Kemunculan portal di seluruh dunia masih saja terus terjadi sampai sekarang. Setiap orang yang berada di semua negara terus menerus membasmi portal yang bermunculan, dengan niat untuk mencegah monster penghuni setiap portal keluar memasuki dunia yang mereka tinggali dan menyerang seluruh umat manusia.
Seperti hal yang disampaikan oleh jendral monster sebelumnya, mereka semua berniat untuk memusnahkan seluruh umat manusia yang berada di dunia sampai tidak tersisa satupun, lalu mengambil alih dunia yang ditinggali manusia sebagai wadah dari kekuatan Crystal suci.
Jendral dari para monster, sempat memberikan tawaran pada Tatsuya sebagai penerus dari penguasa kegelapan, untuk bergabung dengan mereka dan akan diberi apapun yang dia inginkan. Selain itu juga dia akan diberikan posisi yang lebih tinggi, seperti menjadi tangan kanan dewa dari para monster.
Namun Tatsuya menolak tawaran dari jendral monster tersebut, karena tujuan mereka berdua saling bertolak belakang. Dia lebih memilih melawan semua monster yang telah membuat kekacauan di seluruh penjuru dunia. Hanya dengan membalaskan dendam atas kematian orang tuanya, sudah cukup sebagai alasan utamanya untuk memusnahkan semua monster yang ada.
Selain itu, kekuatan misterius yang dimiliki oleh Tasya sudah di rasakan oleh jendral monster yang bernama Kuzzak, lalu menyampaikan informasi tersebut pada dewa dari para monster. Hal ini tentu saja membuatnya sangat senang, karena pada akhirnya dia menemukan salah satu pecahan Crystal suci yang bersemayam di dalam tubuh Tasya.
Meskipun kekuatan dari pecahan Crystal suci yang berada di dalam tubuh Tasya masih belum matang, dia menyimpulkan kalau di dunia manusia terdapat beberapa pecahan lainnya yang masih belum diketahui keberadaannya. Tanpa membuang banyak waktu lagi, dia memerintah Kuzzak mengumpulkan sembilan jendral lainnya, untuk menghadap kepadanya dengan niat mencari tahu dimana lokasi pecahan Crystal suci yang tersebar di dunia manusia.
Disisi lain Tatsuya, Tasya dan juga yang lainnya mulai beristirahat di kediamannya. Karena kamar mereka yang berada di dalam Vila tersebut terbatas, sebagian orang beristirahat di lantai pertama untuk laki-laki, sedangkan perempuan di lantai kedua.
Mereka semua langsung tidur dalam tempatnya masing-masing, akan tetapi Tatsuya masih belum tidur karena sedang memikirkan apa yang sudah terjadi dengan Tasya. Dia ingin sekali menanyakan hal ini kepadanya, namun dia mengurungkan niatnya lalu pergi ke halaman untuk menyegarkan pikirannya.
Suasana malam yang disinari bulan beserta bintang berkedip-kedip membuat pikirannya terbebas dari kejadian yang di alami olehnya. Namun tidak disangka Tasya berpikiran yang sama dengan Tatsuya, sehingga dia pergi keluar untuk mencari udara segar.
"Cklek"
Mendengar suara pintu yang terbuka, Tatsuya langsung menoleh ke asal suara tersebut dan tidak menyangka kalau Tasya masih belum istirahat.
"Tasya!?" panggil Tatsuya sambil menoleh padanya yang hendak keluar.
Seketika Tasya cukup terkejut setelah Tatsuya memanggil namanya, karena dia tidak menyangka kalau Tatsuya masih belum beristirahat.
"Kenapa kamu..." ucap mereka berdua secara bersamaan, namun perkataannya tidak dilanjutkan. Hal ini tentu saja membuat Tasya sedikit tertawa, setelah mereka berdua mengucapkan kata yang sama.
"Pffttt... Sepertinya dari dulu sampai sekarang kita masih bisa tetap seperti ini." ucap Tasya sambil berjalan mendekati Tatsuya.
Mendengar perkataan seperti itu dari Tasya dan juga melihat perasaan senang yang terlihat dari wajahnya, membuat Tatsuya sangat bahagia.
"Ya... Sepertinya aku berpikiran yang sama denganmu." ucap Tatsuya sambil tersenyum pada Tasya.
"Kenapa kamu belum tidur?" tanya Tasya sambil menghentikan langkah kakinya tepat dihadapan Tatsuya.
"Aku hanya ingin mencari udara segar. Lalu kenapa kamu juga masih belum tidur?" jawab Tatsuya, lalu dia balik bertanya kembali pada Tasya.
"Aku juga sama dengan apa yang kamu katakan." jawab Tasya sambil tersenyum pada Tatsuya.
"Aku sudah menduga dengan jawabanmu ini, namun maafkan aku kalau halaman ini masih belum menyediakan tempat duduk bagi kita berdua." ucap Tatsuya dengan sedikit menyesal, karena perlengkapan lainnya masih belum disediakan.
