"Aku telah memberimu, jadi ..,mulai sekarang kau harus patuh kepadaku." ucap Revaldo.
"Buka seluruh pakaianmu!" seru seorang pria yang bernama Revaldo kepada Naysila.
"Mengapa aku harus melakukannya?!" seru Naysila kepada Revaldo.
"Aku telah membeli mu dengan harga yang sangat besar, bahkan aku telah membayar biaya rumah sakit untuk mengeluarkan Semua keluargamu yang menjadi korban kecelakaan itu!" seru Revaldo.
"Lalu, Apakah aku harus mengganti hutang-hutang ku itu dengan tubuhku!" seru Naysila kepada Revaldo.
"Tentu saja kau harus melakukan hal itu, jika kau tidak mau melakukannya maka bisa kupastikan seluruh mayat keluargamu itu akan kubuang ke jurang!" jawab Revaldo.
"Aku tidak mau melakukan kebodohan hanya untuk kenikmatan mu saja!" seru Naysila.
"Lalu apa yang kau inginkan!" seru Revaldo.
"Nikahi aku dahulu, setelah itu kau bebas melakukan hal itu. dengan begitu Aku tidak ingin berbuat dosa di dalam hidupku!" seru Naysila kepada Revaldo.
"Setelah aku menikahimu Apakah kau mau melakukannya denganku?!" seru Revaldo kepada Naysila.
Terlihat wanita itu hanya diam tanpa menjawab perkataan Revaldo.
"Baiklah kalau begitu, aku akan membawamu ke catatan sipil." jawab Revaldo.
Saat itu juga Revaldo membawa Naysila ke catatan sipil untuk melakukan pernikahan, yang jelas pernikahan itu bukanlah pernikahan dengan cinta. karena pernikahan itu dilandaskan atas dasar membayar hutang semata.
Revaldo begitu menginginkan mempunyai keturunan, karena menurut dokter pria itu tidak akan bisa mendapatkan anak dari wanita manapun. karena kelainan yang dimiliki oleh Revaldo.
"Aku akan membuatmu mengandung anakku. Karena aku telah membayar mu dengan sangat mahal, kau tidak boleh menolak setiap kali aku menginginkan dirimu!" seru Revaldo yang telah kembali dari catatan sipil.
Revaldo membawa Naysila kesebuah rumah, pria itu tidak berkata kalau Naysila tidak boleh menganggapnya sebagai suami atau mengakuinya sebagai suami.
"Sekarang kau pilih?!" seru Revaldo. tak ada pergerakan dari Naysila hingga membuat Revaldo langsung menarik tubuh Naysila dan mengajaknya berhubungan.
"Kau Ingin membuatku menunggu!" seru Revaldo. dengan sangat kasar Revaldo langsung menyobek pakaian Naysila hingga membuat wanita itu telanjang bulat tanpa memakai pakaian sama sekali, Revaldo terus menatap tubuh Istri bayarannya itu.
Tubuhnya padat berisi hingga membuat senjata milik Revaldo langsung menegang tanpa bisa dikontrol, tak sekalipun pria itu merasakan hasrat kepada wanita. bahkan dengan sengaja pria itu pernah membayar seorang wanita untuk bertelanjang bulat di hadapannya. yang terjadi senjata milik Revaldo tidak terangsang sama sekali.
Namun ketika pertama kali bertemu dengan Naysila di sebuah hotel, tanpa sengaja Gadis itu menyenggol tubuh Revaldo saat berada di lift. saat pertama kali itulah Revaldo merasakan kalau sesuatu yang berbeda saat disentuh oleh seorang wanita.
Revaldo terus menatap tubuh Naysila yang begitu seksi padat dan berisi, hingga membuat hasrat Revaldo yang tidak pernah terbangun kini mulai bergairah. bahkan terasa tubuhnya panas membara dan terasa hasrat itu tidak bisa dikendalikan.
"Hanya gadis ini satu-satunya yang bisa membuatku berhasrat, bahkan senjataku bisa merasakan rangsangan yang begitu luar biasa." guman Revaldo dalam hati saat menatap tubuh Naysila yang sedang berdiri di hadapannya.
Naysila nampak menutupi area sensitifnya, karena baru pertama kali dia akan melakukan hubungan dengan seorang pria yang telah menikahinya dengan paksa.
