contoh novel#
🌟Contoh Novel Fantasi Timur
✒️ Judul Novel: Legenda Pendekar Naga
😳 Penulis: Shujinkouron
📜 Ringkasan Cerita:
Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian. Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan. Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan. Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya. Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!
📖 Kutipan Konten:
Xiao Chen mengurung diri selama lebih dari sepuluh tahun sebelum muncul kembali di dunia persilatan untuk membalas dendam. Ilmu pedang serta tenaga dalam yang hebat membuatnya terkenal dalam waktu singkat dan mendapatkan julukan Pendekar Pedang Suci, salah satu pendekar ternama di dunia persilatan.
Banyak yang bertanya-tanya karena Xiao Chen muncul secara tiba-tiba dan tidak dikenal sebelumnya tetapi memiliki kemampuan yang begitu hebat. Sebab itu banyak yang menyelidikinya dan akhirnya menemukan Xiao Chen memiliki Kitab Dewa Naga Surgawi.
Semua itu membawa Xiao Chen ke situasi yang sekarang dia hadapi. Xiao Chen membuka matanya dan menatap semua pendekar di hadapannya dengan dingin.
“Hari ini langit dan bumi akan menjadi saksi darah kembali tumpah di Gunung ini…” Xiao Chen kemudian mengeluarkan sebuah buku dari pakaiannya, semua pendekar langsung bereaksi karena menyakini buku tersebut adalah Kitab Dewa Naga Surgawi, “Ini yang kalian inginkan? Ambilah!”
Xiao Chen melemparkan buku itu ke langit, belum sempat para pendekar tersebut bereaksi, Xiao Chen menarik pedangnya dan melepaskan sebuah energi pedang yang diarahkan pada buku tersebut.
“Tidak!”
“Apa kau sudah gila?!”
Kitab Dewa Naga Surgawi memang ilmu tenaga dalam terhebat tetapi tetap saja buku yang menyimpan ilmu tersebut terbuat dari kertas biasa. Energi pedang yang berbentuk cahaya biru itu segera menembus buku tersebut, membuatnya hancur menjadi serpihan.
Semua pendekar menarik senjata mereka dan menjadi begitu murka karena tindakan itu sementara Xiao Chen hanya tertawa keras menanggapi mereka.
“Kalian menginginkan Kitab Dewa Naga Surgawi? Tidak akan kubiarkan dalam mimpi kalian sekalipun!” Selesai berkata demikian Xiao Chen maju menyerang dengan pedangnya.
Berkat tenaga dalam yang besar, Xiao Chen memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi membuat gerakannya begitu gesit dan lincah. Dalam waktu beberapa tarikan nafas, dirinya sudah tiba diantara para pendekar dan berhasil melepaskan beberapa tebasan.
Semua terjadi begitu cepat, dua orang pendekar tingkat tinggi telah terbunuh oleh pedang Xiao Chen. Padahal dua orang tersebut sempat menahan pedang Xiao Chen hanya saja tusukan pedang tersebut menghancurkan pedang mereka begitu mudahnya.
Pedang Xiao Chen bukanlah sebuah pedang pusaka, tetapi tenaga dalam yang dialirkan pada pedang tersebut begitu besar membuat pedangnya memiliki daya rusak yang dasyat serta dengan mudah memotong baja seperti memotong kertas.
Para pendekar tidak lagi tinggal diam, mereka menyerang pada waktu hampir bersamaan. Pertempuran sengitpun terjadi antara Xiao Chen melawan puluhan pesilat tangguh. Di hadapan begitu banyak musuh, Xiao Chen tidak sedikitpun gentar bahkan dapat bertarung sambil tersenyum lebar tidak peduli tubuhnya mulai dipenuhi luka.
Pertarungan tidak berlangsung lama, sekitar lima belas menit berlalu sebelum para pendekar bergerak mundur menjauhi Xiao Chen dan memandangnya sambil merasakan ketakutan.
Kondisi Xiao Chen begitu buruk, dia kehilangan lengan kirinya, seluruh tubuhnya dipenuhi luka tetapi dia masih bisa berdiri setelah kehilangan begitu banyak darah. Nafasnya memang berat, tetapi dirinya terlihat masih bisa membunuh beberapa orang lagi untuk mati bersamanya.
