kerangka cerpen#
📜 Kerangka Cerpen 1️⃣ Konflik
Kerangka cerpen secara umum dibagi menjadi lima yaitu konflik, perkembangan, puncak kecil, gambaran dasar dan puncak besar. Kelima komponen ini perlu diterakan untuk meramu cerpen yang matang. Berikut ini masing-masing penjelasannya:
Konflik sangat penting untuk membantu dan menjaga plot cerpen berkembang sesuai premise cerpen yang sudah disusun agar tidak keluar dari jalurnya. Konflik yang menghidupkan cerpen, tanpa konflik cerpen akan gersang.
Selain itu, konflik juga membantu karakter untuk berkembang. Idealnya, cerpen yang bagus akan memuat konflik yang akan membuat karakternya berkembang menjadi dinamis dan tidak statis.
Misalnya karakter A yang terkenal kejam berubah menjadi baik setelah bertemu dengan seorang laki-laki kecil yang menyelamatkan hidupnya. Dari sini, karakter mengalami perkembangan, konflik membuat karakter dalam cerpen tumbuh, baik itu menjadi baik atau justru sebaliknya.
Dengan konflik yang matang, cerpen akan berkembang mengikuti kerangka cerpen. Adegan-adegan yang dibuat akan selaras untuk menuju premise.
📜 Kerangka Cerpen 2️⃣ Insistence vs Resistence
Dalam James N. Frey dalam bukunya “How to Write a Damn Good Novel” mengenalkan konsep “Insistence vs Resistence” dalam membuat konflik yang baik.
Insistence adalah kebulatan tekat tokoh utama untuk mencapai tujuannya.
Resistence adalah antagonis atau factor eksternal yang menghalangi tokoh utama untuk mencapai tujuannya. Dan keduanya harus memiliki motivasi yang sama-sama kuat. Konflik yang ideal seyogyanya menerapkan konsep ini.
Misalnya karakter A ingin masuk universitas B tapi dihalangi oleh orangtuanya. Dia berusaha mencari cara agar diijinkan orangtuanya tetapi orangtuanya tetap keras hati karena sifat anaknya yang manja dan tidak mandiri.
Karakter A berusaha menunjukkan perubahan sikap dan meyakinkan orangtuanya bahwa niatnya adalah untuk menuntut ilmu. Akhirnya, orangtua si A merestuinya untuk bersekolah ke universitas lain.
Dari contoh diatas, konflik terjadi saat tujuan si A tidak sesuai dengan orang tuanya namun akhirnya terselesaikan dengan kekerasan upaya dan keteguhan niatnya.
Dapat disimpulkan bahwa formula meramu konflik yang baik menurut Raymond Hull dalam bukunya “How to Write a Play” adalah "M + G + O = C. Main Character + his Goal + Opposition = Conflict."
📜 Kerangka Cerpen 3️⃣ Tipe-tipe Konflik
Masih dalam buku yang sama, James menjabarkan tipe konflik yaitu 1. konflik statis (static), 2. konflik yang melompat (jumping conlict) dan 3. konflik yang bergerak perlahan (slowly raising conflict).
Konflik tipe pertama adalah tipe yang harus dihindari, konflik jenis ini seperti misalnya percakapan biasa tanpa argument, pertengkaran tanpa perlawanan.
Konflik tipe kedua juga sebaiknya dihindari karena intensitas cerpen yang berubah secara mendadak tanpa transisi dan motivasi yang layak, hal ini akan membingungkan bagi pembaca juga membuat kaget, misalnya si A yang menangis tiba-tiba tertawa. Konflik tipe terakhir adalah yang paling ideal, cerpen dan karakter didalamnya berkembang secara perlahan disertai transisi dan motivasi yang memadai.
📜 Kerangka Cerpen 4️⃣ Perkembangan
Runtutan-runtutan sebelum cerpen menemui puncak kecil merupakan tahap perkembangan. Dalam membangun puncak kecil perlu diperhatikan agar adegan yang dibuat relevan dengan puncak kecil yang akan dituju dan menghindari adegan-agegan yang tidak berkaitan atau mendukung puncak kecil.
Misalnya karakter A harus menaklukkan monster yang kerap memangsa warga untuk menjadi penguasa kerajaan, maka dia mencari kelemahan-kelemahan monster untuk mengalahkannya. Dia pergi ke hutan untuk mencari buah Y yang akan mematikan monster itu.
Dari contoh diatas adegan karakter A seiring dengan ditujuan yang ingin dicapai. Dia ingin mengalahkan monster dan melakukan upaya yang relevan untuk mengalahkannya.
