I'm Not An "Master"
"Jadi bagaimana kalian akan mengurusnya?" Seorang pria tua terduduk di kursi kayu berada ditengah rekannya, ia punya tanda 'G' bersayap di punggung tangannya dan terlihat masih baru.
Kedua orang disampingnya, dikanan pria tua itu paman gendut berkulit kecoklatan, dikirinya wanita yang terlihat sama tuanya dengan paman itu namun sedikit kurus dan rambut merahnya terikat, mereka bertiga kini sedang memikirkan bagimana cara mengurus bocah yang sedang tersandar pingsan dihadapan mereka.
Paman itu juga punya tanda 'G' yang memudar namun tanpa sayap, dirinya memberi kode pada si wanita untuk menjawab pertanyaan kaptennya dengan mengoyangkan kepalanya secara samar lalu menatap wanita itu.
Wanita itu juga punya tanda 'G' yang sama dengan paman itu namun berada di lehernya, Melihat kode rekannya, wanita itu menunjuk rekannya sambil mengerakan mulutnya tanpa suara mengucapkan "Kamu dulu!" lalu menarik kembali kemudian menunjuk dirinya dengan jempolnya lalu mengucap "Baru aku" dirinya juga membatin "Ini rencanamu, kenapa diriku yang harus repot"
Memahami apa yang dimaksudnya, paman itu kemudian menarik nafas sejenak untuk menengkan dirinya kemudian berpikir "Aduh!, aku tak berpikir sejauh itu, sekarang bagaimana caranya mengusir bocah ini dari God Faction ini" tatapan kini tertuju pada bocah itu, menurutnya "mengurus" bocah ini secara asal - asalan akan mengakibatkan suatu hal yang bahkan cabangnya tak dapat urus, apalagi harus berurusan dengan orang tua bocah ini, akan bagus jika dirinya hanya menerima hukuman dari cabang utama Evil God Faction, namun pasti ayah bocah ini yang seorang power master bertindak pasti ia akan membuat Neutral God Faction memusuhi Evil God Faction sebuah kerugian, apalagi nyawanya, bahkan cabang faksinya juga akan hancur.
Karena mencapai kebuntuan dalam berpikir, dirinya memutuskan untuk menyerahkan keputusan pada kaptennya, "Ee...." Menarik nafas lalu melanjutkan "Saya serahkan keputusan pada kapten" dirinya merasa berat hati karena selalu merepotkan kaptennya setiap kali dirinya terkena masalah entah besar atau kecil namun karena dirasa dirinya mencapai kebutuan maka hanya ini hal yang bisa dirinya pikirkan.
Mendegar usulan paman itu wanita rambut merah menepuk kepalanya sambil berpikir "Akhirnya sepertinya yang pikirkan" ia tahu bahwa paman gendut ini adalah seorang yang melakukan sesuatu tapi berpikir kemudian, dirinya juga berharap jika rencana rekannya tercium oleh orang dibelakang bocah ini, dirinya dan sang kapten tidak terseret, namun bagaimana pun dirinya juga harus mengikuti ucapan paman itu "Semua keputusan saya percayakan pada kapten" dirinya merasa bersalah tak dapat melakukan apapun karen apapun keputusan yang dirinya atau paman gendut buat, mereka harus bertanggung jawab.
Pria tua itu wajahnya berkedut karena bawahannya memberi masalah yang semerepotkan ini walau dirinya tahu niat mereka baik karena ingin membuat mimpinnya menjadi nyata dengan mengintimindasi orang - orang agar dipilih sebagai master cabang dirinya berada namun karena kebodohan bawahannya, mereka tidak hanya mencoba membuat marah ayah bocah dihadapannya yang seorang Ascended Emperor dari Neutral God Faction namun juga membuat ibunya yang seorang Spirit master dari Spirit Faction marah, walau dirinya percaya bahwa para dewa faksinya akan bisa melindungi faksi namun itupun pasti hanya cabang utama bukan cabang terpencil.
"Hah..., ayo kita pakai [Curse Of Disguise] dan [Curse Of Forget] padanya" menurutnya membuat bocah ini tidak dikenali lalu membuat bocah ini lupa adalah hal yang cukup masuk akal untuk saat ini.
