Zeline Zakeisha adalah seorang wanita pekerja keras, semenjak di tinggalkan kedua orang tuanya, Zeline harus bekerja keras demi menghidupi kehidupannya sendiri. Apa pun pekerjaannya akan Zeline lakukan jika itu masih meghasilkan uang yang halal.
Sedikit cerita dulu orang tua Zeline tergolong orang yang cukup terpandang. Sebelum usaha yang mereka kelola itu di tipu habis-habisan oleh teman bisnis Ayahnya.
Singkat cerita setelah kedua orang tua Zeline mengetahui bahwa usaha mereka telah di tipu habis-habisan , tak lama dari itu Ayah Zeline jatuh sakit sampai akhirnya Beliau meninggal dunia.
Ibu dan Zeline benar-benar terpukul atas kehilangannya sang Ayah. Akibat teralalu memikirkan kepergian suaminya. Tak Lama dari itu Ibu Zeline menyusul Ayah Zeline yang telah berpulang lebih dulu.
Semenjak kedua orang tuanya, meninggal dan perusahaan orang tuanya mengalami kebangkrutan. Keluarga, kerabat semuanya yang dulu dekat tidak ada yang mau menerima Zeline baik dari keluarga Ibu dan juga Ayahnya hanya menyebut Zeline sebagai benalu dalam keluarga mereka.
Zeline kini telah memasuki usia 24 tahun setelah lulus sekolah menegah atas, Zeline berencana untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Namun pada akhirnya Zeline memutuskan untuk bekerja saja, entah mengapa setelah kedua orang tua nya meninggal Zeline tak mempunyai semangat hidup lagi, apa yang ingin Zeline bangakan kini sudah tidak ada lagi.
♡♡♡♡♡♡♡♡
Seperti saat ini Zeline sedang bekerja sebagai seorang pelayan di sebuah Club ternama yang berada di Kota Jakarta, kalau menurut sebagian orang-orang tempat ini hina. Tetapi bagi Zeline ini adalah tempatnya untuk mengais rezeki yang di kirim oleh Tuhan.
Zeline mendapatkan pekerjaan ini berkat campur tangan sang teman yaitu Manda teman baik Zeline satu-satunya.
" Zel tolong antarkan minuman ini ke meja no 5." kata Manda seraya memberikan nampan berisi bir itu.
" Tapi Man.. ini aku. "
" Please tolongin ya aku ini udah kebelet banget ya.. makasih Zel. " Manda segera pergi ke arah toilet untuk menuntaskan apa sesuatu yang menganjal di dalam tubuhnya.
Sementara Zeline mencari meja nomor 5 untuk memberikan minuman beralkohol itu. Sebenarnya mencari meja nomor 5 itu mudah. Namun karena lampu disko yang remang-remang itu, membuat ruangan itu setengah gelap dan cukup sulit mencari meja yang ingin di tuju.
" Permisi saya mau meng-" ucap Zeline mematung bukan kepalang ini baru kali pertamanya, Zeline menunpahkan minuman mengenai sepatu pelangan.
" Shitt berani-beraninya kau menumpahkan minuma pada sepatu mahalku. " Geram Arthur seraya mengibas-gibaskan sepatunya yang terkena tumpahan minuman itu.
" Sa-saya minta maaf Tuan, saya benar-benar tidak sengaja. " Zeline benar-benar takut bagaimana jika ini adalah hari terakhinya bekerja di sini.
" Saya tidak mau tau panggil pemilik Club ini ke sini sekarang juga. "suara Arthur sangat tinggi sampai-sampai Club yang tadinya ramai kini menjadi hening seperti di kuburan.
Pemilik Club yang sedang berada di dalam ruangannya. Segera keluar saat mendengar kegaduhan yang terjadi di dalam Club miliknya.
Betapa kagetnya sang pemilik Club mengetahui siapa orang yang membuat kebisingan di Club nya itu.
" Maaf Tuan Arthur ada apa ini? " tanya pemilik Club sopan. Walaupun Arthur yang membuat keributan di dalam Club nya, tetapi siapa yang tak kenal dengan Arthur orang berpengaruh se Asia sekaligus pengusaha muda yang terkenal.
" Tanya saja pada pegawai mu itu. " suara Arthur kembali meninggi saat melihat raut wajah Zeline.
" Pak tapi aku tidak sengaja menumpahkan minuman itu, kakiku tadi tersandung, tubuhku tidak seimbang yang membuat minuman yang ku pegang jatuh mengenai sepatu Tuan ini. " jelas Zeline ia berbicara dengan tubuh yang bergetar hebat.
