkan sang istri tercinta.
Terlihat Kisya sedang sibuk memasak untuk makan malam. Dibantu oleh dua pelayannya. Kini usia Kisya sudah berumur empat puluh lima tahun. Tetapi dia masih terlihat anggun dan begitu cantik. Wanita itu tampak begitu manis walaupun usianya sudah mulai senja.
Pernikahan Jino dan Kisya sekarang sudah berusia dua puluh lima tahun. Seumur dengan usia Abang Vano. Mereka berdua Hidup bahagia bersama ketiga putra dan putri mereka. Kini Kisya sendiri hanya terfokus merawat Kezia saja. Putrinya yang baru masuk Universitas Kedokteran.
Wanita itu memang sangat cantik mirip dengan dirinya. Tetapi dia lebih suka menyendiri dan tidak pernah bergaul dengan banyak orang. Dia berjalan dengan mengendap-ngendap lalu memeluk Kisya dari belakang dan itu sontak membuat Kisya begitu terkejut.
"Ya Tuhan apa-apaan ini, Dad mengejutkan Mommy," ucap Kisya dengan wajah yang benar-benar terkejut, wanita itu kini membalikan tubuhnya menghadap kearah sang suami. Padahal di dapur itu masih ada kedua pelayannya yang masih sibuk memasak, tetapi Jino memang tidak pernah menghiraukan hal itu.
Jino masih saja romantis kepada sang istri walaupun mereka sudah renta.
"Moms masak apa, Sayang?" tanya Jino kepada sang istri.
"Tentu saja masak makanan kesukaan Vano, Zia dan Zio, Dad juga," Wanita itu menorehkan senyum yang manis.
"Memangnya Moms belum tahu, kalau Vano dan Zio tidak ada," ucap Jino sambil menarik sang istri menuju ke arah ruang keluarga.
"Zio belum pulangkan, sudah kebiasaan kita setiap sabtu malam semua akan pulang ke sini bersama Abang Vano dan kakak Zia, makanya Moms masak sangat banyak kali ini," tutur Kisya menorehkan senyum yang manis kepada sang suami.
"Moms sebenarnya, Daddy lupa bilang sama Moms kalau sebenarnya Abang Vano sedang dikirim ke Belanda untuk melakukan perjalanan bisnis selama tiga minggu di sana, dan ternyata hal itu diketahui oleh Zio, pada akhirnya kemarin Zio datang ke kantor meminta izin untuk menyusul ke Belanda," kata Jino sambil menatap sang istri dengan tatapan lihat manis.
"Apa? jadi Zio dan Vano tidak ada di Indonesia, mereka sedang berada di Belanda?" Mata Kisya terbelalak saat itu.
"Benar sekali Moms maap Dad lupa untuk memberikan informasi ini kepada Moms," Jino berkata dengan wajah yang penuh sesal dia merasa bersalah tidak memberitahukan informasi itu secepatnya.
"Padahal Moms sudah masak sangat banyak malam ini, ternyata yang makan cuma kita dan kakak Zia, saja," kata Kisya dengan kekecewaannya yang ketaran sangat jelas terlihat di wajahnya.
Jino melihat gambaran wajah sang istri yang begitu kecewa.
"Zio memohon pada Dad untuk membelikan dia tiket ke Belanda agar dia bisa berlibur selama kakaknya bertugas di sana, Dad tidak tega untuk menolak keinginan Zio, selama ini dia sudah sangat berprestasi di sekolah, jadi wajar saat liburan seperti ini, ia meminta sesuatu untuk berlibur di luar Negeri," kata Jino sambil menggenggam tangan istrinya.
Jino masih tidak mengetahui tentang kenakalan Putra bungsunya. Di mana Zio adalah awal dari kegaduhan keluarganya. Jino juga tidak mengetahui bahwa Zio memiliki sikap yang sangat acuh tak acuh terhadap Norma Agama dan Norma Kesusilaan. Zio mengganggap remeh semua perempuan dan tidak pernah menghargai apa yang namanya cinta, Semua perempuan baginya seperti baju, Zio tidak pernah menghargai apa yang namanya cinta.