“Guruku pernah bilang berhati-hati pada orang tua di dunia persilatan, karena di dunia ini kebanyakan orang mati muda… Hari ini mataku benar-benar terbuka.” Kata seseorang sambil berdecak kagum.
Xiao Chen serta para pendekar yang tersisa memandang ke sumber suara tersebut dan menemukan seorang pemuda yang terlihat berusia 20-an tahun. Mereka semua segera mengenalinya sebagai pendekar muda paling berbakat di generasi ini yang berasal dari salah satu sekte terbesar saat ini.
Pemuda itu melihat sekelilingnya yang kini dipenuhi jasad pendekar tingkat tinggi, dirinya yakin dengan kemampuannya pun sulit untuk melakukan yang diperbuat oleh Xiao Chen.
“Jangan salah paham, aku datang kesini karena mendengar Penguasa Pulau Es datang kemari, bukankah kesempatan langka untuk menyaksikan Penguasa Pulau Es?” tanya pemuda tersebut sambil tersenyum lebar.
Raut wajah para pendekar termasuk Xiao Chen segera berubah, hampir bersamaan dengan selesainya pemuda tersebut bicara, udara disekitar mereka semua terasa lebih dingin.
Xiao Chen memandang ke satu arah dan melihat seorang gadis mendekat dengan cepat dari kejauhan, sekilas gadis tersebut seperti melayang di udara tetapi Xiao Chen mengetahui itu adalah teknik yang bisa dilakukan oleh seseorang yang memiliki tenaga begitu tinggi. Sejauh yang Xiao Chen ketahui, orang yang mampu melakukannya di seluruh dunia persilatan dapat dihitung dengan jari satu tangan.
Ketika gadis itu akhirnya mendarat di hadapan semua orang, mereka dapat melihat wajah gadis itu dengan jelas. Semua berdecak kagum tetapi tidak ada yang berani menatapnya terlalu lama selain pemuda yang merupakan pendekar muda paling berbakat.
“Kecantikan Penguasa Pulau Es sungguh sesuai dengan legenda. Hari ini mataku sungguh terbuka.” Pemuda tersebut tertawa lepas dan penuh kesombongan.
Gadis yang memiliki kecantikan surgawi itu memasang wajah dingin dan tidak berkata apa-apa, selain tiba-tiba mengangkat tangannya.
Satu tarikan nafas berikutnya, tubuh pemuda berbakat itu terlempar beberapa meter sebelum jatuh ke tanah. Tubuhnya membeku dan nafasnya terhenti seketika. Melihat kejadian itu semua pendekar yang tersisa tidak berani menarik nafas, beberapa bahkan segera meninggalkan tempat tersebut.
Xiao Chen tertawa kecil, pemuda itu mungkin yang paling berbakat dari generasinya bahkan mampu mempelajari ilmu silat tingkat tinggi milik sektenya. Masalahnya gadis yang terlihat berusia belasan tahun ini sebenarnya seumuran dengan Xiao Chen.
Bing Ruyue, Penguasa Pulau Es sekaligus satu-satunya jenius bela diri dari Era Kekacauan yang masih hidup sampai hari ini. Bukan hanya menguasai satu dari Empat Kitab Tanpa Tanding tetapi Ruyue juga memiliki satu dari Tujuh Pusaka Penguasa Dunia.
“Dalam tiga tarikan nafas, yang masih berada di sini akan tetap tinggal di sini selamanya…” Bing Ruyue berkata pelan, tetapi semua orang bisa mendengarnya.
Tidak perlu tiga tarikan nafas, belum selesai Ruyue berkata lebih dari separuh pendekar yang tersisa segera meninggalkan Gunung tersebut. Xiao Chen kembali tertawa kecil saat hanya tersisa dirinya dan Bing Ruyue.
“Nyonya…”
“Aku belum menikah.” Bing Ruyue memotong Xiao Chen.
“Ehem… Nona…” Xiao Chen sampai tersedak ludahnya sendiri saat Ruyue memotong perkataannya untuk hal yang menurutnya sepele, “Nona Bing, Aku tidak mengetahui alasan kehadiranmu disini tetapi jika yang kau inginkan adalah Kitab Dewa Naga Surgawi, dirimu terlambat.”