" Jika orang tidak bisa bekerja dengan baik kenapa kau pekerjakan wanita ini. " ucap Arthur seraya mendelikan pandangan matanya, membuat siapa saja yang melihatnya bergidik ngeri.
Untuk saat ini Zeline hanya bisa perpasrah pada yang di atas,hanya karena kesalahan kecil yang ia lakukan. kini pekerjaannya menjadi taruhannya sekarang.
" Saya mohon maaf Tuan Arthur.. tolong maafkan karyawan saya. " mohon sang pemilik Club itu, namun Arthur hanya mengabaikannya saja.
" Saya memberi anda dua pilihan dan anda haru memilih di antara Salah satu yang saya sebutkan. "
" Baiklah Tuan.. saya siap untuk memilih. "
" Pecat wanita ini atau Club mu ku tutup untuk selama-lamanya. "
Sang pemilik Club menimbang-nimbang ucapan Arthur, padahal Zeline termasuk karyawan yang menurutnya kinerjanya bagus. Sang pemilik Club mengeleng ia tidak mau tempat yang ia bangun dari nol, harus di tutup untuk selama-lamanya hanya karena mempertahankan pegawainya. Mau makan apa anak, istrinya nanti.
" Bagaimana apa sudah kau tentukan pilihanmu? " Tanya Arthur tak sabar.
" Iya Tuan.. " jawab pemilik Club itu, lalu kini beralih menatap Zeline.
" Zeline maaf hari ini kamu saya pecat. "
Tebakan Zeline ternyata benar pasti ujung-ujungnya Zeline yang akan di keluarkan. Membela diri pun percuma orang-orang hanya akan tunduk kepada orang yang mempunyai kekuasaan.
" Baiklah Pak.. Zeline mengerti, terimakasih selama ini Bapak telah menerima Zeline untuk bekerja di sini, terimakasih untuk setiap kebaikan yang Bapak berikan kepada Zeline. "
" Kalau begitu saya pamit Pak, sekali lagi maafkan saya. "
...
Saat Zeline akan pergi tiba-tiba seseorang memanggilnya. Zeline pun terpaksa menghentikan langkah kakinya lalu menoleh ke belakang.
" Ada apa lagi Tuan? " Tanya Zeline sopan bagaimanpun seseorang memperlakukan Zeline dengan tidak baik, tetapi Zeline tidak akan pernah membalasnya.
" Urusan kita belum selesai.. kau belum membersihkan sepatuku.. "
" Baiklah kalau begitu, tolong lepas sepatumu dulu biar aku bersihkan menggunakan lap. "
Arthur mengertakan giginya berani-beraninya wanita sialan ini menyuruhnya membuka sepatu di tempat umum.
" Aku tidak mau sepatu mahalku kau elap menggunakan lap kotor itu. "
" Lalu aku harus membersihkannya dengan apa?"
" Aku ingin kau membersihkan sepatuku menggunakan mulutmu itu. "
" Ap-apa kau gila!!
Berani-beraninya wanita itu menyebutku gila dasar wanita gila. Takan pernah ku biarkan hidupmu tenang batin Arthur.
" Lakukan at-"
" Iya baiklah akan aku lakukan. " dengan menahan isak tangisnya. Zeline mulai berjongkok untuk menjilat minuman yang berada di atas sepatu Arthur yang sudah sedikit mengering itu.
'Tuan.. tuan apa yang kau lakukan kusumpahkan kau akan jatuh cinta kepadanya suatu hari nanti. ' batin Frans Asisten sekaligus tangan kanan Arthur walaupun Tuan nya sudah memiliki calon istri. Tapi entahlah angap saja feeling Arthur itu tidak benar.
Arthur tersenyum senang mau-maunya saja wanita bodoh ini menjilat sepatuku. Makanya jangan pernah kau bermain-main denganku.
Zeline berdiri dari jongkoknya lalu menatap manik-manik mata Arthur dengan dalam.
" Apa kau sudah puas? " ujar Zeline dengan suara yang bergetar karena takut.
" Ya..aku sudah puas jadi silahkan pergi dari hadapku. "
Tanpa menjawab perkataan Arthur, dengan segera Zeline pergi dari ruangan itu dadanya sesak jika harus terus berada di ruangan itu.
Oya Manda tidak mengethui kejadian ini karena Manda sedang dalam jam istirahatnya.
" Frans berikan uang pada pemilik Club ini karena telah terjadi keributan di sini. "
'Tuan kenapa tidak kau saja yang memberikan uang ini pada pemilik Club ini? kenapa harus aku bukannya kau yang membuat keributan di sini. ' batin Frans.
