Saat kita dapat mengendalikan ritme perkembangan keseluruhan cerita, ada satu hal lagi yang patut kita perhatikan, yaitu bagaimana cara mengatur plot utama dan subplot secara tepat. Plot utama adalah hal terpenting bagi perkembangan keseluruhan cerita novel, dengan adanya bantuan dari subplot, maka cerita novel akan menjadi semakin logis dan berwarna. Akan tetapi, apabila terlalu banyak subplot dalam cerita tersebut, maka ritme novel akan menjadi lambat dan alur cerita menjadi berantakan.
Jadi apa yang harus dilakukan untuk menghindari hal tersebut?
Menggunakan 4 adegan berdasarkan pembagian waktunya (Penting -> tidak penting, mendesak -> tidak mendesak).
Kuadran I Adegan penting dan mendesak = berfungsi untuk membantu plot karena berisi informasi-informasi penting.
Kuadran II Adegan penting tapi tidak mendesak = berfungsi untuk mendorong alur dari sebuah plot tapi dengan slow tempo, contoh : protagonis wanita mencari beberapa informasi dengan pergi ke berbagai tempat.
Kuadran III Adegan mendesak tapi tidak penting = biasanya muncul adegan baru yang harus segera diselesaikan oleh protagonis, namun isinya tidak berfungsi untuk mendorong alur plot.
Kuadran IV Adegan yang tidak penting dan tidak mendesak
Tips :
- Dalam karya fiksi, biarkan karakter/tokoh melakukan adegan I penting & mendesak. Agar pembaca merasakan tempo yang dinamis dan mencekam, ini membuat pembaca penasaran plot selanjutnya dan mendorong pembaca untuk membaca hingga bab akhir. - Dalam situasi tertentu, kita bisa membiarkan karakter/tokoh melakukan adegan II penting tapi tidak mendesak.
- Usahakan untuk menghindari adegan III yaitu mendesak tapi tidak penting
- Hindari karakter/tokoh melakukan adegan IV, contoh : protagonis wanita makan malam dan setelah itu tidak melakukan apa-apa, yang mana adegan tersebut tidak akan mendorong alur.
Intinya: Semua adegan memiliki tujuan - > memotong plot hambar/tidak perlu, memilih cerita yang menciptakan kontradiksi, dan memiliki konflik.