Bing Ruyue mengelengkan kepala pelan, “Aku hanya ingin membantu orang yang berasal dari generasi yang sama denganku. Kudengar kita berasal dari zaman yang sama, tetapi sepertinya aku terlambat…”
Xiao Chen menaikan alisnya, tidak menduga Bing Ruyue berniat datang untuk membantunya tetapi Ruyue benar, dirinya sudah terlambat. Jika bukan karena tenaga dalam miliknya, Xiao Chen sudah lama tewas bahkan pandangannya mulai kabur.
“Nona Bing… Terima kasih atas niat baikmu. Jika ada kehidupan berikutnya, aku akan membalas…” Xiao Chen tidak bisa menyelesaikan kata-katanya sebelum muntah darah, tenaga dalamnya tidak bisa menahan lukanya lebih lama.
Yang bisa Xiao Chen lakukan hanyalah tersenyum selebar yang dia bisa kepada Bing Ruyue, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Mata Bing Ruyue sedikit melebar ketika menyadari Xiao Chen meninggal dalam posisi berdiri dengan menggunakan pedangnya sebagai penyangga.
Bing Ruyue teringat kata-kata Kakeknya yang sudah hampir dia lupakan, “Hanya pendekar sejati yang meninggal dalam posisi berdiri tegak, tidak peduli jumlah luka yang dia miliki.” Bing Ruyue tidak terlalu mempedulikan kalimat tersebut mengingat kakeknya pun meninggal di atas tempat tidur.
“Tidak kusangka aku akan melihat seorang pendekar sejati disini…” Bing Ruyue tersenyum tipis, dia tidak ingat kapan dirinya terakhir tersenyum. Bing Ruyue melepaskan kalung yang digunakannya kemudian melingkarkannya pada leher Xiao Chen.
“Kalung ini adalah pusaka Pulau Es, dikatakan pusaka ini memiliki kekuatan mengubah takdir…” Bing Ruyue tidak pernah menemukan rahasia dari kalung ini, pada akhirnya dia merasa ini bisa menjadi bentuk penyesalannya tidak bisa menyelamatkan Xiao Chen.
Bing Ruyue kemudian menggunakan tenaga dalamnya untuk menciptakan es disekitar tubuh Xiao Chen, membuat jasadnya terkurung dalam peti es. Bing Ruyue menundukan kepalanya sekali sebelum meninggalkan Gunung itu, tanpa menyadari ketika dirinya membalikan badan sesuatu terjadi pada kalung yang dia berikan ke Xiao Chen.
Sesuatu yang mengubah takdir Xiao Chen dengan cara yang paling tidak terbayangkan.
🌟Contoh Novel Horor
✒️ Judul Novel: Misteri Di Desa Tertinggal
😳 Penulis: kiya cahya
📜 Ringkasan Cerita:
Key, gadis kota yang terpaksa pindah ke kampung halaman yang sudah lama ditinggalkan ayahnya. Hal itu disebabkan karena kebangkrutan, yang sedang menimpa bisnis keluarga. Misteri demi misteri mulai bermunculan di sana. Termasuk kemampuannya yang mulai terasah ketika bertemu makhluk tak kasat mata. Bahkan rasa penasaran selalu membuatnya ingin membantu mereka. Terutama misteri tentang wanita berkebaya putih, yang ternyata berhubungan dengan masa lalu ayahnya. Akankah dia bisa bertahan di desa tertinggal, yang jauh dari kehidupan dia sebelumnya? Dan apakah dia sanggup memecahkan misterinya?
📖 Kutipan Konten:
Sore ini, kami sudah mulai meninggalkan kemewahan yang selama ini kami rasakan. Hanya membawa baju ganti, dan mobil sebagai satu-satunya harta paling berharga.
Papa bercerita tentang keadaan di sana, yang masih jauh dari kota. Bahkan berbeda proviinsi dengan tempat tinggalku sebelumnya.
Selama di perjalanan, papa yang paling banyak bicara. Masih menurutnya, beliau merantau ke kota untuk membanggakan orang tua. Juga memperbaiki kualitas hidupnya.
Namun setelah orang tua papa, atau kakek-nenekku tiada, papa sudah enggan lagi pulang ke desa. Tak ada lagi yang membuatnya tertarik untuk pulang ke kampung halamannya. Sampai saat ini tiba.
