Memulai kisah baru
Menggenggam satu-satunya wanita yang mengisi sepanjang hidup, hanyalah ia yang tak dapat menggantikan posisinya, meski jarak dan waktu akan menjadi sekat diantara jiwa yang saling menyayangi .
Dan hari ini,,,ia melepaskan untuk jauh darinya….*Ibu*
🌻🌻
06.45
di pagi hari ketika jarum jam masih menunjukkan pukul 06.00, terjadi kecelakaan yang menimbulkan kemacetan. Pasalnya seorang gadis memakai seragam putih abu-abu menjadi kerumunan banyak orang setelah mengalami kecelakaan kecil akibat terserempet pengendara motor yang tidak bertanggung jawab.
“ adik ingat plat nomor motornya”
Tanya seorang bapak kepadaku. Iya itu aku, dihari pertama masuk sekolah aku mengalami peristiwa itu, untung aku masih baik-baik saja. Para ibu-ibu mengelilingiku, sedangkan aku masih duduk di tepi trotoar untuk menenangkan hatiku yang dag dig dug karena masih trauma.
“dek lihat plat nomor motornya nggak, nanti kita bisa lapor polisi untuk meminta pertanggung jawaban” kata bapak itu mengulangi ucapannya.
Aku hanya menggeleng, aku tidak tau plat nomor motor sang pengendara itu, seingat motor itu dikendarai sangat kencang sehingga mataku tak bisa menangkap siapa sang pelaku.
Ku sibakkan lengan bajuku untuk melihat jam tanganku, ini sudah pukul pukul 06.45 dimana upacara pertama pelaksanaan MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) atau sering dikenal MOS akan dimulai. Sedangkan orang yang masih bergerombol disekitar ku menawarkan ku untuk di ajak ke rumah sakit, aku hanya menggeleng lemah karena aku marasa kondisiku masih baik-baik saja, hanya lengan baju ku yang masih baru itu harus ternodai oleh debu jalan.
“ biar saya bantu dek” tawar sang bapak sambil mendirikan sepada ku yang tergeletak di samping.
“ makasih pak..” ucapku dengan sopan di ikuti senyumku yang paling tulus.
Bagiku seberapa kecil atau pun besar orang yang baik pada kita. kita harus selalu mengucapakan terimakasih dengan tulus. Papak itu pergi setelah mengantarku didepan gerbang sekolah, sedangkan diriku langsung masuk kedalam, tapi baru sadar bahwa ada rasa perih dan nyeri di bagian lututku.sebelum aku melihat kondisi lutut ku, seorang siswa memakai jas osis dan rok pendek di atas lutut menghampiriku dengan tangan melipat di depan dadanya.
“kamu tau ini jam berapa?”
Tanya dengan intonasi penuh penekanan dan tatapan mengintimidasi. Aku hanya bisa gugup dan tertunduk, mulutku hanya mampu terdiam, aku tahu aku salah karena terlambat dihari pertama masuk.
“ Punya mulut nggak..!!” teriaknya, hingga pak satpam di posko penjagaan memalingkan wajahnya kearah kami.
“cepat lari kelapangan!!!” perintahnya otoriter, maklumlah ketika momen-momen seperti ini para kakak senior yang awalnya wajah pas-pasan bisa berakting jadi ibu tiri kalau lihat siswa baru.
Aku hanya bergumam ya allah galak bangettt sambil meletakkan sepeda di parkiran dan berlari kelapangan.
Tidak selesai disini, aku sudah disambut dengan suka cita kakak- kakak cantik di lapangan, dengan senang hati tentu jika mereka manis dan baik hati, tapi...
Mereka cantik tatapi tatapannya begitu sinis dan merendahkan. Ku lirik sekitar barisan para siswa baru, wajah mereka sudah sepucat tahu dengan rambut udah kayak kemoceng yang sudah siap dibuat menghapus debu, entahlah bagaimana juga rambutmu diikat kecil-kecil dengan jumlah 100 ikatan dengan tali Rafia, aku tidak merasakan itu karena memakai jilbab, tapi ikatan seratus tali Rafia di kepala ku juga membuatku tidak nyaman. Hanya barisan beberapa cowok yang ada didepan yang terlihat santai menerima hukuman, dari pakainya yang tak rapi sudah menunjukan calon-calon siswa langganan masuk buku diary guru BP, ku pikir sekolah sebagus dan se hits ini semua siswanya terlihat smart dan tentunya rapi plus disiplin. Kembali ke nasibku yang sudah dihadang kakak cantik, imut nan galak.
“udah baca pasal peraturan masa mpls?” Tanya salah satu kakak osis dengan nada dingin. Aku hanya mengangguk
“Baca!” perintahnya.