"Kenapa harus minta maaf, justru aku lebih senang untuk duduk di atas rerumputan ini." ucap Tasya sambil menarik tangan kanan Tatsuya, lalu mengajaknya untuk duduk bersama di atas rerumputan.
Hal ini tentu saja membuat Tatsuya terkejut, karena Tasya secara tiba-tiba menarik tangan kanannya. Namun dengan senang hati Tatsuya menuruti apa yang di inginkan olehnya, asalkan tetap melihat senyumannya.
"Wah, ternyata enak juga rasanya melihat bulan dan bintang sambil duduk disini." ucap Tasya sambil menatap ke atas langit.
"Tentu saja, karena kita berada di atas perbukitan. Bukankah hal ini sama seperti di tempat asalmu?" tanya Tatsuya sambil menoleh pada Tasya yang duduk disampingnya.
"Hmm... Perbedaan di sini sangatlah jauh dibandingkan di tempatku. Karena aku hidup di perkotaan, cahaya dari setiap gedung bersinar sangat terang sehingga pemandangannya tidak begitu indah." jawab Tasya sambil beraut wajah cemberut.
Melihat raut wajahnya seperti itu, membuat Tatsuya terhibur olehnya. Sudah lama sekali dia tidak merasakan hal ini, sejak Tasya masih dalam tahap penyembuhan.
"Syukurlah, aku masih bisa melihatmu tersenyum dan memasang wajah seperti itu. Meskipun lebih dari 1 minggu, tapi buatku ini terasa seperti satu tahun lamanya." ucap Tatsuya sambil memalingkan wajahnya, lalu menatap ke atas langit.
Mendengar perkataan seperti itu dari Tatsuya, membuat Tasya berpikir kalau dia selalu setia untuk menunggunya sampai kapanpun. Akan tetapi, dia teringat dengan kata-kata Aurel yang menyebutkan tentang sebuah janji.
"Aku mulai berpikir, kamu sudah melakukan hal yang tidak aku suka semenjak diriku berada dalam dunia lain." ucap Tasya dengan sangat kesal pada Tatsuya.
Seketika raut wajah Tatsuya sedikit murung, setelah mendengar perkataan mengenai hal yang sudah terjadi pada Tasya. Dia sangat menyesal, karena terlalu lambat untuk mengetahui keberadaan Tasya.
"Ahh... Lupakan yang aku katakan, aku hanya bercanda." ucap Tasya sambil mencoba untuk mengarahkan pembicaraan tersebut pada hal lain, karena dia melihat raut wajah Tatsuya seperti itu.
"Kami berdua bertemu di dalam penjara yang berada di markas pusat, namun sebelumnya dia mencoba untuk menggoda diriku lalu berniat membunuhku. Karena kekuatanku jauh lebih kuat dibandingkan dengannya dan dia juga berguna bagiku, aku hanya menjanjikan pada Aurel, untuk membalaskan dendam atas kematian ibunya asalkan dia bersedia menjadi bawahanku." jawab Tatsuya mengenai rasa penasaran akan janji yang dibuat antara Aurel.
Mendengar penjelasan dari Tatsuya seperti itu, membuat Tasya mengerti akan tujuannya yang mengumpulkan orang-orang kuat. Namun dia masih penasaran mengapa Tatsuya hanya mengumpulkan wanita saja yang berada di dekatnya.
"Hah... Jangan memasang wajah seperti itu, akan aku jelaskan semuanya padamu sekarang juga." sambung Tatsuya setelah melihat raut wajah Tasya yang kurang puas akan penjelasan darinya.
"Ahh... Tidak perlu sampai seperti itu, aku yakin kamu tidak akan berani bermacam-macam dengan wanita lain." jawab Tasya sambil tersenyum kepadanya, lalu dia memiringkan tubuhnya pada Tatsuya.
"Ya, di hatiku hanya ada dirimu seorang." ucap Tatsuya sambil menoleh Tasya yang bersandar pada tubuhnya.
"Aku sangat senang mendengarnya langsung darimu, aku harap momen seperti ini bisa bertahan selamanya. Lalu kapan kamu akan bertemu dengan ayahku?" tanya Tasya.
"Kapanpun aku siap, namun aku membutuhkan waktu untuk mengatasi semua orang dari guild Yakuza. Aku sangat yakin mereka berpikir kalau dirimu sudah mati, jadi untuk saat ini aku ingin kamu membatasi aktivitas di luar rumah." jawab Tatsuya sambil meminta pada Tasya.
Mendengar jawaban dari Tatsuya seperti itu membuat Tasya sedikit murung. Dia berpikir kalau Tatsuya sangat terbebani dengan masalah yang tidak seharusnya dia selesaikan sendiri, karena masalah ini adalah masalah antara keluarga Tasya dan juga Albert.
"Maafkan aku Tatsuya, karena diriku kamu jadi terseret dalam masalah pribadiku." ucap Tasya dengan sangat menyesal.