Tak terasa, sembilan jam sudah berlalu. Jalanan yang kami lewati juga mulai memasuki hutan. Meski lelah, aku tetap berusaha tersenyum untuk papa.
"Masih lama, Pa?" tanya Mia terlihat sangat lelah.
"Tidak, Nak! Setelah keluar hutan ini, kita akan menemukan sebuah desa. Dan di desa itulah tempat tinggal kita."
"Papa sudah menghubungi mbah Marto, adik dari nenekmu. Sementara kita akan tinggal di rumah beliau, sampai rumah kita benar-benar bisa dijadikan tempat tinggal. Maaf ya, Nak!," lanjut papa masih terus menunjukkan penyesalan.
"Tak apa, Pa. Kita justru akan dapat pengalaman baru di sana. Ya 'kan, Mia?" tanyaku berusaha menerimanya.
Sepertinya Mia sudah paham semuanya. Dia hanya mengangguk dan tersenyum, supaya papa tak bertambah kecewa.
Untuk menghilangkan rasa penat dan lelah, ku ajak Mia bernyanyi lagu yang sering kami dengar bersama. Tapi tiba-tiba, dari jauh terlihat samar-samar seorang wanita berkebaya. Dia menggunakan atasan putih, dan bawahan kain jarit seperti pengantin pada umumnya.
"Jam setengah sebelas malam? Kenapa dia jalan sendirian? Di sekitar hutan pula!" gumamku lirih seorang diri.
Perlahan, mobil kami mulai melewati. Tapi masih terus ku amati.
"Hahh? Apa dia tersenyum ke arahku ya?" kembali lirih bibirku mengucap sendiri.
Dalam hati pikiranku mulai bergerilya. Memikirkan tentang dia, yang tersenyum ke arahku meski tertutup kaca. Padahal seharusnya keberadaan kami di dalam, tak bisa terlihat dari tempatnya.
'Tiiiiinn.... Tiiiiiin..... Tiiiiiiiin....... "
Bunyi klakson papa mengagetkan lamunanku tentang wanita yang tak biasa. Berani berjalan sendiri, di tengah hutan yang gelap gulita. Tapi aku coba berpikir positif, meski sepertinya hanya aku saja yang melihatnya.
" Papa kenapa klakson tadi? " tamya Mia sudah mewakili pikiranku saat ini.
"Oh.... Cuma mitos. Turuti saja selama tak merugikan kita," jelas papa.
Lelah membuat kami tak ingin bertanya lebih jauh malam ini. Tak ada percakapan, sampai jajaran pohon tinggi sudah kami lewati. Mulai masuk ke sebuah desa, yang sepi sekali.
Satu jam berlalu dari terakhir kali ku lihat tadi. Tepat saat mobil mulai berhenti, di depan halaman sebuah rumah sederhana tapi terasa nyaman dam asri. Kemudian seorang laki-laki tua keluar dari dalam, menyambut kami.
"Selamat malam, Lek Marto. Maaf mengganggu waktu istirahatnya," ucap papa mendekati lelaki tersebut, sambil mengajak kami.
"Tidak apa-apa, Le. Ini semua keluargamu?"
Senyum hangat terpancar dari wajah tua yang sedikit menghitam karena paparan sinar matahari yang cukup lama.
"Iya, Lek Marto. Perkenalkan, ini istriku Dina, anak pertamaku Keysa, dan anak keduaku Miranda."
Kamipun bergantian bersalaman, disertai mencium tangannya sebagai rasa hormat kami kepadanya. Sesaat kemudian, keluar seorang ibu tua yang memakai jarit mempersilahkan kami masuk ke dalam untuk beristirahat. Lek Nah, nama yang papa panggil untuknya. Dan kamipun kembali bergantian bersalaman dengannya.
"Berangkat jam berapa? Yang sabar ya, dibalik cobaan pasti ada hikmahnya. Ikhlaskan semuanya, toh rumah orangtuamu juga sudah 17 tahunan tidak terpakai," jelas mbah Nah, sebutanku untuknya.
"Tadi siang, Lek Nah. Aku sudah ikhlas."
"Ya sudah, ceritanya lanjut besok. Sekarang istirahat dulu di kamar depan."
"Trimakasih. Maaf merepotkan," ucap papa.