"Mendekatlah kemari!" seru Revaldo yang kemudian duduk di kursi yang berada di kamar rumahnya. Naysila mendekati tubuh suami yang baru saja menikah hanya beberapa jam yang lalu.
Revaldo memberikan sentuhan-sentuhan nakal di tubuh Naysila, pria itu terus menelusuri tubuh Naysila yang berdiri di hadapannya tanpa sehelai benang sekalipun.
Naysila menahan malu karena dirinya harus dipaksa untuk melakukan hati itu.
"Cepat!" suruh Revaldo kepada Naysila. wanita itu melotot sembari menatap pria yang ada di hadapannya.
"Apakah kau tidak mau melakukannya?" tanya Revaldo. Naysila langsung berjalan maju dan melepaskan pakaian suami kontraknya itu satu persatu.
"Duduk di pangkuan ku!" seru Rivaldo. Naysila menuruti semua perkataan Revaldo, karena dia tidak ingin pria itu menghancurkan mayat seluruh keluarganya yang telah meninggal.
"Apa yang ingin kau minta dariku?" tanya Naysila.
"Aku sudah menikahimu Seperti Yang Kau minta, jadi saat kita melakukan hal itu tak ada dosa yang akan kita tanggung." jawab Revaldo yang kemudian memegang satu persatu tubuh Naysila.
Deg..
Deg..
Deg..
Jantung Naysila berdebar tidak karuan saat Revaldo menyentuh tubuhnya satu persatu, wanita itu tidak pernah sekalipun mengenal yang namanya cinta ataupun pria. malah yang terjadi dirinya tiba-tiba dipaksa menikah oleh pria yang ada di hadapannya, pernikahan secara dadakan dan malam pertama yang harus dia lalui.
Darah Naysila terasa mendidih saat Revaldo memberikan sentuhan-sentuhan nakal di tubuhnya.
"Cium aku!" seru Revaldo kepada Naysila. wanita itu langsung duduk di pangkuan suaminya itu sembari memberikan ciuman kepadanya.
"Kau tidak pernah mengenal pria ya?" tanya Rivaldo. Naysila terdiam tanpa mengatakan apapun, karena benar apa yang dikatakan pria itu.. bahkan Naysila tidak pernah sekalipun melakukan ciuman dengan seorang pria.
Revaldo langsung menarik leher Naysila dan memberikan ciuman yang begitu liar di bibir istrinya itu.
"Aku akan memberikanmu pelajaran mengenai ciuman yang berhasrat." ucap Rivaldo yang membuat Naysila langsung melotot. permainan ciuman yang dilakukan oleh Revaldo membuat Naysila seolah kehilangan nafas, Gadis itu langsung memukul dada Revaldo akan melepaskannya.
"Ha-ha-ha... aku suka sekali dengan gayamu seperti itu, berarti kau adalah seorang gadis yang akan menjadi milikku dan hanya aku yang akan menjadi milikmu." ucap Rivaldo yang kemudian melanjutkan ciuman mereka.
Terlihat jelas kalau Revaldo tidak bisa menahan gairah nya kembali, pria itu terus memberikan sentuhan-sentuhan nakal di seluruh tubuh Naysila. hingga membuat Naysila sedikit terjingkat dan merasakan setruman listrik di seluruh tubuhnya.
"Aku juga baru pertama kali melakukannya." bisik Revaldo di telinga Naysila.
"Apakah kau yakin kalau aku adalah wanita pertama yang akan bersamamu." ucap Naysila.
"Kau adalah satu-satunya wanita yang akan menjadi pemilik senjataku ini." jawab Revaldo yang kemudian melanjutkan aksinya. terlihat pria itu langsung melepar tubuh Naysila di atas ranjang.
Revaldo langsung memberikan serangan bertubi-tubi ditubuh Naysila, hingga membuat wanita itu mengerang karena baru pertama kali dia melakukan hubungan dengan seorang pria.
Sakit mungkin itu adalah perasaan yang dirasakan oleh Naysila.
"Gadisku."
ucap Revaldo, terlihat pria itu begitu berhasrat saat dirinya melakukan hubungan itu.
Hasrat telah menyelimuti tubuh Revaldo, hingga membuat pria itu terus melakukan serangan kepada Naysila. hingga membuat Naysila antara mengerang nikmat dan kesakitan.
