"Halo,apa kau sudah selesai di sana?"
"Iya sudah,semuanya!"
Lantai dan dinding penuh dengan darah dan banyak mayat yang tergeletak. di antara mereka semua terdapat seorang pria dengan mata merah menyala dan sebuah pisau di tangannya, membuat semua yang melihat ketakutan bahkan tidak sanggup untuk berdiri. Di dunia bawah namanya sudah sangat terkenal, siapa saja pasti akan ketakutan jika mendengar namanya... orang-orang menyebutnya, The Nightmare
.......
.......
.......
SMA Harvey adalah sekolah elit yang ada di negara D. Memiliki banyak siswa berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik
"Viktor, kau sudah mengerjakan tugasmu kan? Dan juga maaf ya aku tidak bisa berangkat bersamamu tadi"
Seorang pria berambut pirang dengan mata hijau berjalan mendekati Viktor yang sedang sibuk membaca buku didekat jendela. Mengetahui siapa yang memanggilnya, Viktor pun langsung menoleh kearah orang itu
"Iya aku sudah mengerjakannya,itu bukan masalah bagiku" ucapnya dengan sedikit menyombongkan diri
"Bagaimana laporan mu, Hyuga?" lanjutnya
"Seperti biasanya. Oh ya, terimakasih atas strategi yang kau buat semalam"
"Bukan masalah, aku senang bisa membantu"
"Viktor, pak kepala menyuruhmu untuk menjaga kesehatan"
"Ah orang tua itu, dia selalu saja memperlakukanku seperti anak kecil, aku kan sudah besar" dengan sedikit mengerucutkan bibirnya, Viktor menutup bukunya dan beralih menoleh kearah jendela
"Hahaha, kalau begitu belajar yang rajin ya"
"Ok"
Hyuga dan Viktor berada di kelas yang sama, tapi tempat duduk mereka berjauhan. Viktor duduk di pojok kanan dekat dengan jendela sedangkan Hyuga duduk di depan agar dia lebih mudah fokus dengan pelajaran
Bel masuk pun berbunyi, semua siswa sudah siap untuk memulai pelajaran. Seperti biasanya, guru masuk dan langsung mengajar dengan telatennya
.
.
.
Setelah berjam-jam bersekolah, akhirnya tiba waktunya untuk pulang. Sorak Sorai gembira dari para murid pun terdengar tatkala bel pulang berbunyi
"Viktor bisakah kau membantuku dengan tugasku nanti malam? Aku benar-benar tidak paham tentang pelajaran biologi"
"Ok, tapi buatkan kue cokelat kesukaanku ya"
"Siap bos"
Hyuga dan Viktor sedang dalam perjalanan pulang ke rumah mereka. Letak rumah mereka tidak terlalu jauh dari sekolah, hanya perlu 25 menit untuk sampai dengan berjalan kaki
Hyuga dan Viktor bukanlah saudara, mereka tinggal bersama karena masalah pekerjaan. Tapi meskipun begitu mereka sudah menganggap kalau mereka adalah saudara
"kami pulang"
Kebiasaan yang selalu dilakukan oleh Hyuga saat mereka pulang adalah mengucapkan 'kami pulang' meskipun tidak ada siapa-siapa di dalam rumah
Rumah dengan nuansa biru langit dan putih itu sangat indah dan membuat sang empu nyaman untuk tinggal. Rumah yang lumayan luas, terdiri dari 2 lantai dan 8 kamar dan hanya dihuni oleh dua orang membuat rumah ini sedikit terasa sepi
"Aku mau mengganti pakaianku dulu, setelah itu aku akan membantumu memasak"
Viktor menaiki tangga menuju kamarnya yang ada di lantai dua hendak mengganti seragam yang dia kenakan. Mendengar penuturan dari Viktor, Hyuga langsung menolak perkataan Viktor
"Kau tidak perlu membantuku memasak, kau santai saja di kamarmu ya, hehehe"
Hal yang paling utama di dunia ini menurut Hyuga adalah jangan pernah membiarkan Viktor menginjakkan kaki di dapur atau sesuatu yang sangat berbahaya akan terjadi. Hyuga masih belum bisa melupakan saat Viktor tidak sengaja hampir membakar rumah gara-gara belajar memasak. Dan sejak saat itu Hyuga lah yang selalu memasak makanan untuk mereka
"Baiklah kalau kau bilang begitu, panggil aku kalau sudah waktunya makan malam ya"
"Ok"
★Di kamar Viktor★
"Semua tugas sudah ku selesaikan, berita di internet tidak ada yang menyenangkan, dan sekarang aku bosan..."
Viktor adalah orang yang jenius jadi dia bisa mengerjakan semua tugas sekolah dengan sangat cepat dan dia juga sangat mudah bosan tapi juga cepat menyukai hal-hal yang baru
Karena bosan Viktor pun memainkan komputernya dan mengintip beberapa file rahasia milik pemerintah. Itu bukanlah hal yang sulit bagi Viktor, dan dia biasa melakukan itu untuk mempermudahkannya saat ingin menjalankan misi
"Em, sepertinya Hyuga akan menjalankan tugas ini hari ini. Yah..padahal aku juga ingin ikut, tapi sayang sekali aku tidak bisa! Aku tidak mau sampai lepas kendali lagi seperti hari itu"
Viktor kemudian berjalan menuju toilet untuk menyegarkan pikirannya
Burr!
Air dingin menyegarkan Viktor kembali. Viktor menatap pantulan dirinya di cermin dan ingatan yang ingin sekali dia lupakan malah muncul didalam otaknya
"Sial! Pergi dari pikiranku!"
Hyuga yang sudah selesai menyiapkan makan malam datang ke kamar Viktor untuk memanggilnya. Dia mengetuk pintu berharap agar Viktor membukanya. Tapi setelah beberapa saat sama sekali tidak ada yang membukakan pintu dan di dalam kamar juga tidak ada suara sama sekali
Karena panik Hyuga langsung membuka pintu secara paksa dengan mendobraknya. Ternyata pintu itu sulit untuk dibuka hanya dengan didobrak saja, dan oleh karena itu Hyuga pun langsung turun dan mengambil pistol yang ada di kamarnya
DOR! DOR!
Dengan beberapa tembakan pintu itupun menjadi mudah untuk dibuka. Sesaat berhasil masuk, Hyuga langsung mencari dimana Viktor. Di dalam kamar tidak ada siapapun lalu diapun mengecek toilet yang ada di kamar itu
Hyuga menemukan Viktor yang sedang terduduk di lantai toilet dengan tangan kanannya yang terluka dan cermin yang hancur. Hyuga pun memasukkan pistol yang dia pegang tadi ke dalam sakunya, tidak mau Viktor melihat apa yang sedang dia bawa
"Viktor, apa kau baik-baik saja?"
"Em, aku baik-baik saja" jawabnya dengan tidak menoleh kearah Hyuga dan dengan kepala yang tertunduk dalam
"Ayo keluar dulu, aku akan mengobati tanganmu"
Hyuga pun membantu Viktor untuk keluar dari toilet. Hyuga mendudukkan Viktor di atas tempat tidur, lalu langsung turun untuk mengambil kotak P3K
Dengan sangat berhati-hati, Hyuga mengobati dan memperban tangan Viktor yang terluka. Viktor masih tidak mengangkat kepalanya dan juga tidak berkata apapun kepada Hyuga
"Kenapa kau memukul cermin dan membuat tanganmu terluka seperti ini ha?"
