Darren Wang,Jimmy Lin dan Calvin Wang adalah pangeran sekolah di SMA terbaik di Taiwan.
Di sekolah itu mereka dikenal dengan sebutan A3 (A three).
Hal itu karena..
Darren adalah putra tunggal sekaligus pewaris utama perusahaan AON Gruop.Perusahan yang menjadi pilar yang merajai semua perusahaan perusahaan di Taiwan.Orang tua Darren adalah orang terkaya se asia tenggara.Jimmy Lin adalah putra tunggal dari pemilik museum seni terbesar di Taiwan ART GALLERY.Orang tuanya adalah kolektor barang barang antik bernilai seni tinggi sekaligus seniman tembikar yang terkenal dan setiap karyanya selalu bernilai tinggi.Dan yang terakhir,Calvin Wang.Orang tuanya adalah pemilik rumah produksi terbesar di Taiwan yang bernama AVP PRODUCTION HOUSE.Semua artis artis besar di negara itu bernaung di bawah agensi kepemilikan orang tuanya.
Karena semua perusahaan orang tua mereka di awali dengan huruf A,maka siswa siswa sepakat menjuluki mereka A3.Tiga siswa SMA kelas 2 ini memiliki ketampanan seperti dewa.Semuanya tinggi,tampan dan kharismatik.Walau kaya,tapi mereka tidak hanya mengandalkan uang dan tampang saja untuk hidup.Darren yang terhebat dan terkaya adalah siswa terpintar di sekolahnya juga menguasai banyak bahasa asing.Jimmy seperti orang tuanya dengan darah seni tinggi adalah calon seniman besar dengan karya seni buatannya yang selalu patut di acungi jempol.Dan yang terakhir Calvin,sejak lahir ia juga sudah di takdirkan sebagai calon selebriti besar nantinya.Calvin di usia muda sudah menjadi model untuk brand ternama dunia.Tapi,ia menjadi model hanya iseng semata dan ternyata ketampanan dan bakat alaminya malah di lirik serius oleh dunia fashion.Ketiganya menjadi anak orang kaya hebat dan berprestasi.
Tapi minusnya..
Darren sangat sombong dengan kepintarannya dan membenci orang orang bodoh dengan IQ rendah.Jimmy si seniman juga hanya mau bergaul dengan orang orang yang berjiwa seni tinggi dan kalangan yang ia anggap sebanding dengannya.Hanya Calvin di antara mereka bertiga yang selalu ramah pada setiap orang,tapi Calvin adalah playboy kelas kakap yang lihai memikat wanita,setelah bosan ia akan memutuskannya dan mencampakkannya begitu saja.Calvin tidak pernah setia dan menganggap cinta sejati itu ada.
Walau begitu,di setiap kemunculannya A3 selalu membuat kehebohan.Para wanita akan terhipnotis dengan ketampanan mereka dan para pria akan menyingkir dengan mundur teratur jika kemunculan mereka sudah terlihat.
A3 berada di kelas A-1 dimana semua murid genius berkumpul.Hari ini,sekolah itu kedatangan murid baru bernama Ariel Lin.Ariel adalah pindahan dari sebuah desa,ia anak yatim piatu yang hanya tinggal di Taiwan dengan bibinya.Bibi Ariel yang merawatnya sejak kecil setelah orang tua Ariel tewas dalam kecelakaan pesawat.Bibinya sangat mencintai Ariel seperti puterinya sendiri.
Ariel dan bibinya sudah ada di dalam lingkungan sekolah itu.
Ariel memandang lingkungan sekolah yang asri penuh pepohonan dengan halaman yang luas itu.
"Wah,bibik.Tempat ini luar biasa.Beda sekali dengan sekolahku di desa dulu ya."Ariel menatap gedung sekolah barunya dengan penuh takjub.
"Iya Ariel,tentu saja berbeda.Ayo cepat kita masuk."Bibi Ariel tersenyum melihat Ariel yang sepertinya cocok dengan sekolah barunya itu.
