Di sebuah rumah mewah bak istana milik keluarga Candra. Di dalam kamar yang super besar para dokter dan asistennya sedang berusaha membantu persalinan penerus perusahaan keluarga Candra itu. Pak Candra yang melihat itu menjadi takut,
Tak lama kemudian dari ruangan terdengar suara tangisan bayi, seketika hati pak Candra menjadi tenang, senyum kecil melintang di bibirnya.
"Selamat pak Candra kedua putri anda lahir dengan normal" ucap seorang dokter
"Terima kasih Joko, saya sangat berterimakasih kepada anda" ucap pak Candra
"Ini memang tugas saya pak Candra, silahkan jika pak Candra ingin menggendong anak bapak" pak Joko mempersilahkan pak Candra masuk.
Di dalam ruangan pak Candra melihat kedua putrinya. Nak maafkan ayah. Aku tidak bisa memiliki kalian berdua, aku hanya bisa me miliki salah satu dari kalian. Pak Candra meneteskan air matanya
.
.
.
16 tahun kemudian
Di sebuah UNIVERSITAS KUSUMA. kampus swasta termewah dan menduduki peringkat pertama kampus termahal di Indonesia, selain itu kampus Kusuma merupakan kampus internasional jadi banyak sekali murid disana yang dari luar negeri. kampus itu adalah kampus bak istana, hanya anak anak dari kalangan atas yang bisa kampus di sana. Fasilitas di sana hampir serupa dengan fasilitas yang ada di sebuah istana.
Di hari pertama masuk kampus , seorang gadis cantik sedang berjalan menuju aula untuk berkumpul.
Saat masuk ke dalam aula, seluruh mata hanya tertuju pada gadis itu. Gadis itu adalah Lova Candra Lestari anak dari pak Candra, pemilik Candra Company. Dia adalah gadis lugu yang ingin sekali Asrama, namun ayahnya tidak mengizinkannya karena dia adalah calon pewaris tunggal Candra Company.
"Hello sweet girl, Would you like to sit with us?" ( Halo gadis manis, Apa kamu mau duduk bersama kami?) Ucap seorang gadis bule
"Oh, of course I will " (Oh, tentu saja aku mau) jawab Lova sambil duduk dengan kedua gadis bule tadi.
"Hey, what's your name? "(Hey, siapa namamu?") Tanya salah satu gadis bule
"My name is Lova, I come from Indonesia, where do you come from? "(Namaku adalah Lova, aku berasal dari Indonesia, dari mana kalian berasal?) Lova mengulurkan tangannya
"My name is Agnes, I come from New York English"(namaku Agnes, aku berasal New York inggris) Agnes menyalami Lova
"My name is Asami, I'm from Japan "( namaku adalah Asami, aku dari Jepan) Asami menyalami Lova
Se orang kakak senior masuk kedalam ruangan untuk memberi arahan kepada para mahasiwa mahasiwa baru. Saat kakak senior sedang menjelaskan.
"Good morning everyone, sorry for being late, as usual Jakarta is stuck in traffic"(selamat pagi semua, maaf telat, seperti biasa Jakarta macet) seorang gadis tomboy masuk ke dalam aula dengan lagak ala preman.
"What is your name?"(Siapa namamu?) Tanya kakak senior
"my name is Rani"(nama saya adalah Rani")jawab gadis tomboy itu
"This time I forgive, please sit down"(Kali ini saya maafkan, silahkan duduk) ucap kakak senior
Setelah itu gadis tomboy itu langsung duduk di barisan depan.
"Is she your sister? His face is very similar to yours" (Apakah dia saudara perempuanmu? Wajahnya sangat mirip denganmu) tanya Asami
"Yeah right, he looks a lot like you"("Ya benar, dia sangat mirip denganmu) tambah Agnes
"I don't know why his face looks like mine, and my father said I was an only child "(Aku tidak tau kenapa wajahnya mirip denganku, dan kata ayahku aku adalah anak tunggal) jawab Lova bingung
.