" Baik Tuan. "
Jangan lupa untuk like, komen supaya mendukung cerita haluanku ini terimakasih☺☺
Terik sinar matahari, hari ini begitu panas Zeline sudah ke sana ke mari mencari lowongan pekerjaan, namun tak ada satupun tempat yang sedang membutuhkan karyawan baru.
Zeline mampir ke sebuah warung kecil untuk membeli sebotol air mineral dan satu buah roti kemasan untuk menganjal perutnya yang kosong.
Zeline merongoh tasnya lalu mengambil uang pecahan sepuluh ribu, untuk membayar air mineral dan roti yang ia beli.
" Ini jadi berapa ya Bu? " tanya Zeline sambil menunjukan makanan yang di belinya.
" Owh itu jadinya 7000 ribu aja Nenk. "
Zeline memberikan uang nya yang telah ia siapkan tadi, lalu memasukan roti dan air mineralnya ke dalam tas.
" Nenk.. tunggu dulu Nenk."
Zeline menghentikan langkah kakinya saat Ibu warung itu memanggilnya, Zeline membalikan badannya untuk menemui Ibu warung itu.
" Iya Bu, ada apa ya? "
" Ini Ibu bikin bubur kuah kuning, kebanyakan nah tunggu sebentar Ibu bungkusin buat Nenk dulu. Tunggu sebentar ya Nenk. "
Beberapa saat kemudian Ibu warung itu keluar dari dalam warungnya, sambil membawa kantung keresek di tangannya.
" Nah ini Buat Nenk... " ujar Ibu warung iba seraya memberikan kantung keresek Yang berisi bubur itu, menurut pandangannya sepertinya wanita ini sedang mencari pekerjaan.
" Jadi berapa ya Bu?".
" Udah engak usah, itu gratis buat Nenk buat ganjel perut. " kata si Ibu warung.
" Duh Ibu maafin Zeline, Zeline jadinya ngerepotin Ibu. " ucap Zeline seraya mengambil alih keresek hitam itu.
" Engak kok Nenk, iya sama-sama Nenk. "
" Kalau gitu Zeline pamit dulu ya Bu, sekali lagi terimakasih untuk buburnya. "
Ibu warung itu tersenyum lalu mendoakan Zeline, supaya wanita itu cepat mendapatkan pekerjaan kelihatannya dia orang yang baik.
...
Waktu telah menunjukan pukul 12:00 siang, terik matahari semakin menyegat ubun-ubun, sambil beristirahat Zeline duduk di sebuah bangku taman.
Zeline teringat ia tadi membeli satu buah roti dengan sedikit semangat Zeline membuka bungkus roti itu lalu memakannya.
Sedikit demi sedikit roti yang tadi ia beli, kini mulai tandas habis di makannya, Zeline membuka tutup botol air mineralnya lalu menegeuknya sampai rasa haus di kerongkongannya hilang.
Zeline mengelus perutnya yang sudah lumayan kenyang, tiba-tiba mata Zeline tertuju pada sebuah tiang listrik yang bertuliskan lowongan pekerjaan. Karena tulisanya tidak terlalu jelas, Zeline pun menghampiri tiang listrik agar apa yang tertera dalam poster itu bisa ia baca dengan jelas.
Dengan mata yang berbinar terang Zeline menarik poster itu, lalu ia pun bergegas menuju ke alamat sebuah perusahaan yang tertera dalam poster itu.
Beberapa saat kemudian Zeline telah sampai di depan perusahaan yang menjulang tinggi, sebelum masuk Zeline ingin memastikan sekali lagi, apakah lowongan pekerjaan di sini masih ada yang kosong. Barangkali lowongan pekerjaan itu sudah ada orang yang mengisinya.
Zeline pun menghampiri Pos Satpam yang berada dekat tak jauh dari arahnya sekarang.
" Permisi Pak, maaf saya mau tanya apa lowongan pekerjaan di sini masih ada?" ucap Zeline sopan.
" Iya Mbak.. kebetulan perusahaan di sini masih membutuhkan satu karyawan lagi, kalau Mbak mau saya antarkan Mbak untuk menemui Menejer Perusahaan ini. " kata Pak Security itu.
" Saya mau Pak.. " dengan wajah yang tadinya ragu kini mulai cerah seketika, saat tahu perusahaan besar ini masih membutuhkan seorang karyawan baru.
Wajah Zeline kini murung kembali, ia ingat bahwa dirinya hanya seorang lulusan SMA. Apa mungkin perusahaan ini mau menerimanya bekerja, sedangkan ia hanya lulusan SMA.
