POV penulisan secara umum terbagi menjadi POV 1(orang pertama) dan POV 3 (orang ketiga).
Poin penting: Dalam POV 1, hanya boleh ada satu "aku", dan setiap deskripsi adegan dari "aku" harus memicu plot utama!
POV 1 menceritakan sebuah cerita dari "aku". Yaitu, pikiran "aku", tindakan "aku", dan penampilan serta tindakan orang lain dari sudut pandang "aku". Contoh:
Cuacanya terlalu panas, jadi aku membuat semangkuk es serut dan memasukkan sesendok ke dalam mulut aku. Wah, keren sekali! Aku berbalik dan melihat adikku menatapku dengan mulut terbuka.
Dalam teks ini, kita dapat menulis apa yang "aku" lakukan dan pikirkan, tetapi kita tidak dapat menulis tentang aktivitas psikologis kakak aku. Kami hanya dapat menulis tentang penampilan luar kakak aku yang dapat dilihat oleh mata "aku".
Oleh karena itu, prinsip yang harus dipatuhi dalam POV 1: Secara umum, hanya ada satu "aku" dalam sebuah buku; hanya aktivitas psikologis "aku" yang dapat dijelaskan, bukan penampakan "aku"; hanya tindakan lahiriah orang lain saja yang bisa digambarkan, tidak bisa menggambarkan aktivitas batin orang lain.
Kesalahpahaman terbesar para penulis: Ada banyak "aku" dalam sebuah karya.
POV 3, disebut juga "POV Tuhan"; yaitu narator di luar cerita yang omniscient, yakni penulis sendiri yang menceritakan ulang kisah tersebut. Seluruh narasi menggunakan subjek orang ketiga "dia/ia/mereka". Tidak hanya dapat menggambarkan penampilan fisik, tindakan, dan pikiran "ia", tetapi juga penampilan dan tindakan orang lain dari perspektif "ia". Yaitu, apa yang dilakukan "ia", apa yang dipikirkan "ia", di mana "ia" dapat merujuk pada multiple individu. Contoh:
Cuacanya terlalu panas, maka Iva membuat semangkuk es serut dan buru-buru mengambil sesendoknya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Wah, keren sekali! Ia menyipitkan matanya karena puas. Kakaknya memandang Iva dengan mulut terbuka, memikirkan bagaimana ia bisa mendapatkan sesendok.
Dibandingkan dengan POV 1, POV 3 dapat menggambarkan ekspresi tokoh utama serta pikiran tokoh pendukung.