.
.
jangan lupa like komen dan vote biar author semakin semangat berkarya dan selamat membaca 🙏
Setelah usai dari aula para mahasiswa baru dipersilahkan untuk berkeliling kampus untuk melihat fasilitas yang di berikan pihak kampus kepada para murid kemudian mereka semua di arahkan ke kamarnya masing masing.
Kemudian Agnes dan Asami berada satu kamar, mereka berdua meminta para pelayan kampus untuk merapikan barang barang mereka dan mereka berdua bersantai di balkon kamar.
Di kamar Lova, Lova sedang duduk melamun di balkon sambil berfikir kira kira siapa yang akan menjadi teman sekamarnya.
brraak...
"Jadi ini kamar gue" Rani masuk ke kamar dan langsung melempar tubuhnya ke ranjang
Sedangkan Lova tersentak kaget mendengar gebrakan pintu dari Rani. Lova langsung masuk kembali ke kamar dan melihat gadis tomboy yang dia lihat tadi.
"Hay" Lova tersenyum ke arah Rani. Sedangkan Rani tidak memperdulikannya.
"Nama kamu siapa?" Lova duduk di sofa sebelah ranjang Rani. Tapi Rani tetap saja tidak memperdulikannya, kemudian Rani beranjak dari Ranjang nya kemudian pergi ke luar kamar.
Lova yang penasaran mengikuti Rani dari belakang, Rani masuk ke lab komputer, Lova bersembunyi di belakang Rani. Rani memakai sarung tangan plastik dan menyalakan komputer di sana.
Lova melihat apa yang Rani lakukan kemudian Lova merekam itu. Setelah itu Lova keluar dari persembunyiannya.
"Wah kamu meruasak sistem CCTV ya, wah ini pelanggaran, aku akan laporkan kamu ke pengawas" Lova mengancam Rani.
Sedangkan Rani tersenyum kecil ke arah Lova, Rani mendekati Lova dan menarik tangan Lova dan menyentuhkan tangan Lova ke keyboard dan mouse Komputer. Setelah itu Rani berlari pergi dari ruangan itu.
Triiing....... Bunyi suara alaram ke amanan, kemudian Lova keluar dari Lab komputer. para petugas keamanan berpencar mencari pelaku peretas sistem CCTV. Dua sekuriti masuk kedalam lab komputer dan menemukan komputer yang menyala sedangkan di dalam lab komputer tidak ada orang satupun. Kedua satpam itu mengambil alat pendeteksi sidik jari. Satpam itu mengetahui milik siapa sidik jari tersebut.
Keesokan harinya disaat apel pagi. Pak Agus, kepala pengawas kampus naik keatas podium.
"Kemarin ada seorang mahasiswa yang meretas sistem CCTV, dan kami para pengawas sudah menemukan bukti siapa yang telah melakukan pelanggaran itu. dan pelakunya Adalah Lova Candra Lestari” ucap pak agus. seketika kedua teman Lova terkejut saat nama Lova di sebut. Sedangkan Lova mencoba tenang dan tersenyum kearah Rani.
Lova maju kedepan dan naik ke atas podium.
"Para mahasiswa mahasiswa yang aku banggakan, janganlah kalian semua meniru perilaku bodohnya, kalian semua sudah di bekali peraturan untuk masuk ke kampus ini, dan kalian pasti tau apa sangsi yang akan menimpa kalian jika melakukan pelanggaran itu. Lova kami sudah merundingkan hukuman untuk kamu, yaitu membersihkan semua kamar mandi guru" ucap pak Agus. Apel telah usai, Para Siwa dan guru masuk kedalam kelas, sedangkan Lova masih membersihkan kamar mandi para guru.
Setelah pelajaran usai Rani menuju kamarnya untuk beristirahat, Rani membaringkan tubuhnya di ranjangnya.