** bersambung **
Sinar pagi telah ah memasuki kamar Revaldo, pria itu membuka matanya dan meregangkan otot-ototnya. sesaat kemudian tatapan matanya menatap seorang wanita yang telah menjadi istrinya.
"Dia adalah wanita satu-satunya yang bisa membuatku menjadi pria seutuhnya." guman Revaldo dalam hati saat melihat wajah Naysila masih tertidur disampingnya. Revaldo memberikan kecupan di kening seorang wanita yang beberapa jam yang lalu baru dinikahinya.
🎶🎶🎶🎶🎶
Revaldo menatap ponsel yang berada disampingnya, pria itu mengangkat ponsel itu sembari menghembuskan nafasnya yang sangat berat.
"Halo Cesar, ada apa?" tanya Revaldo kepada ajudan sekaligus sekretaris pribadinya itu.
"Sebaiknya Anda ke perusahaan, Tuan. karena ada sesuatu yang begitu gawat!" seru Cesar yang berada di perusahaan Revaldo.
"Memangnya ada apa?" tanya Revaldo kepada Cesar.
"Sebaiknya anda segera kemari, kalau tidak mungkin nama anda akan menjadi buah bibir di majalah pengusaha." jawab Cesar.
"Baiklah kalau begitu, Tunggu aku di perusahaan. aku akan berangkat sebentar lagi." jawab Revaldo.
Sesaat kemudian pria itu menatap seorang wanita yang berada di sampingnya, seorang wanita yang telah membuatnya merasakan kebahagiaan dunia, begitu sempurna malam kemarin yang dirasakan oleh Revaldo.
"Hanya wanita ini yang akan menjadi tambatan hatiku." guman Revaldo dalam hati yang kemudian memberikan ciuman kembali di kening Naysila yang masih tertidur.
Mungkin cara Revaldo untuk mendapatkan Naysila tergolong sangat kejam dan sangat licik, namun hanya dengan cara itu Revaldo bisa menekan Naysila.
Revaldo adalah pria yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya, Hal itu membuat Revaldo harus menggunakan cara kejam untuk menundukkan seorang wanita yang bernama Naysila.
"Kalau istriku sudah bangun, minta dia untuk segera berangkat ke kantor ku!" seru Revaldo kepada salah satu pembantu yang ada di rumahnya. wanita tua itu menatap Rivaldo dengan tatapan yang begitu membahagiakan, seorang wanita tua yang menjadi pengasuh Rivaldo semenjak pria itu menjadi yatim piatu Di usianya yang baru 5 tahun.
"Baiklah, sesuai yang kau katakan. Bibi akan memintanya untuk ke perusahaanmu." jawab Bu Citra kepada Revaldo.
"Bibi harus ingat, Bibi tidak boleh memanggilnya istriku ataupun apapun. panggil saja namanya, dengan begitu Mungkin dia tidak akan tersinggung." jawab Revaldo kepada bu Citra.
Bu Citra menatap anak asuhnya itu, dia begitu bahagia saat mengetahui kalau Revaldo bisa menemukan seorang wanita yang bisa memberikannya kebahagiaan.
Bu Citra memasuki kamar Revaldo, wanita itu menatap seorang gadis muda yang masih tertidur dan berselimut di seluruh tubuhnya. Bu Citra membuka tirai yang ada di kamar itu, hingga membuat Naysila terbangun karena sinar pagi menembus di ruangan itu.
"Selamat pagi sayang." ucap Bu Citra yang memberikan sapaan kepada Naysila. Naysila menatap seorang wanita tua yang berada di depannya, sesaat kemudian dia baru teringat kalau tadi malam tubuhnya tidak memakai pakaian sehelai pun hingga membuat Naysila langsung menarik selimut itu hingga menutupi wajahnya.
"Maaf Bu, bisa tidak Ibu keluar sebentar. karena..." ucap Naysila yang tidak dilanjutkan. karena dia sangat malu jika wanita tua itu mengetahui dirinya sama sekali tidak memakai pakaian sama sekali.
"Tenanglah, aku sudah tahu." jawab Bu Naysila yang kemudian tersenyum dan memberikan sentuhan di kepala Naysila
"Segeralah turun, setelah itu kau diminta untuk ke perusahaan oleh Revaldo." jawab Bu Citra yang kemudian meninggalkan Naysila. Hari ini adalah hari yang baru bagi Naysila, pasti pria itu akan mengatakannya dan menghinanya karena menjual tubuhnya untuk menebus seluruh mayat keluarganya yang telah meninggal dalam kecelakaan.
