Horor - Penciptaan Suasana (Part 1) Suasana adalah segalanya. Secara keseluruhan cerita novel ini perlu suasana yang menindas, misterius dan tidak biasa, yang adpat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pembaca. Pada materi sebelumnya kita telah membahas setting, karakter dan plot, nah bagaimana untuk membangun suasanan horror? Semua penulis horor ingin pembaca merasakan dingin di punggung mereka atau sesuatu merangkak di atas bahu mereka saat membaca karya mereka. Tapi bagaimana efek menyeramkan ini terjadi? Kita pikirkan kembali tentang hal-hal yang dapat membuat anda gelisah, hal-hal yagn membuat anda mual, ataupun hal-hal yang memuat anda berkeringat karena ketakutan. Ketika siap membaca sebuah novel horror, kita bisa menggunakan beberapa waktu untuk menganalisa dan merekamkan reaksi anda, bacalah berulang-ulang, dan memberikan analisa terhadap reaksi tersebut. Membuat kategori pada reaks tersebut, karena pada saat anda menulis karya, anda perlu untuk menjadikannya sebagai referensi. Rasa takut ada beberapa macam, anda perlu mengetahui rasa apa yang ingin anda berikan pada pembaca. Untuk menciptakan suasana horror, ada beberapa poin yang perlu di perhatikan sebagai berikut : 1. Setting Setting horor dapat berupa rasa ngeri yang jelas, seperti penjara bawah tanah pembunuh berantai, atau samar-samar meresahkan, seperti taman atau toko yang tampak normal, dengan alasan yang tidak jelas bagi karakter untuk merasa gugup atau tidak nyaman. Jenis lingkungan mana yang lebih menakutkan akan bergantung pada cerita yang anda tuliskan dan juga gaya penulisan anda sendiri ; ini sangat subjektif. 2. Tempo Secara umum, tempo yang lebih cepat dibanding yang lebih lambat itu lebih cocok dengan cerita horror yang langsung bertampil gelisah/jijik. Disini bukan berarti satu adegan yang bertempo cepat, melainkan tempo keseluruhan novel. Kalau misal untuk cerita zombie atau pembunuh berantai yang gila memiliki tumpukan mayat dibelakangannya, maka cerita ini perlu memiliki rasa urgensi. Ini perlu memberikan perasaan dimana protagonis berkejar waktu untuk menghindari atau menyingkirkan pembunuh. Anda perlu mempercepat tempo untuk membuat pembaca memiliki perasaan urgensi ini. Deskripsi banyak pada mayat yang dimutilasi dan adegan pembunuhan pada umumnya akan meningkatkan rasa gelisah dan ketakutan pembaca. Tempo yang lebih lambat cenderung lebih cocok untuk cerita horor yang lebih halus dan bergerak lebih lambat. Penumpukan rasa takut dan ketegangan yang lambat dalam cerita membuat pembaca merasa cemas dan penasaran untuk terus membaca. Jenis cerita ini membutuhkan klimaks yang kuat untuk memuaskan pembaca.