"Aku... melihatnya"
Hyuga terdiam sejenak, mengerti dengan apa yang dikatakan Viktor dan kemudian lanjut membalut tangan Viktor
"Ah begitu ya"
"Hyuga! Apa mataku..sudah kembali normal?"
Viktor mengangkat kepalanya dan menatap mata Hyuga. Dari mata Viktor, Hyuga tau kalau Viktor sedang ketakutan. Hyuga ingin membantu namun dia tidak tau harus berbuat apa
"Iya, sudah kembali normal, warnanya biru seperti langit"
Pengobatan pun akhirnya selesai, Hyuga langsung merapikan kembali alat-alat pengobatan itu dan bersiap untuk turun
"Belakangan ini aku semakin sering melihatnya, dan aku jadi takut saat melihat diriku sendiri. Aku takut hari itu terulang lagi. Sepertinya aku harus meminta obat baru yang lebih kuat lagi kepada profesor Nay"
"kau pasti akan baik-baik saja, tenang saja. Jika hari itu terjadi lagi, maka aku akan menghentikanmu. Ayo turun, nanti makanannya menjadi dingin"
"Ok"
Hyuga dan Viktor pun turun untuk makan malam. Sekarang ini Viktor sedang menatap kegirangan kearah makanan yang ada di meja, terutama saat dia melihat ada kue cokelat kesukaannya di sana
"Wah semuanya kelihatannya enak!"
"Tentu saja, kan aku yang memasak" ucap Hyuga dengan sangat percaya diri dan jika memungkinkan mungkin hidungnya akan memanjang seperti pinokio saking kagumnya dia dengan dirinya sendiri
"Kau yang terbaik Hyuga! Kalau begitu...selamat makan!!"
Viktor hendak mengambil kue cokelat yang ada di meja, namun Hyuga langsung mengambil dan menjauhkannya dari Viktor
"Hyuga...aku mau memakannya"
"Tidak boleh, kau harus makan dulu dan kue ini untuk pencuci mulut nanti"
"Tapi.."
"Aku tidak terima penolakan. Atau aku tidak akan membuatkan mu kue cokelat lagi.."
Sambil memegang kue cokelat tadi, Hyuga menutup sebelah matanya sambil menatap jahil kearah Viktor, tidak lupa juga dengan senyum kemenangannya. Viktor hanya mengerucutkan bibirnya menanggapi perkataan Hyuga
"Curang... mentang-mentang hanya kau yang bisa membuat kue cokelat disini, hmph..!"
"Hahaha, iya la.. ayo makan dulu, setelah itu aku akan memberikan kue nya"
"Baiklah baiklah"
Viktor dan Hyuga pun makan malam bersama. Tidak ada suara yang keluar saat mereka sedang makan, karena saat ini Viktor masih kesal sedangkan Hyuga sedang memikirkan hal lain
'Sifat lain Viktor beberapa hari ini sering muncul saat siang hari. Meski tidak terlalu lama tapi tetap saja itu meresahkan. dan jika ku perhatikan, maka setiap hari temponya jadi semakin lama'
Hyuga sibuk memikirkan hal-hal yang terjadi beberapa hari ini terhadap Viktor. Dia diberi tugas untuk memastikan agar Viktor tetap stabil dan karena itulah dia mencari-cari cara agar hal itu tetap terjadi
Saking sibuknya memikirkan hal itu, Hyuga tidak menyadari kalau Viktor sedari tadi memanggil-manggil namanya
"Hyuga..!!"
"Ah ada apa? Maaf, aku sedang memikirkan sesuatu tadi"
"Dasar, aku sudah selesai makan dan aku juga sudah mencuci piring bekas makanku, jadi... mana kue ku..."
Dengan tersenyum dan sedikit memperlihatkan giginya, Viktor menagih kue cokelatnya kepada Hyuga. Hyuga yang melihat tingkah kekanak-kanakan itu hanya tersenyum kecil menanggapinya
"Kalau soal cokelat kau langsung semangat ya, astaga. Itu di lemari dapur"
"Yeah"
Viktor langsung berlari menuju dapur dan Hyuga pun melanjutkan acara makannya yang sempat terhenti tadi lalu menoleh kearah jam sebentar
"Sudah pukul 7 yah, berarti tinggal 2 jam lagi"
Viktor dan Hyuga saat ini berada di ruang tengah sedang menonton televisi. Mereka sedang menonton berita viral tentang beberapa kasus pembunuhan dan juga pengedaran sabu-sabu
"Hyuga, misimu hari ini tentang kasus itu kan?"
"Iya, apa kau memeriksa situs pemerintah lagi?"
"Itu sudah kebiasaan ku, lagipula orang tua itu tidak akan marah meski aku melakukannya" ucap Viktor dengan mulut yang sibuk memakan kue cokelatnya
"Kau ini... sudah sering aku bilang untuk memanggilnya pak kepala. Kenapa kau selalu memanggilnya pak tua terus?"
"Karena dia memang sudah tua kan?"
"Ah..sudahlah, aku menyerah menasehati mu. Sekarang bantu aku menyelesaikan bagian ini! Kenapa nama-nama kimia dari berbagai alga ini banyak sekali sih?!! Membuatku pusing saja"
Hyuga mengacak-acak rambutnya karena pusing dengan tugas biologinya. Hyuga sangat ahli dalam pelajaran yang lain, tapi jika dalam pelajaran biologi maka dia bisa dianggap seperti anak SD yang baru masuk sekolah menurutnya
Viktor senang melihat wajah Hyuga yang kesusahan dan dia juga masih kesal karena tingkah Hyuga tadi. Tapi karena dia sudah janji akan mengajari Hyuga biologi maka dia pun mengajarinya
Viktor mengajari Hyuga dengan sangat profesional dan sangat mudah sekali dipahami. Dia membandingkan nama-nama alga dengan beberapa bahasa dari luar negeri yang Hyuga pahami, dan karena itulah Hyuga jadi lebih mengerti
"Wah terimakasih Viktor, penjelasan darimu lebih mudah dimengerti daripada guru disekolah, anak jenius memang beda ya"
"Terima kasih atas pujiannya"
Hyuga mencatat penjelasan-penjelasan yang diajarkan Viktor tadi. Merasa kue cokelat nya sudah habis, Viktor pun beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi menuju kamarnya
"Para penjahat yang ada diberita itu hanyalah sekumpulan ikan teri, jadi kau tidak akan terlalu repot dalam kasus kali ini"
"Baguslah kalau begitu, aku bisa lebih cepat bersantai jadinya"
"Em, baiklah aku mau tidur dulu, sudah hampir jam 9 dan aku tidak mau kalau dia muncul lagi. Aku duluan ya... dan juga tolong dikembalikan ke dapur ya piringnya"
"Iya iya, selamat malam"
"Selamat malam"
Viktor pun pergi ke kamarnya dan Hyuga lanjut mengerjakan tugasnya
Hyuga selesai mengerjakan tugasnya pukul 20.54 dan seperti biasanya Viktor sudah tertidur pada jam itu karena obat tidur yang diberikan oleh profesor Nay kepadanya
Sebelum menjalankan misinya, seperti biasa Hyuga selalu melapor kepada atasannya tentang keadaan Viktor hari itu
"Halo pak, aku punya sedikit kabar buruk tentang Viktor"
"Apa sifatnya yang lain muncul lagi?"