Ariel sangat bersemangat memasuki sekolah barunya itu.Ariel memang tidak terlalu bagus dalam pelajaran,keahliannya adalah di bidang olahraga terutama olahraga basket dan lari.Ariel beberapa kali memenangkan piagam penghargaan atas prestasinya.
Karena pertimbangan itu,Ariel berhasil di terima namun dikelas D,kelas dimana murid tidak pintar berkumpul.Walau begitu Ariel tetap senang dan bersemangat.
Ariel betekad bisa menjadi atlet yang sukses dan kelak bisa membanggakan bibinya.Bibi Ariel juga berasal dari kehidupang yang sulit,ia adalah seorang agen asuransi juga seorang janda.Suaminya telah lama menceraikanya karena mandul.
Hanya Ariel lah satu satunya keluarga yang tersisa dan ia miliki sekarang.
Ariel mulai masuk sekolah hari ini.
Ia mulai masuk kelasnya dan memperkenalkan diri."Hai,namaku Ariel Lin.Aku harap kita bisa berteman."Ariel dengan penuh percaya diri memperkenalkan dirinya dengan senyum lebar.
Beruntung teman teman di kelasnya menyambutnya dengan antusias dan ramah sehingga Ariel tidak terbebani tentang di terima atau tidak.Ariel di minta duduk di kursi belakang bersama siswi wanita.Begitu duduk,teman sebangku Ariel langsung mengajaknya berkenalan.
"Hai,aku Vivian."Gadis manis berambut ikal dengan mata indah itu langsung mengajak Ariel berkenalan saat Ariel duduk di bangku sebelahnya.
Ariel tentu menyambut tangan teman barunya itu ."Hai juga,aku Ariel."Ariel sangat senang sebangku dengan gadis ramah seperti Vivian.
Sangat mujur dan beruntung,Ariel juga langsung mendapat teman baru di hari pertamanya.Padahal semalam ia gelisah dan tidak bisa tidur karena memikirkan hari pertamanya di sekolah.
Ariel sudah mulai belajar hari ini.Setelah tiba waktunya istirahat,bel mulai berbunyi.
Anak anak di kelas mulai berhamburan keluar.
Ariel dan Vivian menuju ke kantin.
Saat mereka menuju ke kantin,Ariel aneh melihat siswa siswa yang membuat jalan terbelah dan berdiri di pinggiran seakan memberi jalan untuk selebritis.Vivian juga meminta Ariel untuk menepi.
"Ariel,ayo menepi.A3 akan lewat sebentar lagi."Vivian menggeser Ariel ke tepi seperti murid murid lainnya.
"A3?Apa itu."Tanya Ariel heran.Ariel juga bingung melihat barisan para siswa ini yang seperti memberi jalan untuk raja lewat.
"Oh iya,kau belum mengenal mereka ya.Lihat saja itu."Tunjuk Vivian kedepan.
Ariel melihat 3 orang pria melenggang dengan wajah angkuh dan senyum sombong pada semua orang.Vivian juga mulai menjelaskan latar belakang juga kekayaan pria pria itu.
Setelah mendengar latar belakang juga kekayaan mereka,Ariel mulai menganga takjub.Tapi,Ariel juga geleng geleng kepala melihat mereka yang sangat sombong.
Seorang siswi culun berkaca mata memberi Darren sebuag roti untuk makan siang.Tapi Darren malah menjatuhkan dan menginjak roti itu hingga hancur.Teman teman Darren juga hanya tertawa melihat hal itu seakan lelucon saja untuk mereka.
'Sombong sekali pria pria itu.
Tapi semua orang tetap memuja dan memuji mereka seakan dewa agung.'Rutuk Ariel geram melihat kelakuan orang orang yang di agungkan para siswa siswi disini.
Dereta A3 mulai melintasi Ariel.Darren menatap sinis wajah Ariel lin yang menatapnya tajam tapi kemudian menghadap kedepan dan acuh saja.