"Jangan meminta maaf atas hal ini. Dari awal kamu tidak ingin dijodohkan dengan Albert dan memilih diriku, namun mereka semua tetap memaksa membawa dirimu kembali meskipun kamu sudah bilang tidak mau pada mereka. Apalagi pada waktu itu mereka sudah berani membuatmu terluka, jadi tidak ada salahnya aku membalaskan rasa dendam ini pada guild Yakuza dan organisasi Black Dragon." ucap Tatsuya sambil mengepalkan tangan kanannya.
"Apakah kamu berniat untuk membunuh mereka?" tanya Tasya sambil kembali duduk tegap dan menatap Tatsuya.
"Aku akan melakukannya bila memang itu diperlukan." jawab Tatsuya dengan raut wajah serius sambil balik menatap Tasya.
Semua perkataan dari Tatsuya membuat Tasya berpikir, kalau dia sudah banyak berubah semenjak dirinya berada di alam kesadarannya. Tasya juga sempat merasakan aura membunuh dari Tatsuya, ketika dia menyebutkan guild Yakuza dan organisasi Black Dragon.
Tasya ingin sekali memberitahu Tatsuya mengenai mimpi yang sangat terlihat jelas, ketika dirinya pertama kali memasuki alam kesadaran lain atas dalang dibalik kematian ibunya. Namun Tasya sangat ragu karena mimpi tersebut masih tidak bisa dibuktikan, karena perlu mengumpulkan beberapa informasi yang terkait dalam kematian ibunya.
"Sepertinya ini sudah larut, sebaiknya kamu istirahat duluan." pinta Tatsuya untuk mengakhiri pembicaraannya dengan Tasya.
"Padahal aku masih ingin berada di sampingmu lebih lama lagi. " ucap Tasya dengan wajah cemberut.
"Kondisimu masih belum pulih sepenuhnya, jadi memerlukan banyak istirahat." jawab Tatsuya.
"Iya iya, jangan ceramahi aku terus menerus!" pinta Tasya sambil berdiri.
Di dalam hatinya Tasya ingin mengajak Tatsuya untuk segera beristirahat juga. Namun Tasya berpikir kalau Tatsuya membutuhkan waktu untuk menghilangkan beban pikirannya, sehingga dia mengurungkan niatnya untuk mengajaknya.
Kemudian Tatsuya berdiri sambil berhadapan dengan Tasya, lalu dia dengan sengaja mendekatkan wajahnya dan memberikan sebuah kecupan padanya.
"Kiss"
Hal ini tentu saja membuat wajah Tasya memerah, karena Tatsuya melakukannya secara tiba-tiba.
"Ka-kalau begitu aku istirahat duluan." ucap Tasya sambil berjalan mendekati pintu depan Vila.
"Ya selamat malam." ucap Tatsuya sambil tersenyum pada Tasya, karena melihat wajahnya yang memerah.
"Jangan begadang dan segera istirahat!" pinta Tasya dengan mengancam Tatsuya.
Tatsuya hanya tersenyum untuk menanggapi perkataan dari Tasya. Lalu Tasya menutup pintunya dan dia berjalan ke lantai 2 untuk beristirahat.
"Hah... Sepertinya sifatnya muncul kembali setelah beberapa lama." gumam Tatsuya sambil menghela nafasnya.
...Bersambung......
...{Pemberitahuan Update}...
...(Setiap hari up pada pukul 09.00 bila keadaan author sedang normal 🙏)...
...Jika berkenan dan bersedia jangan lupa untuk dukung author dengan Like, Komen, Vote, Rate novel ini serta saran dan bantuannya agar lebih semangat untuk crazy up. Pendapat anda sangat berharga bagi pemula seperti saya....
...Terimakasih 🙏...
Pagi harinya...
Kegaduhan hendak terjadi di dalam kediaman Tatsuya, setelah Alex mendapatkan kabar kalau pembasmian portal akan di undur. Dia mencoba untuk membangunkan Tatsuya dan juga yang lainnya, supaya segera melihat informasi yang baru saja di dapatkan.
Hal ini tentu saja membuat semua orang sangat terkejut setelah melihat informasi tersebut bukanlah sekedar kebohongan, bahkan Mozark mengumumkannya pada semua saluran media sosial yang berada di dalam negara Indonesia.
Mendengar berita seperti itu, semua orang sangat lega karena mereka tidak akan bertarung dengan mempertaruhkan nyawa mereka di dalam portal. Akan tetapi Tatsuya ingin menjalankan rencananya dalam pembasmian portal yang berada di daerahnya, meskipun dengan kekuatannya sendiri.
Tatsuya sengaja melakukan hal ini, untuk membuat wilayahnya terbebas dari kemunculan portal, yang membuat semua masyarakat sangat ketakutan dengan adanya portal tersebut. Tatsuya juga berpikir kalau penghuni monster yang berada di dalam portal tersebut, bisa keluar kapan saja dan menyerang semua manusia.
Kemudian Tatsuya menyuruh semua orang untuk bersiap-siap membawa perlengkapannya masing-masing, untuk segera berangkat dan membasmi portal yanng berada di wilayah tersebut. Akan tetapi semua tentara bayaran sedikit keberatan dengan tugas yang diberikan oleh Tatsuya, karena mereka menginginkan untuk beristirahat sejenak.