"Pasti pria itu ingin melakukan sesuatu padaku, pasti pria itu akan mengatakan dan menghina aku kalau aku ini adalah wanita yang tidak benar, wanita yang menjual tubuhnya untuk uang." ucap Naysila yang kemudian menghempaskan tubuhnya kembali di ranjang yang super besar itu.
Naysila tidak ingin berpikir kembali, wanita itu langsung menarik selimut yang menutupi tubuhnya dan masuk ke sebuah kamar mandi. terlihat kamar mandi itu begitu besar.
"Aku tidak ingin dianggap sebagai wanita murahan yang menjual tubuhnya." ucap Naysila di sela-sela ritual mandinya. sekitar satu jam kemudian Naysila telah keluar dari kamarnya dan menuju dapur rumah besar itu.
"Apa yang bisa kubantu, Bu?" tanya Naysila. Bu Citra menatap Naysila sembari tersenyum.
"Bantu aku memasak saja." Jawab Bu Citra yang takut jika Naysila tidak bisa memasak.
Naysila menganggukkan kepalanya sembari menatap bahan-bahan yang ada di dapur.
"Masak apa bi?" tanya Naysila.
"Bahan-bahan yang ada di rumah ini saja." Jawab Bu Citra.
"Ini buat omelet, stike, rendang sama masakan Jepang ya bi?" tanya Naysila kepada Bu citra. Bu Citra sedikit terkejut karena gadis muda yang ada di sampingnya itu bisa mengenal beberapa bahan hanya dengan melihatnya saja.
"Kau bisa memasak, seperti apa yang kau ucapkan tadi?" tanya Bu Citra. Naysila menganggukkan kepalanya, sesaat kemudian Naysila langsung melakukan aktivitas memasaknya tanpa menunggu waktu lama.
"Ternyata tidak hanya wajahnya yang cantik, namun terlihat gadis ini sangat pandai dan akan menjadi seorang istri yang yang begitu luar biasa." ucap Bu Citra yang memandang Naysila.
Satu jam kemudian Naysila telah selesai dengan aktivitas memasaknya.
"Aku boleh minta makanan ini tidak, Bu. aku mau membawanya ke kantor, karena aku tidak mau terlambat dan dimarahi oleh majikan Bibi." ucap Naysila kepada bu Citra.
"Boleh." jawab Bu Citra.
Akhirnya Naysila membawa bekal makanan dan dibawa ke perusahaan milik Revaldo.
Satu jam kemudian Naysila sudah berada di perusahaan Revaldo, karena salah satu supir yang ada di rumah pria itu diminta untuk mengantar Naysila ke perusahaannya. Naysila menatap sebuah perusahaan yang begitu besar,
"Nona, silahkan anda turun." ucap sopir pribadi Revaldo.
"Baik pak, jawab Naysila yang kemudian turun. Naysila memakai dress sederhana dan sepatu high heels yang haknya cuma beberapa senti.
"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang petugas resepsionis kepada Naysila.
"Saya diminta oleh Tuan Revaldo untuk menemuinya." ucap Naysila kepada seorang wanita yang menunggu meja resepsionis.
"Apakah kau sudah membuat janji?" tanya wanita itu lagi.
"Tidak, saya belum membuat janji. tapi Tuan Revaldo berpesan saya diminta untuk ke perusahaan ini." jawab Naysila.
"Tapi Tuan Revaldo tidak bisa menemuimu, karena hari ini ada rapat mendadak." jawab seorang wanita yang berjaga di meja resepsionis.
"Kalau begitu itu kau tunggu saja, karena mungkin Tuan Revaldo akan lama." jawab petugas resepsionis.
Selama hampir 2 jam lebih Naysila menunggu Revaldo yang sedang melakukan meeting di perusahaannya, dengan sabar Naysila menunggu pria yang telah membelinya itu.
tatapan mata Naysila menetap sebuah perusahaan yang begitu megah, dengan karyawan yang berjumlah begitu banyak.
** bersambung **
Sudah 3 jam lamanya Naysila terus menunggu kedatangan Revaldo.
"Nona, apa masih lama Tuan Rivaldo melakukan rapat?" tanya Naysila kepada petugas resepsionis.
