Awakened Power 2

Saat Hiro mengucapkan mantra itu dengan keyakinan, cahaya dari altar mulai bersinar, seolah menanggapi panggilannya. Energi itu melingkari tubuhnya, memancarkan kekuatan yang tak terbayangkan. Ia merasa seolah-olah semua penderitaannya, semua kemarahan dan keputusasaannya, disalurkan ke satu titik kekuatan yang tak terukur.

Dari kegelapan hutan, bisikan lembut mulai memenuhi telinganya. Kedengarannya seperti suara ribuan jiwa yang pernah terperangkap di dunia ini, mencari pengakuan dan kekuasaan. Hiro merasakan ketegangan di tubuhnya, tetapi dia tetap fokus pada niat dan keinginannya untuk mengubah hidupnya dan membebaskan dirinya dari belenggu yang pernah mengikatnya.

"Biarkan kekuatan ini menjadi milikmu, Hiro! Salurkan semua emosi yang kau rasakan ke dalam kekuatan ini!" teriak Kaori dengan penuh semangat, sambil mendukung Hiro dari sisi altar.

Hiro merasakan cahaya mengalir ke dalam jiwanya, melampaui batas fisik tubuhnya. Setiap helai energi mengisi kekosongan, dan dalam sekejap, penglihatannya menjadi jelas. Ia melihat gambaran berbagai kekuatan, kemampuan yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Ada banyak kemungkinan yang menunggunya, seperti kekuatan yang dapat menghancurkan, menyembuhkan, atau bahkan mengendalikan elemen.

Namun di balik itu semua, Hiro juga merasakan sesuatu yang gelap dan samar mengintai, menunggu saat yang tepat untuk mengambil alih. Ia merasakan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam dirinya, dan semakin dalam ia tenggelam, semakin kuat tarikannya.

Kaori melihat perubahan pada diri Hiro dan tahu bahwa ini adalah momen yang krusial. "Kau harus bijak, Hiro! Setiap kekuatan yang kau terima memiliki konsekuensinya. Jika kau tidak berhati-hati, kau bisa tersesat dalam kegelapan."

Dengan semangat membara, Hiro mencoba menyalurkan energinya ke dalam bentuk kekuatan yang diinginkannya. Saat ia mengerahkan tekadnya, tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. Energi itu mulai memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan, dan Hiro merasa seolah-olah sedang terbang. Kemampuan yang diinginkannya perlahan mulai terbentuk.

Pada saat itu, Hiro merasakan ketenangan yang luar biasa. Ia dapat merasakan setiap aliran energi di sekelilingnya, seolah-olah seluruh dunia terhubung dengannya. Dengan satu gerakan tangan, ia mencoba mengendalikan energi tersebut. Tanpa disadari, pilar cahaya muncul di tangannya, perwujudan kekuatan barunya.

Namun, saat Hiro melihat ke bawah, ia menyadari bahwa tanah di bawah kakinya mulai retak dan berguncang. Kekuatan yang baru saja ia bangkitkan tidak hanya tidak berguna, tetapi juga bisa menjadi bencana. Kaori segera menarik Hiro kembali.

"Hiro! Kendalikan dirimu! Energi ini terlalu kuat! Jika kamu tidak hati-hati, kamu bisa menghancurkan segalanya!"

Hiro terbangun dari euforianya dan menyadari betapa berbahayanya kekuatan yang baru saja ia peroleh. Ia merasakan energinya meluap, dan dengan cepat mencoba menahan alirannya. Dalam sekejap, cahaya yang terpancar dari tangannya menyusut kembali menjadi titik kecil, tetapi masih memancarkan cahaya keemasan yang indah.

Namun, saat Hiro mencoba menahan energinya, bayangan gelap yang sebelumnya ia rasakan muncul di hadapannya. Entitas itu tampak seolah-olah lahir dari kegelapan malam, wajahnya kabur, tetapi matanya bersinar merah menyala.