Zeline mengingati dirinya sendiri untuk tidak pesimis dulu, kita tidak akan mengetahui hasilnya, jika kita belum benar-benar mencobanya.
Dengan semangat Zeline menggikuti langkah kaki Pak Security itu, walaupun pada kenyataanya rasa gugupnya tak bisa ia sembunyikan.
Langakah mereka berhenti saat tiba di sebuah ruanga besar, Zeline masuk ke dalam menggikuti langkah kaki Pak Security.
" Selamat siang Bu, maaf saya membawa pelamar baru ke sini. "
Ratna selaku Menejer perusahaan itu, mengalihkan pandangan matanya menuju arah Pak Security.
" Iya silahkan.. " jawab Bu Ratna ramah.
" Ini Bu.. pelamar barunya. " saut Pak Security seraya menunjuk ke arah belakang, Zeline pun berjalan sedikit ke depan.
" Owh iya mari.. " balas Bu Ratna seraya tersenyum lalu mempersilahkan Zeline untuk duduk.
" Kalau begitu saya permisi dulu ya Bu." Pak Security pun keluar ruangan itu, seraya menutup pintunya kembali seperti semula.
Ratna tersenyum ke arah Zeline, entah megapa Ratna merasa bahwa Zeline cocok mengisi pekerjaan di bidang yang sedang di butuhkan di perusahaan ini.
" Oya sebelumnya, boleh saya liat surat lamaran kerja kamu? "
Zeline mengangguk sambil tersenyum ia pun mengeluarkan apa yang di minta oleh Bu Ratna dari dalam tasnya.
Zeline menyerahkan Surat lamarnya, dengan senang hati Bu Ratna menerimanya.
Zeline gugup bagaimana jika Bu Ratna berubah pikiran melihat dirinya hanya seorang lulusan SMA.
Bu Ratna tersenyum " Kenapa kamu gugup? kayak saya introgasi kamu aja. "
Zeline tersenyum bagaimana ini sudah hampir lima belas menit, namun Bu Ratna tidak mengatakan apa-apa lagi.
" Bu bagaimana apa saya di terima, tapi sekali lagi mohon maaf saya hanyalah seorang lulusan SMA. "cicit Zeline ia memberanikan diri untuk bertanya.
" Bagi saya pangkat itu tidak terlalu penting dalam pekerjaan, yang terpenting itu kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaan itu. " ucap Bu Ratna bijak.
Zeline tersenyum sungguh atasan idaman Bu Ratna ini, pasti para pekerj di perusahaan ini sangat bersyukur memiliki atasan seperti Bu Ratna ini.
" Jadi Bu bagaimana? apa saya di terima untuk bekerja di sini? "
" Ya silahkan.. " tunjuknya pada arah pintu seraya menatap Zeline.
Zeline gugup sudah pasti ia tidak akan di terima, Bu Ratna malah menyuruhnya untuk keluar.
" Yasudah kalau begitu terimakasih untuk waktunya, saya permisi Bu.. "
Ratna terkekeh melihat tingkah polos Zeline. " Zeline tunggu dulu. "
Zeline pun berhenti melangkah lalu menoleh ke arah belakang " Ada apa lagi ya Bu? " sepertinya urusan di antara mereka sudah selesai.
" Maksud saya silahkan.. akan saya tunjukan ruangan kamu. "
Mata Zeline berbinar-binar sungguh ini di luar dugaanya, jadi untuk kalian juga tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, jika Allah sudah berkehendak jadi maka jadilah.
Zeline menggikuti langkah kaki Bu Ratna, matanya tak bisa berhenti terpana melihat setiap titik sudut perusahaan ini.
Sampai pada akhirnya mereka berdua tiba di sebuah ruangan berlapis kaca, banyak orang-orang yang sedang bekerja. Tiba-tiba saat Bu Ratna masuk semua karyawan menghentikan kerjanya lalu memberi hormat kepada Bu Ratna.
" Selamat siang semuanya.. " ucap Bu Ratna.
" Siang Bu.. " jawab seluruh karyawan itu.
" Yahh hari ini kalian akan mendapatkan teman kerja baru. "
Ratna menyuruh Zeline masuk ke ruangan Divisi Pemasaran, Zeline pun mengangguk lalu masuk ke dalam ruangan itu.
" Nah semuanya perkenalkan ini namanya Zeline karyawan baru di perusahaan ini, saya harap kalian semuanya bisa menjalin kerja sama yang baik sekaligus menjadi teman yang baik. "
Semuanya mengangguk tersenyum ke arah Zeline, Zeline pun membalas senyuman teman-teman barunya dengan tulus.