Maklumlah usia Zio masih tujuh belas tahun tetapi pembuatan Zio sudah seperti orang dewasa pada umumnya. Zio tidak tahu bahwa putranya senakal itu. Yang Jino ketahui bahwa selama ini Zio sudah bersikap baik dan sudah memberikan prestasi yang baik di sekolah.
Selama ini Vano selalu menyembunyikan tentang kenakalan sang adik kepada kedua orang tuanya. Karena itulah Jino dan Kisya tidak mengetahui tentang perbuatan nakal sang buah hati. Andai saja Jino dan Kisya mengetahui tentang betapa liarnya putra bungsunya. Mungkin Jino akan sangat terkejut dengan perilaku yang diberikan oleh sang Putra.
Siapa yang menyangka bahwa seorang Giorzio yang berusia tujuh belas tahun bahkan sudah pernah tidur dengan banyak anak gadis orang. Lebih dari 5 gadis yang sudah menjadi teman kencannya. Yang sekarang masih banyak gadis yang antri ingin jadi teman kencannya walau cuma satu malam.
Jino juga tidak mengetahui perihal hobi sang buah hati tentang balapan liar yang sekarang ini sedang meresahkan masyarakat. Benar sekali Zio juga adalah pemimpin jadi geng motor tetapi bukan geng motor yang merusak melainkan geng motor yang selalu berpoya-poya selesai balapan lanjut dengan pesta minuman keras dan menyentuh banyak wanita.
Hahh boleh dibilang sisi gelap Jino itu tumpah kepada Zio. Andai Jino mengetahui hal itu dia pasti akan sangat marah kepada si bungsu. Tetapi semuanya tidak pernah Jino ketahui karena Abang Vano selalu menghandle semuanya, setiap kali Zio masuk kedalam penjara, Abang Vano yang selalu membebaskan sang adik.
Setiap kali selesai bercinta di Hotel, maka Abang Vano yang giliran membayar Hotel tersebut. Anak nakal itu memang selalu menyusahkan Abangnya. Membuat Abang Vano sesak nafas dan merasa stres serta frustasi karena kenakalan sang adik bungsunya. Karena Jino dan Kisya tidak tinggal satu rumah bersama si bungsu. Karena itulah mereka berdua tidak mengenali karakter dari sang buah hati.
Jino dan Kisya hanya memperhatikan karakter dari si cantik kakak Kezia. Setiap hari Jino dan Kisya memberikan petuah untuk gadis cantiknya itu. Larangan Kezia untuk bertemu dengan pria yang tidak Kezia kenali membuat Kezia semakin takut bertemu dengan laki-laki.
Kisya sendiri merasa takut karena pengalamannya yang terdahulu. Pengalamannya telah dinodai seorang pria walaupun tidak itu adalah suaminya yang sekarang. Kikis tidak mau kejadian tersebut menimpa Putri kesayangannya. Karena itu setiap hari Kisya selalu memberitahukan kepada Kezia bahwa laki-laki itu jahat, bahwa laki-laki itu tidak ada yang baik, bahwa dia harus bersikap siaga pada semua laki-laki, bahwa dia sama sekali harus mengenal dulu laki-laki sebelum memutuskan untuk jatuh cinta kepada laki-laki tersebut.
Wah banyak sekali petuah dari Kikis untuk sang putri. Dan itu benar-benar berhasil membuat Zia yang manis menjadi wanita yang tertutup dan penakut. Dia menutup dirinya untuk seorang laki-laki. Iya hanya mengenal Kakak dan adiknya saja, jika di kampus banyak pria yang sangat menyukai dia, maka Zia hanya bisa menatap dan menundukkan wajahnya, setelah itu dia langsung menghindari para pria tersebut.
🌺🌺🌺
Haloo kakak, jangan lupa Vote ya,
juga like
bintang juga.
Salam sayang dariku
Evangelin Harvey.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!