"Tolong nikahi, Sabila. Ini untukku! Ku mohon!" rintih Tiara kepada Tio.
Wajah Tio merah padam dan amarahnya telah sampai di ubun - ubunnya. Ia tak habis pikir dengan tingkah dan keinginan istrinya. Tio memejamkan mata dengan keras dan menatap Tiara, "Aku tak ada kewajiban untuk menolong anak kecil dari mantan laki - laki yang hampir dinikahkan denganmu!" tukas Tio berusaha menahan amarahnya. "Anak itu hanya akan membawa sial bagi kehidupan kita!"
Akhirnya tangisan Tiara pecah.... ia merasa sakit dengan ucapan suaminya.
Melihat Tiara yang semakin terisak akhirnya Tio pun luluh dan mengangguk ragu, "Baiklah! Tapi jangan menyesal dikemudian hari!"
Cover from pexels - Criativithy
Karya ini diterbitkan atas izin AudioToon Just Amel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili AudioToon sendiri
"Tolong nikahi, Sabila. Ini untukku! Ku mohon!" rintih Tiara kepada Tio.
Wajah Tio merah padam dan amarahnya telah sampai di ubun - ubunnya. Ia tak habis pikir dengan tingkah dan keinginan istrinya. Tio memejamkan mata dengan keras dan menatap Tiara, "Aku tak ada kewajiban untuk menolong anak kecil dari mantan laki - laki yang hampir dinikahkan denganmu!" tukas Tio berusaha menahan amarahnya. "Anak itu hanya akan membawa sial bagi kehidupan kita!"
Akhirnya tangisan Tiara pecah.... ia merasa sakit dengan ucapan suaminya.
Melihat Tiara yang semakin terisak akhirnya Tio pun luluh dan mengangguk ragu, "Baiklah! Tapi jangan menyesal dikemudian hari!"
Cover from pexels - Criativithy
Karya ini diterbitkan atas izin AudioToon Just Amel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili AudioToon sendiri