" Nah Zeline saya tempatkan kamu di Divisi Pemasaran.. semoga kamu betah ya.. " ucap Bu Ratna lembut.
" Terimakasih Bu, terimakasih sudah mau nerima Zeline kerja di sini. " saut Zeline dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
" Iya sama-sama udah dong, kaya lagi nonton drakor aja kamu nangis. " balas Bu Ratna seraya menepuk pelan pundak Zeline.
♡♡♡♡♡♡
Di Perusahaan United Tractors, Tbk (UNTR) Indonesia
United Tractors adalah sebuah Perusahaan Tambang terbesar yang berada di Indonesia,di pimpin oleh seorang CEO muda bernama Arthur Rajendra Mahatama.
Putra dari Tuan Besar Savero Mahatama seorang pembisnis handal di bidang Tambang. Namun karena umurnya yang sudah semakin menua, Savero memberikan jabatannya pada putera pertamanya yaitu Arthur Rajendra Mahatama.
Ibu Arthur bernama Leta Lateshia Lovata mantan seorang Pengacara terkenal di Indonesia, namun karena usianya yang sudah semakin menua. Leta pun memutuskan untuk pensiun dari jabatannya.
....
Di sebuah ruangan terlihat seorang pria sedang mendatangani berkas-berkas yang membutuhkan tandatangannya.
Sesekali pria itu melirik jam tangannya, berharap malam segera datang ia tak sabar untuk bertemu dengan pujaan hatinya, siapa lagi kalau bukan Arthur Rajendra Mahatama.
Akhirnya waktu yang di tunggu pria itu tiba juga, kini jam telah menunjukan pukul 06:00 sore. Arthur keluar dari dalam ruangannya diikuti oleh sang asisten dari belakang.
Arthur keluar dari mobil dengan berwibawa, ia merapikan jasnya lalu melanjutkan jalan kakinya.
" Hallo sayang apa kau sudah menunggu lama?" ucap Arthur seraya mencium pipi wanita itu dari arah belakang.
" Tidak.. kau tepat waktu.. " balas wanita itu dia Thalia Maheswari kekasih dari Arthur.
Arthur tersenyum lalu duduk di kursi depan Thalia.
Mereka pun memanggil seorang Waitress lalu memesan makana apa yang mereka pilih.
" Kau kenapa? " Tanya Arthur khawatir tak biasanya wajah Thalia terlihat murung seperti itu.
Tahlia menggelengkan kepalanya "Aku tidak apa-apa." Thalia meyakinkan Arthur agar tidak mengkhawatirkannya.
" Kau serius?"
" Yeah i am sure." jawab Thalia sambil tersenyum.
Tak lama dari itu seorang Waitress datang dengan membawa sebuah nampan di kedua tangannya. Mereka berdua pun mulia memakan makanannya masing-masing tanpa mengeluarkan suara.
" Arthur.. jika aku pergi apa kau akan mencariku?" ucap Thalia setelah mereka selesai makan.
Wajah yang semula biasa kini menjadi serius mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut Thalia.
" Aku akan mencarimu, jika bisa akan ku cari sampai ujung dunia pun. "
Thalia tersenyum " I love you, I wish I could always be by your side. " kata Thalia, Arthur tersenyum inilah yang Arthur sukai dari Thalia.
" Kamu memang harus selalu berada di sampingku Thalia Maheswari will you marry me? " ucap Arthur seraya mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah berbentuk love dari dalam saku jasnya. Arthur sudah menyiapkan cinci itu sejak lama, namun Arthur baru memberikannya sekarang.
" Yes I will.. " saut Thalia dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ia terharu melihat sikap Arthur yang tak pernah berubah kepadanya sedikitpun.
Arthur memasangkan cicin yang sudah ia persiapkan sejak dulu, di jari manis tangan Thalia.
Arthur mencium tangan Thalia dengan penuh cinta.
" Berjanilah padaku untuk selalu bersamaku. " cicit Arthur seraya mengenggam tangan Thalia.
"I'm promise.. " balas Thalia suaranya sedikit terisak.
Arthur beridiri dari duduknya lalu berjalan sedikit ke arah Thalia yang berada tidak jauh dari depannya.
Thalia pun berdiri dan mereka pun saling memeluk satu sama lain, seolah-olah itu adalah pelukan terakhir mereka.
JANGAN LUPA UNTUK LIKE, KOMEN CERITA INI KALAU BOLEH BAGI VOTE NYA JUGA, NGAKPAPA BIAR CERITA INI BISA BOOMING JANGAN LUPA UNTUK TERUS DUKUMG CERITA INI DENGAN CARA LIKE, KOMEN SERTA VOTE NYA TERIMAKASIH.