Kemudian Lova yang sudah selesai mengerjakan hukumannya dan masuk kedalam kamarnya, dia terseny kearah Rani yang yang sedang berbaring di ranjang. Lova memutuskan untuk duduk di balkon sambil memijat kakinya sendiri.
Diam-diam Rani melirik kearah Lova yang sedang kelelahan.
"Kenapa aku merasa kasihan kepadanya? Kenapa batinku ikut terluka saat dia di permalukan di depan para mahasiswa dan kenapa aku juga merasa sakit saat dia kelelahan" batin Rani sambil melirik ke arah Lova
Kemudian Rani bangun dari ranjang dan menghampiri Lova yang sedang memijat kakinya sendiri.
"Makanya jadi anak nggak usah ngganggu urusan orang lain, dan kamu salah jika mau main-main dengan Rani si hacker terbaik di sini" ucap Rani
"Oh nama kamu Rani, kenalin aku Lova" Lova mengulurkan tangannya
"Jangan harap" ucap Rani cuek. Sedangkan Lova hanya tersenyum kecil kearah Rani. entah apa yang dia pikirkan tapi Lova benar-benar tidak bisa marah kepada Rani.
"Rani, sebenarnya aku tadi bisa saja membela diriku dengan ini, namun aku tidak melakukannya"Lova menunjukkan video rekaman saat Rani meretas sistem CCTV. Seketika rekaman itu membuat Rani terkejut.
"Aku dengan mudah bisa menghapus file itu dari perangakat manapun, ancaman mu itu tidak berarti untukku" Rani pergi dari hadapan Lova. Kemudian Lova hanya tersenyum manis kearah Rani.
.
.
.
jangan lupa like komen dan vote biar author semakin semangat berkarya dan selamat membaca 🙏
Keesokan harinya, Rani sedang fokus dengan laptopnya, sedangkan Lova dan dua temannya sedang berada di perpustakaan. Lova mencari buku yang kira-kira membuat Rani suka.
Setelah selesai Lova berpamitan pada kedua temannya untuk kembali ke kamar.
Di dalam kamar Lova melihat Rani yang masih fokus pada laptopnya.
"Kamu lagi ngapain" ucap Lova sehingga membuat Rani terkejut dan segera menutup laptopnya.
"Udah deh nggak usah kepo" cetus Rani
"Aku tadi dari perpustakaan" ucap Lova
"Gue nggak nanya" ucap Rani cuek
"Nih, aku bawakan kamu buku, kamu baca ya" Lova mendekat dan memberikan buku tentang dunia peretasan. Namun Rani hanya melirik buku itu dan kembali membuka laptopnya.
"Aku taruh sini ya, tolong nanti kamu baca" Lova menaruh buku itu di meja dekat ranjang Rani sambil tersenyum kearah Rani, namun Rani tidak memperdulikannya dan tetap fokus pada komputernya.
Lova duduk di sofa balkon sambil menikmati suasana malam, dan dia sedang melamun kan sikap Rani
" Apa yang dilakukan Rani saat ini, kenapa sepertinya serius begitu" batin Lova dalam lamunannya
Triiing...... Bunyi alaram keamanan kampus berbuyi dengan keras.
Mendengar itu Lova masuk ke dalam kamar dan melihat Rani sudah tidak ada di sana. Lova pergi keluar kamar dan mencari Rani, kemudian Lova melihat Rani yang sedang keluar kampus dari pintu belakang.
Dengan rasa penasaran Lova membuntuti Rani dari belakang, setelah keluar dari kampus ada dua mobil mewah yang menjemput Rani
"RANI...." teriak Lova memanggil Rani. Rani yang mendengar itu menoleh kebelakang. Dan dia melihat Lova yang sedang berlari ke arahnya.
"Ran, dia siapa? Lo punya kembaran?" Tanya Ridho pacar Rani
"Musuh sekamar" ucap Rani sebal
"Serius bukan kembaran Lo" tanya Ridho saat melihat wajah Lova yang semakin dekat menghampirinya.
