"Te amo Mr.William -- te amo." Rintihan kesakitan yang keluar dari mulut Aurora membuat hati William sangat sakit. Dia tak kuasa menahan rasa sakit yang hinggap di hatinya. Melihat orang yang dicintainya harus berkorban demi dirinya. William mengusap wajah cantik itu dengan penuh sayang sembari menahan air matanya agar tak jatuh. "Yo también te amo Aurora." ucapnya lirih sembari menciumi pipi gadis itu. Dihadapannya gadis tersebut tengah menahan rasa sakit yang berasal dari perutnya. "Ku mohon jangan tinggalkanku sayang. Jangan tinggalkanku di dunia yang fana ini. Ayo kita bersama-sama." Aurora tersenyum mendengar ucapan yang keluar dari mulut William. Namun di detik terakhir Aurora, dia tak bisa menahannya. Pandangannya sudah mulai kabur. Dia tak bisa menahannya. "AURORA !" teriakan tersebut dapat terdengar jelas di telinga seluruh orang yang berada di tempat kejadian tersebut. "SIAPKAN MOBIL CEPAT KEJAR ORANG ITU. KEJAR DIA SAMPAI DAPAT ENTAH KE UJUNG DUNIA AKU AKAN MENGEJARNYA." Amarah William sudah tak dapat ditahan. Dia sangat emosi dengan seseorang yang ia tak tau siapa. Dengan tangisan, William membopong tubuh Aurora yang sudah menggeluarkan banyak darah. "Sayang bangunlah. Aku berjanji kepadamu akan membalaskan ini semua. I promise you babe. Wake up please."