"Saya kurang tahu, Nona." jawab petugas resepsionis.
Akhirnya Naysila duduk kembali di ruang tunggu perusahaan.
"Ayolah sayang, nanti malam kita keluar yuk." rengek seorang wanita yang bermanja di lengan Revaldo.
Naysila mencoba untuk memperjelas tatapan matanya itu.
"Katanya dia memintaku untuk datang ke perusahaannya, malah sekarang aku disuguhkan dengan pemandangan seperti ini." guman Naysila dalam hati sembari menatap Revaldo yang sedang bersama seorang wanita.
Tatapan mata Revaldo menatap seorang wanita yang sedari tadi menatapnya.
"Naysila." ucap Revaldo dalam hati saat melihat seorang wanita yang baru kemarin dia nikahi.
"Hai.."
Naysila melambaikan tangannya sembari tersenyum kepada Revaldo.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Revaldo kepada Naysila.
Seorang wanita yang bersama dengan Revaldo begitu tidak suka dengan kedatangan seorang gadis muda yang berada di ruang tunggu.
"Tadi kau bilang aku harus keperusahaan ini." jawab Naysila.
"Siapa yang mengatakan hal itu?" tanya Revaldo.
"Bu Citra." jawab Naysila.
"Oh ya, aku lupa." jawab Revaldo santai.
"Siapa wanita ini!" seru seorang wanita yang bernama Hilda.
"Dia adalah pekerja yang ada di rumahku." jawab Revaldo.
Naysila menganggukkan kepalanya sembari menatap seorang wanita yang terus bermanja di lengan Revaldo.
"Orang kaya memang bebas, setelah mengancamku dan merebut kesucianku.. sekarang malah pria ini sedang bersama dengan wanita lain." cibir Naysila dalam hati saat melihat Revaldo sedang bersama dengan Hilda.
"Pergilah dulu, setelah itu aku akan menemuimu. karena aku harus menyelesaikan masalahku dengan wanita ini!" seru Revaldo yang kemudian meminta Hilda untuk pergi darinya.
Tatapan mata Naysila menatap seorang wanita dengan pakaian yang begitu minim, bahkan baju seksi yang dipakai oleh wanita itu hanya seukuran setengah pahanya.
"Gracia, tunjukkan tempat wanita ini!" seru Revaldo kepada sekretarisnya.
Seorang wanita yang bernama Gracia mengantar Naysila ke sebuah ruangan, memang Revaldo tidak mengatakan Di mana tempat kerja Naysila. namun Gracia mengantarkan Naysila ke sebuah gudang.
"Mulai Sekarang kau akan bertugas di gudang ini bersama para pekerja yang lain!" seru Gracia kepada Naysila.
"Siap Nona." jawab Naysila yang kemudian pergi masuk ke dalam gudang tempat penyimpanan barang.
"Dengarkan Aku, dia adalah pekerja baru yang ada di tempat ini. Mulai sekarang bekerjasamalah dengan gadis ini!" seru Gracia kepada para pekerja yang lain.
Naysila menyapa satu persatu orang yang ada di bagian gudang Perusahaan.
"Hai, namaku Joshua pimpinan bagian gudang Perusahaan." ucap Joshua.
"Namaku Naysila." jawab Naysila.
"Namaku Mika dan itu Yosep kekasihku." ucap Mika yang memperkenalkan orang-orang yang ada di bagian gudang.
Akhirnya Naysila bekerja di perusahaan milik Revaldo, pria itu telah memutuskan untuk membuat Naysila dikeluarkan dari hotel tempat Naysila bekerja.
"Katanya wanita bayaran yang kau nikahi itu kau minta untuk bekerja disini?" tanya Cesar kepada Revaldo. Revaldo menganggukkan kepalanya kemudian mengajak duduk Cesar.
"Sebenarnya aku yang meminta pihak hotel untuk mengeluarkan Gadis itu." jawab Revaldo.
"Apakah kau mencintai wanita itu?" tanya Cesar.
"Mungkin, yang jelas hatiku terus berdebar saat berada bersama wanita itu. sama seperti saat aku berada di hotel tempat wanita itu bekerja." jawab Revaldo.
"Lalu, Mengapa kau tidak mengatakan kepada publik kalau wanita itu istrimu?" tanya Cesar.
"Ini belum saatnya." jawab Revaldo.
"Kapan waktu yang akan tepat itu?" tanya Cesar.
