NovelToon NovelToon
Pengganggu

Pengganggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Penyesalan Suami / Berbaikan / Romansa Perdesaan
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Setting Latar 1970

Demi menebus hutang ayahnya, Asha menikah dengan putra kedua Juragan Karto, Adam. Pria yang hanya pernah sekali dua kali dia lihat.

Ia berharap cinta bisa tumbuh setelah akad, tapi harapan itu hancur saat tahu hati Adam telah dimiliki Juwita — kakak iparnya sendiri.
Di rumah itu, cinta dalam hati bersembunyi di balik sopan santun keluarga.

Asha ingin mempertahankan pernikahannya, sementara Juwita tampak seperti ingin menjadi ratu satu-satunya dikediaman itu.

Saat cinta dan harga diri dipertaruhkan, siapa yang akan tersisa tanpa luka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Woii 06

"Mas, apa Asha tadi melihat Adam dan Juwita ya? Wajahnya terlihat sangat terkejut saat kembali dari taman belakang. Dan apa kamu tadi buru-buru memanggilnya juga karena takut kalau aku salah bicara tentang Juwita?"

"Itu benar, kita harus menjaga perasaan anak itu. Jangan sampai dia tahu perasaan Adam pada Juwita. Haaah sial, aku sudah mengambilnya dari keluarga. Dengan dalih untuk membayar hutang, aku menikahkannya dengan Adam. Aku tahu ini salah, tapi hanya dengan cara itu agar bisa membuat Adam melupakan perasaannya kepada Juwita."

Sugiyanti termangu sedangkan Juragan Karto mengusap wajahnya kasar. Pria paruh baya itu merasa bersalah karena menarik gadis yang tidak tahu apa-apa dalam urusan hati anak-anaknya.

Sebenarnya Juragan Karto bukan orang yang kejam. Namun fakta keluarga Asha yang berhutang dan tidak bisa membayar, ia gunakan sebagai dalih untuk bisa mengambil Asha.

Rupanya pasangan suami istri itu tahu betul bagaimana cinta segitiga yang terjadi pada anak-anaknya. Dimana mereka juga tidak menyangka sebelumnya.

Dibawanya Juwita ke rumah ini karena Juragan Karto sangat dekat dengan ayah Juwita. Ayah Juwita yang merupakan orangtua tunggal sedikit kesulitan merawat anak perempuannya. Maka dari itu Juwita banyak menghabiskan waktu di keluarga ini ketimbang dengan ayahnya sendiri.

Kedekatan mereka tak disangka menumbuhkan benih cinta. Dan bukan hanya diantara 2 orang, akan tetapi 3 orang.

"Anak itu anak baik, Gi. Aku harap kamu juga bisa ikut menjaganya," ucap Juragan Karto. Ucapan itu tulus. Meski cara yang dia gunakan salah, akan tetapi dia benar-benar memedulikan Asha.

"Iya, Mas. Aku akan ingat itu. Beruntung mulai lusa Adam sudah kembali kuliah. Jadi pertemuan Juwita dan Adam tidaklah sering. Tapi, aku mendapat laporan kalau Juwita mencoba berhubungan baik dengan Asha. Ya aku harap Adam benar-benar bisa menerima Asha dan melupakan perasaannya."

Juragan Karto mengaminkan ucapan istrinya. Meski entah kapan itu bisa terwujud, karena paham sekali sifat anak keduanya yang keras Ia sungguh berharap doa istrinya segera terkabul.

Sedangkan di taman belakang, Juwita dan Adam masih saling bicara. Entah Juwita tahu atau tidak bahwa ada banyak pasang mata yang melihat tentang apa yang ia lakukan terhadap adik iparnya. Tapi yang pasti Juwita mengabaikan hal itu. Baginya kedekatannya dengan Adam adalah hal yang sudah biasa dan lumrah.

Bahkan fakta Adam sudah menikah pun baginya tidak jadi soal. Menurut Juwita, tidak akan ada yang berubah dari hubungannya dengan Adam.

"Aku harap kita tidak jadi berbeda setelah kamu menikah, Dam."

"Tidak, itu tidak mungkin. Ta, kamu paling tahu aku. Kamu juga tahu seperti apa perasaanku padamu. Itu sulit akan berubah. Lagi pula, aku sudah menekankan padanya kalau aku tidak akan bisa mencintainya."