"Iya, dan menurut pengamatanku, tempo dia saat muncul juga semakin lama. Viktor bilang untuk mengambil obat baru yang lebih kuat dari profesor Nay, apa pak kepala bisa mengurusnya?"
"Obat terakhir yang diberikan oleh profesor Nay itu sudah kuat efeknya, aku takut jika dibuatkan lagi itu bisa menyakiti tubuhnya sendiri. Sepertinya kita butuh cara yang baru untuk mengatasinya"
"Soal itu pak kepala lah yang paling mengerti, jadi semuanya terserah pak kepala saja"
"Aku akan mengirimkan agen baru beberapa hari lagi untuk membantumu, jadi selama itu tolong jaga Viktor ya, agen Hyuga"
"Baik pak. Tanpa Anda perintah pun saya pasti akan menjaganya. Kalau begitu saya pamit dulu"
"Baiklah, selamat bekerja agen Hyuga"
"Terima kasih pak"
Telepon pun diputus oleh pak kepala dan setelah itu Hyuga langsung bersiap-siap untuk menjalankan tugas yang diberikan kepadanya
"Wah wah, aku sama sekali tidak menyangka kalau tempat ini adalah markas mereka. Pintar sekali sembunyi nya"
Dari informasi yang dia dapat dari Viktor, Hyuga saat ini sedang berada di depan sebuah markas rahasia milik sebuah kelompok mafia. Tugasnya hari ini adalah membereskan semua anggota mafia dan menyelamatkan korban yang ada di dalam
Saat Hyuga mengintip melalui teropong, para preman itu sedang pesta pora. Ada yang mabuk-mabukan dan ada yang bersenang-senang dengan wanita yang baru saja mereka culik
"Lepaskan aku!! Tolong!!"
Seorang gadis kecil yang diduga masih SMP itu sedang menjerit minta tolong. Tangan dan kakinya diikat disebuah ranjang besi, matanya ditutup sehingga dia tidak tau dia sedang ada dimana sekarang. Dia menangis sejadi-jadinya dan berharap ada orang yang akan menolong dirinya
"Diam lah cantik!!" ucap salah seorang preman dengan tatapan mesum dan hendak melancarkan aksi bejatnya itu
Para preman yang menunggu giliran mereka hanya tertawa menyaksikan nya
"Dasar sampah!" ucap Hyuga dalam hatinya. Hyuga sudah sering menjalankan misi untuk menghabisi orang-orang seperti mereka, dan dia selalu menyelesaikannya dengan cepat dan tanpa ampun sedikit pun
"Yo paman-paman yang jelek, sepertinya kalian sedang bersenang-senang disini. Apa aku boleh ikut?" ucap Hyuga sambil memasang wajah polos lalu memukul kepalanya pelan. "Bodohnya aku. Aku lupa kalau kalian bukanlah manusia, mana mungkin mengerti perkataan ku, payahnya aku" lanjutnya
Hyuga sangat ahli dalam memprovokasi orang, para preman yang merasa diejek pun langsung menghentikan semua aktivitas mereka dan langsung menoleh kearah Hyuga sambil mengeluarkan senjata mereka
"Oii bocah, apa maksudmu ha?!"
"Disini bukan tempat untuk anak kecil, pergi sana!!"
"Cepat pergi, atau kami akan membunuhmu!!"
Dengan wajah garang yang mereka tampakan, mereka berniat untuk menyuruh Hyuga pergi dan menakutinya. Tapi Hyuga sudah terbiasa dengan hal itu, Hyuga hanya diam tidak bergerak sama sekali dan memperlihatkan wajah menantang kepada para preman itu
"Wah tidak asik. Tapi aku tidak bisa pergi, karena aku punya urusan dengan kalian"
"Bos langsung kita bunuh saja anak kecil ini. Jika dia melaporkan hal ini, kita bisa masuk penjara nantinya"
"Kau benar, cepat bunuh dia"
Dengan pisau ditangan, satu preman pun maju untuk membunuh Hyuga
Hyuga yang melihatnya hanya tersenyum dan tidak menunjukkan ketakutan sama sekali. Preman yang maju pun semakin marah begitu pula dengan preman yang lain
"Sambutan yang hangat sekali. Tapi bos preman... apa kau pikir satu orang saja sudah cukup untuk mengalahkan ku?!"
SRAKK!!
Suara pisau mengenai sesuatu pun terdengar. Preman yang menyerang tadi kini berada di belakang Hyuga. Preman itu pun tertawa karena merasa sudah berhasil melukai anak kecil kurang ajar yang sudah mengganggu waktu mereka
CRESSH!!
Kepala preman tadi terlepas dari tubuhnya dan darahnya mengenai Hyuga yang berdiri didekatnya. Para preman yang menyaksikan dibuat kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi
"A-apa? Apa yang baru saja terjadi?"
"Iya ya, apa yang baru saja terjadi?"
Hyuga pun berlagak seperti orang bodoh, pura-pura berpikir dan bertingkah layaknya anak-anak
"Bercanda"
Hyuga tiba-tiba menjadi serius, mengeluarkan aura membunuh yang kental sekali, membuat semua yang ada di sana ketakutan
Dengan seringai di wajahnya, Hyuga mengeluarkan pisau lipat dan pistol dari sakunya lalu berjalan mendekati para preman itu
"Brengsek, apa kau pikir kami takut padamu?!!Semuanya cepat serang bocah sialan itu!!"
Para preman pun menyerang Hyuga secara bersamaan. Senjata yang dibawa mereka berbeda-beda, ada yang membawa pisau, ada yang tongkat dan ada juga yang membawa kapak
TSEKK!!
Dalam sekejap pisau Hyuga sudah berhasil menembus tubuh beberapa preman yang mendekat kearahnya
Preman yang masih hidup merasa ragu untuk menyerang, mereka semua ketakutan. Mereka belum pernah melihat ada orang yang bisa membunuh secepat itu
"A-apa kau... orang yang dijuluki The Nightmare?"
Tanya salah seorang preman yang ketakutan dan sudah kencing di celananya
"Bukan, kalau Nightmare yang melakukannya maka dia akan lebih kejam dan lebih sakit dari ini, beruntung sekali kalian bukan dia yang turun tangan"
Para preman pun semakin takut dan bersiap-siap untuk kabur dari orang dihadapan mereka. Mereka ingin berlari sejauh mungkin untuk menyelamatkan nyawa mereka
"Oy oy! Kalian tidak boleh lari lo!!"
Tidak membiarkan satupun mangsanya lari, Hyuga dengan cepat berlari menuju pintu keluar melewati beberapa preman yang menghalanginya dengan sangat mudah
Dalam sekejap, Hyuga sudah berada didepan pintu keluar dan tidak membiarkan satupun dari mereka terlepas
Dengan seringai yang membuat semua orang ketakutan, Hyuga mengangkat pistolnya dan menembak para preman itu tepat di kepala mereka. Tidak ada satupun yang meleset. Hanya dalam 4 menit, para preman sudah berhasil dia bunuh dan hanya menyisakan bos preman seorang
"Mon-monster!! ucap orang yang bertubuh kekar dan banyak tato di seluruh tubuhnya. Orang ini adalah bos perkumpulan mafia ini yang diduga sangat kejam dan juga bejat
Hyuga berjalan mendekat kearah orang itu. Wajahnya yang putih ditutupi dengan cipratan darah, rambutnya yang awalnya berwarna pirang kini sudah berubah jadi merah darah. Semakin Hyuga mendekat, semakin orang itu mundur ke belakang dan akhirnya terpojokkan di dinding dan tidak bisa mundur lagi
"To-tolong jangan bunuh aku. Akan aku berikan apapun yg kau mau. Jadi, ja-jangan bunuh aku!! Kau butuh apa? Uang? Wanita? Aku bisa berikan semuanya padamu"
"Sayang sekali, aku tidak butuh apapun dari sampah seperti mu!!"