"Entahlah, aku ingin membuatnya jatuh cinta kepadaku." jawab Revaldo.
"Apakah kau yakin dia akan bisa jatuh cinta padamu?" tanya Caesar.
"Aku tidak tahu, mungkin akan memakan waktu yang lama. apalagi kau tahu kan aku telah memaksa wanita itu untuk menikah denganku, Bahkan aku telah menghinanya dengan kata-kata yang sedikit kasar waktu itu." jawab Revaldo.
"Entahlah aku bingung, yang jelas kehidupan yang kau jalani adalah kehidupanmu sendiri. jadi terserah padamu." ucap Cesar yang kemudian memberikan sebuah berkas kepada Revaldo.
"Di mana wanita itu di letakkan?" tanya Cesar kepada Revaldo.
"Apanya yang diletakkan?" tanya Revaldo kepada Cesar.
"Maksudku... kau pekerjakan di bagian mana wanita itu?" tanya Cesar.
"Aku belum tahu, karena Gracia yang mengantar dan menunjukkan tempat istriku bekerja." jawab Revaldo.
"Cie-cie... Ternyata kau mengakuinya sebagai istri juga." canda Cesar kepada teman sekaligus bosnya.
"Sudahlah, jangan terus meledek ku. nanti aku akan menemuinya karena aku juga ingin tahu dimana Gracia mempekerjakan Istriku itu." jawab Revaldo.
Akhirnya Revaldo dan Cesar Pergi untuk melakukan meeting kembali, Tak lama kemudian terlihat beberapa pegawai dari bagian gudang menemuinya di lapangan perusahaan.
"Apa yang kau lakukan, Joshua?" tanya Revaldo kepada pimpinan bagian gudang.
"Kami akan melakukan perhitungan di cabang perusahaan yang ada di kota sebelah, Tuan." jawab Joshua kepada Revaldo.
Sesaat kemudian nampak tatapan mata Revaldo menatap seorang wanita yang berada di belakang punggung Joshua.
"Tolong minggir sebentar." ucap Revaldo kepada Joshua.
"Memangnya ada apa, Tuan?" tanya Joshua.
"Suruh wanita yang ada di belakangmu itu untuk maju." pintar Revaldo kepada Joshua. akhirnya Joshua menggeser tubuhnya dan baru terlihat lah kalau Naysila dipekerjakan oleh Gracia di bagian gudang Perusahaan.
"Apa yang kau lakukan dengan mereka!" seru Revaldo kepada Naysila.
"Tentu saja bekerja." jawab Naysila.
"Siapa yang menaruhmu dibagian ini!" seru Revaldo yang terlihat marah.
"Ya tentu saja sekretaris bapak lah." jawab Naysila santai.
"Sini ikut aku!" seru Revaldo yang kemudian menarik tangan Naysila dengan kasar.
"Gracia, Gracia!!" seru Revaldo kepada Gracia sekretarisnya.
Sedangkan Caesar.. nampak pria itu hanya menatap temannya yang terlihat sangat marah karena istrinya dipekerjakan di bagian gudang, Yang artinya wanita itu akan terus berkeliaran di luar perusahaannya.
"Iya Tuan." jawab Gracia yang keluar dan menemui Revaldo.
"Mengapa kau taruh wanita ini di bagian gudang Perusahaan!" seru Revaldo kepada Gracia.
"Maaf Tuan, karena hanya itulah tempat yang membutuhkan karyawan." jawab Grasia.
"Baiklah kalau begitu, Mulai Besok kau akan bekerja di bagian gudang dan wanita ini akan menggantikan mu menjadi sekretaris ku!" seru Revaldo yang kemudian terus menarik paksa tangan Naysila dan membawanya masuk ke dalam kantor.
"Kau tidak usah terus mengikutiku, Cesar. kau pantau seluruh karyawan di perusahaan ini. kau berkeliling lah, jadi kau tidak usah terus mengikutiku seperti perangko saja!" seru Revaldo yang terlihat ikut marah kepada Cesar karena pria itu terus membuntutinya.
"Lalu, apa yang akan aku lakukan saat?" tanya Cesar yang seperti seorang pria bodoh.
"Aku tidak mau tahu, kau jangan mendekati kantorku!" seru Revaldo yang kemudian menarik Naysila hingga memasuki kantornya.
** bersambung **
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!