Two Love

Two Love

Prolog

Musim dingin yang tak terasa dingin sama sekali. Seharusnya musim dingin akan menjadi musim yang disukai oleh semua orang. Akan tetapi, untuk situasi sekarang, bukanlah hawa dingin yang dirasakan Chihana. Ia sudah membalut sekujur tubuhnya dengan beberapa lapisan pakaian tebal dan jaket, tapi bukan merasa hangat melainkan rasa kepanasan yang ia dapat. Bukan karena balutan pakaian-pakaian itu, tapi karena situasi dan kondisi yang dihadapi sekarang sehingga merasakan panas.

Di sebuah restoran kecil namun nyaman, Chihana duduk makan malam bersama dengan kekasihnya, Mikage. Keduanya sudah menyantap setengah dari makanan mereka. Walaupun ia sudah meletakkan jaketnya di bangku, ia tetap masih merasa kepanasan. Suasana makan bersama Mikage tak sebaik sebelum masalah itu. Masalah yang seharusnya tak pernah terjadi.

“Sampai kapan kau akan diam seperti ini? Aku sudah sangat menunggu dan mempersiapkan semuanya untuk hari ini, agar aku bisa mempunyai kenangan indah bersamamu. Tapi, kenapa kau membuat suasana menjadi panas?” Chihana akhirnya memberanikan diri untuk membuka mulut dan menatap Mikage.

Mikage tampak menghela napas dan meletakkan sendok yang ia pegang. “Beraninya kau bilang seperti itu? Kau tak tahu apa yang kurasakan saat ini.”

Dahi Chihana berkerut. “Maka dari itu, ceritakan saja padaku. Apa yang kau rasakan? Kenapa kau mengacuhkanku seperti ini?”

“Aku juga sangat menunggu dan menantikan hari ini. Aku dapat bertemu denganmu dan kita bisa makan malam bersama. Aku juga sangat merindukanmu. Tapi, kau lebih dulu menyakiti hatiku, Chihana.”

Chihana tertawa kecil. “Apa yang kau bicarakan? Aku tak pernah sekalipun menyakiti hatimu.

Aku selama ini selalu memikirkanmu. Tak ada yang salah denganku...”

Mikage menghela napas. “Jangan membuatku untuk mengatakan semuanya. Hanya

memikirkannya pun aku sudah sangat kesal.” Ujarnya penuh emosi namun tetap terlihat tenang.

“Hei... sebenarnya ada apa? Aku mohon, beritahu saja aku lalu aku akan meminta maaf padamu jika aku melakukan kesalahan.” Chihana menjadi sangat ketakutan. Ia benar-benar tidak menyukai situasi

ini. Chihana merasakan firasat buruk akan hal ini.

“Aku sama sekali tak ingin pisah denganmu, Chihana. Aku sayang padamu, aku tak pernah

sekalipun berpaling darimu. Tapi, apa yang telah kau perbuat sudah cukup membuat hatiku hancur. Aku selalu percaya bahwa kau selalu cinta padaku. Aku selalu percaya kau takkan pergi dariku. Tapi, kurasa

aku salah... Secara fisik aku memang tak pantas untukmu, kau mungkin lebih memilih orang lain dibanding aku. Kau tahu, walaupun kau tak lagi mencintaiku, aku mungkin takkan bisa melupakanmu.”

“Aku mohon... beritahu aku apa yang terjadi. Aku tak ingin kau salah paham tentang aku.”

Mikage seketika berdiri dari bangkunya. “Sudah kubilang aku tak ingin pisah denganmu... tapi, sebaiknya kita jangan bertemu terlebih dahulu. Aku akan memberimu waktu untuk berpikir dan menyelesaikan masalahmu. Jika kau memang tetap memilihku... kau tahu aku akan ada dimana. Aku akan membayar makanannya. Selamat tinggal.” Ujar Mikage yang langsung mengarah ke pintu keluar. Ia memberikan uang kepada salah satu pelayan dan langsung keluar begitu saja dari restoran itu.

Chihana tercengang. Ia terdiam. Masih memproses apa yang Mikage katakan. “Memandang fisik? Memilih orang lain? Memilihnya? Apa yang dia katakan...? Semuanya seperti mengarah pada... tidak... jangan-jangan....” Chihana langsung berdiri mengambil jaketnya dan langsung berlari keluar restoran untuk menyusul Mikage.

Sebuah kertas yang ternodai takkan pernah bisa bersih kembali. Sekalipun noda tersebut ditimpa oleh noda putih, kertas itu tak lagi bersih seperti semula. Begitu pula dengan kenangan indah yang selama ini aku buat dengan Mikage. Memang, kenangan-kenangan buruk yang kecil mungkin akan terlupakan seiring dengan berjalannya waktu yang dialami bersama. Tapi, jika salah satu sudah merasakan sakit hati, tak semudah itu untuk mengembalikannya seperti semula.

Semua ini memang salahku... aku tak pernah menyadari bahwa satu hal kecil yang kulakukan, akan menyakiti hati Mikage dan hampir menghancurkan hubungan kami. Yang kukira takkan seburuk ini, namun membuat hubungan kami cukup hancur. Memang seharusnya... aku tak mengatakannya... pada Kizuki...

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play