Kamipun masuk bersama ke kamar tamu yang berukuran 4x4 meter, dengan jendela dan pintu yang terbuat dari kayu jati. Rumah mbah Marto cukup besar, bila dibandingkan dengan rumah tetangga yang jaraknya sekitar 200 meter.
Papa bercerita saat mulai merantau ketika berumur 19 tahun, dan 2 tahun setelah itu orangtuanya meninggal karena kecelakaan saat akan mengunjunginya. Maka dari itu, papa enggan pulang kampung karena merasa bersalah atas meninggalnya nenek dan kakek. Terlebih setelah menikah dengan mama, wanita tangguh yatim piatu yang dari lahir sudah hidup di panti asuhan.
Mereka berdua merintis usaha bersama, sampai bisa mendirikan sebuah pabrik tekstil besar di Ibukota. Hingga akhirnya dihancurkan oleh sahabat papa sendiri. Sahabat yang dikenal papa saat pertama mengenal Jakarta.
Setelah lelah bercerita, kamipun mulai untuk tidur bersama. Tetapi entah kenapa, mata ini sulit terpejam. Seperti ada seseorang yang mengawasi dari balik jendela kayu itu.
Sepertinya semua sudah terlelap, kecuali aku. Jadi, kuberanikan diri untuk mendekati jendela itu. Mengintip dari celah kecilnya, aku melihat seperti sosok wanita berkebaya putih dengan bercak darah yang menetes dari lehernya, sedang berdiri di depan jendela disertai senyum manisnya.
Akupun mundur teratur untuk kembali ke tempat tidur. Tapi sebelum mencapainya, aku mendengar ketukan di jendela itu.
Tok.... Tok... Tok...
Suaranya lambat tapi pasti. Membuatku bergidik ngeri, dan mencoba teriak untuk membangunkan mama. Tapi mereka tidak mendengarku, dan aku tak bisa bergerak lagi.
"Ma.. Mama..., Papa..., Miaaaaaa", teriakku yng akhirnya bisa membangunkan salah satu dari mereka.
"Ada apa, Kakak?"
Aku yang langsung bisa lari, memeluknya sambil memejamkan mata. Tapi tidak mungkin kuceritakan kepadanya, karena kurasa dia belum cukup umur untuk mengetahuinya.
"Ohh, tidak apa-apa. Tadi Kakak lihat ada serangga di atasmu, jadi Kakak membangunkanmu. Maaf ya Mia!" ucapku membohonginya.
"Apa karena Tante yang kita temui di tengah hutan tadi, Kak?"
"Darimana kamu tahu?"
"Mia juga lihat. Tapi karena Mia kira kalian tidak ada yang tahu, jadi Mia diam saja."
"Hahh, apa kamu bisa melihat makhluk seperti itu sebelumnya?"
Mia hanya mengangguk dengan wajah pucat karena ikut merasa takut. Lalu, ketukan jendela terdengar lagi diiringi suara tangis lirih seorang perempuan. Tangisan yang menyayat hati, disertai rintihan kecil, "Tulooong, tulungono akuuuu."
🌟Contoh Novel Nikah Paksa
✒️ Judul Novel: Terpaksa Menikahi Tuan Muda
😳 Penulis: LaSheira
📜 Ringkasan Cerita:
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai. Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
📖 Kutipan Konten:
Daniah Andini: Dia adalah seorang wanita pekerja keras. Ibunya sudah meninggal dunia. Ayahnya sudah menikah lagi, dan pernikahan mereka yang kedua dikaruniai dua anak, Risya Amelia dan Raksa Ardana.
Daniah mendapat perlakuan buruk dari ibu tiri dan adik perempuannya. Ayahnya tidak terlalu perduli, dan sibuk dengan urusan pekerjaan. Hanya adiknya Raksa yang membuatnya tetap menganggap tempat yang ia tinggali adalah rumah.
Suatu hari saat kerugian besar datang di perusahaan ayahnya, sampai pada kondisi perusahaan bangkrut. Daniah harus rela menjadi tumbal keserakahan ayahnya. Dia dijual sebagai gadis penebus hutang. Dia harus menikahi pria kaya yang bisa menyelamatkan keluarganya. Dia harus terpaksa menikahi tuan muda sebagai bayaran darinya karena menolong perusahaan ayahnya.