Hyuga lalu mengangkat pistolnya dan mengarahkannya tepat ke kepala bos preman itu
"Da-dasar monster!!"
DOR! DOR!!
Peluru menembus kepala preman itu dan darahnya pun mengenai hyuga
"Kalianlah yang monster. Kalian menculik anak-anak dibawah umur, memperkosa, membunuh, dan menjual organ tubuh mereka!! Sampah seperti kalian harus hilang di bumi ini!!!"
DOR!!DOR!!
Hyuga menembak berkali-kali tubuh pria tadi untuk melampiaskan amarahnya. Dia terus menembak sampai dia kehabisan peluru
Dia pun mulai tenang lalu berjalan mendekat gadis kecil tadi. Hyuga pun melepaskan rantai yang mengikat gadis itu dan membuka penutup matanya
"Dia pingsan ya? Syukurlah mereka belum melancarkan aksi bejat mereka, syukurlah aku tidak terlambat. Polisi akan datang sebentar lagi, maaf aku tidak bisa membawamu"
Gadis itu dia tinggalkan di sana, gadis itu akan baik-baik saja dan para polisi yang akan mengurus sisanya nanti
Dengan tubuh yang penuh noda darah, Hyuga pergi dari tempat itu dan pulang ke rumahnya.
Bukanlah hal yang mudah untuk pulang dengan keadaan tubuh yang seperti itu, tapi karena hari sudah malam yaitu pukul 1, Hyuga bisa dengan mudah pulang kerumahnya
★Di rumah★
"Ah..tubuhku penuh dengan darah, sial!!"
Hyuga langsung membersihkan dirinya dan mandi cukup lama untuk menghilangkan bau darah dari tubuhnya. Setelah selesai Hyuga langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dia langsung bergegas tidur karena besok dia ada ulangan di sekolahnya
★Keesokan harinya★
Dengan seragam sekolah yang sudah dipakainya, Hyuga berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum di kulkas. Di dapur ternyata ada Viktor yang sedang membuat cokelat panas
"Viktor, selamat pagi"
"Yo agen hyuga"
Hyuga terkejut Mendengar Viktor yang memanggilnya seperti itu, dia lantas mundur beberapa langkah ke belakang
"apa kau Viktor yg satunya lagi?"
Viktor diam sejenak, Hyuga pun semakin waspada. Tidak lama kemudian Viktor tertawa kencang karena sudah berhasil menipu Hyuga
"Tidak usah ketakutan begitu Hyuga, ini aku hahaha... aku berhasil menipumu!!" ucapnya sambil menyeka sedikit air yang keluar dari matanya karena tertawa
Hyuga yang dibuat kesal pun langsung mendekati Viktor dan memukul-mukul kepalanya
"jangan menakuti ku Viktor sialan!!"
"Sakit lo Hyuga.."
"Hmph!! Itu akibatnya karena main-main denganku. Cepat keluar sana, aku mau memasak sarapan kita"
Hyuga pun mengeluarkan bahan-bahan makanan dari kulkas. Viktor yang ingin membantu pun mengambil pisau dapur dan bersiap untuk memotong beberapa sayuran yang tersedia
"Kau tidak perlu membantuku, santai di ruang tengah saja sana"
"Baiklah..."
Dengan langkah kecewa, Viktor meninggalkan dapur dan menuju ruang tengah. Hyuga hanya menghela nafas lega karena Viktor mudah dibujuk kali ini dan tidak memaksa untuk membantu di dapur
Setelah beberapa menit, makanan pun siap. Aroma sedap tercium sampai keruang tengah, membuat orang yang sedang menonton berita langsung pergi ke dapur dan bersiap menyantap makanan yang dihidangkan
"Ayo makan"
"Em"
Hyuga dan Viktor pun memulai acara sarapan pagi mereka. Selama sarapan, Hyuga menceritakan tentang misinya semalam kepada Viktor, dan Viktor tersenyum puas karena informasi yang dia berikan kepada Hyuga sangat membantu dalam misi kali ini
Mereka pun selesai makan, membersihkan piring sebentar lalu segera berangkat ke sekolah
"Hey hari ini kita ulangan biologi kan?"
"Iya, makanya aku sedang belajar sekarang, jangan menggangguku"
"Iya iya"
Saat perjalan menuju sekolah, Hyuga baru ingat kalau dia lupa membawa sesuatu yang penting hari ini
"Viktor, aku akan kembali dulu ke rumah, ada benda yang tertinggal. Apa tidak apa kau pergi sendirian?"
"Oh ayolah, aku sudah sering pergi sekolah sendiri beberapa bulan ini. Lagian jarak dari sini ke rumah tidak terlalu jauh, jika kau mengkhawatirkanku kau pasti bisa kembali kesini lagi dengan cepat"
"Ah baiklah... kalau begitu aku pergi dulu"
Hyuga pun berbalik pulang ke rumah dan Viktor melanjutkan perjalanannya ke sekolah
Dalam perjalanan, Viktor tiba-tiba saja dicegat oleh dua orang siswa dari sekolah yang sama dengan Viktor, itu dapat dilihat dari seragam mereka yang sama dengannya
Viktor berusaha mengabaikan mereka dan lebih memilih untuk melewati mereka. Namun kedua orang itu tidak memberikannya jalan untuk lewat
"Permisi, kalian menghalangi jalanku, bisa kalian minggir?"
"Apa kau yang bernama Viktor?"
"Em, ada apa memangnya?"
"Lalu dimana yang satunya lagi?" ucapnya sambil mencari-cari disekitar yang menurut dugaan Viktor mereka juga sedang mencari Hyuga
"Pulang, katanya ada yang tertinggal"
"Oh sepertinya dia beruntung hari ini. Kami kesini ingin membuat perhitungan denganmu"
"Karena kau, pacarku memutuskanku!!"
Ucap salah seorang dari mereka. Viktor yang kebingungan dengan itu pun menunjuk dirinya sendiri dan memiringkan kepalanya tanda bahwa dia tidak mengerti
"Kenapa itu jadi salahku? Aku kan tidak berbuat apa-apa, lagian aku tidak kenal siapa pacarmu"
"Tentu saja salahmu! Dia bilang kalau kau belum punya pasangan jadi dia pikir dia ada kesempatan untuk memilikimu, dan setelah itu dia jadi memutuskanku!!"
"Oh begitu ya, wah aku tidak menyangka kalau aku cukup terkenal di sekolah. Beginilah nasib jadi orang ganteng ya"
Ucapnya dengan sangat percaya diri dan ke PD -an nya sampai tingkat dewa. Kedua pria tadi pun semakin naik darah dan langsung memukul Viktor
Viktor dengan refleks menghindari pukulan mereka. Kedua orang itu bukanlah tandingan untuk Viktor, dia bisa saja mengalahkan mereka dalam sekejap, tapi dia memilih untuk tidak membuat keributan supaya namanya tidak tercoreng
"Oii oii, tidak bisakah kita bicarakan ini dengan kepala yang dingin? Hari ini aku ada ulangan loh..."