Setelah itu Ariel dan vivian melanjutkan perjalanan mereka ke kantin.
"Jadi itu yang di sebut A3??"Nada Ariel lebih seperti merendahkan dan menganggap A3 tadi bukan apa apa baginya.
"Iya,Ariel.Mereka tampan sekali kan?"Vivian langsung terhipnotis saat mendengar kata A3 dan tidak tahan untuk tidak memuji mereka.
Ariel memandang vivian yang masih terpesona pada geng anak orang kaya yang super angkuh tadi."Mereka biasa saja Vivian."Jawab Ariel dengan raut dan nada datar.
Vivian kaget dan menghentikan langkahnya lalu menghadap ke Ariel.Apa!!Biasa katamu?Jadi kau tidak terpesona?"
Ariel menggeleng.
Vivian lalu membuka lebar mata Ariel dengan tangannya dan memeriksa suhu tubuh Ariel."Kau tidak demam.Matamu juga tidak rusak sepertinya.Aneh sekali kau tidak terpesona pada mereka."
Ariel hanya tersenyum lebar menanggapi ulah lugu sahabatnya itu."Sudah,ayo ke kantin.Aku sudah sangat lapar,aku juga penasaran makanan di sini lezat atau tidak."
Vivian juga tersenyum."Baiklah,ayo isi perut terlebih dahulu.Mungkin saja kau lapar makanya tidak terpesona pada A3,setelah kenyang pendapatmu mungkin akan berbeda."
Ariel mengalah saja pada argumen sahabatnya dan melenggang cantik menuju kantin
Ariel sedang menikmati makanan di kantin itu."Emmm,enak sekali.Makanan di sini benar benar enak.".
Vivian tersenyum melihat Ariel yang menikmati makanan itu."Benarkan kataku.Di sini enak."
Ariel menganggguk karena masih sibuk mengunyah makanannya.Di sela makan itu,Ariel sedikit tergerak ingin tahu sedikit tentang A3 tadi."Hei Vivian.Anak anak sombong tadi kenapa tidak makan di sini?"
Wajah Vivian langsung semangat jika membicarkan A3."Mereka tidak makan di kantin untuk anak biasa seperti kita.Tapi mereka punya cafetaria tersendiri yang menyiapkan makanan untuk mereka dari bahan bahan berkualitas seperti sayuran organik yang masih segar,daging import yang berkualitas tinggi,juga kue kue pencuci mulut yang semuanya di masak dan di buat oleh Koki koki terkenal."
Ariel menganga besar,seperti tidak percaya dengan perkataan Vivian yang baru ia dengar.
Vivian tidak aneh melihat respon itu untuk yang baru pertama mengenal A3."Sudah tutup mulutmu itu.Menjijikkan tahu."
"Mereka sangat spesial sekali,seperti sekolah ini milik mereka saja."Ariel mengomentari A3 lagi.
Vivian menjawab lagi omongan Ariel."Ini memang sekolah milik mereka Ariel.Yang mendirikan sekolah ini adalah Kakek Darren,yang menyiapkan semua sarananya adalah orang tua dari A3.Mereka menciptakan sekolah ini dan mengkhususkan prioritas untuk anak mereka juga sanak keluarga mereka.Juga anak anak kolega mereka.Yang makan dan menikmati hidangan di kantin mewah itu hanya anak anak dari kelas A yang memang dari keluarga kaya dan berpengaruh."
Setiap membicarakan A3,wajah Vivian pasti merona dengan mata berbinar.Hal itu memancing tanya Ariel."Apa ada yang kau suka di A3 itu?"Tanya Ariel santai.
Vivian lalu malu malu sambil menunduk."Tentu saja.Aku jatuh hati pada Calvin.Si model dan calon artis itu."
Ariel bertepuk tangan."Seleramu benar benar."
"Bagus kan Ariel?"
"Norak."Ariel menjawab santai seperti itu.Vivian hanya merespon dengan cemberut sebentar.Setelah itu Ariel mulai bertanya lagi.
