NovelToon NovelToon
Aluna

Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Sri Asrianti

Menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Aluna yang terjebak dalam roda waktu. Aluna secara tidak sengaja menemukan sebuah buku kuno di rumah yang baru saja ia tempati. Secara ajaib gadis itu terlempar ke masa lalu di sebuah kerajaan kuno.

Aluna yang bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja di tangkap dan di bawa kehadapan ratu di kerajaan tersebut. Ratu yang mengira ia adalah mata-mata dari musuh memerintahkan untuk mengeksekusi gadis itu.

Akankah Aluna bisa selamat dari hukuman sang Ratu? Atau hidupnya akan berakhir di negeri tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Asrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10

Happy reading

"Berteriak-lah sesuka mu, tidak akan ada yang menolong mu di sini." Tertawa sinis.

"Tolong!"

Tak mempedulikan teriakan Aluna, lelaki tua itu terus menariknya dengan paksa, hingga...

BRRUKKK

Seseorang tiba-tiba datang menendang punggung lelaki tua itu hingga terpental. Aluna terkejut, dan dengan cepat melihat sosok itu.

"Pangeran..." Ucapnya pelan.

Bersyukur sekali dalam hatinya, karena seseorang datang membantunya di waktu yang tepat. Jika tidak, maka lelaki tua itu akan membawanya, dan entah apa yang akan terjadi pada dirinya nanti.

"Kamu tidak apa-apa?"

Aluna mengangguk berkata baik-baik saja. Semua orang yang ada di sana lantas menatap ke arah Caspian, dan di menit berikutnya....

"Serang!!!" Para prajurit Caspian menyerang kelompok bandit tersebut.

Caspian membuka ikatan tali di tangan Aluna, sementara lelaki tua itu belum menyerah. Ia bangkit dan mengeluarkan sebuah pisau kecil di sakunya segera ingin menyerang Caspian dari belakang. Begitu ikatan di tangannya terlepas, Aluna yang melihat lelaki tua itu dengan gerakan cepat mendorong tubuh Caspian ke samping.

"Awas pangeran!"

Pisau yang kini mengarah pada dirinya membuat Aluna memiringkan tubuhnya, lalu menangkap lengan pria tua itu, memelintirnya.

"Aargh!" Erangnya, membuat pisau di tangannya terlepas. Aluna, dengan gerakan lembutnya mendekat kemudian membalikkan tubuhnya, meletakkan lengan lelaki itu di bahunya, berhasil membanting tubuh yang beratnya 2 kali lipat lebih dari dirinya. Pemandangan itu membuat Caspian ternganga.

"Maafkan aku kakek, tapi kamu sudah bertindak kurangaj*r dan ingin melukai seseorang." Mengibaskan rambutnya lalu berkacak pinggang.

Gadis itu mendadak sangat bersemangat, sekian lama ia mempraktekkan lagi secara langsung ilmu bela diri yang telah ia dapatkan. Tadi ia begitu takut karena tangannya yang terikat, dan merasa sendiri, namun kini ada Caspian dan para prajuritnya, Gadis itu cengengesan, melihat semua orang kini tengah bertarung, gejolak hatinya memuncak ingin bergabung dalam perkelahian tersebut. Tapi baru saja akan berlari ke sana, Caspian sudah lebih dulu menarik bagian belakang bajunya, menghentikannya.

"Mau ke mana kamu?" Tatapan galak.

"Mau ke sana." Tunjuk Aluna polos pada sekelompok orang yang sedang bertarung.

"Tidak boleh, kamu tidak boleh ke mana-mana, tunggu di sini!"

Aluna memanyunkan bibirnya, akhirnya ia hanya bisa menurut. Menunggu di pojok sebuah rumah, menyaksikan semuanya. Caspian lalu maju untuk membantu para prajuritnya.

Tak butuh waktu yang lama, kelompok Pangeran Caspian sudah bisa menaklukkan para bandit tersebut. Warga lokal yang ada di sekitar mereka bersorak riang, mengangkat Caspian ke udara. Yah, mereka tahu jika Caspian adalah pangeran kerajaan mereka. Banyak warga yang sudah di bebaskan dari penjara termasuk kepala desa yang memimpin mereka. Para gadis di bebaskan dari perdagangan manusia itu, bahkan Caspian pun tidak tahu menahu jika masih ada kejahatan seperti ini yang terjadi di kerajaannya.

...

Aluna dan yang lainnya sekarang berada di rumah kepala desa. Mereka memutuskan untuk berbincang sejenak setelah kepala desa itu mengatakan sesuatu tentang air keabadian. Seperti biasa, hanya Aluna, Caspian, Robert dan Hugo yang terlibat dalam percakapan penting itu. Prajurit yang lain akan mengawasi dan menunggu di luar.

"Ini adalah peta yang diberikan oleh tabib tersebut." Caspian membuka peta itu kembali meletakkannya di atas meja bundar, memperlihatkannya pada kepala desa, mereka semua duduk melingkar.