"Ha... memangnya ada urusannya dengan kami?!! Jangan harap kau bisa lolos dari kami"
"Oh... begitu ya? Sepertinya aku akan terlambat ke sekolah jika tidak membereskan kalian dulu"
"A-apa"
Atmosfer di sekitar Viktor tiba-tiba saja berubah. Atmosfer yang awalnya tenang kini serasa mencekik orang-orang yang ada disekitar. Kedua pria tadi menyadari perubahan dari diri Viktor, mereka mundur ketakutan bahkan sampai terjatuh ke tanah
"Ap- apa-apaan ini! Kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan?"
"Aku merasa seperti sedang berhadapan dengan hewan buas. Tubuhku tidak bisa berhenti gemetar"
Viktor semakin mendekati kedua pria tadi, dan kedua orang itu pun perlahan-lahan mundur, salah satunya bahkan ada yang menangis
PLAKK!!
Sebuah benda mengenai kepala Viktor dan membuat empunya marah dan mencari-cari siapa pelakunya. Dalangnya pun keluar dari persimpangan jalan dan menampakkan dirinya kepada Viktor dan kedua orang tadi
"Hyuga!! Kau ini... kenapa kau melempar buku ke kepalaku?!! Sakit! Bagaimana kalau aku menjadi bodoh gara-gara itu?!!"
"Tidak mungkin, jika itu mungkin maka kau pasti sudah bodoh sejak dulu sebelum aku melemparmu dengan buku"
Hyuga pun berjalan mendekat dan mengambil buku yang dia lempar tadi. Kedua pria yang ketakutan tadi langsung lari terbirit-birit seperti jika mereka tidak lari maka mereka akan kehilangan nyawa mereka
"Ya kabur... padahal aku ingin menjahili mereka sedikit tadi"
"Menjahili apanya?! Jelas-jelas kau mengeluarkan aura membunuh tadi!! Kau ingin membunuh mereka ha?!!"
"Tentu saja tidak, lagian mereka yang duluan menggangguku!"
"Astaga, baru ku tinggalkan beberapa menit saja kau sudah membuat masalah!! Kau ini...!! Sudahlah, ayo cepat ke sekolah atau kita akan terlambat"
"Tapi itu bukan salahku, Hyuga..!!"
★Dikelas★
Para siswa saat ini sedang menjalani ulangan biologi. Sama sekali tidak ada suara yang keluar, semuanya sedang fokus saat ini
"Ah..bosan"
Viktor lalu mengangkat tangannya, menarik perhatian guru yang sedang mengawasi di depan
"Ya Viktor? Ada apa?"
"Aku sudah selesai Bu"
Viktor pun beranjak dari tempat duduknya sambil membawa lembar jawabannya ke depan
"Eh? Tapi ini kan baru 15 menit dari waktu ulangan dimulai?"
"Tapi aku benar-benar sudah selesai, bu guru periksa saja jika tidak percaya"
"Tidak perlu, kau bisa langsung istirahat"
"Em"
Viktor lalu berhenti sejenak dan menoleh kearah Hyuga yang sedang serius mengerjakan ulangannya
"Hyuga, cepatlah ulangannya... aku kan sudah mengajarimu semalam"
"Iya aku tau. Jangan menggangguku, aku sedang berusaha fokus disini!"
"Ah..kalau begitu jika kau mencari ku, aku ada di atap ya"
"Iya iya"
Keluar meninggalkan kelas, Viktor langsung berjalan menuju atap, dia ingin bersantai dan menikmati hembusan angin di sana
Sesampainya di atap, Viktor langsung bersantai ditempat yang teduh. Hembusan angin yang menyegarkan membuatnya jadi ingin tidur, namun tidak terlaksana karena dia melihat ada gadis yang sedang berdiri di pinggir atap dan kelihatannya akan melompat
Entah apa yang ada dipikirannya, Viktor berjalan mendekat kearah gadis itu. Viktor yang berjalan tanpa suara berhasil mengejutkan gadis tadi dan hampir saja dia terjatuh dari atap
"Apa kau mau melompat?"
"Siapa kau?"
"Hanya siswa sekolah ini"
"Untuk apa kau kesini? Jangan mendekati ku"
"Lompat saja kalau kau mau, kau mati pun tidak ada ruginya bagiku!"
"Kau..!!"
"Ya itupun jika kau bisa lompat!"
Dengan wajah mengejek, Viktor mundur beberapa langkah dari wanita tadi. Wanita itu pun tersadar kalau tangannya baru saja terikat oleh sebuah borgol
Dengan wajah tanpa bersalah, Viktor memutar-mutar kunci borgol itu di tangannya
"Oii, kenapa kau memborgol tanganku? Cepat lepaskan ini dariku!!"
"Itu untuk memastikan agar kau tidak lompat lalu mati. Aku tidak mau hal buruk terjadi di sekolah saat aku masih disini"
"Cepat lepaskan borgol ini dariku! Dan juga kenapa kau memiliki borgol ha...?!!"
"Entahlah, aku juga bingung kenapa aku memilikinya, kira-kira kenapa ya?"
Viktor pun berlagak bodoh di depan wanita itu dan itu berhasil membuat wanita tadi naik darah dan serasa ingin membunuh Viktor saat itu juga
"Wah garang sekali... aku jadi takut untuk mendekat. Kalau begitu...kuncinya aku letakkan disini ya, bye bye..."
"Woi!! Woi jangan pergi kamu!! Balik sini...woi!!"
Viktor pura-pura tidak dengar dan melesat pergi tanpa rasa bersalah sedikitpun karena sudah memborgol wanita tadi
"Ahh... Sial! Awas saja kalau bertemu lagi..!!"
★Di koridor★
"Em enaknya ngapain ya??"
Saat ini sudah jam istirahat, bel istirahat baru saja berbunyi beberapa saat yang lalu. Viktor yang masih belum melihat Hyuga pun mencari hal-hal yang bisa menghibur dirinya
"Oii, darimana saja kau?"
Suara yang sangat familiar menarik perhatian Viktor, dan Viktor pun langsung tersenyum lebar mendapati Hyuga berada di depannya
"Hyuga, akhirnya ketemu. Ayo main basket, aku sedang bosan sekarang"
"Aku bertanya darimana saja kau, aku—"
Ucapan Hyuga terhenti tatkala melihat seorang gadis dengan sangat cepat berlari menuju arah mereka. gumpalan debu yang berterbangan dapat terlihat dari bekas dia berlari
"Sialan!!"
Wanita tadi langsung saja menarik kerah baju Viktor dan menatap marah kearah orang yang dipegangnya itu
"Ah gadis yang tadi. Aku tidak menyangka kau bisa lepas secepat ini, apa kau tidak jadi lompat?"
"Sialan... memangnya siapa yang mau lompat ha?! Aku hanya ingin melihat dari ketinggian saja!! Tanganku jadi sakit gara-gara kamu tau!!!"
Kerutan imajiner terlihat di wajahnya, menandakan kalau dia benar-benar marah kepada Viktor
"Em anu... kau siapa ya?"
Tanya Hyuga yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi didepannya saat ini
"Orang ini kan Hyuga?! Wah... di foto dia sudah ganteng dan ternyata jika dilihat langsung lebih ganteng lagi. Astaga... aku senang sekali bisa bertemu pujaan hatiku hari ini"
"Oii gadis mesum, hidungmu mengeluarkan darah tu"
"Sialan kau..!!"