Daniah tahu, dia tidak bisa menolak. Dia harus memasuki neraka yang kedalamannya tidak pernah ia ketahui. Ada apa di sana, bara yang bisa saja menghancurkan dirinya. Saat sekuat tenaga ia berusaha bertahan menjadi istri pria kaya yang seenaknya dan bisa masuk kategori gila, pria yang bahkan tidak pernah mencintainya itu, pria yang di awal pernikahan mengatainya jelek dan kampungan. Akan tetapi sedikit demi sedikit, tuan muda kaya itu menoleh padanya. Mendekapnya, dan mengatakan menyukainya.
Apakah itu artinya ia bisa hidup bahagia sekarang, tidak, tapi neraka baru baginya dimulai, karena sekali lagi, laki-laki itu mencintainya dengan cara yang berbeda, ia mengalungkan rantai kuat di lehernya yang semakin lama menyiksanya. Merampas kebebasannya.
Saga Rahardian Wijaya: Orang kaya yang bisa melakukan apa pun dan mendapatkan apa pun yang ia inginkan. Roda kehidupan berputar di sekelilingnya sesuai apa yang ia inginkan. Fisik dan rupanya yang tampan banyak membuat wanita tergila-gila dan rela melakukan apa pun untuk bisa dekat dengannya. Tapi jangankan untuk terlibat hubungan yang lebih dalam, untuk hanya bisa menyentuh tubuh Saga saja sudah merupakan keajaiban.
Lelaki ini dulu tidak seperti itu, ia pernah menjadi pria baik yang memiliki senyuman hangat. Ia pernah mencintai seorang wanita, namun tidak tahu karena apa, hubungannya dengan gadis itu kandas. Dan itulah awal mula perubahan sikap dinginnya.
Suatu hari, saat laki-laki menyedihkan berlutut di kakinya, memohon pertolongan, dia mengatakan dengan suara dingin. “ Apa yang bisa kau berikan padaku supaya aku tertarik menolong perusahaan mu?”
Laki-laki tidak berdaya itu akan memberikan apa pun termasuk anak gadisnya. Saga terbahak, dia bisa mendapatkan wanita mana pun yang ia inginkan. Lalu seberapa berharganya putrimu sampai bisa membuatku tertarik begitu gumamnya.
Sekretaris Han di sampingnya yang sedari tadi diam menyerahkan hp, menunjukan sebuah foto. Seorang gadis dengan rambut bergelombang yang sama sekali bukan tipenya. Senyum cerianya, bola mata, garis bibir dan sepertinya semua yang dimilikinya sama sekali bukan seleranya. Sekretaris Han menggeser foto lagi, sekarang foto seorang gadis yang jauh mendekati seleranya. Cantik, rambut lurus hitamnya jatuh. Cara berpakaiannya juga menarik.
“ Mereka kedua putrinya.”
Saga terbahak, ia seperti menemukan mainan baru yang menyenangkan, dilemparkannya hp itu ke hadapan laki-laki yang sedang berlutut.
“Baiklah, berikan padaku anakmu, aku akan menikahinya dan menyelamatkan perusahaan mu.” Nada suara Saga tidak bisa ditebak, apakah dia serius atau hanya sedang mempermainkan laki-laki menyedihkan di hadapannya.
“Terimakasih Tuan. Terimakasih Tuan.” Laki-laki itu tidak perduli, ia hanya mementingkan bahwa ia bisa menyelamatkan perusahaannya. Dia melihat layar hp yang dilemparkan Saga di depannya. Foto anak pertamanya, dengan rambut bergelombang sedang tersenyum dengan ceria.
Itulah hari di mana dia menjual anak gadisnya untuk menyelamatkan perusahaan.
🌟Contoh Novel Strata Sosia
✒️ Judul Novel: Love Me Please, Hubby
😳 Penulis: ErKa
📜 Ringkasan Cerita:
Tanisha Alifya, seorang gadis yatim berusia 23 tahun yang merantau di ibu kota Jakarta hanya untuk mengubah perekonomian keluarganya. Dia menjadi seorang petugas cleaning service di sebuah perusahaan yang di pimpin oleh seorang laki-laki tampan dan dingin. Zico Giovanno Putra, seorang direktur utama sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan software, PT. ERPWare Indonesia. Seorang direktur yang masih muda, berusia 28 tahun. Memiliki kecerdasan dan ketajaman dalam mengambil setiap peluang yang ada. Pada suatu malam, karena berada dalam pengaruh alkohol, Zico memperkosa Nisha dan menyebabkan Nisha hamil. Bagaimana kisah seorang direktur utama yang berada di hierarki teratas dalam perusahaan jatuh cinta dengan karyawan outsource yang berada di hierarki paling rendah?