Hal ini tidak begitu dipermasalahkan oleh Tatsuya, karena dia juga mengetahui kalau mereka membutuhkan istirahat, setelah mengerjakan tugas yang diberikan olehnya. Akan tetapi Muzan, beserta kelima orang lainnya yang memakai gelang khusus, sudah siap untuk mengikuti perintah dari Tatsuya.
Kesiapan mereka semua membuat Tatsuya cukup senang, namun dia meminta pada Muzan untuk tetap berada di kediamannya dan menjaga Tasya supaya tidak keluar dari area tersebut. Hal ini Tatsuya lakukan untuk berjaga-jaga, karena bisa saja mata-mata dari guild Yakuza berada di sekitar mereka dan mengungkapkan kalau Tasya masih hidup. Tanpa terduga, Tasya terbangun dari tidurnya setelah mendengar beberapa keributan yang terjadi di lantai pertama.
"Apa yang sedang kalian ributkan pada pagi begini?" tanya Tasya sambil berjalan menuruni tangga dan menggosok salah satu matanya.
Setelah pandangannya mulai terlihat jelas, dia melihat kalau Tatsuya beserta yang lainnya sedang berkumpul sambil membawa beberapa perlengkapan. Tasya menduga kalau Tatsuya berniat untuk pergi kembali dan membasmi portal yang bermunculan.
"Apakah kamu berniat untuk pergi lagi?" lanjutnya sambil bertanya pada Tatsuya dengan raut wajah cemberut dan berjalan mendekatinya.
"Ya, aku harus melakukannya demi keamanan semua masyarakat dan juga kita semua." jawab Tatsuya sambil menatap Tasya yang berada di hadapannya.
Melihat mereka berdua sedang membicarakan masalah pribadinya, semua orang pergi keluar rumah karena tidak ingin mengganggu pembicaraan mereka berdua.
"Tuan, aku akan menunggu anda di halaman." pinta Clara sambil mengajak yang lainnya untuk segera keluar rumah bersama dengannya.
"Ya." jawab Tatsuya dengan singkat untuk menanggapi perkataan Clara.
"Hah... Sepertinya aku akan menyerahkan hal ini padamu, calon adikku." ucap Muzan sambil menepuk pundak Tatsuya, lalu dia berjalan keluar bersama yang lainnya.
"Terimakasih kakak." ucap Tatsuya sambil menoleh pada Muzan.
Terselang beberapa menit, setelah semua orang keluar dari dalam rumah. Tatsuya dan Tasya melanjutkan kembali pembicaraannya dengan tenang.
"Apakah kamu benar-benar akan pergi kembali dan melakukan sesuatu yang dapat membahayakan nyawamu?" tanya Tasya sambil menatap Tatsuya dengan raut wajah khawatir.
"Jangan memasang wajah seperti itu." pinta Tasya sambil memeluk Tasya yang berada di hadapannya. "Aku tidak akan memasuki portal yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, yang bisa membahayakan nyawaku. Aku hanya akan membersihkan portal yang berada dekat dengan daerah selatan ini, dan kemungkinan semua portal hanya kelas A, B dan C." lanjutnya sambil menjawab pertanyaan Tasya, lalu memeluknya dengan erat.
"Apakah kamu tidak ingin merayakan kesembuhanku terlebih dahulu?" tanya Tasya dengan balik memeluk Tatsuya.
"Tentu saja aku sangat ingin melakukannya, namun bisakah kamu menunggu ku sampai sore nanti?" jawab Tatsuya sambil balik bertanya pada Tasya.
"Intinya kamu tidak membiarkan ku untuk ikut bersamamu." ucap Tasya dengan sedikit kecewa dan sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari Tatsuya.
"Kondisimu masih belum pulih sepenuhnya, jadi aku meminta pada kak Muzan untuk menjagamu selagi aku pergi memasuki portal dengan yang lain. Aku harap kamu mengerti dengan kondisimu, dan aku berjanji akan pulang sebelum malam hari. Lalu setelah itu mari kita rayakan kesembuhan mu bersama dengan teman yang lainnya." pinta Tatsuya sambil membujuk Tasya, supaya bisa mengerti dibalik alasan dari tindakannya.
"Sepertinya tidak ada pilihan lain selain mengizinkan mu pergi, namun aku akan memegang janjimu itu dan berharap kamu menepatinya." jawab Tasya sambil melepaskan pelukannya dan tersenyum pada Tatsuya.
"Terimakasih kamu sudah mengizinkanku pergi dan tentu saja aku akan menepati janjiku hari ini." ucap Tatsuya memegang pipi Tasya menggunakan tangan kanannya.
Tasya hanya menganggukan kepalanya, sambil memegang tangan Tatsuya yang menyentuh pipinya. Dia berharap kalau Tatsuya beserta yang lainnya kembali dengan selamat tanpa ada yang terluka.
Kemudian Tatsuya mengajak Tasya keluar, untuk bertemu dengan yang lainnya yang berada di halaman. Setibanya di luar, semua orang sudah menunggu kedatangan mereka berdua.