"Udahlah" Rani masuk kedalam mobil
"Rani, ayo keluar, Rani, kamu mau kemana" Lova mengetuk kaca jendela mobil
"Ridho, cepet kita pergi" ucap Rani tanpa memperdulikan Lova. Ridho pun segera tancap gas,
“eh Ran, kamu yakin tinggalin dia di sana sendiri? Kalo dia ketauan keluar dari kampus bisa bahaya dia” ucap Ridho sambil menurunkan kecepatan mobilnya. Rani menarik nafasnya dalam-dalam dan meminta Ridho untuk putar balik, saat sampai di tempat tadi Rani melihat Lova yang belum kembali ke kampus . Rani turun dari mobil dan berjalan kearah Lova.
“LOVA…” Rani menariak tangan Lova kea rah mobilnya
“mau kemana Ran?” Lova mencoba melepaskan tangan Rani yang menggenggamnya dengan erat
“ayo masuk” Rani membuka pintu mobil. Lova pun menurutinya, kemudian Rani duduk disebelah Lova kemudian menutup pintu mobil dan meminta Ridho untuk memacu mobilnya.
Di dalam mobil
“kita mau kemana Ran?” Tanya Lova bingung
“udah, kamu diem aja” ucap rani cuek
Sesampainya di club malam milik Tio, Rani menarik Tangan Lova agar ikut masuk kedalam,
Alunan music yang cukup kencang, dan lampu remang-remang membuat Lova takut, karena Lova sama sekali tidak pernah menginjakkan kakinya ke bar,
“hey Tio, apa kabar” Rani duduk di sofa bersama teman-temanya
“bawa siapa lu?” Tanya Mega
“lu punya kembaran?” Tanya Niken yang melihat wajah Rani dan Lova sangat mirip,
“enggak lah, gue tu anak tunggal” ucap Rani
“mau minum” Tio meberikan segelas anggur dengan kadar alcohol rendah kepada Lova,
“maaf saya tidak minum” Lova menundukan kepalanya
“baik lah kalau begitu” Tio tersenyum kearah Lova
“cheers” ucap mereka semua kemudian meneguk minuman mereka masing-masing, sedangkan Lova hanya memakan beberapa cemilan yang ada di sana. Kemudian Tio naik ke atas panggung dan menyalakan music DJ sehingga membuat semua pengunjung berjoget, dan menari-nari di depan. Kemudian Tio turun dari panggung dan dan mengajak Lova menari bersama, manu tetap saja Lova menolaknya, karena Lova Tidak bis menari, selain itu Lova juga merasa takut berada di tempat seperti itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, Rani berpamitan kepada teman-temanya dan menyuruh Ridho untuk mengantarkanya kembali ke kampus . Sesampainya dipintu belakang kampus . Sebelum masuk kedalam Rani sudah meretas kembali system keamanan dan CCTV tanpa sepengetahuan siapapun, sehingga mereka berdua bisa kembali ke kamar dengan selamat.
Di dalam kamar Rani merebahkan tubuhnya di ranjanngnya, kemudian Lova mandi dan segera tidur
Keesokan harinya setelah menyelesaikan kelasnya Lova duduk bersantai di balkon kamar.
Braaak…. Suara gebrakan pintu kamar Lova
“itu pasti Rani, dasar anak ini apa dia nggak bisa berubah ya” batin Lova sambil tersenyum. Lova masuk kembali ke kamar melihat Rani sedang duduk di kursi belajarnya dan fokus memainkan dengan laptopnya, sampai tidak sadar jika Lova ada di sebelahnya
“apa yang kamu lakukan, kamu mencuri uang dari Rekening siapa itu, aku akan lap…” Lova belum menyelesaikan ucapannya namun Rani membekap mulutnya.