TOLONG DI MAKLUMI JIKA DALAM CERITA TERDAPAT KATA ATAU RANGAKAIN CERITA YANG TIDAK SESUAI TERIMAKASIH☺☺☺
Perusahaan Property Indonesia
Jam telah menunjukan pukul 06:30 Zeline telah berada di depan tempat kerjanya yang baru, Zeline menyapa Security itu dengan ramah lalu melanjutkan jalan kaki nya.
Zeline berjalan masuk ke dalam perusahaan sesekali ia menghirup udara segar yang keluar dari dalam mesin ac.
" Zeline sini.. " ucap Lena dia sekarang menganggap Zeline sebagai teman baiknya.
Zeline tersenyum lalu berjalan ke arah Lena.
" Iya Len kenapa? "
" Kamu duduknya di situ aja biar deket sama aku.. " tunjuk Lena pada meja yang berada tepat di sampingnya.
" Tapi itu kan tempatnya Frangky.. " saut Zeline seraya matanya mengarah pada tempat di sebelah Lena.
Lena berdiri dari duduknya " Udah engakpapa kok, Frangky orang nya baik.." ucap Lena seraya menepuk pelan pundak Zeline.
" Nah tuh Frangky dateng.. " tunjuk Lena pada Frangky yang baru saja tiba di kantor.
" Ape lo.. " kata Frangky dengan gaya maconya.
"Frang tukeran meja ya, lo di sana Zeline di sini, kan elo baik orang nya. " rayu Lena.
Frangky memainkan dua dagunya menggunakan kedua jari tangan nya, seraya menatap ke arah Lena dan Zeline bergantian.
" Udah engakpapa ko, lagian kan kita masih satu ruangan ini. " cicit Zeline lembut.
" Kalau buat elo sih boleh-boleh aja, yaudah elo duduk di meja gue, gue duduk di meja lo. " ujar Frangky ia pun berjalan kembali ke depan menuju tempat Zeline.
" Makasih ya Frang.. " ucap Lena antusias diikuti Zeline.
Frangky hanya menjawab dengan deheman lalu mulai merapikan meja untuk kerjanya.
Hari ini Zeline kedapatan pekerjaan di luar kantor. Yang berarti Zeline hari ini bekerja di luar kantor seharian.
Zeline bersiap-siap setelah mendapatkan perintah dari Clara selaku atasan di bagian Divisi Pemasaran. Kebetulan sekali Zeline berpasangan dengan Lena mereka berdua akan bekerja di luar kantor.
" Zel akhirnya kita kerja di luar bareng.. first time lagi. " ucap Lena antusias.
" Iya Lena.. aku seneng banget. "
" Woy kalian berdua udah kaya apaan aja.. "
" Diem lo Frang.. " balas Lena judes.
Zeline dan Lena mengambil tas mereka masing-masing lalu memakainya, mereka juga tak lupa untuk membawa proposal serta poster-poster yang akan mereka tawarkan kepada para konsumen.
-
Zeline dan Lena kini mereka berdua telah berada di jalan. Akhirnya pekerjaan mereka berdua hampir selesai karena terlalu cape, Zeline dan Lena memutuskan untuk beristirahat di sebuah Cafe yang berada tak jauh dari tempat mereka sekarang.
Mereka memilih meja yang berdekatan dengan jendela, Zeline dan Lena pun duduk di kursi itu dengan saling berhadapan satu sama lain.
" Zel kamu mau pesen apa? " Tanya Lena seraya membaca menu.
" Aku mau minum aja deh.. aku pesen jus mangga aja deh.. " saut Zeline lembut sambil melihat-lihat menu yang satunya lagi.
" oke.. "
Lena memanggil sang Waitress dengan sigap beberapa detik kemudian sang Waitress pun datang.
" Mbak saya pesen jus jeruk sama mangga nya satu ya. " kata Lena.
" Baik Mbak silahkan di tunggu.. " balas ramah waitress itu.
Sambil menunggu pesanan mereka datang Zeline dan Lena mengobrol layaknya seorang teman yang sudah kenal dalam waktu lama.
" Zel kamu tinggal di mana? "
" Aku tinggal di kontrakan kecil Len. " jawab Zeline tanpa rasa malu sedikitpun.
" Ibu sama Ayah kamu?"
Zeline menarik nafasnya pelan lalu menghembuskannya " Ibu sama Ayah aku udah lama meninggal." ucap Zeline sambil tersenyum ke arah Lena.