"Lalu si songong yang paling kaya itu apa ada gadis yang mau dengannya??"Tanya Ariel ingin tahu.
Vivian mengerti yang di maksud Ariel pastilah Darren."Darren maksudmu?Tentu saja ada gadis yang sangat tergila gila dengannya,Sherly Jung."
"Siapa lagi itu?"Tanya Ariel penasaran.
"Dia itu dewi di sekolah ini.Dia dinobatkan oleh para murid pria sebagai wanita tercantik di sekolah ini.Sherly Jung adalah wanita sempurna yang lahir dari seorang ibu yang merupakan penari ballet terkenal juga seorang ayah yang merupakan pianis ternama dunia.Ayahnya bahkan memiliki tim orkestra yang hebat.Sherly sendiri sangat baik dalam memainkan piano sekaligus calon balerina hebat.Semua orang di sekolah ini tahu kalau dia sangat tergila gila pada Darren, tapi Jimmy lah yang sangat menyukai Sherly."
"Jadi bagaimana?Apa Sherly memilih Jimmy?"Tanya,Ariel makin penasaran.
"Tentu saja tidak Ariel.Sherly tetap gigih mengejar Darren dan Jimmy tetap bertahan pada cinta sebelah tangannya."
Cerita Vivian membawa pada kisah A3 saat ini.
Di kantin khusus murid kaya itu,Sherly memepeti Darren dan duduk di sebelahnya.
Darren tampak malas dan berawajah kurang senang.
Bagi Darren,ia sama sekali belum tertarik pada wanita.Di usia ini,ia memilih fokus pada belajar di banding memikirkan soal cinta.Usia 17 tahun danDarren yang sempurna itu masih belum tertarik tentang pacaran.Padahal di usia ini,Calvin sudah punya puluhan deretan mantan kekasih.Baik yang lebih muda atau bahkan lebih tua darinya.
Jimmy yang jelas menyimpan perasaan sejak kecil pada Sherly hanya bisa selalu menjadi bayang bayang Darren.Jimmy memang terluka setiap melihat Sherly terus mengejar ngejar Darren,dan Darren hanya mengacuhkannya.Sedangkan Jimmy sangat bersusah payah agar Sherly memerhatikannya.Walau kecewa pada Sherly yang tidak peduli pada perasaannya namun Jimmy tetap sabar dan menyimpan rasa dalam hati untuk Sherly.
Sherly duduk lagi di sebelah Darren dan mengajaknya bicara."Darren,besok datangkah ke konser tunggal ayahku..Aku akan mengirimkan tiketnya untukmu nanti."
Jimmy yang duduk di seberang meja bersama Calvin hanya bisa diam dan menahan kecewa karena Sherly tidak menawarkan padanya juga.Calvin memandang wajah Jimmy yang lesu.
'Kasihan sahabatku ini.
Dia selalu saja mengalah dan mencoba mengerti pada Sherly tapi Sherly tidak pernah memandangnya.'Calvin memandang Jimmy iba yang tersenyum pahit dan pura pura tidak peduli itu.
Darren mengunyah saladnya dan menjawab omongan Sherly tadi."Aku tidak bisa datang.Aku juga tidak begitu suka dengan konser seperti itu,alunan musik klasik dan orkestra bisa membuatku
mengantuk dengan cepat."
Darren hanya menjawab dengan dingin dan datar.Seketika wajah Sherly yang ada di sebelahnya mendadak kecewa.
Melihat hal itu,Jimmy tidak sampai hati dan ingin menghibur Sherly."Beri saja tiketnya padaku.
Aku pasti akan datang."
Sherly hanya menatap datar."Baiklah,aku akan memberimu tiket nanti.Datanglah kalau sempat."
Jimmy tersenyum lebar dan tidak lama Sherly pergi tanpa menyelesaikan makannya.
Sekarang giliran Jimmy yang bicara pada Darren."Hei Darren,apa kau tidak bisa sedikit lebih ramah pada Sherly?Kenapa kau dingin sekali setiap bicara dengannya?"