“kamu jangan ikut campur urusan orang bisa nggak sih, kalau kamu masih menggangguku aku akan membunuhmu di sini” Rani menodongkan pistolnya ke pelipis Lova. Seketika tubuh Lova gemetar ketakutan, sedangkan Rani yang melihat wajah tegang Lova menjadi tidak tega, kemudian Rani kembali meretas rekening orang yang dia incar.
Setelah selesai meretas rekening orang yang dia incar kemudian Rani keluar dari kamar. Sedangkan Lova yang selalu penasaran dengan apa yang dilakukan Rani pun mengikutnya, Lova melihat Rani memasuki sebuah gudang sekolah kemudian Lova bersembunyi di luar gudang dan menunggu Rani keluar dari gudang, 10 menit kemudian Lova merasa aneh karena Rani tidak kunjung keluar dari gudang, dengan berhati-hati Lova memasuki gudang, dia melihat di sekeliling gudang tidak ada siapa pun, Lova terus mencari diamana hilangnya Rani.
Di pojok ruangan Lova melihat tumpukan kain yang mencurigakan, dengan rasa penasarannya yang menggebu-gebu Lova mendekati tumpukan kain itu, dari dekat Lova melihat tangan yang muncul di tumpukan kain tersebut, Lova membuka tumpukan kain itu dan melihat seorang laki-laki paru baya yang dia kenal, laki-laki itu adalah pak Agus kepala pengawas di kampus terbaring lemah di lantai yang tertutup tumpukan kain.
Lova menyentuh urat nadi pak Agus dan Lova tidak merasakan pergerakan apapun, dari situ Lova menimpulkan jika Pak Agus sudah tidak bernyawa lagi.
Clekk…. Suara pintu gudang di buka
Seorang pengawas memasuki gudang dan melihat Pak Agus tergeletak tidak berdaya, dan disampingnya berada Lova yang sedang gelisah. Pengawas itu langsung membawa Pak Agus untuk menjalani otopsi dan mengamankan Lova sebagai terduga, karena Lova yang pengawas lihat sedang bersama Pak Agus
Di dalam Ruang sidang kampus, Lova sedang duduk berhadapan dengan para guru pengawas dan kepala kampus.
“keterangan apa yang bisa memberatkan ananda Lova Candra Lestari dalam kasus pembunuhan ini?” Tanya bapak kepala kampus
“saya mohon izin bicara ibu dan bapak sekalian, saya adalah saksi dari kasus ini, saya melihat ananda Lova sedang berada di gudang saat kejadian dan selain itu tidak ada satupun anak yang ada di ruangan tersebut, dan bisa saja motif pembunuhan yang dilakukan ananda Lova adalah karena pernah di permalukan oleh pak agus saat apel pagi” ucap pengawas tadi sehingga meyakinkan bapak pemimpin kampus
“baiklah, dari bapak pengawas sudah memberikan keterangan, lalu sekarang apakah ananda Lova Candra Lestari bisa memberikan keterangan untuk kami, yang bisa membela anda dalam kasus ini?” Tanya salah satu pemipin Kampus
“saya mohon izin membela diri saya bapak dan ibu pemimpin kampus, jadi saat kejadian memang saya berada di TKP, waktu itu saya melihat pintu gudang yang terbuka, saya ingin menutup pintu gudang itu, kemudian saya melihat tumpukan kain yang mencurigakan, saya mendekati tumpukan kain itu dan membukanya, saya melihat pak agus yang sudah terbaring lemah di sana, saya berinisiatif untuk melakukan pertolongan pertama, kemudian pak pengawas datang dan membawa saya ke ruang sidang ini” ucap Lova sedikit berbohong
“ucapan kamu memang masuk akal, namun sebelum hasil otopsi keluar, maka tidak akan tau apakah pak Agus memang korban pembunuhan atau yang lainnya” ucap bapak pemimpin kampus.
.
.
.
jangan lupa like komen dan vote biar author semakin semangat berkarya dan selamat membaca 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!