Aku masih diam merenungkan, pasalnya kalau lagi tegang, segala hal yang kita ingat jadi hilang.
“ ayo baca..!!” teriak nya naik satu oktaf
“ emm.. ee..”
Rasanya otaku melodingg lama, namun tiba-tiba perhatian kakak osis tertuju pada siswa baru yang bergabung di sebelahku. ya dia berdiri di sampingku dengan santai dan tatapan tanpa rasa takut.
“ kau tau ini sudah jam berapa?” teriaknya, wajahnya yang cantik dan manis hilang sudah, teriakan itu sungguh merusak pendengaran ku dan tentu bagi siapa saja yang mendengar nya.
“maaf,, baru bangun” jawabnya santai sekali, tak ada rasa takut atau merasa ditekan.
Aku hanya melirik siswa tersebut sekilas, penampilannya begitu menunjukkan bahwa ia memang baru saja bangun dan berangkat sekolah dengan tergesa, kancing baju bawah belum sempat terkancing, baju belum dimasukkan, tali sepatu kiri belum terikat sempurna, rambutnya belum tersisir dengan rapi, dan satu lagi, dia lupa mengikat kecil-kecil rambutnya dengan tali Rafia sehingga membuat kakak osis naik darah.
“ kalian berdua!!!...., Skuat jump 100 kali….”
…………………………..???
bersambung...
#mohon maaf masih belajar untuk karya pertama ku 😊🙏
Jangan lupa like komen dan vote❤❤
🌻🌻
Cahaya masuk kedalam kornea mata ku, semula remang-remang mulai terlihat jelas plafon putih yang ada diruang, setelah terkumpul semua kesadaran ku, barulah aku bertanya pada diri sendiri. sejak kapan aku ada disini batinku.
Gadis berseragam yang sama seperti ku yang menyadari langsung membantuku duduk dan menyodorkan segelas air putih. Sedangkan aku masih berkecamuk dengan ingatanku.
flashback
Kami berdua berjalan ketengah lapangan sesuai dengan instruksi si kakak manis tapi kejam, memulai melakukan squat jump sesuai dengan perhitungannya
"oky, kita mulai.” aba-abanya.
Aku pun mulai melakukan, tapi kondisi lutut ku yang sepertinya tidak beres menjadikan ku tak berdaya, siswa baru yang menjadi partner terlambat ku harus menanti ku, karena kami harus melakukan dengan serempak sesuai dengan hitungan sang kakak osis.
Ku pandang sekilas dia yang menungguku, aku tau apa yang ia pikirkan, pasti dia kesal olehku. Setelah hitungan hampir mencapai 30 lutut ku berasa sakit, peluh sudah menetes di jilbab, rasanya tubuhku bergetar menahan rasa sakit, kupikir wajah ku telah memucat. aku ingin mengatakan bahwa kondisimu sedang tidak baik, hanya bisa bergumam di dalam hati saja.
“loe baik-baik saja kan?” Tanya siswa disampingku sambil mengikuti gerakku. Aku hanya mengangguk
saja, diikuti mataku yang menemukan sedikit noda di rok abu-abu ku, semakin lama semakin terlihat jelas bahwa itu noda darah, dan tak lama dunia terasa berputar-putar, barisan siswa baru didepan sana menjadi kabut yang tak jelas, bersamaan itu kepala ku sakit dan sudah tak sadarkan diri setelah tubuhku menghantam lapangan.
#☕☕
“ minumlah…” siswi tersebut menyadarkan lamunanku. Ku raih gelas dari gengamannya.
“ kak akhza telah memberitahuku, bahwa kamu boleh izin tidak mengikuti kegiatan mpls yang diadakan selama 2 hari” ucap gadis sebaya sembari meraih gelas kosong dari tangan ku dan diletakkan di atas meja klinik.Eh ya jangan lupa sekolah ini memiliki klinik dan uks. Aku hanya menanggapinya dengan anggukan.
“oh ya, apa kamu tadi habis kecelakaan?” Tanya sembari memandang kakiku. Aku mengikuti arahnya dan mendapati lutut ku yang sudah diperban.
“ siapa namamu?, kita belum berkenalan..” jawabku dengan memberikan sebuah pertanyaan.
Kemudian siswa itu menunjukan name tag yang ada sebelah kanan dadanya diikuti seuntai senyum yang memperlihatkan deretan gigi rapinya Irtifa salwa Azalea ucapku dalam hati setelah membacanya.
