Menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Aluna yang terjebak dalam roda waktu. Aluna secara tidak sengaja menemukan sebuah buku kuno di rumah yang baru saja ia tempati. Secara ajaib gadis itu terlempar ke masa lalu di sebuah kerajaan kuno.
Aluna yang bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja di tangkap dan di bawa kehadapan ratu di kerajaan tersebut. Ratu yang mengira ia adalah mata-mata dari musuh memerintahkan untuk mengeksekusi gadis itu.
Akankah Aluna bisa selamat dari hukuman sang Ratu? Atau hidupnya akan berakhir di negeri tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Asrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Happy reading
"Bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan? Apa pangeran dan pria itu akan membebaskan ku? Tapi apakah mereka akan menemukanku di sini? Aarrgghh." Aluna menggeram.
"Lepaskan aku!" Aluna memukul pintu besi itu dengan kuat.
"Lepaskan aku, hei kalian!"
"Seseorang tolong!"
"Percuma saja, tidak akan ada yang menolong mu di sini, terima saja nasibmu." Kata salah seorang dari gadis di sana.
Aluna berbalik, melihat gadis yang lebih muda darinya. Gadis itu berpenampilan lusuh dengan wajah yang kotor. Ia lalu melihat gadis-gadis yang lain, dan yah... mereka semua sepertinya berpenampilan sama.
"Apa yang akan mereka lakukan?" Tanya Aluna pelan.
"Mereka akan menjual kita semua di pelelangan besok." Salah satu dari mereka menjawab.
'Di jual? Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau bernasib buruk di tempat ini, aku mohon tolonglah aku.' Doa Aluna. Ia akhirnya hanya duduk di depan pintu ruangan itu, terus berdo'a semoga ada yang menyelamatkannya esok.
...
Mentari telah terbit di ufuk timur. Hugo mengumpulkan para prajuritnya yang berjumlah 11 orang itu. Mempersiapkan mereka untuk menyusul ke perkampungan karena Caspian, Robert dan Aluna tidak juga kembali.
Mereka menyusup di antara orang-orang, Hugo dan yang lainnya terkejut karena perkampungan yang tadinya sepi kini tampak sangat ramai.
Hugo memperhatikan semua orang-orang tersebut, ia menyadari penduduk asli desa pearl telah di kuasai oleh para bandit.
"Segera cari lokasi pangeran Caspian dan yang lainnya." Berbisik.
"Baik." Menjalankan perintah.
Bukan tanpa alasan Caspian membawa Hugo dan para prajuritnya dalam perjalanan ini, Hugo adalah panglima terbaik di kerajaannya. Ia dan para prajuritnya tak perlu di ragukan lagi kehebatannya. Bagi mereka yang sudah sangat berpengalaman, menghadapi para bandit ini bukanlah hal yang sulit.
Tak sampai 10 menit mereka sudah mendapatkan lokasi Caspian dan Robert, juga Aluna yang berada di tempat berbeda.
"Kami sudah menemukan lokasi pangeran tuan." Lapor salah satu prajurit.
"Bersiaplah untuk menyerang."
"Baik."
...
PRAKK
Pintu terbuka dengan kasar, memperlihatkan 3 orang pria dengan wajah yang garang masuk ke ruangan. Semua gadis yang ada di sana menggigil ketakutan, Aluna segera mengalihkan pandangannya dari ketiga bandit itu.
Tapi tidak, sepertinya Aluna adalah harta Karun mereka hari ini. Para bandit yang lain segera menangkap seluruh gadis-gadis, memerintahkannya untuk berjalan dengan rapi dengan sebuah senjata di tangannya untuk mengancam mereka. Sementara Aluna, seorang bandit membawanya terpisah dari yang lain, mengikat tangannya lalu mendorongnya agar cepat berjalan mengikuti gadis-gadis di depan.
Robert terbangun saat mentari yang masuk lewat jendela kecil tepat mengenai wajahnya. Pria itu mengumpulkan semua kesadarannya. Ia memegang perutnya, masih merasakan sedikit nyeri di sana, ia meringis.
"Pangeran... pangeran?" Mencari keberadaan Caspian.
Mengedarkan pandangannya mencari Caspian, namun ternyata pangeran itu tepat berada di sampingnya. Ah, mungkin karena baru saja terbangun, ia menjadi tidak fokus.
Robert membangunkan Caspian dengan hati-hati, memukul pelan bahunya.
"Pangeran, bangun pangeran."
"Uhukkk... Uhuk..." Caspian terbangun dan langsung terbatuk. Ia dengan cepat duduk, dan melihat sekelilingnya.