"Dilihat dari wajah mereka berdua, sepertinya sudah selesai." gumam Rena sambil menatap Tatsuya dan Tasya yang baru saja keluar.
"Apakah kau cemburu pada mereka?" tanya Aurel sambil menyiku salah satu tangan Rena.
"Hah? Jangan sembarangan kalau bicara!" pinta Rena dengan raut wajah sedikit memerah.
"Bisakah kalian berdua diam, ketika kita semua berada di hadapan tuan!" pinta Clara sambil menoleh pada mereka berdua yang berada di sampingnya.
Melihat kelakuan mereka bertiga seperti itu, membuat Tatsuya merasakan kesenangan akan berkumpulnya orang-orang yang mulai dipercaya olehnya.
Kemudian Tatsuya meminta pada semua orang yang berada di hadapannya untuk tenang, supaya dia bisa menyampaikan sebuah permintaan. Tatsuya meminta pada semua tentara bayaran untuk berjaga di lingkungan kediamannya, dan tidak memperbolehkan siapapun yang masuk.
Selain itu, Tatsuya menjelaskan pada mereka, kalau keselamatan Tasya adalah prioritas paling utama. Bila ada kelalaian dalam menjaga kediamannya, Tatsuya tidak akan segan-segan untuk menjatuhkan hukuman yang sangat berat, yaitu halusinasi kematian seperti yang sudah di alami oleh Rifaldi.
Ancaman dari Tatsuya membuat semua orang dari tentara bayaran menjadi merinding, sehingga mereka berjanji akan melakukan tugas tersebut sebaik mungkin. Tasya yang berada di dekatnya, meminta pada Tatsuya untuk tidak terlalu serius dalam sebuah hukuman bila mereka melakukan kesalahan.
Namun Tatsuya tidak mendengarkan permintaan dari Tasya, karena semua yang dilakukan olehnya semata-mata untuk melatih orang-orang tersebut, supaya bisa berguna bagi dirinya dan juga semua orang.
"Bila mereka semua dibiarkan sesuai dengan keinginannya sendiri, dan dimanjakan olehku. Apa yang akan terjadi nanti bila keluarga kalian terancam bahaya?" tanya Tatsuya pada tentara bayaran yang berada di hadapannya.
"Tentu saja kami akan menyelamatkannya!" jawab semua tentara bayaran dengan serentak.
"Jawaban seperti itu sungguh membosankan. Ini artinya kalian tidak bersungguh-sungguh dalam pekerjaan kalian." ucap Tatsuya dengan nada yang sangat kesal.
Mendengar perkataan seperti itu dari Tatsuya, membuat semua orang yang berada di hadapannya ikut berpikir akan alasan dibalik ucapannya itu. Namun beberapa kali mereka semua berpikir, tidak ada seorangpun yang mengerti dengan perkataannya.
"Jika dijelaskan, lebih baik mencegah daripada menunggu hal itu terjadi. Intinya aku ingin kalian sebisa mungkin untuk mencegah semua hal buruk yang akan terjadi, baik itu pada diri kalian ataupun keluarga kalian sendiri." lanjut Tatsuya sambil menjelaskan maksud dari perkataannya, setelah menyimpulkan kalau jawaban dari mereka salah.
Mendengar penjelasan darinya, semua orang berpikir kalau ucapan dari Tatsuya sangat benar. Mereka semua percaya kalau satu-satunya hal yang terbaik adalah mencegah suatu hal yang akan terjadi, lalu memikirkan resiko kedepannya.
Tidak lama setelah itu, Tatsuya memberikan perintah pada Josep untuk mengatur semua keamanan yang berada di kediamannya. Selain itu juga, Tatsuya meminta pada Muzan untuk menjaga Tasya agar tidak berkeliaran kemana-mana.
"Hah... Memangnya kamu itu meminta pada siapa Tatsuya? Sudah seharusnya bagiku untuk melindungi adikku sendiri." ucap Muzan sambil menghela nafasnya, lalu tersenyum kepadanya.
"Ya aku hanya ingin mengingatkan saja, barangkali kakak terlupa seperti sebelumnya." jawab Tatsuya sambil memikirkan kejadian yang pernah terjadi dulu.
"Iya... Iya... Aku mengerti, dan jangan bahas hal itu lagi. Sebaiknya kamu segera berangkat, supaya bisa menyelesaikan pembasmian portalnya." pinta Muzan dengan raut wajah sedikit kesal karena mengingatkannya pada kejadian di dalam portal dulu.
Tatsuya hanya tersenyum tipis untuk menanggapi perkataan dari Muzan. Lalu dia bersiap-siap untuk berangkat bersama dengan 5 orang lainnya. Tatsuya juga membagikan beberapa alat komunikasi yang bisa digunakan ketika berada di dalam portal pada kelima orang tersebut. Dia juga memberikan alat komunikasi tersebut pada Tasya, karena tidak ingin membuatnya terus khawatir.