“ perkenalkan nama ku Fathin hafizhakia, bisa dipanggil fathin, biasanya itu sih.. tapi terserah kamu,inginnya panggil apa?” kataku sambil senyum kecil, mencoba mengimbangi keakrabannya, karena kelihatanya irtifa orang yang supel dan ceria ya hampir sama kayak aku sich..hehehe..😁😁
“ pertanyaan ku kok belum dijawab” katanya lebih tepatnya dia protes setelah aku mengalihkan pertanyaannya tadi.
"tadi... "
tet.. tet...
baru mulai aku angkat bicara, tanda bel berbunyi,.
Kini aku rebahan sendirian di atas brankar klinik, baru saja tadi setelah mendatangi untuk menanyakan keadaan ku, dia juga menyarakan untuk membeli obat yang di anjurkan di apotek agar luka ku cepat sembuh dan irtifa, dia sudah kembali lagi bergabung dalam kegiatan pengenalan lingkungan sekolah 30 menit yang lalu setelah tanda bel berbunyi, menandakan akhir jam istirahat dengan wajah kecewa sebelum mendengarkan ceritaku atas pertanyaannya. Hmm dan aku bernafas lega… akhirnya aku punya teman dihari pertamaku masuk,, hhh bahagianya akuuuu……😊😊
#☕☕
Jam sekolah usai, aku keluar klinik dengan langkah kaki pincang, namun yang memuat aku hampir terjatuh ketika seorang melingkarkan tangannya di lenganku, hampir saja ku dorong kalau belum tau itu adalah irtifa.
“astaghfirullah,,,”
kataku sembari mengusap dada. Udah kayak hantu aja dia batinku yang
disambung ucapannya
“ ya allah udah kayak lihat setan aja” di susul bibir cemberut irtifa.
“bukan gitu,, hehe ..tapi aku kaget, ku pikir anak cowok” jawabku yang tak ingin membuat irtifa salah paham, tapi iya di batin ku tadi emang begitu. Ku sunggingkan senyum terbaik ku.
“ eh dilanjutkan tadi donk” katanya mengalihkan pembicaraan. Sambil berjalan kearah parkiran aku
menceritakan peristiwa pagi tadi kepada irtifa.
“ kok ada sih orang kayak gitu, udah nyerempet orang, gak tanggung jawab pula, sebelum tuh orang tu minta maaf ke kamu dan mengakui kesalahannya , tuh orang kalau belum nikah moga
gak dapat jodoh, kalau udah punya pacar moga cepet putuss” sumpah serapah irtifa yang greget karena cerita ku, aku heran saja yang kena musibah aku kok dia yang marah. apalagi bibirnya yang tipis, melayangkan kutukan begitu saja. entahlah kalau itu anaknya yang di sumpahin.. ini anak orang, gak kenal pula...
“ hhhh gak baik do’ain orang buruk, hmm emang kalau gak punya jodoh dan putus sama pacarnya kamu yang mau nampung” ucapku bercanda.
“ amit-amit ya,” kata
irtifa sambil mengetuk kepalanya dan bergantian dengan pohon di sampingnya.
“ hehe sapa tau jodoh kamu” canda ku dengan tawa kecil di sambut cemberut bibir irtifa, kini aku
tau sisi lain teman baru ku, cantik anggun tapiq juga cerewet.
Hari ini aku pulang bersama irtifa yang dijemput papanya , karena irtifa tetap memaksaku untuk pulang bareng bersamanya, lagian aku juga belum bisa membawa sepeda, sehingga ku titipkan di posko keamanan sekolah.
“ makasih om” ucapku pada papa irtifa setelah memberhentikan mobil di pinggir jalan depan rumahku.
“ sama-sama nak fathin, maaf om gak bisa mampir soal nya mau jemput mamanya irtifa” ucapnya sebelum aku menawarkan untuk mampir ke rumah, soalnya papa irtifa tau jika aku akan mengucapkan
itu.
" oh iya gpp om, sekali lagi terimakasih"
Saat aku sudah menutup pintu mobil irtifa membuka kaca mobil sedikit mengeluarkan kepalanya.
“ lain waktu main kerumah ku, aku akan kenalkan kamu sama abangku yang tertampan, sapa tau kalian jodoh ..” ucapnya dengan berbisik. Aku hanya memandangnya dengan mengerutkan dahi ku, dan tak lama mobil melaju diikuti ibu jari dan telunjuk irtifa membentuk lingkaran dengan isyarat kata Ok, sedangkan aku melangkahkan kaki ke halaman rumah dengan menggeleng- gelengkan kepala. Sampai dalam rumah ku ambil foto yang berada di atas nakas, melihat kebersamaan irtifa dan papanya mengingatkanku pada ayah.