Darren mulai menatap Jimmy."Kau tahu kan aku memang seperti ini sejak dulu.Tolong jangan libatkan aku dengan urusan perasaanmu.Jika kau memang suka padanya maka berusahalah.Kau tidak jelek dan keluargamu juga bermartabat.Berusahalah lebih keras lagi."Darren hanya menjawab dengan datar.
Calvin mulai menengahi suasana yang tidak bersahabat ini."Sudah..sudah.Ayolah,kita sedang makan.Perdebatan ini hanya merusak selera kita saja.Jangan sampai karena masalah wanita persahabatan kita jadi terganggu.Bagaimana kalau sepulang sekolah kita main basket."
Darren dan Jimmy menatap Calvin.
Setuju.
"Jawab keduanya serentak."
Suasana menjadi cair kembali.Namun tidak pada Sherly yang mendidih dan marah karena penolakan Darren.Sherly langsung keluar dari kantin itu di susul sahabatnya Eva.
Eva mengejar Sherly yang jalannya sangat cepat itu.
"Sherly,tunggu."Akhirnya Eva bisa sejajar berjalan bersama Sherly.
"Darren!!Dia menolak ajakanku untuk menonton konser ayahku!!"Sherly lalu menghentikan langkahnya dan menatap Eva.
"Eva,menurutmu aku cantik?"Tanya Sherly dengan nada menekan dan mengancam seolah jawaban yang di nantinya harus sesuai dengan yang di harapkannya.
"Tentu saja."Jawab Eva cepat dan gugup.
"Apa aku populer?"Tanya Sherly lagi.
"Semua orang di sekolah ini tahu jika kau adalah yang terpopuler."
"Apa aku berbakat dan pintar?"Tanya Sherly terakhir kali dengan nada lebih melemah.
"Hal itu tidak perlu di tanyakan lagi.Kau adalah Ratu sejagad di SMA ini,kau cantik,pintar dan berbakat.Tidak ada satupun kekuranganmu."Eva berusaha menjawab sesempurna mungkin agar Sherly tidak lagi murka dan emosi.
Lalu Sherly mulai marah dan kesal."Lantas kenapa Darren tidak pernah memandangku!Tidak pernah tertarik denganku padahal aku sudah memenuhi semua standar wanita dan di atas rata rata!!Dia tetap saja acuh dan dingin padaku!!"Yang dia tahu hanya belajar belajar dan belajar saja!Dia hanya mencintai pengetahuan dan tertarik pada nilai yang sempurna daripada memikirkan seorang wanita!!"
Sherly benar benar kesal dan menumpahkannya di hadapan Eva.
Sepulang sekolah,Ariel berbaring sambil menatap langit langit kamarnya.
A3 benar benar memiliki kehidupan yang luar biasa.Bahkan sejak mereka di lahirkan kekayaan sudah melimpahi mereka tanpa perlu bekerja keras.Ajaibnya lagi walau kaya, Tuhan juga memberi mereka otak yang cerdas dan piawai dalam hal apapun.Mereka adalah ciptaan yang sempurna sekaligus beruntung.
Ariel bergumam sendiri memikirkan nasip anggota A3 yang lebih beruntung darinya.
Saat ini A3 sedang bermain basket di lapangan basket indoor milik Darren yang megah dan luas.Lapangan basket yang luas itu adalah salah satu dari fasilitas mewah di rumahnya.Di rumahDarren yang super megah itu,ada 120 pelayan.Rumah Darren sendiri di lengkapi dengan bioskop,kolam renang,sauna,kolam air panas,lapangan golf juga lapangan basket.Juga tempat gym tersedia di sini.Tiap lantai di lengkapi dengan lift agar penghuni rumah tidak lelah berjalan menaiki tangga.Rumah Darren terdiri dari enam lantai.Semua kemewahan itu benar benar membuat Darren pantas menjadi orang terkaya di Taiwan.Ia bahkan tidak perlu jauh jauh untuk ke restoran jika ingin makan makanan yang lezat karena di rumahnya sendiri mereka memperkerjakan koki terkenal untuk memasak hidangan yang mereka inginkan.