Setelah menyeka darah di hidungnya, wanita itu lanjut melampiaskan amarahnya kepada Viktor. Sedangkan Viktor tetap bertingkah seperti biasa saja
"Nona, aku tidak tau apa kesalahan temanku itu—
"Teman?"
"Tapi ini untuk keselamatanmu sendiri, sebaiknya kau lepaskan peganganmu dari orang itu"
Ucap Hyuga berusaha ramah
"Kenapa memangnya?"
"Apa kau tidak lihat pandangan mengintimidasi di sekelilingmu ini"
Wanita itu pun memandangi sekitarnya, dan benar saja, semua tatapan marah orang-orang tertuju kepadanya
"Kenapa semuanya melihatku seperti itu?"
"Masih belum paham ya...? Tentu saja mereka marah padamu, itu karena kau mengganggu pangeran mereka"
"Pangeran? Siapa?"
"Tentu saja orang yang kau pegang itu" ucapnya sambil menunjuk Viktor
"Ehhhhh!!"
Viktor dan wanita itu terkejut bersamaan, sedangkan Hyuga hanya menggeleng pasrah menghadapi mereka
"Kenapa kau juga terkejut ha..?!!"
"Ya... soalnya aku tidak tau tentang hal ini... mau bagaimana lagi"
"hehe, kau bahkan dapat mengetahui informasi yang tidak diketahui oleh pemerintah, tapi kau tidak tau soal sekolahmu sendiri, astaga... sudah kuduga"
"Jadi, bisakah kau lepaskan dia?"
Dengan terpaksa wanita itupun melepaskan cengkeramannya dari Viktor, dia belum siap jika harus bermusuhan dengan semua orang yang ada di sekolah
"Jadi... sejak kapan aku jadi Pangeran disini?" ucap Viktor sambil merapikan seragamnya yang berantakan
"Kau tidak baca blog sekolah ya..?"
"Tidak. Em... tunggu sebentar"
Viktor lalu mengeluarkan hp nya dan langsung membuka blog sekolah
"Wah kau benar, dan kau rajanya ya, Hyuga..?"
"Aku tidak terlalu memikirkan hal itu... yang terpenting sekarang, kenapa gadis ini marah padamu? Apa kau berbuat masalah lagi?"
"Tentu saja tidak, justru sebaliknya. Aku menghentikan orang ini saat dia hendak bunuh diri"
"Sudah ku bilang aku bukan ingin bunuh diri!! Kau tuli ya?!!"
"Ah... maafkan atas perbuatan temanku ini nona, dia memang sering kekanak-kanakan. Viktor cepat minta maaf"
"Maafkan aku"
Ucap Viktor seolah sok imut. Semua yang menyaksikan seperti tertusuk panah hatinya, mereka semua menahan hidung mereka yang sepertinya mimisan karena keimutan Viktor
Viktor dijadikan pangeran sekolah karena keimutan dan kepintarannya disekolah. Dia sangat mudah akrab dengan siapa saja dan dia juga tidak pernah berkata kasar ataupun berbohong. Itulah yang orang-orang tau mengenai Viktor
Semuanya seolah K.O dengan keimutan Viktor, tapi beda dengan dua insan yang sedang dekat dengan Viktor saat ini. Mereka sama sekali tidak terpengaruh dengan keimutan Viktor
"Itu tidak mempan kepadaku"
"Andai mereka tau sisi mu yang lain,Viktor"
Ucap Hyuga dan perempuan itu dalam hati mereka. Wanita itu sebenarnya enggan untuk memaafkan, tapi karena pujaan hatinya yang meminta maka diapun menyingkirkan egonya yang egois itu sebentar
"Baiklah aku maafkan"
"Terima kasih banyak. Oh ya, bisakah aku tau namamu?"
"Febi, Febi Lyn"
Saat ini Hyuga, Viktor, dan Febi sedang duduk di kantin. Sebagai permintaan maaf, Hyuga memaksa untuk mentraktir Febi. Meskipun Febi sudah menolaknya, tapi Hyuga tetap saja bersikeras
"Padahal bukan kau yang salah, tapi kau malah memaksa untuk mentraktirku sebagai permintaan maaf. Aku jadi merasa tidak enak"
"Ini bukan masalah, anggap saja ini sebagai hadiah perkenalan kita, ayo dimakan"
Hyuga pun meletakkan semangkuk ramen didepan Febi. Dan Febi pun langsung menyantap ramen itu
"Jadi... kenapa kau ingin bunuh diri?"
Tanya Hyuga dengan santainya dan itu berhasil membuat Febi tersedak
"Uhuk!! Sudah kubilang... aku bukannya mau bunuh diri, aku hanya ingin melihat pemandangan dari atas atap sekolah... kalian tuli ya?!"
"Gadis yang aneh, kenapa tidak sekalian saja kau coba bagaimana rasanya mendarat di tanah dari ketinggian gedung 4 lantai? Pasti luar biasa sekali rasanya"
"Kau ini!! Mulutmu itu tidak bisa bicara manis sedikit ya?!!" ucap Febi sambil menunjuk-nunjuk wajah Viktor dengan menggunakan sumpit yang dia pegang
"Aku ini Pangeran sekolah loh, semua yang ada di diriku ini sudah manis kau tau?"
"Aku rasa mereka buta karena sudah menganggapmu sebagai pangeran mereka"
"Oii gadis, kau yang buta karena tidak menganggapku pangeran. Aku benarkan Hyuga?"
Viktor pun mengalihkan pandangannya kearah Hyuga yang sedang asik meminum kopinya. Hyuga yang merasa ditanyai hanya bisa menatap datar kearah mereka lalu meletakkan cangkir kopinya dengan sangat elegan
"Jangan libatkan aku!!"
"Ga-ganteng sekali... aku semakin jatuh cinta padanya"
"Oii gadis, kau sedang tidak memikirkan hal mesum lagi kan?"
"Apa kau bilang?! Dan juga berhenti memanggilku 'oii gadis', aku ini punya nama tau..!!"
"Eh benarkah? Aku sudah lupa tu, bisa ulangi siapa namamu... eh bentar, aku rasa tidak perlu karena aku pasti akan melupakannya lagi nanti"
Dengan sangat terang-terangan, Viktor mengejek serta memprovokasi Febi. Febi yang sedari tadi berusaha agar tidak memukul Viktor di depan pujaan hatinya pun akhirnya lepas kendali. Dia segera berdiri dari tempat duduknya dan langsung mencengkeram kerah seragam Viktor seperti yang dia lakukan di Koridor tadi
"Yo Viktor dan Hyuga"
Sebuah suara berhasil mengalihkan pandangan mereka bertiga. Febi yang berusaha terlihat elegan pun langsung melepaskan cengkeramannya dan duduk kembali ketempatnya
"kapten Leo, ada urusan apa kalian disini?"
Orang tadi adalah Leo, kapten klub basket di SMA Harvey. Bersama dengan ketiga anggota senior yang lain, dia datang menemui Viktor dan Hyuga
"Kami hanya ingin mengajak kalian keluar malam ini. Para senior tim basket kita yang sudah lulus berhasil mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan, jadi kita semua anggota klub basket harus datang untuk merayakannya"
"Kapan waktunya?"
"Malam ini pukul 8"
"Itu terdengar menyenangkan, tapi maaf kapten, kami tidak bisa karena kami ada urusan nanti malam. Jadi kami tidak bisa datang"
"Aku tidak menyukai penolakan. Siapa saja anggota yang tidak datang nanti, maka mereka harus membersihkan ruang latihan selama 2 Minggu!Sendirian!"