📖 Kutipan Konten:
Nisha masih terbaring kaku. Dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dialaminya malam ini. Air mata tak henti-hentinya keluar dari sudut matanya. Dia benar-benar tidak menyangka akan menjadi korban pemerkosaan oleh bosnya sendiri.
Lama Nisha terdiam dengan tubuh yang masih telanjang. Pikirannya begitu kosong. Dia tidak bisa mencerna kejadian yang baru saja dialaminya. Hanya air mata yang menjadi saksi penderitaannya. Setelah puas menangis, dia mulai menggerakkan tubuhnya. Memunguti setiap pakaiannya yang tercecer dilantai dan memakainya dengan pelan-pelan.
Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, terutama di area itu. Dia menatap tubuhnya dengan pandangan jijik. Tiba-tiba dia merasa menjadi wanita paling kotor di bumi. Nisha menutup wajahnya dan mulai menangis dengan keras. Malam itu dihabiskannya dengan menangis dan menangis.
Menjelang tengah malam, Nisha menghentikan tangisnya. Dengan terseok-seok dia berjalan keluar dari ruangan itu. Meninggalkan beberapa lembar cek tetap berada di atas meja.
Di parkiran, dia berusaha mengambil sepeda dan mengayuhnya. Namun karena tubuhnya yang begitu lemah, dia tidak sanggup mengayuh sepeda itu. Akhirnya dengan tangan gemetar dia memesan ojek online.
Sesampainya di kosan, Nisha merebahkan tubuhnya dengan hati-hati. Dia menatap dinding kamarnya dengan mata kosong. Pikirannya menjalar kemana-mana. Dia begitu bingung harus bersikap seperti apa. Ketiadaan saudara, teman serta pendidikannya yang rendah membuatnya bingung harus bersikap seperti apa. Haruskah dia melaporkan apa yang dilakukan bosnya kepada polisi? Tapi bagaimana bila laki-laki itu melaporkannya juga? Dia pasti kalah melawan laki-laki itu. Di Jakarta dia tidak memiliki seseorang yang bisa membantunya. Di kampung halamannya pun keluarganya tidak akan bisa berbuat banyak, karena dia hanya berasal dari kalangan bawah.
Selain itu, bila dia melaporkan laki-laki itu dia pasti akan kehilangan pekerjaannya. Sangat susah mencari pekerjaan di Jakarta dengan ijazah yang dimilikinya. Dia tidak ingin mengecewakan keluarganya yang telah menaruh harapan besar padanya. Haruskah dia mendiamkan saja dan membiarkan kasus ini? Menganggap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa?
Nisha kembali menangis. Kenapa nasibnya menjadi seperti ini? Dia sudah bersusah payah untuk tiba di Jakarta. Dengan bermodal sedikit uang, dia mencoba peruntungannya di kota metropolitan itu. Berharap dengan bekerja di Jakarta bisa mengubah perekonomian keluarganya. Bisa mengobati ibunya yang sakit-sakitan. Tapi kenapa menjadi seperti ini?
Nisha menelungkupkan wajahnya dibantal, menangis sepuas-puasnya. Menangisi nasibnya yang malang. Menangisi ketidakmampuannya, menangisi kelemahannya. Mungkin ini adalah nasib seorang kalangan bawah yang harus diterimanya.
Menangis sepanjang malam membuatnya kelelahan. Pada akhirnya menjelang subuh, dia pun ketiduran.
🌟Contoh Novel Konflik Etika
✒️ Judul Novel: Menikahi Jd Yg Ke 2
😳 Penulis: mommy tree
📜 Ringkasan Cerita:
Berawal dari sebuah insiden menabrak mobil, Nayra harus terikat oleh sebuah pernikahan yang menjadikannya istri kedua dari seorang pria yang dingin. Pria yang akan menjeratnya dengan cinta yang sangat besar, yang akan membawanya ke sebuah kehidupan yang tak pernah Nayra bayangkan.