Darren sudah terbiasa dengan itu semua sejak di lahirkan.Namun walau memiliki rumah super luas dan megah itu,Darren kesepian karena orang tuanya terlalu sibuk mengurus bisnis.Mereka juga sering kali di luar negeri di banding berada di rumah itu.Dalam sebulan paling hanya sekali atau dua kali mereka ada di rumah.Namun Darren adalah anak penurut dan selalu mendengarkan orang tuanya.Ia adalah anak mandiri dan calon penerus kerajaan perusahaan keluarganya.Jadi Darren mempersiapkan diri dengan baik dan matang agar kelak bisa sukses seperti orang tuanya.
Selesai bermain basket dan cukup banyak mengeluarkan keringat.A3 berbaring di tengah lapangan itu dengan nafas terengah.
Calvin membuka omongan."Fiuhh!!!! tubuhku terasa benar benar bugar sekarang.Kalian berdua,jangan bertengkar lagi."
Darren dan Jimmy paham maksud ucapan calvin.
Calvin melanjutkan omongannya."Sejak kecil kita bertiga selalu bersama.Kita tumbuh tanpa orang tua yang selalu bersama kita karena mereka semua sibuk.Kita berteman dan saling dewasa.Kita harus tetap seperti itu hingga tua nanti dan jangan memasukkan urusan luar pada persahabatan kita."Tambah Calvin yang duduk di tengah di antara dua sahabatnya.
Darren dan Jimmy mengaku salah.
Jimmy meminta maaf pada Darren terlebih dahulu."Maaf Darren,aku terlalu terbawa pada perasaan pribadi tadi.Kau tahu sendiri kan aku sangat menyukai Sherly.Aku hanya merasa iri atas perhatiannya padamu."
Darren juga mengaku salah."Iya maafkan aku juga karena bersikap berlebihan.Bagiku,wanita bukanlah prioritasku.Ambisiku adalah menjadi cerdas agar bisa mejadi penerus yang hebat.Aku rasa pacaran atau memikirkan wanita hanya akan membuat konsenterasiku terganggu nantinya."
Calvin dan Jimmy hanya bisa mengelus dada mendengar jawaban sang ketua.
"Nahhh..karena kita sudah berbaikan ayo minta kokimu masak sesuatu yang enak."Calvin menyela begitu saja.
Darren dan Jimmy tertawa.
Tapi Darren tetap menjawab."Baiklah,ayo ke ruang makan.Aku akan meminta kokiku memasak makanan yang lezat."
"Assa,ini dia baru pemimpin kami."Seru Calvin memuji Darren.
Malam itu A3 menikmati makanan malam yang lezat nan mewah.Sementara Ariel hanya makan mie instan dan telur rebus untuk mengganjal perut karena bibinya belum pulang kerja.Walau begitu Ariel tetap bersyukur dan tidak pernah mengeluh.
Keesokan harinya.
Hari ini adalah pelajaran olahraga.Kelas D harus menunggu kelas A selesai terlebih dahulu agar bisa bermain di lapangan.Terlebih semua lapangan di pakai oleh murid kelas A walau jam pelajaran olahraga mereka sudah selesai.Salah seorang temanAriel mengeluh di tepi lapangan."Huh!!!!!!!kalau seperti ini kita tidak akan bisa berolahraga lagi.Kelas A benar benar serakah!!!"
Tapi hanya murid pria itu yang mengeluh.Sementara murid wanita berteriak histeris melihat permainan A3 di lapangan basket yang sangat menawan.
Ariel yang sudah menunggu ingin berolahraga merasa sangat kesal.'Bagaimana aku bisa bermain kalau lapangan terus di kuasai mereka.Guru olahraga juga sepertinya tidak peduli pada kami dan memprioritaskan mereka saja.Harusnya mereka di beri tahu jika jam pelajaran mereka sudah selesai.Menyebalkan!!!'