"Anda baik-baik saja pangeran?" Caspian mengangguk dan segera berdiri, ia berjalan menuju pintu ruangan yang tidak lain adalah penjara itu.
"Si*l." Menendang pintu.
"Aluna... di mana gadis itu?" Caspian akhirnya menyadari.
"Para bandit itu juga menangkapnya pangeran, entah di mana mereka menawannya, semoga dia baik-baik saja." Khawatir, pasalnya ia menganggap Aluna adalah seorang wanita yang tidak bisa apa-apa.
"Kita harus keluar dari sini secepatnya, kita tidak boleh kehilangan gadis itu, arrgghh!" Kembali menendang pintu.
"Tapi bagaimana? Pintu ini terbuat dari besi, akan sangat sulit keluar dari sini pangeran."
Di tengah kebingungan keduanya, tiba-tiba terdengar suara gaduh di depan penjara. Caspian dan Robert terdiam, saling memandang, mereka tahu bantuan telah tiba. Segera menjauh dari pintu, menunggu prajuritnya untuk membuka paksa pintu itu.
PRAKK
Pintu terbuka, Caspian tersenyum segera keluar dari penjara tersebut.
"Dimana Aluna?"
"Nona Aluna di tahan di aula desa pangeran, tapi hamba rasa sekarang dia sudah ada di tengah-tengah kerumunan."
"Kerumunan?"
Prajurit itu mengangguk.
"Perdagangan manusia tuan."
Caspian yang sudah mengetahui apa yang akan terjadi segera berlari keluar dari penjara tersebut.
Sementara di luar...
"Ayo berkumpul lah, kami punya barang yang sangat bagus untuk pembukaan penawaran pagi ini." Ketua bandit itu tertawa senang. Semua orang kaya berkumpul, hendak mencari budak yang akan di belinya pagi ini.
"Barang bagus seperti apa? Mana dia?" Seorang pembeli berteriak.
"Tenang, tenanglah tuan, kami akan membawanya segera."
Ketua bandit itu lalu memberi isyarat pada bawahannya untuk mengeluarkan Aluna. Tak lama kemudian, Aluna pun keluar dengan paksaan dari para bandit dengan tangan yang masih terikat ke depan. Gadis itu mengedarkan pandangannya kepada orang-orang yang ada di depan, wajah-wajah yang menakutkan.
Orang-orang terdiam memandangi gadis indah di hadapannya, tak lama kemudian mulai berbisik-bisik, mengatakan kekagumannya pada gadis cantik dengan rambut berkilau itu. Bandit itu pun membuka penawaran yang tinggi. Orang-orang yang lebih tepatnya adalah kaum lelaki yang berada di tempat itu segera menawarkan harga, semakin tinggi dan tinggi. Mereka tidak mau kehilangan kesempatan menjadikan Aluna sebagai milik mereka, tak peduli seberapa besar pun uang yang harus mereka keluarkan.
Aluna hanya diam, menunduk. Ia takut untuk bergerak walau sedikit saja, gadis itu sudah hampir menangis karena nasibnya yang akan diperjualbelikan seperti ini.
Adu penawaran pun berlangsung cukup lama, dan akhirnya di menangkan oleh seorang lelaki tua kaya raya.
Lelaki tua yang berhasil membeli Aluna mendekati gadis itu, betapa senangnya ia terlihat dari raut wajahnya, telah mendapatkan gadis cantik nan muda yang akan ia perlakukan sesuka hatinya. Lelaki tua itu memandang Aluna dengan genit.
"Hai cantik, sekarang kamu adalah milikku, ayo pulang bersamaku." Hendak menggandeng tangan Aluna.
Aluna dengan cepat menjauhkan tangannya yang masih terikat itu dari lelaki hidung belang tersebut.
"Aku bukan milikmu, aku tidak ingin ikut denganmu." Bentak Aluna.
Lelaki tua itu seketika berubah raut wajahnya, menatap Aluna dengan garang.
"Dasar gadis sial*n! Aku sudah membeli mu jadi kau adalah milikku, cepat ikut denganku!" Menarik tangan Aluna dengan paksa.
"Lepaskan aku! Aku tidak mau!"
"Tolong!" Berteriak.
Lelaki tua itu terus menarik Aluna hendak membawanya pergi, Aluna dengan sekuat tenaga menahan tubuhnya.
"Berteriak-lah sesuka mu, tidak akan ada yang menolong mu di sini." Tertawa sinis.
"Tolong!"
Tak mempedulikan teriakan Aluna, lelaki tua itu terus menariknya dengan paksa,
"Cepat ikut denganku." Mulai marah.
Namun...
BRRUKKK
Seseorang tiba-tiba datang menendang lelaki tua itu hingga terpental.