"Kau menginginkan kekuasaan, Hiro," suara makhluk itu mengalir pelan namun bergetar. "Namun kekuasaan tanpa pengorbanan akan berujung pada kekosongan. Apakah kau benar-benar bersedia membayar harganya?"

Hiro terkejut, tidak tahu harus menjawab apa. Ia merasa takut dan tidak yakin. Kekuatan yang baru saja ia peroleh tampak memikat, namun menakutkan. Apakah ia harus membayar harga yang tidak sanggup ia bayar?

Kaori berdiri di sampingnya, melindungi Hiro dari bayangan itu. "Hiro, jangan dengarkan dia! Dia hanya mencoba menakut-nakutimu agar menghentikanmu!"

Namun bayangan itu terus menekan. "Kau akan mendapati dirimu terperangkap dalam lingkaran kekuasaan ini. Tidak ada jalan kembali. Pilihlah, Hiro! Raihlah kekuatan yang kau inginkan, atau hiduplah dalam ketidakpastian."

Di saat ragu itu, Hiro merasakan perasaannya saling bertentangan. Ia ingin mengambil risiko, untuk mendapatkan kekuatan yang selalu diimpikannya, tetapi suara yang lebih dalam memperingatkannya untuk berhati-hati.

"Kekuatan sejati datang dari pengendalian diri, bukan dari mengambil apa yang tidak seharusnya!" Suara Kaori mengingatkannya, memberinya dorongan yang ia butuhkan untuk melawan godaan bayangan itu.

Dengan berani, Hiro menatap entitas itu. "Aku tidak akan membiarkanmu mengendalikanku! Kekuasaan bukanlah segalanya, dan aku akan menemukan cara untuk menggunakan apa yang kumiliki dengan bijak."

Tiba-tiba, cahaya keemasan Hiro bersinar lebih terang, menghilangkan bayangan untuk sementara. Ia merasakan kekuatan dalam dirinya, bukan hanya kekuatan untuk menghancurkan, tetapi juga untuk melindungi dan membangun. Sebuah visi tentang masa depan yang lebih baik muncul dalam benaknya.

Setelah bayangan itu menghilang, Hiro merasakan beban di dadanya mulai terangkat. Ia menatap Kaori dengan penuh rasa terima kasih. "A... Aku hampir saja tergoda. Terima kasih telah menolongku."

Kaori tersenyum lembut, matanya berbinar bangga. "Kamu punya potensi, Hiro. Tapi ingat, kekuatan yang paling berharga adalah kekuatan yang kamu peroleh melalui pemahaman. Kamu harus terus belajar dan jangan biarkan dirimu terlena."

Hiro mengangguk, menyadari bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Ia telah mengambil langkah pertamanya ke dunia yang penuh misteri dan bahaya, tetapi ia merasa lebih kuat dari sebelumnya. Dengan kemampuan barunya ini, ia memiliki kesempatan untuk membangun kembali hidupnya, dan ia tidak akan membiarkan siapa pun atau apa pun menghentikannya.

Setelah ritual selesai, Hiro dan Kaori keluar dari hutan terlarang. Suasana di luar tenang, tetapi Hiro tahu bahwa kembali ke desa tidak akan sama lagi. Ia memiliki kekuatan, tetapi tantangan baru akan segera datang.

Sesampainya di desa, Hiro melihat kerumunan orang mengelilingi panggung kecil di alun-alun. Seorang pria bertubuh besar dan kekar dengan suara lantang berbicara, menarik perhatian penduduk desa. Hiro mendekat, ingin tahu apa yang sedang terjadi.

Pria itu mengenakan baju besi mengilap dan tampak sombong. "Dengar! Aku Kuro, petualang terhebat yang pernah ada! Kekuatan dan keberanian telah membawaku ke puncak, dan sekarang aku datang untuk menantang siapa pun yang berani menyamai kekuatanku!"

Hiro merasakan jantungnya bergetar. Di satu sisi, ia ingin memamerkan kemampuannya, tetapi di sisi lain, ia teringat nasihat Kaori agar tidak terbawa suasana. Apa yang akan ia lakukan?