Aku rindu, ayah….
Bersambung…
jangan lupa tinggalkan jejak comment, asalkan jangan yang pedes"😂😂👌
#☕☕
Pagi telah menyapa, embun pun berlalu pergi dan kembali keesokan hari, cuaca yang cukup cerah ini mampu menghiburku. Dan tak lupa sosok pria yang sudah mengisi relung hati ku duduk di Gasebo depan kantor kecamatan itu , hanya untuk menantikan ku, ehh lebih tepatnya aku telah mengisi seluruh ruang hatinya, atau mungkin ada yang lain?, aku pun tak mau tau dan tak ingin tau.
Ya beliau adalah sosok pria satu –satunya yang terpesona oleh aura ke mistisan ku. itu yang aku tau, buktinya seumur hidupku belum pernah menemukan ada cowok yang menyatakan perasaannya kepada ku, apa aku benar-benar sejelek itu? , sepertinya aku juga tidak galak! Entah.., tapi siapa yang peduli, masalah perasaan cinta, atau cari kekasih, pacar, doi, TTM dan lain-lainnya bukanlah sebuah prioritas utama, karna cita-cita ku dimasa depan ingin sukses, jadi wanita karir, biasa bahagiakan ibu, dan si adik tampanku fathan, biarlah masalah jodoh datang dengan sendirinya, lagian usiaku masih muda, dan tugasku cukup belajar, belum jadi ibu rumah tangga, ngapain harus cari pacar buat simulasi buat rumah tangga kelak agar terbiasa, hhh tapi terserah kalian sih, apapun pilihannya pasti ada sebab akibat yang harus diterima. kalau aku sih akibatnya harus ngejomblofisabilillah...
Seuntai senyum penuh cinta menyebutku, saat sepedaku akan melintas gazebo. Ku abaikan lagi, males di kejar kejar sampai gerbang sekolah, diterima,… dikira udah kasih hati dan harapan. Akhirnya ku rem mendadak sepedaku ketika bang udin udah menghadang di tengah jalan dengan kantong plastik hitam yang sudah ku tebak isinya.
"mat pagi, belahannya jiwa abang... "
“ makasih bang udin, besok-besok udahan ya kasih bekalnya, lagian udah bosan kayak makan nasi pecel turus, soalnya besok fathin mau rasain enaknya makanan di kantin…” seuntai senyum ku sungginkan dengan paksa dengan tangan menerima kantung plastik dari bang udin.
“kalau udah bosan makan pecel, besok neng fathin inginnya apa? Biar si mbok ku masakin?” ku garuk-garuk jilbabku, berfikir keras mencari alasan. Pasalnya udah setumpuk kotak makan di lemari dapur yang niatnya sih agar bang udin gak bisa hadang aku berangkat sekolah buat beri bekal makanan.
Kebiasaan ini bermula karena aku sempat menolong dia saat terjatuh di kubangan air dekat sawah saat kelas 6 SD, jadi ginih dech kelanjutannya…
“ emm gini aja dech,…”
Tin, tinnn, tinnn….
Belum selesai aku bicara suara klakson mobil terdengar nyaring di telingaku, aku hanya menoleh sekilas, dan melanjutkan sepedaku setelah bang udin menyingkir ke pinggir jalan.
Tuh orang gak lihat jalan masih lebar gerutu ku, tapi juga membantuku pergi dari hadapan bang udin…
makasih ya pak kataku dalam hati ketika mobil itu melintasi ku... q
#☕☕
Dalam waktu setengah jam, gerbang sekolah yang akan menjadi tempat merangkai mimpiku selama tiga tahun yang akan datang sudah terlihat jelas, aku langsung memasuki kelas X IPS –B yang sudah aku tempati dua hari yang lalu usai kegiatan pengenalan lingkungan sudah selesai, dan aku hanya mengikuti pembukaannya saja setelah kejadian pingsan di tengah lapangan, yang sedikit masuk trending sebagai bahan ghibah kakak kelas.
“ assalamu'alaikum” salam ku sembari masuk kedalam kelas, irtifa yang menjadi teman pertamaku itu kebetulan teman sebangku ku setelah melalui drama panjang.
“ wa'alaikumsalam” jawab irtifa sambil tersenyum kepadaku, lama-lama hati ku meleleh kalau aku itu
cowok, perkiraan dia pernah punya mantan gak ya? Soalnya irtifa cantik, ku akui dia cantik dan manis.