A3 dan teman temannya tetap terus bermain basktet dan tidak ada yang berani menghentikan anak para konglomerat ini.Hingga sebuah insiden terjadi.Darren salah mengoper bola,dan lemparannya malah mengenai wajah Vivian yang ada di sebelah Ariel.Wajah Vivian memerah dan menahan malu.Semua mata tertawa melihatnya,Vivian mencoba terlihat baik baik saja dan tersenyum.Begitu juga A3 yang terbahak bahak menertawakan Vivian yang di mata mereka terlihat konyol dan kesakitannya bisa menjadi hiburan.
HanyaAriel yang merasa iba.'Kasihan Vivian
Anak anak kaya itu benar benar keterlaluan!!'
Drren bahkan tidak minta maaf dan minta di ambilkan bola baru pada gurunya.Ariel tidak kuat lagi menahan kesalnya.Ariel memungut bola yang jatuh itu dan melangkah sedikit maju dengan mata penuh amarah.
"Hei!!!!!"Ariel menujukan panggilan itu untuk Darren.
Darren segera berbalik.
Darren menatap Ariel baik baik dari atas hingga bawah.
Salah seorang temannya berseru."Dia anak baru Darren,pindahan dari desa"
Darren lalu tertawa merendahkan."Ada apa kau memanggilku gadis kampung?"Wajah Darren yang memamerkan lagak angkuh dan sombong itu nampak sangat jelas di hadapan Ariel.
Ariel makin naik darah.Semua orang juga tertuju padanya dan ada yang menertawakannya karena mendengar julukan yang di ucap oleh Darren tadi.Tapi Ariel tetap meneruskan omonganya tanpa gentar."Kau itu sudah bersalah dan melempari wajah temanku dengan bola!"Harusnya kau minta maaf!!!Seru Ariel dengan lantang.
Darren menjawab enteng."Aku kan tidak sengaja.
Lagi pula seorang yang mulia sepertiku apa pantas minta maaf pada orang rendahan?!!"Darren sangat mengagungkan dirinya dan tetap merasa tidak bersalah.
Ariel semakin panas.Sedangkan Vivian meminta Ariel untuk berhenti mempersalahkan ini semua"Sudah Ariel,aku tidak apa apa.Ini semua tidak masalah bagiku.Aku baik baik saja."
Tapi tidak bagi Ariel.Ia menatap tajam Vivian."Aku akan membuat dia bertanggung jawab atas perbuatannya tenang saja dan tunggu!!!"
Ariel tidak bisa di hentikan sekarang.Ia tidak akan diam jika melihat seseorang yang lemah di tindas seperti ini.
"Jadi kau tetap tidak mau minta maaf?!"Tekan Ariel dengan menatap langsung mata Darren.
Darren menggelengkang kepala sambil bertolak pinggang dan wajah yang meremehkan.
"Baiklah.Lanjutkan permainanmu."Ujar Ariel sambil tersenyum dengan niat tersembunyi.
Darren kira semua sudah selesai dan Ariel sudah kalah.Tapi itus semua salah besar!Saat Darren berbalik,Ariel dengan kuat melempari kepala Darren dari belakang dengan bola basket yang tadi di tangannya.
PLUKKK....Bola basket itu cukup kuat menimpuk kepala belakang Darren.
Semua orang kaget.Terlebih Darren yang syok karena kepalanya di timpuk dari belakang.Ia segera berbalik dan melihat Ariel yang tersenyum sinis padanya.
"Ups,aku tidak sengaja Yang mulia."Ujar Ariel dengan remeh dan raut wajah yang mengolok dengan penyesalan palsu yang nampak di buat buat.
"KAU!!!!!!!!!!!!"Darren menatap marah pada Ariel tapi Ariel...
Ia malah mengeluarkan lidahnya dan mengolok Darren.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!