"Dengan ini kamu bisa menghubungiku, meskipun diriku sedang bertarung di dalam portal." ucap Tatsuya sambil menyodorkan alat komunikasi yang berbentuk handsfree.
"Baiklah, aku akan menghubungimu nanti sore, untuk mengingatkanmu atas janji yang sudah kamu ucapkan semalam. Aku tidak ingin mengganggumu ketika sedang bertarung, jadi selesaikanlah apa yang ingin kamu lakukan dan setelah itu segeralah pulang." pinta Tasya sambil mengambil alat komunikasi yang diberikan oleh Tatsuya.
"Ya aku pasti akan memenuhi janjiku, dan disaat aku pulang nanti tolong sediakan kentang goreng pedas." pinta Tatsuya sambil tersenyum.
"Hah... Dasar kamu ini, setiap kali meminta pasti makanan favoritmu." ucap Tasya sambil menghela nafasnya, lalu balik tersenyum pada Tatsuya.
Tidak lama setelah itu, Tatsuya berpamitan pada Tasya, lalu dia berjalan menghampiri sebuah mobil sedan berwarna hitam, diikuti oleh 5 orang lainnya. Mobil tersebut di kemudikan oleh Clara, karena waktu di tempat tinggalnya dia bisa mengendarai sebuah mobil.
Tanpa membuang banyak waktu lagi Tatsuya memintanya untuk segera menyalakan mobilnya, lalu berjalan menuju sebuah titik pertemuan dengan Antonio dan Shaman. Hal ini membuat semua orang yang berada di dalam mobil sangat kebingungan, sehingga Clara memberanikan diri untuk bertanya kepadanya.
"Tuan, mengapa kita tidak langsung saja memasuki portal?" tanya Clara dengan sangat penasaran akan keputusannya, untuk pergi ke tempat pertemuan terlebih dahulu.
"Nanti juga kalian semua akan mengetahuinya." jawab Tatsuya dengan singkat karena tidak ingin terlalu banyak bicara.
...Bersambung......
...{Pemberitahuan Update}...
...(Setiap hari up pada pukul 09.00 bila keadaan author sedang normal 🙏)...
...Jika berkenan dan bersedia jangan lupa untuk dukung author dengan Like, Komen, Vote, Rate novel ini serta saran dan bantuannya agar lebih semangat untuk crazy up. Pendapat anda sangat berharga bagi pemula seperti saya....
...Terimakasih 🙏...
...Maaf sangat terlambat untuk up episode terbaru, dikarenakan author sedang bekerja full time sampai dengan hari ini....
...*Selamat Membaca*...
Di dalam markas pusat...
Setelah Mozark menyampaikan pesan pada media sosial yang hanya bisa di akses di dalam negara Indonesia mengenai pengunduran pembasmian portal, dia memerintahkan pada semua bawahannya untuk berjaga di depan portal dan tidak boleh ada yang memasukinya.
Hal ini dikarenakan untuk mencegah hal yang sudah terjadi sebelumya. Dia juga akan memberitahukan kabar yang sudah di alami olehnya pada semua petinggi akademi lainnya yang berada di seluruh penjuru dunia, untuk memastikan kalau hal tersebut tidak terjadi di negara lain.
Alan yang menjadi mata-mata dari organisasi Slayer Of God tidak sengaja mendengarkan informasi tersebut, dia langsung pergi ke toilet untuk mengabari Tatsuya mengenai hal ini. Sebelum mengeluarkan ponsel miliknya, Alan memastikan terlebih dahulu di dalam toilet tidak ada seorangpun yang berada di dalamnya.
"Sepertinya tidak ada seseorang yang sedang berada di dalam toilet ini." gumam Alan sambil mengeluarkan ponsel miliknya, lalu mencoba menghubungi Tatsuya dengan nomor yang sama.
Namun beberapa detik setelah dia menghubungi Tatsuya, nomor tersebut sama sekali tidak aktif. Hal ini tentu saja membuatnya sangat kebingungan untuk menyampaikan informasi yang baru saja didapatkannya.
"Ahh... Lebih baik aku segera pergi ke tempatnya." gumam Alan dengan kesal, karena tidak dapat menyampaikan informasi yang baru saja di dapatkan.
***
Sementara itu, Tatsuya dan yang lainnya hampir tiba di tempat pertemuan yang berada di dekat pedesaan. Dia sengaja memilih tempat ini supaya tidak terlalu mencolok, apalagi membuat semua masyarakat terkejut mengenai apa yang akan dilakukan olehnya.
Dari kejauhan, terlihat beberapa buah mobil contener yang cukup besar, sedang parkir di pinggir jalan. Tatsuya juga melihat Antonio dan Shaman sedang berdiri di dekat mobil tersebut, lalu dia menyuruh Clara untuk segera memarkirkan mobil di dekat mereka berdua.
Kemudian Tatsuya keluar dari dalam mobilnya, di ikuti oleh Clara dan juga yang lainnya. Mereka semua disambut dengan hangat terutama pada Tatsuya, yang dikenal sebagai mantan pemimpin pasukan khusus.
