NovelToon NovelToon
Panduan Menulis Tema Fantasi

Kursus Menulis Fantasi Pria Bagian 3: Ketidaksesuaian Ekspektasi

Jumlah peserta 58

Permulaan dari suatu kejadian plot, sering kali menentukan suasana untuk kelanjutan ceritanya, semua pembangunan plot bertujuan untuk mencapai titik klimaks yang memuaskan.


Misalnya cerita balas dendam, pembaca akan berharap melihat protagonis berhasil balas dendam, bukan setelah mendapatkan kekuatan, tetap ditindas oleh musuh.


Ketidaksesuaian ekspektasi bisa mengakibatkan pembaca tidak merasakan titik klimaks yang ingin disampaikan oleh author.


Ⅰ. Apa Itu Ekspektasi, dan Kenapa Tidak Sesuai?

Ekspektasi adalah penantian dan rasa penasaran pembaca terhadap perkembangan alur cerita di masa mendatang selama proses membaca.


Hal itu dipicu melalui petunjuk dalam cerita, konflik dan pengembangan karakter.


Saat pembaca melihat protagonis sedang mengalami kesulitan, biasanya akan menimbulkan perasaan "aku berharap dia bisa berhasil".


Perasaan ini adalah faktor pendorong bagi mereka untuk lanjut membaca.


Contoh: di awal sebuah novel, protagonis menghadapi musuh yang kuat, pembaca pastinya akan menantikan bagaimana protagonis menghadapi tantangan ini.


Mereka berharap melihat bagaimana protagonis jadi kuat, bagaimana membuat rencana, dan bagaimana berhasil balas dendam.


Jika perkembangan kelanjutan cerita sudah berbeda jauh dengan harapan pembaca.


Contoh kesalahan yang sering dilakukan oleh para author: 


Misal protagonis adalah orang yang selalu di-bully, posisinya sangat rendah dalam keluarga, orang tua juga dibunuh oleh kerabat yang membuatnya menjadi yatim piatu sejak kecil, tak hanya tidak memiliki sumber daya untuk berlatih, bahkan untuk tidur dan makan saja harus bersama sapi, kuda, babi dan hewan lainnya, dan kadang ketika berhadapan dengan kerabat yang seumuran juga akan dipukuli.


Tidakkah latar belakang identitas protagonis seperti ini mengesalkan? Ketika kita memasuki sudut pandang protagonis, rasanya ingin segera balas dendam, dan menghabisi semua orang yang pernah menganiaya kita.


Secara kebetulan, dia mendapatkan bakat dan teknik yang kuat. Melalui latihan dan kerja keras dalam alur cerita selanjutnya, dia menjadi lebih kuat dari sebelumnya dan memiliki kekuatan yang jauh lebih hebat daripada orang-orang yang dulu menganiaya dirinya.


Setelah berjuang dengan susah payah, akhirnya dia mencapai tahap di mana dia bisa balas dendam, dan dia langsung menantang orang-orang yang pernah menganiayanya dalam turnamen keluarga.


Kemudian......


Dia tetap tidak bisa mengalahkan musuhnya dan malah dipukuli lagi dengan kejam oleh musuh tersebut di arena turnamen, serta dipaksa untuk meminta ampun.


Alur cerita seperti ini sangat mengecewakan, pembaca hanya akan merasa bingung setelah membacanya.


Apa?


Aku sudah siap bersorak ketika protagonis berhasil balas dendam!


Tapi kamu malah membuatku melihatnya dipukuli terus?


Meskipun mendapatkan kekuatan yang hebat, tapi dia tetap tunduk pada musuh, meskipun sudah mendapatkan warisan yang kuat dan kemampuan makin hebat, tapi tidak ada yang berubah dengan hasil yang ingin dicapai oleh protagonis dari awal.


Inilah yang disebut dengan ketidaksesuaian ekspektasi.


Dan contoh yang mirip masih banyak, semuanya adalah hal yang mudah ditemui para author saat menulis!


1. Contoh plot: Lin Feng sangat berbakat, dalam sebuah pertualangan, ia mendapatkan harta rahasia dan warisan kekuatan hebat. Semua orang berharap dia bisa naik ke puncak dengan menggunakan kekuatan tersebut untuk membalas dendam pada keluarga yang pernah menindasnya. Namun, Lin Feng justru ragu saat menghadapi musuh karena kebaikan hatinya, bahkan melepaskannya beberapa kali. Akhirnya, musuhnya kembali menjebak Lin Feng, membuatnya terjebak dalam krisis yang lebih besar.