"Tapi kapten, kami benar-benar ada urusan penting. Kau bilang jika kami tidak datang maka kami harus membersihkan ruang latihan selama 2 Minggu?! Lalu bagaimana kami mau belajar untuk ulangan satu minggu lagi kalau begitu?!"
"Itu artinya kalian tidak punya pilihan selain datang kan? Apa aku benar Viktor?"
Sang kapten lalu menepuk keras bahu Viktor, dan itu membuat Viktor terkejut dan menumpahkan minumannya di meja
"Kapten... lihat apa yang baru saja kau lakukan?"
Dengan berat hati dan terpaksa, Viktor pun membersihkan meja yang kotor akibat minumannya tadi. Entah karena sudah kebiasaannya atau apa, Hyuga pun membantu Viktor membersihkannya
"Seperti biasanya kalian selalu terlihat akrab ya. Jadi bagaimana?"
"Kalau aku sih tidak masalah tidak belajar selama ulangan nanti, tapi untuk Hyuga dia benar-benar harus belajar. Lagipula aku juga tidak mau membersihkan aula latihan sendirian"
"Kalau begitu sudah diputuskan. Kami akan menjemput kalian nanti, sampai jumpa nanti malam ya"
Kapten dan senior yang lain pun pergi meninggalkan kantin. Hyuga yang masih berusaha untuk menolak sama sekali tidak dihiraukan oleh mereka dan Hyuga pun hanya bisa pasrah dan duduk lesu di kursinya
"Kenapa kau sangat lesu begitu Hyuga? Apa urusanmu yang sangat penting itu memangnya?"
Febi yang merasa heran dengan Hyuga pun akhirnya angkat bicara. Dia tidak mengerti kenapa Hyuga yang selama ini selalu bersemangat tiba-tiba saja jadi lesu seperti itu hanya karena harus menghadiri sebuah acara
Hyuga tidak menghiraukan pertanyaan Febi dan beralih menatap kearah Viktor yang sibuk menikmati es cokelat miliknya
"Oii, apa kau ingin datang ke acara itu?"
"Em, seperti yang aku katakan tadi. Kau harus banyak belajar dan aku tidak mau repot selama dua Minggu ke depan, jadi kita akan ikut"
"Tapi kau kan tidak bisa—"
Viktor tau apa yang akan dikatakan Hyuga, sehingga dia langsung saja menyumbat mulut Hyuga dengan kentang goreng pesanannya
"Tenang saja, aku pasti akan baik-baik saja"
"Apa maksud kalian? Apakah Viktor menderita sakit parah"
"Oii!! Kau bertanya atau menyumpahi ku ha...?!!"
"Ha... tentu saja bertanya kan?! Apa kau tidak bisa membedakan mana yang pertanyaan dan mana yang menyumpahi ha..?!!"
Perkelahian seperti tikus dan kucing pun terjadi lagi di antara Viktor dan Febi. Hyuga yang sudah lelah dengan tingkah kedua orang itupun memilih untuk memasang headset dan mendengarkan lagu kesukaannya
★Malam harinya★
"Yo"
Kapten Leo dan anggota yang lain sudah menunggu viktor dan Hyuga di depan rumah mereka. Karena cuacanya agak dingin, Viktor dan Hyuga memilih untuk memakai jaket yang lumayan tebal, para anggota yang lain pun sepemikiran dengan mereka
"Semuanya sudah lengkap, ayo kita pergi"
Mereka semua pun pergi ketempat makan yang sudah dijanjikan. Sepanjang perjalanan, mereka bercerita tentang para senior yang akan mereka temui malam ini. Tempatnya lumayan jauh dari rumah Viktor dan Hyuga, sehingga mereka harus naik bus untuk pergi kesana
Setelah 20 menit perjalanan dengan menggunakan bus, mereka pun berhenti dan turun disebuah rumah makan ditempat yang lumayan ramai. Tempat itu sudah dibooking, sehingga hanya anggota klub basket saja yang ada di rumah makan itu
"Selamat malam"
"Yo, selamat datang"
Tiga orang pria sudah menunggu kedatangan mereka semua. Senyuman dan rasa rindu dapat terlihat dari mata kapten dan anggota lainnya yang kelas 2 dan 3
"Senior, perkenalkan ini anggota baru klub kita,mereka sangat hebat dalam bermain basket loh..."
"Ya, aku bisa melihatnya dari mata mereka. Ayo sekarang kita makan-makan, kalian pesanlah apa saja yang kalian mau, kami yang akan mentraktir kalian"
"Yeay!!"
Mereka semua bersorak bersamaan lalu memesan semua makanan yang mereka inginkan
Pesta berlangsung dengan meriah, semuanya bersenang-senang dan saling bersenda gurau
"Ayo kita minum.."
Tawar salah seorang senior kepada Viktor yang sedang meminum cokelat panasnya
"Saya masih dibawah umur senior, jadi tidak boleh meminum yang beralkohol"
"Oii apa kau berniat menyuruh adik kelas untuk minum alkohol ha..?!"
Kapten Leo pun menjitak kepala seniornya itu,ndan hanya dibalas dengan senyuman dari orang yang dipukul
"Senior, aku mau izin ke toilet dulu sebentar"
"Aku akan menemanimu"
Hyuga beranjak ingin menemani Viktor ke toilet, dia tidak ingin kalau hal yang paling dihindari terjadi
"Hyuga... bukankah kau terlalu memanjakan Viktor? Dia hanya ingin ke toilet, dia tidak akan hilang"
"Ah baiklah kalau begitu"
Viktor pun langsung pergi ke toilet dan Hyuga hanya duduk sambil memperhatikan punggung Viktor sampai tidak terlihat lagi
★Di Toilet★
"Meriah sekali pestanya, aku sampai lupa waktu"
Viktor pun mengeluarkan obat yang dia simpan sedari tadi di dalam kantongnya. 4 butir pil dia makan sekaligus sehingga dia rasanya ingin muntah karena pahitnya obat-obat itu
"Aku merasa lebih baik sekarang"
Setelah selesai Viktor pun langsung membuang bungkus obat tadi di wastafel lalu kembali lagi ketempat yang lainnya
"Yo aku sudah kembali"
"Kalau begitu ayo semuanya bersulang!!"
"Yeay!!
Setelah berjam-jam, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah sangat malam yaitu pukul 23.46
Para senior yang lain menawarkan diri untuk mengantarkan Hyuga dan Viktor pulang, namun mereka menolaknya karena tidak mau merepotkan
Saat ini Hyuga dan Viktor sedang berjalan di jalanan yang sepi menuju rumah mereka
"Wah aku kenyang sekali. Untunglah aku datang tadi" ucap Viktor sambil menepuk-nepuk perutnya yang buncit karena kekenyangan
"Viktor, ayo segera pulang. Ini sudah jauh lewat dari waktu yang biasanya"
Hyuga mempercepat langkahnya menuju rumah, dia merasakan firasat yang tidak enak. Saat sudah berjalan jauh di depan, Hyuga berhenti karena Viktor sama sekali tidak bergerak dari tempatnya yang tadi
"Viktor..?"
"Aku rasa... aku akan berkeliling sebentar. Tidak masalahkan?"