Hiro merasakan energi dalam dirinya bergetar, ingin dilepaskan. Tanpa berpikir, ia melangkah maju, menarik perhatian semua orang di sekitarnya. "Aku, Hiro Akame, menantangmu, Kuro!"

Kuro menatap Hiro dengan rasa ingin tahu, seolah-olah menganggapnya sebagai lawan yang tidak berbahaya. "Hmm, anak ini cukup berani. Mari kita lihat apa yang bisa kau lakukan!"

Kedua petualang itu bertarung di tengah alun-alun, sementara penonton bersorak. Hiro merasakan adrenalin mengalir dalam dirinya. Ia tahu ini adalah kesempatannya untuk membuktikan bahwa ia bukan lagi Hiro yang dulu, pemuda yang dianggap rendah dan tak berdaya.

Saat pertarungan dimulai, Kuro melancarkan serangan pertamanya dengan cepat. Hiro mencoba menghindar dan melawan dengan gerakan yang diajarkan oleh Sistem. Namun, kekuatan Kuro jauh lebih besar dari yang ia duga. Hiro merasa tertekan dan kesulitan mengikuti irama pertarungan.

Tiba-tiba, ingatan tentang kekuatan itu

yang diperolehnya di hutan terlarang muncul dalam benaknya. "Kendalikan dirimu, Hiro! Jangan takut untuk menggunakan apa yang telah kau pelajari!"

Dengan semangat baru, Hiro menghafal mantra dan menyalurkan energinya ke dalam serangan. Ia melancarkan serangkaian serangan, menggunakan kemampuan Tarian Pedang yang telah dipelajarinya, menghindari serangan Kuro dengan lincah.

Seiring berjalannya waktu, Hiro merasakan perubahan dalam dirinya. Kekuatan dan kepercayaan diri mengalir dalam tubuhnya. Ia berjuang bukan hanya untuk menang, tetapi juga untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya.

Kuro tercengang melihat kemajuan Hiro. "Lumayan, Nak. Tapi kamu masih butuh lebih banyak pengalaman!" Dengan semangat juang yang membara, Kuro melancarkan serangan terakhirnya, yang sangat kuat.

Hiro merasakan getaran energi di sekelilingnya, dan tanpa ragu ia menggunakan energi emasnya untuk menangkis serangan itu. "Aku tidak akan kalah!" teriaknya dengan penuh tekad.

Cahaya keemasan meledak dari tangan Hiro, menghancurkan serangan Kuro dan membalasnya. Kuro terkejut dan tidak dapat menghindar, lalu terlempar ke tanah.

Kerumunan itu terdiam, dan saat Kuro terjatuh, Hiro merasakan ketenangan dalam dirinya. Ini bukan hanya kemenangan fisik, tetapi juga mental. Ia telah membuktikan pada dirinya sendiri bahwa ia lebih dari sekadar pemuda yang menderita.

Diiringi sorak sorai penonton, Hiro merasa bangga. Ia tahu bahwa ini baru awal perjalanannya. Masih banyak misteri yang harus dipecahkan dan tantangan yang harus dihadapi. Kaori tersenyum bangga dari kejauhan, menyaksikan semuanya.

"Kau telah mengambil langkah pertama, Hiro. Sekarang, jangan berhenti! Teruslah belajar dan berkembang," bisik Kaori sambil mendekat.

Hiro mengangguk, menyadari bahwa ia tidak lagi sendirian. Ia memiliki teman, pelindung, dan, yang terpenting, kesempatan untuk menulis ulang takdirnya. Ia akan menggunakan kekuatan ini dengan bijak, dan tidak membiarkan Sistem atau kegelapan menuntunnya ke jalan yang salah.

Dengan keberanian barunya, Hiro siap menghadapi dunia yang penuh tantangan dan petualangan tak terduga.

Hot

Comments

Valito.C

Valito.C

I couldn't put this book down, it had me hooked from the first page.

2024-10-09

0

See all

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play