Analisis: Pembaca awalnya berharap Lin Feng akan melakukan balas dendam dengan tegas setelah mendapatkan kekuatan hebat, menunjukkan sisi dominannya. Namun, sifat belas kasihannya menyebabkan ketidaksesuaian dengan harapan tersebut. Alur cerita seperti ini bisa membuat pembaca merasa kecewa, karena mereka berharap melihat protagonis dengan berani menghadapi musuh, bukan bersikap ragu. Hal ini juga dapat membuat pembaca meragukan sifat protagonis, yang pada akhirnya mempengaruhi pengalaman membaca.


2. Contoh plot: Seorang remaja bernama Lin Feng diramalkan oleh seseorang yang misterius bahwa ia akan menjadi tokoh utama yang menyelamatkan dunia. Setelah melalui berbagai kesulitan, akhirnya ia memperoleh keterampilan yang kuat dan senjata ajaib. Namun, ketika dunia menghadapi krisis besar, Lin Feng justru memilih untuk menghindari tanggung jawab karena takut kehilangan cinta yang baru saja ia dapatkan. Krisis terus meluas, dan harapan orang-orang terhadap Lin Feng perlahan berubah menjadi kekecewaan.


Analisis: Pembaca berharap Lin Feng dengan berani memikul tanggung jawab menyelamatkan dunia dan menunjukkan sikap pahlawannya. Namun, ia justru menghindar demi cintanya, menghancurkan harapan pembaca. Cerita ini bisa membuat pembaca merasa protagonis kurang teguh dan tidak memiliki tanggung jawab. Selain itu, bisa membuat perkembangan alur yang tidak diduga dan mempengaruhi minat baca pembaca.


3. Contoh plot: Seorang pemuda bernama Lin Feng selalu dianggap sebagai murid jenius di sekte tersebut dan diharapkan dapat memenangkan kompetisi besar sekte yang akan datang. Dia juga berusaha keras dalam berlatih dan terus meningkatkan kekuatannya. Namun, dalam kompetisi tersebut, Lin Feng justru mengalami kekalahan telak karena terlalu percaya diri dan meremehkan lawan.


Analisis: Pembaca mengharapkan Lin Feng bisa menunjukkan kemampuannya dalam kompetisi tersebut dan meraih kemenangan. Namun, kesombongannya menyebabkan kekalahan, yang membuat harapan pembaca tidak terpenuhi. Alur cerita ini akan membuat pembaca merasa menyesal, sekaligus memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang karakter utama. Di dalam cerita selanjutnya, penulis bisa membangkitkan kembali harapan pembaca melalui refleksi dan perkembangan karakter utama. 


4. Contoh plot: Protagonis Lin Feng mendapatkan sebuah kitab kuno yang bisa melatih kekuatan supernatural yang tak terkalahkan. Dia menghabiskan banyak waktu dan energi untuk melatih kitab tersebut, dan kemampuannya pun benar-benar meningkat dahsyat. Namun, ketika dia menghadapi tantangan dari kekuatan jahat, dia menyadari bahwa kitab tersebut memiliki kelemahan fatal yang membuatnya tidak bisa mengeluarkan kekuatan yang seharusnya.


Analisis: Pembaca mengharapkan Lin Feng menjadi kuat dengan bantuan kitab tersebut dan mengalahkan kekuatan jahat. Namun, kelemahan dari kitab itu membuat harapan tersebut gagal terwujud. Alur seperti ini dapat membuat pembaca merasa terkejut dan kecewa, sekaligus menimbulkan kekhawatiran tentang perkembangan cerita selanjutnya. Penulis dapat membangun kembali harapan melalui proses Lin Feng mencari cara untuk mengatasi masalah ini.


Ketidaksesuaian ekspektasi seperti ini bisa membuat pembaca kecewa, bahkan mungkin membuat mereka berhenti membaca lebih lanjut!


Ⅱ. Bagaimana Cara Mengarahkan Ekspektasi Pembaca?

Kunci untuk membangkitkan ekspektasi pembaca terletak pada tujuan yang jelas dan penjelasan yang masuk akal.


Pertama, author perlu memastikan garis besar cerita dan titik klimaks akhir yang memuaskan, serta memastikan bahwa konten ini dapat menarik target pembaca.


Sebagai contoh, jika garis besar cerita adalah perjalanan balas dendam protagonis, maka di bagian awal harus diberikan konflik dan tujuan yang jelas.


Siapa yang ingin dibalas oleh protagonis? Mengapa ia ingin balas dendam? Bagaimana caranya?


Selanjutnya, penulis perlu membangun harapan pembaca melalui pengembangan cerita yang rinci.