Firasat buruk yang dirasakan Hyuga tadi akhirnya terjadi, kepribadian Viktor yang satunya lagi muncul. Atmosfer disekitar Langsung berubah. Dengan warna mata yang merah darah, Viktor menyeringai kearah Hyuga
Hyuga langsung merinding dibuatnya namun dia berusaha agar tetap terlihat tenang dan menutupi ketakutannya
"Tidak boleh! Besok kita masih harus sekolah. Dan pak kepala juga tidak akan mengizinkanmu untuk keluar pada jam segini!! Ayo pulang!!"
"Apa kau... memerintah ku?!"
"Iya aku memerintah mu! Jika kau tidak mau menurut maka aku akan meminta pak kepala untuk mengurung mu dan kau tidak akan bisa berkeliaran dengan bebas lagi!"
Dalam sekejap, Viktor sudah ada di depan Hyuga dan mencengkeram kuat rahang Hyuga. Hyuga sedikit meringis karena kuatnya cengkraman dari Viktor sedangkan Viktor hanya menatap tajam kearah Hyuga
"Jadi begini rasanya berhadapan dengan pembunuh terhebat di negara D? Tekanannya benar-benar berbeda dengan pembunuh yang lain!"
"apa kau baru saja mengancam ku?!! Kau pikir siapa kau bisa-bisanya mengancam ku?! Aku bisa saja langsung membunuhmu sekarang juga"
Hyuga diam tidak menjawab, namun matanya menunjukkan kalau dia sama sekali tidak takut dengan ancaman Viktor
Viktor pun melepaskan cengkeramannya lalu berjalan mendahului Hyuga. Hyuga pun langsung mengusap rahangnya yang sakit dan memperhatikan punggung Viktor yang berjalan menjauh darinya
"Dasar tukang pengadu! Tidak seru sama sekali. Kau kulepaskan hari ini, sebagai gantinya buatkan aku kue cokelat saat pulang nanti ya"
"Kue cokelat?"
"Apa? Apa kau pikir aku membenci kue cokelat? Kami ini orang yang sama loh... ayo cepat pulang!!"
Hyuga tidak punya pilihan lain selain mengikuti perintah Viktor. Selama perjalanan dia sedikit menjaga jarak dari Viktor
★Di Rumah★
"Hyuga cepatlah!!"
Viktor memukul meja berkali-kali karena sudah tidak sabar ingin memakan kue cokelat kesukaannya. Hyuga yang sudah selesai membuat kue hanya bisa berdecak kesal kearah orang yang kelaparan seperti anak kecil itu
"Oii, apa kau tidak bisa sabar sedikit?! Lagipula bukankah perutmu sudah penuh di pesta tadi?!! Kau bisa sakit perut kalau begini!"
"Wah wah wah... apa kau mengkhawatirkan ku?" ucap Viktor menggoda Hyuga
"Sial aku lupa, di kantor ada beberapa rumor yang mengatakan kalau Viktor yang ini menyukai sesama jenis, bodohnya aku telat menyadarinya"
"Enak seperti biasanya, kau pasti akan jadi suami yang hebat nantinya Hyuga!!"
"!!! Kau mau ku bunuh ya?!!"
Hyuga yang merasa ngeri langsung mengeluarkan pisau lipat miliknya dan dibalas dengan senyuman puas dari Viktor
"Aku bercanda, santai saja. Aku tidak tertarik dengan sesama jenis!! Aku hanya suka saja menggoda mu, tidak usah tegang begitu"
"Bagaimana mungkin aku tidak tegang! Ada rumor di kantor yang mengatakan kalau kau itu menyukai sesama jenis! Tentu saja aku harus waspada!"
"Orang yang menyebarkan rumor itulah yang menyukai sesama jenis. Mereka menyebarkan berita buruk tentangku karena aku menolak mereka. Jika tidak percaya tanyakan saja pada pak tua itu"
Tanpa merasa risih sedikit pun atas perkataan Hyuga tadi, Viktor terus menyantap kue cokelatnya
"Kau ini bodoh ya? Bisa saja tertipu dengan rumor seperti itu"
"Mau berkelahi ya?!!"
"Oii! Aku dengar kalau kau adalah orang yang haus darah. Kau akan merasa kurang jika tidak membunuh sehari saja, kau bahkan pernah membunuh rekanmu sendiri. Lalu mengapa sekarang kau bisa setenang ini tanpa niat membunuh sedikit pun?"
"Sepertinya orang-orang suka sekali melebih-lebihkan cerita tentangku"
Selesai dengan kue cokelatnya, Viktor langsung minum dan membersihkan mulutnya dengan serbet yang ada di meja
"Aku memang suka membunuh, tapi bukan berarti aku tidak suka bersantai. Diriku yang satunya bahkan takut denganku, padahal jika tidak ada aku mungkin orang-orang tercintanya sudah mati sekarang ini. Dia meminum obat tidur dengan efek yang kuat agar aku tidak bangun, jahat sekali dia. Dan soal aku yang membunuh rekanku, itu hanyalah ke salah pahaman saja, tapi semua orang menganggap kalau akulah yang melakukan nya. Ya aku juga tidak peduli sih bagaimana tanggapan mereka terhadapku"
Viktor beranjak pergi dari tempat makan dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya
"Soal diriku yang punya dua kepribadian ini aku tidak tau kenapa itu bisa terjadi. Siapakah diantara kami yang asli, aku tidak tau. Karena aku kehilangan ingatanku setahun yang lalu. Sisi yang satunya adalah cahaya dan aku adalah kegelapan, kami adalah satu"
"Apa kau akan membunuh orang yang tidak bersalah lagi?"
"Selama mereka tidak membuatku kesal maka mereka akan aman. Selamat malam... agen hyuga"
Viktor masuk ke kamarnya dan meninggalkan Hyuga sendirian di ruang makan dengan banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepalanya
★Keesokan harinya★
"Hyuga... ayo cepat..!!"
"Iya iya"
Seperti biasanya Hyuga dan Viktor berangkat pagi-pagi ke sekolah. Kepribadian Viktor yang ceria juga sudah kembali, senyuman khasnya terpasang di wajahnya yang imut dan juga tampan itu
Sesampainya di sekolah, Hyuga dan Viktor Langsung mengganti sepatu mereka. Dan seperti hari biasanya, di dalam loker sepatu mereka banyak sekali terdapat hadiah dan juga surat cinta
Untuk Viktor dia hanya mengambil hadiahnya saja, karena hadiahnya itu cokelat kesukaannya. Sedangkan Hyuga memilih untuk mengambil semua surat-surat mereka lalu membakar semua surat-surat itu
"Viktor, apa kau tidak mau menanyakan hal kemarin?"
"Em... aku rasa tidak perlu. Kau baik-baik saja dan aku juga tidak keberatan dia muncul semalam. Perbedaan Ku dengannya hanyalah ego kami, jika ada yang membuatnya kesal maka dia akan membunuhnya dan jika ada yang menyakiti orang yang ku sayangi maka aku yang akan membunuh orang itu"
Setelah mengatakan itu,Viktor langsung pergi menuju kelasnya. Viktor biasanya menunggu Hyuga untuk berjalan bersama menuju kelas mereka, namun kali ini berbeda, dia pergi menuju kelas sendirian
"Apa-apaan itu tadi? Padahal jelas sekali kalau aku sedang berbicara dengan Viktor yang baik dan suka tersenyum, tapi kenapa aku merasa seperti sedang berbicara dengan Viktor yang tadi malam?!!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!