📖 Kutipan Konten:
Siang itu Nayra mengendari motor matic kesayangan nya dengan mengebut.
"Gawat kalo sampe telat gue bisa di pecat" Nayra terus mengebut dan tiba tiba mobil yang di depan nya berhenti mendadak.
" C****ittttt...brukk" Bunyi suara tabrakan dengan sangat keras nya.
Nayra yang panik langsung melihat motornya sudah menabrak bagian belakang mobil sport mewah berwarna merah. Dari dalam mobil keluar wanita cantik tinggi semampai dengan cepat dia berlari ke arah belakang.
"What the fuck....apa yg kau lakukan?" Umpat wanita itu dengan sangat keras..
" Maafkan aku nona tapi ini semua bukan kesalahanku..! mobil mu lah yang berhenti mendadak " Nayra berbicara dengan mengontrol emosi nya antara takut dan cemas.
" Kau bilang bukan salah mu..? Aku tidak mau tahu kau harus ganti rugi atau ku laporkan ke Polisi.." Teriak Angel sang pemilik mobil mewah itu.
" Berapa yang harus ku ganti...?" Nayra berkata sambil melihat kearah kerusakan pada mobil sport mahal itu.
" Tidak banyak, paling hanya menghabiskan uang 10 M..." Seru Angel.
" Wh****atttttttt 10 M....? kau bilang tidak banyak..." Pekik Nayra.
Nayra pun berfikir uang sebanyak itu bagaimana bisa dia mendapatkan nya, untuk makan sehari hari saja dia harus bekerja dengan sangat keras. Tak terasa air mata nayra pun mengalir.
Melihat nayra yang menangis membuat Angel memperhatikan nayra dari atas sampai bawah.
" Kau tidak perlu mengganti rugi dengan uang asal kau mau menuruti semua yang aku perintahkan..." Angel berkata dengan senyuman sinis di wajahnya.
" Memang nya apa yang harus aku lakukan..?" Nayra berkata sambil mengerutkan keningnya
" Kau hanya perlu menjadi istri ke 2 suami ku hahahaha....." Angel tertawa dan ada seringai licik di wajahnya.
" Apa.....?" Pekik Nayra.
...........................
Setelah sampai di Cafe tempat Nayra bekerja. Dia terus memikirkan apa yang baru saja terjadi padanya. kenapa bisa dia bertemu dengan wanita iblis seperti angel, yang dengan santai nya meminta wanita lain untuk menjadi istri ke 2 untuk suami nya.
" Hufttt.......!" Nayra terus saja menghela nafas nya.
" Hey Nay......kenapa sih dari tadi ku lihat wajah mu itu cemberut terus..?" Sapa Novi temen sekerja Nayra.
" Nov....kalo aku menikah dengan orang yang tidak aku kenal dan menjadi istri ke dua bagaimana pendapatmu....?" Nayra berbisik pada Novi.
"Whatttttttt are you seriously....?" Pekik Novi.
"Hus, jangan keras keras. Kamu mau kita berdua kena marah Pak Dion...?" Nayra melihat ke arah Pak Dion yang sudah menatap merek berdua dengan tajam.
" Abis lo tuh bikin kaget aja, tapi emang seriusan yag tadi lo omongin itu...?" tatapan novi mengitimidasi pada nayra.
" Tau ah pusing pala gue...." Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"hemhemhem...." tiba tiba dari arah belakang
Suara Pak Dion seketika membuat nayra dan juga novi terdiam. Sambil tersenyum mereka melihat Pak Dion yang sudah sedari tadi memperhatikan mereka sambil berjalan mendekat.
" Kalian sudah tidak ingin bekerja di cafe ini lagi ya.......?" Dion menatap Nayra dan Novi dengan tajam secara bergantian.
Pak Dion adalah Manager sekaligus pemilik Cafe X tempat Nayra bekerja, Sebenarnya Pak Dion itu orang yang sangat baik. dia berperawakan tinggi putih sedikit chines tampan ala ala opa opa korea gitu
Malah tak jarang Pak Dion selalu mengantar Nayra pulang jika Nayra tidak membawa motor maticnya. Tapi di saat jam kerja Pak Dion akan menjadi sangat tegas dan malah terkesan galak pada setiap karyawannya tanpa terkecuali.