Ia bangkit dari kursinya lalu mendekat ke bocah itu kemudian menempelkan telapak tangannya ke dahinya lalu merapal "Emperor Skill [Curse Of Disguise]
Wajah bocah dihadapannya mulai berubah, daging yang semula halus mulai berubah manjadi kasar dan wajahnya yang semula putih layaknya orang barat mulai mengelap namun tidak banyak lalu kulitnya berubah menjadi sawo matang, perubahan akhirnya berhenti.
Pria tua itu berpikir "Walau masih dapat dikenali, namun ini seharusnya sudah cukup untuk membuatnya cukup tersamarkan" dirinya merasa tak masalah, walau rambut dan suaranya tidak berubah, ia merasa cukup puas.
Curse of Disguise sebenarnya adalah skill Transcendent yang awalnya hanya dapat merubah wajah seseorang dalam waktu terbatas lalu dapat sembut dengan sendirinya, namun Curse Of Disguise yang pria ini kuasai, dapat membuat orang tak dikenali dalam waktu 10 tahun dan hanya orang yang cukup kuat dalam skill penyembuhan dapat menghapus kutukannya.
Pria tua itu lanjut merapal "Emperor Skill [Curse Of Forget]"
Cahaya gelap masuk ketelinganya membuat dahinya berdetak, tak lama kemudian asap gelap keluar dari telinganya lalu tak lama kemudian asap mulai berangsur menghilang, tak lama kemudian cairan gelap keluaran dari telinganya.
Melihat cairan gelap keluar dari bocah itu, pria tua itu mengambil botol plastik dari sakunya "Masukan cairan itu kesini!" Pria tua itu memberi 2 botol plastik kosong pada keduanya.
Mendengar perintah sang kapten, mereka berdua agak jijik dengan perintahnya lalu bertanya "Memangnya untuk apa kapten?" Tanya paman itu dengan mata agak menyipit jijik.
"Cepat! Sebelum cairan itu menguap" pria tua itu menegaskan suaranya agar mereka berdua tak meragukan perintahnya.
Mendengar perintah tegas sang kapten mereka bergegas memasukan cairan itu kedalam botol.
Tak lama kemudian, mereka hanya dapat mengisi masing masing setengah botol.
kini raut wajah pria tua itu diantara yakin dan ragu, dirinya berharap setengah dari ingatan yang dihapus adalah ingatan yang penting.
Pria tua itu memberitahu "karena kalian hanya mengisi setengah maka ingatanya hanya setengah yang akan terhapus" ia kemudian menyuruh mereka berdua mengurus bocah itu.
Persiapan akhirnya siap, bocah itu kini sudah berada didalam karung besar diangkat wanita berambut merah dibantu pria tua itu menuju kerata dengan gerobak barang yang dikusiri paman gendut itu.
Setelah bocah itu sudah berada digerobak, wanita rambut merah itu mencoba menganalisa dahulu apakah sudah cukup disamarkan.
Mereka bertiga bolak - balik memeriksa dahulu apakah sudah aman, tak lama kemudian kuda sudah siap berangkat.
Karung berisi bocah itu kini ditutupi kain tipis dan dihimpit tong yang ditata seperti tembok yang membuat rasa yakin bahwa aksi mereka tidak akan ketahuan.
"Yasudah sana berangkat!" Seru pria tua itu pada paman gendut itu dengan rasa yakin yang cukup aman.
Wanita rambut merah pun mengangguk lalu berseru juga "Hati - hati jangan tersesat! Tinggalkan dia ditempat yang sekiranya aman!"
Mendengar seruan mereka berdua, paman gendut ini agak bangga dan yakin akan kemampuannya sendiri lalu berseru juga "Serahkan saja padaku!" Lalu dirinya bergegas berangkat dengan kuda hitamnya dan mulai menjauh tanpa melihat kebelakang, gerobak itu pun mulai menjauh.
Pria tua itu berharap agar aksinya tidak berhenti ditengah jalan, dicurigai, apalagi ketahuan oleh orang - orang utama.
Wanita rambut merah merasa yakin akan kemampuan rekannya, tak meragukan sedikitpun namun masih sedikit berharap agar setidaknya jika ketahuan pun temannya masih selamat.
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments