Saat menulis tema balas dendam, biasanya akan menghadapi setting tokoh dan ide cerita yang monoton, setting cerita membosankan dan masalah menulis lainnya yang tergolong umum. Agar penulis dapat mempelajari keterampilan menulis bersangkutan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut guna meningkatkan kemampuan menulis, kami telah menyiapkan kursus berikut sebagai referensi untuk Anda.
Yang disebut membangun setting karakter adalah cara penulis untuk membangun identitas, status dan sifat dari suatu karakter.
Catatan: Pada titik ini, karakter hanya memiliki gambaran yang belum jelas dan konsep umum secara garis besar, karena karakter merupakan sebuah konsep yang kabur, sehingga setting karakter cukup mudah terbentuk. Karena setting karakter yang mudah terbentuk, maka itu terdapat banyak ketidakpastian saat menulis karakter. Termasuk ketidakpastian penulis dalam menulis emosi, reaksi, dan perilaku karakter dalam adegan tertentu.
Bagaimana cara membangun setting karakter?
Menggunakan efek gabungan “masa lalu” dan “perilaku kini” karakter dalam membangun sebuah karakter.
Mari kita uraikan terlebih dahulu setting karakternya, dari sisi kreatif, setting karakter terbagi menjadi dua bagian: Bagaimana sifat karakter pada masa lalu dan sifat karakter pada sekarang ini.
Sifat karakter di masa lalu biasanya meliputi latar belakang keluarga karakter, lalu beberapa hal yang terjadi pada masa lalu yang membentuk sifat karakter.
Karakter masa kini merupakan sifat atau perilaku karakter yang kita tulis di dalam teks kita, misalnya: Diundang oleh pemeran pendukung wanita ke restoran untuk dipermalukan. Karena kesal, dia membanting gelas, meja dan pergi dari sana. Siapa sangka, orang-orang salah paham dan mengira dia sangat arogan.
Bagian di atas merupakan perilaku saat ini yang ditunjukkan oleh protagonis wanita dalam plot.
Membangun setting karakter adalah alur teks yang menggambarkan setting karakter, biasanya sifat masa lalu dan sifat sekarang kedua hal ini saling berkaitan, biasanya menggambarkan perilaku karakter masa kini yang diselingi dengan sifat karakter di masa lalu.
Contoh :
Pemeran pendukung wanita yang kejam mempermalukan protagonis wanita, dia berani bersikap lantang karena tahu sifat protagonis wanita yang lemah. Namun, dia tidak menyangka protagonis wanita bisa membanting gelas dan meja, lalu pergi dari sana. Pemeran pendukung wanita pun tercengang. Kalau terjadi di masa lalu, protagonis wanita pasti akan menahan diri dengan penghinaan ini.
Dari dalam sini, terlihat “tahu sifat pemeran utama wanita yang lemah, kalau terjadi di masa lalu, pemeran utama wanita pasti akan menahan diri dengan penghinaan ini.”, semua ini merupakan “masa lalu”.
“Membanting gelas dan meja, lalu pergi dari sana” merupakan “masa kini".
Gabungan dari sifat masa lalu dan masa kini ini membangun sebuah setting karakter yang melawan perundung.