"Senang bisa bertemu kembali dengan anda tuan." ucap Shaman sambil menghampiri Tatsuya yang baru saja keluar dari dalam mobil.
"Apakah semuanya sudah siap?" tanya Tatsuya dengan raut wajah serius.
"Tentu saja semuanya sudah saya persiapkan dengan baik tuan. Hanya tinggal satu langkah lagi dalam pengaturan otaknya, mereka semua sudah siap menuruti apapun perintah dari anda." jawab Shaman dengan menunjuk mobil contener yang berjajar di depannya.
Clara dan empat orang lainnya sangat penasaran dengan isi yang berada di dalam mobil contener tersebut. Mereka semua sempat berpikir untuk bertanya kepadanya, namun mereka mengurungkan niatnya karena Tatsuya sudah memberitahukan sebelumnya, kalau nanti mereka semua akan mengetahui apa yang berada di dalamnya.
Kemudian Tatsuya mulai berjalan mendekati salah satu mobil contener tersebut, sambil melihat beberapa mobil yang berjajar ke belakang. Lalu Tatsuya meminta pada Shaman untuk membuka salah satu mobil contener yang berada di depannya, untuk memastikan kalau kualitas yang di inginkan olehnya terpenuhi.
Tidak lama setelah itu, Shaman langsung menuruti apa yang diperintahkan oleh Tatsuya, dan dia meminta pada orang sewaannya supaya membantu membuka contener tersebut. Seperti biasa Shaman menambahkan beberapa pengaman dalam kunci pembuka contener tersebut, agar tidak ada sembarang orang yang membukanya.
"Crek... Crek... Crek... "
Setelah bagian samping kunci dari contener sudah terbuka, Shaman langsung meminta pada orang sewaannya untuk membantu membukanya. Seketika Clara dan yang lainnya sangat terkejut, setelah mereka melihat isi contener tersebut adalah robot berbentuk manusia, dengan dilengkapi senjata yang cukup canggih.
"Tu-tuan, bagaiamana anda mendapatkan puluhan robot ini?" tanya Clara dengan gugup.
"Pertanyaanmu itu tidaklah penting bagiku, jadi diam dan perhatian saja." jawab Tatsuya sambil menoleh kepadanya dengan raut wajah yang sangat kesal, karena tidak terlalu suka dengan orang yang banyak bertanya-tanya.
"Maafkan sikapku ini tuan." ucap Clara sambil berlutut di hadapan Tatsuya, dengan harapan kalau dirinya terbebas dari hukuman.
Melihat tindakan Clara seperti itu, Tatsuya langsung mengabaikannya dan melanjutkan pembicaraannya dengan Shaman mengenai semua robot yang berada di salah satu contener tersebut.
"Bagaimana dengan jumlah yang aku minta?" tanya Tatsuya pada Shaman.
"Untuk jumlahnya kami hanya mampu membuat 1000 unit robot tuan. Kami berusaha sebaik mungkin dalam pengerjaannya, bahkan tanpa istirahat sedikitpun. Namun tetap saja waktu yang kami butuhkan tidak cukup untuk membuat pesanan anda." jawab Shaman dengan sangat menyesal, karena tidak bisa memenuhi apa yang diminta oleh Tatsuya.
"Apa boleh buat jika sudah seperti ini, akan tetapi aku menginginkan sisanya di lain waktu." jawab Tatsuya dengan sedikit puas akan hasil kerja keras Shaman. "Lalu bagaimana dengan biaya dari semua ini? Apakah masih kurang?" lanjutnya sambil bertanya pada Antonio yang berdiri di sampingnya.
"Mengenai biaya lebih dari cukup tuan, dan masih tersisa setengahnya dari yang sudah anda berikan pada saya. Apakah anda ingin mengambil sisa uang dari penjualan batu monster ini?" jawab Antonio, lalu dia kembali bertanya pada Tatsuya.
"Aku percayakan semua pengeluaran dan pemasukan uang padamu sepenuhnya." jawab Tatsuya dengan mempercayakan masalah keuangan pada Antonio.
"Bila anda berkata seperti itu, saya akan mengelola uang ini sebaik mungkin. Oh ya tuan, bagaimana dengan serum yang sedang dibuat oleh nona Cecilia?" tanya Antonio dengan sangat penasaran akan hasil dari racikan nya.
"Setelah selesai pembasmian yang ada di daerah selatan ini, kita akan menjemputnya dan melihat hasil dari pembuatan serum tersebut." jawab Tatsuya sambil tersenyum tipis, karena dia juga penasaran akan serum yang dibuat oleh Cecilia.
Tanpa membuang waktu lebih banyak lagi, Tatsuya meminta pada Shaman dan Antonio untuk memasuki mobilnya masing-masing. Dia juga meminta pada mereka semua supaya mengikutinya dari belakang, menuju sebuah portal untuk melakukan uji coba pada robot-robot tersebut.
Di dalam perjalanan Tatsuya dan semua mobil contener yang mengikutinya, setiap warga yang berada di pinggir jalan menatapnya. Mereka semua sangat penasaran akan apa yang dilakukan oleh orang yang berada dalam mobil sedan tersebut, dengan membawa lebih dari 20 mobil contener.
"Kakak, sepertinya kita selalu diperhatikan oleh setiap orang yang berada di pinggir jalan." ucap Keira sambil melihat mereka dari dalam kaca mobil.
"Apakah ini artinya kita dimusuhi oleh mereka?" sambung Tiara sambil bertanya pada Tatsuya.
Namun perkataan mereka sama sekali tidak di dengar oleh Tatsuya, karena dirinya sedang terfokus dalam rencana ke depannya. Dengan terpaksa, Rena yang sedang duduk di kursi belakang mencoba untuk menjawab pertanyaan dari mereka berdua.
"Mereka melihat kita seperti itu, karena sangat penasaran dengan mobil contener yang sedang mengikuti kita. Jadi jangan cepat menyimpulkan kalau mereka itu memusuhi kita." jawab Rena sambil menjelaskan mengenai alasan setiap orang yang memperhatikannya.
"Kalau begitu, berarti mereka semua waspada terhadap kita?" tanya Keira sambil menoleh pada Rena.
"Kalau begitu mereka ketakutan sama kita semua?" sambung Tiara sambil bertanya dan menoleh pada Rena.
"Aku tidak tahu harus gimana menjelaskan hal ini pada mereka berdua." gumam Rena sambil memegang dahinya menggunakan tangan kanannya.
"Sebaiknya kamu harus menjawab pertanyaan dari mereka berdua seperti adik-adikmu sendiri." sela Aurel sambil sedikit tertawa.
"Hah? Kenapa tidak kamu saja yang menjawab semua pertanyaan dari mereka berdua? Bukankah kau lebih berpengalaman dengan urusan anak-anak?" tanya Rena dengan kesal sambil memintanya untuk menjelaskan hal tersebut pada mereka berdua.
"Intinya, kamu berpikir kalau aku mirip seperti ibu-ibu hah?" ucap Aurel sambil balik bertanya pada Rena dengan raut wajah kesal.
"Yah kau memang terlihat seperti itu." jawab Rena dengan lantang.
"Apakah kalian bisa diam?" tanya Tatsuya sambil memperlihatkan aura hitam yang berada di tangan kanannya.
Seketika mereka semua terdiam, karena Melihat Tatsuya marah apalagi dengan mengeluarkan aura hitam yang berada di tangannya. Tanpa terduga, mobil miliknya diberhentikan oleh beberapa tentara penjaga yang sedang bertugas, untuk memeriksa semua orang yang hendak menuju lokasi portal berada.
Salah satu tentara penjaga yang dilengkapi dengan senjata anti monster, mulai berjalan mendekati mobil yang di tumpangi oleh Tatsuya, lalu dia meminta semuanya untuk turun. Dengan spontan Tatsuya keluar dari mobilnya, lalu berdiri tepat dihadapan salah satu tentara penjaga yang berada di depannya.
"Atas dasar apa kamu menghentikan perjalananku?" tanya Tatsuya dengan nada yang kesal.
Keringat dingin mulai bercucuran, setelah diajukan pertanyaan seperti itu dari Tatsuya. Dia tidak menyadari kalau mobil yang di hentikan nya itu, adalah mantan pemimpin pasukan khusus yang dikenal sebagai orang terkuat.
"Ma-maaf pak, kami semua hanya menjalankan tugas dari petinggi akademi seperti yang sudah di sampaikan oleh beliau, kalau mulai hari ini tidak ada yang boleh memasuki portal dan harus menunggu pemberitahuan lebih lanjut." jawab tentara penjaga dengan rasa takut.
"Jika aku mengabaikan perintah ini, hukuman apa yang akan dijalani olehku?" tanya Tatsuya dengan mengerutkan dahinya.
"Untuk masalah hukuman kami belum bisa menjelaskannya pada anda, karena kami hanya ditugaskan untuk memutar balikkan kendaraan yang menuju ke lokasi portal." jawab tentara penjaga tersebut dengan harap, kalau Tatsuya memahami situasinya.
"Katakan padanya, meskipun nantinya aku akan mendapatkan hukuman karena sudah mengabaikan perintah darinya, aku pasti akan melawan dengan alasan kalau hal yang kulakukan sama sekali tidak merugikannya." pinta Tatsuya sambil memasuki mobilnya, dan meminta pada Clara untuk meneruskan perjalannya menuju lokasi portal berada.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh para tentara penjaga untuk menghentikan tindakan dari Tatsuya. Mereka lebih memilih untuk tidak terlibat masalah dengannya, karena jika hal itu terjadi mungkin nyawa mereka bisa melayang kapan saja.
...Bersambung......
...{Pemberitahuan Update}...
...(Setiap hari up pada pukul 09.00 bila keadaan author sedang normal 🙏)...
...Jika berkenan dan bersedia jangan lupa untuk dukung author dengan Like, Komen, Vote, Rate novel ini serta saran dan bantuannya agar lebih semangat untuk crazy up. Pendapat anda sangat berharga bagi pemula seperti saya....
...Terimakasih 🙏...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!