"Kita sekarang berada di desa anda, lalu...." Menunjuk tujuan selanjutnya.

"Kami akan menuju ke tempat ini." Lanjut Caspian.

"Hutan terlarang." Ucap kepala desa.

"Hutan terlarang?" Aluna tertarik.

"Mengapa di sebut sebagai hutan terlarang?" Tanya Aluna, yang lain pun sepertinya tertarik dengan topik ini.

"Nona, hutan itu sudah lama tidak di masuki oleh manusia, dan kalaupun ada yang masuk, akan sangat sulit untuk kalian keluar dari sana. Konon katanya, di sana terdapat begitu banyak perangkap, dan tumbuhan yang bisa bergerak atau bisa di bilang hidup." Kepala desa menjelaskan dengan serius, yang lain saling menatap satu sama lain.

"Dan satu lagi, ada sebuah labirin yang ketika kalian masuk, kalian tidak akan bisa keluar dari sana." Lanjut kepala desa.

Aluna menelan air liurnya, nyalinya sedikit ciut mendengar penjelasan kepala desa.

"Kami akan tetap ke sana dan melewati semua rintangan. Ini semua demi yang mulia." Menunduk.

"Tapi pangeran, jika terjadi sesuatu kepada anda, bagaimana dengan nasib kerajaan ini? Anda akan di nobatkan 6 bulan lagi, anda-lah harapan kami berikutnya pangeran." Hugo kurang setuju dengan keputusan itu.

"Selagi yang mulia masih hidup, kita harus berusaha Hugo. Aku berjanji akan menjaga diriku dengan baik."

Mau tidak mau Hugo akhirnya setuju.

"Cepatlah bergerak ke sana, karena seseorang juga akan menuju ke tempat itu." Ucap kepala desa.

Semua orang lantas kembali saling pandang, bertanya-tanya.

"Siapa yang juga menuju ke sana tuan?" Tanya Robert.

"Cepatlah kalian tidak punya waktu banyak!" Kepala desa tidak menjawab pertanyaan tersebut.

Aluna, Caspian dan yang lainnya lalu berpamitan. Mereka akan menuju hutan terlarang itu.

...

Besoknya Aluna, Caspian dan yang lainnya melanjutkan perjalanan menuju hutan terlarang. Cuaca pagi ini begitu cerah, panasnya sinar mentari membuat peluh terus bercucuran. Aluna menghapus jejak keringat di dahinya, gadis itu lalu melihat ke arah Caspian yang berada di atas kuda, ia mencibir.

"Hem, enak sekali yang lain jalan kaki sedangkan dia duduk manis di atas kuda itu." Celotehan itu terdengar oleh Robert yang juga berjalan di sampingnya, ia tersenyum kecil dan Aluna menyadarinya.

"Ada apa?" Jutek.

Robert dengan cepat menggeleng.

"Oh yah, selama perjalanan kita belum saling memperkenalkan diri dengan baik." Memulai percakapan. Aluna berpikir, yah memang benar.

"Namaku Robert." Mengulurkan tangannya, Aluna menatap tangan itu sebentar sebelum akhirnya menyambutnya.

"Aku Aluna." Tersenyum kecil.

"Senang berkenalan denganmu nona Aluna." Meletakkan satu tangannya di dada dan sedikit menunduk. Mendapat perlakuan seperti itu membuat Aluna merasa malu, tersenyum.

"Tidak perlu memanggilku nona, panggil saja Aluna."

"Baiklah, sesuai permintaan anda."

"Dan tak perlu terlalu formal seperti itu, aku tidak suka. Mulai sekarang kau boleh menganggap ku temanmu, jadi bersikaplah seperti teman."

"Baiklah Aluna." Robert kembali tersenyum.

"Katakan padaku Robert, apa pangeran mu itu memang galak?" Setengah berbisik.

Mendengarnya, Robert tanpa sadar tertawa terbahak-bahak hingga yang lain menoleh padanya kecuali Caspian. Buru-buru pria yang berusia 27 tahun itu menghentikan ledakan tawanya.

"Mengapa kamu tertawa? Apanya yang lucu?"

"Tidak... Tidak, ehem... Pangeran tidak segalak itu kok."

"Huh, tidak galak apanya. Dia sama sekali tidak pernah tersenyum, dia sangat kaku." Kembali mencibir.

Robert tidak menanggapi, ia hanya merasa lucu mendengarkan Aluna yang sedang menggosipkan Caspian.

"Oh yah... siapa nama pangeran mu itu? Aku jadi penasaran, apakah namanya juga akan menyeramkan seperti orangnya?"

"Jangan berkata seperti itu Aluna, pangeran memiliki nama yang sangat bagus."

"Oh yah, siapa?"

"Namanya Cas..."

"Diam-lah kalian berdua, kalian berdua sangat berisik, aku terganggu! Apa kalian mau ku hukum?" Bentak Caspian.

Dua orang itu pun terkejut dan seketika diam tak lagi bicara. Aluna semakin melihat Caspian sebagai pria yang super galak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!