" Maafiin aku ya.. Zel aku engak tau.. " saut Lena raut wajahnya merasa tak enak oleh Zeline.
" Udah engak papa, tuh jus nya udah dateng yu kita minum. "
Lena tersenyum mereka berdua pun meminum jusnya masing-masing hingga tandas tak tersisa sedikitpun.
♡♡♡♡♡♡
Zeline dan Lena mereka melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda tadi.
"Len.. aku mau ke air nih kebelet.. " ucap Zeline ia tiba-tiba saja ingin buang air kecil.
" Aku, aku anter Zel? "
" Udah engak usah, aku sendiri aja kamu lanjutin lagi aja. " tolak Zeline lembut.
" Yaudah jangan lama-lama ya. " peringat Lena.
Zeline membentuk jarinya menjadi huruf O, karena toiletnya berada di sebrang jalan, Zeline pun mulai berjalan menuju toilet itu.
Tiba-tiba seorang wanita mendorongnya dengan sangat kuat dari arah belakang, sontak tubuh kecil Zeline jatuh mengenai rerumputan yang berada di pinggir jalan itu.
Zeline bangun saat menoleh ke belakang banyak orang-orang berkerumun, Zeline mendekati kerumunan itu dengan badan yang lumayan sakit-sakit.
"Nona.. Nona tidak apa-apa? kenapa Nona menolong saya.. " ujar Zeline panik ia takut wanita itu kenapa-napa.
Wanita itu tersenyum " kamu ini masa orang yang butuh pertolongan ngak aku tolongin. " saut wanita itu dengan suara yang parau.
Tiba-tiba mata wanita itu tertutup sontak Zeline meminta semua orang yang berada di situ untuk menolong wanita itu.
Semua orang yang berada di sana mengantarkan Zeline dan wanita itu ke sebuah Rumah Sakit Medika yang jaraknya tak terlalu jauh.
Zeline menanggis histeris seraya memegang tangan wanita baik itu " Kumohon bertahanlah.." ucap Zeline dengan suara isaknya.
Akhirnya mobil yang mengantarkan mereka telah sampai di depan Rumah Sakit Medika, Zeline memanggil seorang perawat untuk membatu membawanya ke dalam menemui Dokter.
Thalia kini sedang di tangani oleh Dokter, karena belum boleh untuk di temui. Zeline menunggu wanita itu di luar ruangannya.
Zeline baru ingat ia lupa memberitahu Lena, Zeline merongoh tasnya lalu mengambil benda pipih itu untuk menelpon Lena.
*Telepon*
Zeline: Len maaf aku ninggalin kamu.. aku lagi ada di Rumah Sakit.
Lena: Kamu kenapa Zel? kamu sakit? kenapa ngak bilang tadi, terus sekarang keadaan kamu gimana? " beribu macam pertanyaan keluar dari mulut Lena.
Zeline: Bukan aku yang sakit Len.. nanti aku ceritaan.. tolong bilangin sama Bu Clara maaf aku engak bisa ke kantor..
Lena: Iya yaudah kamu hati-hati, kalau ada apa-apa jangan lupa telepon aku. "
Zeline: Iya sekali lagi makasih ya Len..
Panggilan pun berakhir. Zeline berjalan lagi ke depan ruangan tadi sambil menunggu Dokter keluar untuk mengetahui keadaan wanita itu sekarang.
....
Akhirnya Dokter pun keluar, Zeline mengahmpirinya untuk menanyakan keadaan wanita itu.
" Dok bagaimana keadaan nya? " Tanya Zeline gugup.
" Pasien sudah siuman anda boleh masuk ke dalam, tapi ingat jagan terlalu lama pasien membutuhkan istirahat yang cukup. " tutur sang Dokter.
" Baik Dok.. sekali lagi terimakasih Dok. " Zeline membuka gagang pintu ruangan itu. Terlihat seorang wanita terbaring lemah tak beradaya dengan sebuah infus yang menyelang indah di tangan kanannya.
Zeline duduk di kursi yang tersedia dekat berangkar tempat tidur pasien.
" Nona bangun lah.. maafkan aku.. seharusnya aku yang berada di sini sekarang. " Zeline mengenggam tangan wanita itu dengan erat.
Seperti mendegar ucapan Zeline, perlahan lahan mata yang tadinya terpejam kini mulai membuka secara perlahan.
" Nona syukurlah kau sudah bangun.. " Zeline mengelus tangan wanita itu lembut.
" Aku hanya tertidur saja bukan mati. Kau tidak perlu menanggis aku tidak apa-apa. " Thalia membalas mengelus tangan Zeline yang sedang mengenggam erat tangan nya.