Misalnya, ketika menggambarkan konflik antara protagonis dan musuhnya, bisa melalui dialog, narasi, dan cara lain agar pembaca merasakan amarah dan keinginan balas dendam dari protagonis. Dengan begitu, pembaca akan menantikan setiap aksi protagonis dan apakah ia bisa mencapai tujuannya.


Selain itu, dalam menulis cerita, kita harus menghindari terlalu banyak alur yang “berbelok”.


Misalnya, ketika protagonis mendapatkan kekuatan besar secara tak terduga di momen penting, namun kemudian menghabiskan banyak waktu mengurus hal-hal sepele, sehingga kesempatan untuk balas dendam terlewatkan.


Alur seperti ini bisa membuat pembaca merasa ceritanya berjalan lambat, kehilangan kesabaran, dan berhenti membaca.


Oleh karena itu, author perlu memastikan setiap peristiwa dalam cerita bergerak ke arah tujuan utama untuk menjaga ekspektasi pembaca.


Ⅲ. Teknik Umum Membangun Ekspektasi

Untuk membangun ekspektasi, dan menyajikan koten yang diminati pembaca, bagaimana cara merancang alur cerita secara tepat dan efektif?


Para author sekalian, kamu bisa memakai beberapa teknik yang sering dijumpai dibawah ini:


1. Membangun Ketegangan: Memasukkan unsur ketegangan dalam cerita dapat membangkitkan rasa penasaran pembaca. Misalnya, sebelum sebuah pertarungan, protagonis mendapatkan petunjuk tentang kelemahan musuh, namun isinya belum diungkapkan. Ketegangan seperti ini akan mendorong pembaca untuk terus membaca, menantikan bagaimana tokoh utama memanfaatkan petunjuk tersebut.


Referensi Plot: Seorang remaja bernama Lin Feng dikejar oleh sosok misterius hingga terjebak dalam situasi putus asa, dan secara tidak sengaja jatuh ke dalam reruntuhan kuno. Di dalam reruntuhan tersebut, ia menemukan sebuah prasasti misterius

dengan simbol-simbol dan pola aneh yang tampaknya menyimpan rahasia besar. Tepat saat Lin Feng ingin meneliti lebih lanjut prasasti itu, reruntuhan tiba-tiba mulai bergetar, seolah ada sesuatu yang menakutkan akan terbangun. Lin Feng terpaksa meninggalkan reruntuhan untuk sementara, namun prasasti misterius itu terus menghantui pikirannya.


Analisis: Plot ini membangun ketegangan, membuat pembaca penasaran tentang apa arti simbol dan pola pada prasasti tersebut, serta apa yang akan terbangun dari dalam reruntuhan itu. Pembaca akan menantikan petualangan Lin Feng selanjutnya, apakah dia akan berhasil mengungkap rahasia prasasti itu dan bagaimana dia akan menghadapi bahaya yang mungkin muncul. Ketegangan semacam ini akan menarik perhatian pembaca untuk terus mengikuti nasib Lin Feng dan mendorong perkembangan cerita.


2. Tujuan Bertahap: Pecah tujuan utama menjadi beberapa tujuan bertahap, sehingga pembaca dapat merasakan perkembangan dan tantangan yang dihadapi oleh sang protagonis secara bertahap. Misalnya, tujuan akhir sang protagonis adalah balas dendam, namun dalam proses tersebut, ia mungkin harus mengalahkan beberapa musuh kecil terlebih dahulu. Setiap keberhasilan akan meningkatkan rasa penasaran pembaca, membuat mereka menantikan tantangan selanjutnya.


Referensi Plot: Sang protagonis, Lin Feng, memiliki dendam mendalam. Tujuan akhirnya adalah mengalahkan musuh dan memulihkan kejayaan keluarganya. Pertama, ia perlu mencari harta pusaka keluarga yang hilang. Lin Feng mendengar bahwa ada petunjuk tentang harta tersebut di Hutan Kabut Misterius, jadi ia dengan berani memasuki hutan itu. Setelah menghadapi berbagai rintangan yang sulit, ia menemukan petunjuk pertama, yang menyatakan bahwa harta tersebut mungkin berada di puncak


Gunung Tian kuno. Selanjutnya, ia memulai perjalanan menuju Gunung Tian dengan tujuan mencapai puncak untuk menemukan harta tersebut.


Analisis: Memecah perjalanan balas dendam Lin Feng menjadi tujuan-tujuan bertahap memungkinkan pembaca dengan jelas melihat upaya dan perkembangan dirinya. Setiap pencapaian dari tujuan kecil membuat pembaca merasa puas, sekaligus meningkatkan ekspektasi mereka terhadap tujuan berikutnya. Dalam proses ini, pembaca akan tertarik melihat bagaimana Lin Feng mengatasi berbagai kesulitan dan terus mendekati tujuan akhirnya.