“ jadi yang no 2 ni aku ya” kataku sambil meletakkan tas, dan kelas masih dihuni dua gadis berjilbab, siapa lagi selain kami.Kelas mulai ramai kecuali satu bangku belakang yang masih kosong, siapa lagi kalau bukan tempat duduk Aghnia yang dipanggil Aggy. Pertama kali masuk kelas satu bangku dengannya, karena irtifa tidak bisa duduk sama anak cowok jadi aggy mengalah,,, eh aggy partner terlambat ku, gak nyangka aku bisa satu kelas, sifatnya ternyata cuek tapi baik,, hehehe
Guru masuk kelas, dan disusul aggy yang baru datang. Kebiasaan tu anak, gak takut masuk BP. Aku aja ngebayangin gak mau, cita-cita ku masih banyak, meski gak pintar setidaknya namaku tidak tersemat di sekian nama siswa dibuku diary guru bp. Guru memandang mata kearah aggy yang dengan santainya berjalan kearah bangkunya.
“Kalian tau kan masuk kelas sesudah guru masuk tidak sopan, apalagi tanpa menyapa.” Sindir bu fitria sekaligus wali kelas kami. Semua siswa hanya diam. Terdengar benturan buku dengan meja, disusul langkah kaki kearah pintu, wali kelas kami pergi sebelum pelajaran dimulai dengan sederet kalimat.
“saya harap kejadian tidak diulang lagi, dan mata pelajaran saya bisa kalian buat pemilihan struktur organisasi kelas, permisi” sembari menutup pintu sedikit keras.
“ wali kelas kita galak” ucap irtifa yang mulai bersuara. Aku hanya mengangkat bahu. Sedangkan semua anak memandang kearah kami, kebelakang kami maksudnya.
“ kenapa?”
terdengar suara aggy yang tidak merasa bersalah sama sekali, tapi tatapannya yang dingin mampu memalingkan wajah mereka kembali.
“ ihh kamu keren agg,”
irtifa menoleh kebelakang dengan menunjukkan jempolnya. semenjak kapan telat masuk di bilang keren... 😢
#☕☕
Jam kosong pelajaran pertama kelas kami digunakan utuk pemilihan ketua kelas. Hal yang mengherankan kebanyakan mereka memilih aggy sehingga mau tidak mau harus jadi ketua dan wildan sebagai wakil ketua. Sedangkan diriku ditunjuk aggy untuk menjadi sekretaris, sehingga hari ini aku harus memberikan data struktur kelas dan mencatat peralatan yang ada dikelas, sekira belum terlengkapi untuk di laporkan
ke wali kelas dan osis, sebenar bagian menyerahkan laporan bukan tugasku. Tapi tak masalah, dengan senang hati aku membantu aggy dan tentunya ditemani oleh irtifa.
“ eh,, fa kamu tau gak?” ucap irtifa setelah kami berpapasan dengan siswa cowok.
“ apa?” tanyaku sambil berjalan di lorong koridor kelas menuju kantor.
“ihh.. gak asik kamu,,” jawab irtifa yang membuat aku mengerutkan dahi. Namun percakapan kami tak berlanjut setelah sampai didepan pintu kantor, disusul dengan lembar kertas ditangan ku yang terjatuh karena bahuku tersenggol oleh siswa yang baru saja keluar dari pintu. Dengan cepat kuambil lembaran kertas yang sudah menyentuh lantai dan masuk kedalam kantor. Tanpa minta maaf siswa tersebut berlalu begitu saja.
di kelas...
“ghem”
“ghem, ghemm”
Ku tatap irtifa yang sedang terbatuk tapi aneh. Sejak keluar dari kantor gerak-geriknya terlihat
aneh.
“anehh..” sambil memandangnya.
“gak peka-peka sich”
ku kerutkan dahiku atas tanggapan irtifa, kayak udah jadi doinya disuruh peka segala. Ku sodorkon botol air minum didepannya. Namun irtifa malah menatapku dengan horror. apa sih, tadi di suruh peka sekarang malah tambah seram batinku berkata.
“aku gak haus,,,”
“lalu,,,”
“ kamu tau gak! siswa yang berpapasan saat ke kantor tadi?” tanyanya yang ku tanggapi dengan gelengan.
“ cowok yang nyenggol aku tadi? ” tebakku yang membuat irtifa mengaguk-angguk.
“ emang kenapa?”
“ kamu tau enggak dia siapa…?” mana aku tau, kan aku buka cenayang kataku dalam hati.
“ siapa emang..?”
tanyaku yang mulai heran membuat irifa cekikikan.Tuh anak gak jahilin aku kan? Batin ku sambari menatap irtifa dengan kesal karena bikin penasaran aja.
“ hehe..dia tu…………
Bersambung…
Jangan lupa tinggalkan Comment dan saranya…🙏😇😇
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!