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka sedikit kasar, seorang pria berperawakan tinggi masuk ke dalam ruangan itu dengan raut wajah cemasnya.
" Sayang kau tidak apa-apa?" pria itu mengenggam tangan sebelah kiri Thalia, siapa lagi kalau bukan Arthur.
" Aku tidak apa-apa jangan mencemaskan aku seperti aku sedang sakit parah saja. "
Arthur mencium kening Thalia dengan mesra, ia masih belum sadar akan kehadiran Zeline di antara mereka berdua.
Arthur mengetahui Thalia berada di Rumah Sakit dari anak buahnya, yang menggikuti Thalia tanpa sepegetahuan Thalia, selama ini Arthur memperkerjakan seorang bodyguard untuk mengetahui kegiatan apa saja yang Thalia selalu lakukan.
" Mmm dari mana kau tau aku berada di sini?"
" Dari mana nya itu tidak penting."
" Tapi aku ingin tahu."
" Yang terpenting kau tidak apa-apa."
" Nona kalau begitu aku tunggu di luar saja.. "
Thalia mengalihkan pandagan nya dari Arthur ke Zeline " Jangan kau di sini saja, temani aku.. " pinta wanita itu, entah mengapa ia merasa nyaman berada di dekat Zeline.
Arthur yang baru sadar pun menoleh ke arah Zeline jadi ini wanita yang di tolong oleh Thalia batin Arthur seraya menatap Zeline dengan rasa tidak suka nya. Kenapa Thalia harus menolong wanita sial ini? dia yang sudah menumpahkan bir itu pada sepatuku.
" Tapi.. "
" Tetap di sini.. temani Thaliaku.. " timpal Arthur dengan suara datarnya.
Zeline tak berani menatap mata tajam Arthur ia lebih memilih untuk menundukan kepalanya ke bawah.
" Kalau begitu.. aku pergi keluar dulu untuk mencari buah-buahan segar untukmu. " Arthur lebih memilh keluar terlebih dahulu untuk memberikan ruang di antara mereka.
" Iya.. " saut Thalia, Arthur tersenyum ke arah Thalia lalu mencium kening nya.
" Siapa namamu? " kata Thalia ramah.
" Namaku Zeline Nona.. nama Nona siapa? "
" Namaku Thalia jadi jangan panggil aku Nona.. "
" Nona aku minta maaf ini semua terjadi karena Nona menyelamatkan nyawaku.. " air mata kembali menetas dari pelupuk mata Zeline.
Thalia tersenyum lalu memghapus air mata yang jatuh dari pelupuk mata Zeline " Mungkin ini sudah takdir.. " ucap Thalia sepertinya ia senang jika memiliki teman seperti Zeline.
" Sudahlah tidak perlu meyesalinya, yang terpenting kau tidak ada yang terluka dan aku baik-baik saja. "
Entah kenapa Zeline dengan beraninya memeluk tubuh Thalia. Pantas saja pria itu sangat mencinta Nona Thalia. Ternyata hati Nona Thalia memanglah baik.
Tapi kenapa waktu itu pria itu begitu kasar kepadanya bahkan sampai mempermalukan Zeline di depan umum pikir Zeline.
" Hei ada apa? kenapa kau jadi melamun. "
Zeline terhenyak dari lamunannya " Maaf Nona."
" Aku kan barusan udah bilang jangan panggil aku Nona.. panggil saja namaku Thalia, aku lebih suka orang lain memanggilku dengan namaku. Daripada memanggilku dengan sebutan Nona. " jelas Thalia.
" Bailklah aku minta maaf.. "
Tiba-tiba rasa pusing menghampiri kepal Thalia yang sedang memakai perban. Tak biasanya Thalia merasakan sakit sehebat ini. Namun sebisa mungkin Thalia menyembunyikan rasa sakitnya dari hadapan Zeline.
" Nona.. mak-maksudku kau tidak apa-apa? apa Nona ada yang merasa sakit di bagian lain.
" Tidak aku tidak apa-apa, aku hanya butuh istirahat temani aku, jangan tinggalkan aku jika aku sudah tertidur. "
" Baiklah aku di sini menunggu.. tidurlah yang nyenyak Thalia.. "
-
Arthur kini sudah berada di depan ruangan Thalia,dengan membawa dua kantong keresek berisi buah - buahan yang di pegang oleh sang asisten.
Arthur akan masuk kembali ke dalam setelah wanita itu, keluar dari dalam ruangan Thalia.
dukung cetita ini dengan cara
LiKe
Koment
Vote
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!