📜 Kerangka Cerpen 5️⃣ Puncak Kecil
Penyelesaian awal dari konflik kecil dalam cerpen akan menemui puncak kecil. Setelah adegan-adegan yang disusun dalam tahap perkembangan, karakter akan menemui penyelesai awal dari konflik kecil yang dihadapinya. Dari contoh sebelumnya, dapat dibuat puncak kecil karakter A berhasil mendapatkan buah Y. Namun, dia masih punya konflik lanjutan yaitu membunuh monster untuk menjadi penguasa kerajaan.
Untuk membangun puncak kecil, selalu jadikan premise sebagai acuan. Misalnya dari contoh sebelumnya premise cerpen adalah “Kebaikan akan mengalahkan kejahatan”. Penyelesaian konflik kecil yaitu karakter A berhasil mendapatkan buah Y akan mendukung premise cerpen karena dia semakin dekat dengan tujuannya.
Pada dasarnya, konflik kecil ini akan berlanjut ke gambaran dasar atau konflik lanjutan untuk menguji lebih lanjut kebenaran premis cerpen.
📜 Kerangka Cerpen 6️⃣ Gambaran Dasar
Setelah konflik awal berhasil terselesaikan, cerpen akan memasuki konflik tahap selanjutnya atau gambaran dasar; merupakan konflik sebenarnya yang harus diselesaikan oleh tokoh utama untuk membuktikan premis.
Untuk penulis mahir, gambaran dasar dapat diletakkan sebelum puncak kecil ketika menulis kerangka cerpen. Namun untuk penulis pemula, sebaiknya gambaran dasar dibangung setelah puncak kecil ketika menulis kerangka cerpen. Tujuannya untuk membiasakan diri dengan aturan kerangka cerpen sebelum melakukan modifikasi pada plot ketika kemampuan meramu cerpen sudah semakin terasah.
Misalnya dengan menggunakan contoh cerpen sebelumnya, karakter A ternyata harus menyebrangi sungai berbahaya untuk mendapatkan buah Y. Namun dia mampu melaluinya dan mendapatkan buah Y dan mengalahkan monster. Diapun akhirnya menjadi penguasa kerajaan.
Dalam contoh diatas, gambaran dasar (konflik lanjutan) adalah karakter A yang harus menyebrangi sungai, namun dia berhasil melalui dan mendapatkan buah Y (puncak kecil) dan mengalahkan monster serta menjadi raja (puncak besar).
Gambaran dasar dibangun berdasarkan konflik untuk menguji kekuatan premis lebih lanjut. Untuk membuat gambaran dasar yang baik, buat gambaran dasar yang akan mengarahkan ke puncak besar dan menghindari menulis adegan tidak perlu yang tidak mendukung tujuan untuk mencapai puncak besar. Yang perlu diingat, gambaran besar akan membuat cerpen mengerucut ke poros premise cerpen dan membuktikan kebenaran dari premis yang dibangun.
📜 Kerangka Cerpen 7️⃣ Puncak besar
Adegan-adegan yang dibangun pada tahap gambaran dasar adalah untuk mencapai puncak besar yaitu penyelesaian konflik utama pada cerpen. Pada tahap ini, kebenaran premis cerpen akan diuji dan dibuktikan.
Dan cerpen dramatis yang baik tidak akan mengingkari premise cerpen yang telah dibangun. Misalnya dari contoh sebelumnya jika premise cerpen adalah “Kebenaran akan mengalahkan kejahatan”, puncak besar akan membuktikan bahwa premise itu benar dengan berhasilnya karakter A mengalahkan monster jahat dan menjadi raja.
Puncak besar yang baik adalah yang membuat pembaca merasa bahwa cerpen telah benar-benar berakhir dan konflik telah terselesaikan.
Selain itu, untuk membangun penyelesaian akhir dari gambaran dasar atau konflik lanjutan sebaiknya memunculkan fluktuasi emosi karakter dalam novel. Terutama tokoh utama dalam cerpen.
Karakter yang berkembang bisa ditunjukan dari perubahan sikap dan sifat karakter seiring waktu hingga puncak besar terjadi. Penggambaran fluktuasi karakter misalnya karakter A yang manja menjadi pribadi yang mandiri.
Akhirnya, hindari stagnansi karakter yaitu karakter yang tidak berkembang secara emosi. 😶🌫️ Hal ini karena stagnansi karakter akan membuat cerpen datar dan membosankan.