3. Perkembangan Karakter: Meningkatkan perhatian pembaca terhadap nasib para karakter melalui interaksi dan pertumbuhan antar karakter. Misalnya, perkembangan hubungan antara protagonis dan temannya dapat menimbulkan harapan pada pembaca tentang apakah dia dapat melindungi temannya. Investasi emosional semacam ini dapat membuat pembaca lebih terlibat, dan ingin melihat bagaimana karakter menghadapi tantangan.


Referensi Alur Cerita: Seorang pemuda bernama Lin Feng awalnya adalah seorang kultivator yang kesepian. Dalam sebuah petualangan, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Lin Wan'er yang juga memiliki cita-cita besar. Keduanya melewati berbagai kesulitan bersama dan perlahan membangun hubungan yang kuat. Seiring perkembangan cerita, Lin Feng menemukan bahwa Lin Wan'er memiliki kekuatan misterius yang mungkin akan menarik perhatian musuh yang kuat. Lin Feng memutuskan untuk melindungi Lin Wan'er dan berjuang melawan mereka yang mengincar kekuatannya.


Analisis: Melalui perkembangan hubungan Lin Feng dan Lin Wan'er, pembaca akan peduli pada nasib mereka. Pembaca berharap untuk melihat bagaimana Lin Feng menggunakan kekuatannya untuk melindungi Lin Wan'er, serta bagaimana mereka berkembang saat menghadapi musuh. Investasi emosional ini akan memperkaya cerita, menarik pembaca untuk terus mengikuti petualangan mereka.


4. Kontrol Ritme: Ritme yang tepat dapat meningkatkan rasa ekspektasi. Pada momen-momen penting, kalimat yang singkat dan padat dapat digunakan untuk menambah ketegangan, misalnya menjelang duel, menggambarkan perjuangan batin protagonis dan konflik yang akan datang, dapat secara efektif meningkatkan rasa mendesak pembaca.


Referensi alur: Protagonis Lin Feng akan menghadapi seorang kultivator iblis yang kuat. Menjelang tantangan, ia berlatih sendirian di lembah yang sepi, hatinya dipenuhi dengan ketegangan dan kecemasan. Suara angin di sekitarnya seolah menceritakan bahaya yang akan datang. Ketika saat tantangan tiba, Lin Feng perlahan mendekati kultivator iblis, setiap langkahnya dipenuhi dengan tekanan yang berat. Kedua belah pihak berhadapan, suasana menengang hingga mencapai puncaknya.


Analisis: Dengan mengontrol ritme, ketegangan dapat dibangun pada saat-saat penting. Kalimat yang singkat dan padat menonjolkan suasana tegang, membuat pembaca seolah-olah berada di tempat kejadian, merasakan tekanan tantangan bersama Lin Feng. Pembaca akan menantikan apakah Lin Feng dapat menang dalam pertarungan yang sulit ini.


5. Plot Twist dan Kejutan: Plot twist yang tepat dan kejutan dapat memecahkan ekspektasi pembaca dan membawa nuansa baru. Misalnya, protagonis menerima bantuan tak terduga pada saat kritis, atau menemukan kelemahan yang tidak terduga dari musuh. Plot twist semacam ini tidak hanya dapat meningkatkan ketegangan, tetapi juga menambah daya tarik cerita.


Referensi Plot: Protagonis Lin Feng terjebak dalam situasi putus asa saat melawan kekuatan jahat. Ketika dia pikir dia pasti akan mati, tiba-tiba muncul cahaya misterius di langit. Dari cahaya tersebut, turunlah seorang dewa misterius yang dengan mudah menyelesaikan krisis Lin Feng. Ternyata, perbuatan baik Lin Feng sebelumnya telah menyentuh hati dewa tersebut, yang kemudian datang untuk membantu.


Analisis: Kejutan tak terduga dalam plot ini memecahkan ekspektasi pembaca, meningkatkan daya tarik cerita. Pembaca akan penuh harapan mengenai nasib Lin Feng selanjutnya, ingin tahu bagaimana dia akan berkembang dengan bantuan dewa tersebut. Pada saat yang sama, ini juga membuat cerita terasa lebih fantastis.


Melalui teknik-teknik ini, author dapat secara efektif membangun dan mempertahankan rasa ekspektasi pembaca, menjaga perhatian dan semangat mereka terhadap cerita, sehingga pembaca dapat merasakan kejutan dan kepuasan dalam setiap kali membaca.


Tutorial tentang rasa ekspektasi ini ditujukan untuk setiap teman penulis.


Terakhir, semoga semua orang dapat menulis karya yang memuaskan!

NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!