Adam bicara dengan sungguh-sungguh. Sedangkan Juwita, dia tersenyum tipis. Namun senyuman itu hanya sebentar saja. Dia kemudian mengembalikan wajahnya menjadi serius dan berkata, "Jangan seperti itu, Dam. Bagaimanapun dia istrimu. Kamu harus berusaha untuk mencintainya."

Adam hanya terdiam namun kepalanya menggeleng cepat.

"Adam!"

Suara Sugiyanti menggema ketika memanggil Putra keduanya itu. Hal tersebut membuat Juwita dan Adam terkejut. Juwita yang tadi berdiri tepat di depan Adam seketika melangkah mundur. Dia juga menampilkan senyum manis di depan Ibu mertuanya itu.

"Ada apa, Bu?" sahut Adam.

"Nanti sore, antarkan Asha pulang ke rumah. Kalian berdua sudah menikah, sapa lah keluarga istrimu."

"Tapi, aku kan harus bersiap untuk pergi ke kampus."

Adam terlihat sekali menolak. Wajahnya pun nampak enggan. Kuliah dia jadikan alasan, padahal tiap hari dia pulang pergi dan bukannya kost.

"Adam, Ibu tidak pernah ya mengajari kamu tidak sopan dengan orang lain. Jadi kunjungilah mertuamu dan berilah hormat kepada mereka."

Setelah mengatakan itu Sugiyanti melenggang pergi. Ia berhenti sejenak, menoleh ke arah belakang dan memanggil Juwita. "Ta, ikut Ibu yuk, Ibu mau menyiapkan makan siang untuk suami mu dan para pekerja."

"Baik, Bu."

Juwita menghela nafasnya lalu mengekor mengikuti ibu mertuanya yang berjalan lebih dulu. Tak lupa dia melambai kecil ke arah Adam. Meski tak menengok, tapi itu cukup membuat hati Adam terasa tenang.

"Kenapa sih kamu harus menikah dengan Mas Bimo? Kenapa, Ta?" ucap Adam lirih. Dia mengusap wajahnya kasar dan kemudian ikut meninggalkan taman belakang.

Matanya memindai setiap tempat, ada yang dicarinya rupanya. Siapa lagi kalau bukan Asha. Meski sebenarnya dia enggan, tapi perintah sang ibu mutlak adanya.

"Mencari siapa, Den?" tanya salah satu pembantu yang ada di rumah itu.

"Lihat Asha tidak, aku cari di kamar tidak ada?" jawab Adam. Matanya masih melihat ke segala arah.

"Oh Non Asha, tadi di panggil Juragan Karto. Sepertinya ada di sebelah ruang kerja punya Juragan."

Adam menganggukkan kepala, ia lalu melenggang pergi ke tempat dimana Asha berada.

Di sisi ruang kerja Juragan Karto, ada juga sebuah ruangan, namun ruang itu tidak memiliki pintu dan lebih seperti ruang terbuka. Di sana hampir mirip seperti perpustakaan mini. Atau dulu saat Adam dan Bimo masih sekolah, itu digunakan sebagai ruang belajar.

Tok tok tok

Adam mengetuk meja yang ada di sana. Ia lalu melipat tangannya di depan dada sambil menyandarkan tubuhnya di dinding. Matanya tertuju ke arah Asha yang tampak fokus dengan pena, buku, dan tumpukan kertas-kertas lainnya.

Tok tok tok

Lagi-lagi Adam mengetuk meja, ia melakukan itu karena Asha tidak melihatnya. Jangankan melihatnya, bereaksi pun tidak.

"Woi, budek ya?" ucap Adam kesal karena dirinya tidak digubris.

"Oh, kamu memanggilku ya, Mas. Habisnya, aku tidak dengar kamu menyebut namaku. Sedari tadi yang kamu lakukan hanya mengetuk-ngetuk meja. Ada apa?" Asha menjawab dengan begitu santai. Dia melirik sekilas ke arah Adam dan kemudian melanjutkan pekerjaannya.

"Ibu minta kita buat mengunjungi orangtuamu. Bersiaplah, nanti sore kita akan ke sana," sahut Adam dengan sedikit kesal. Dia belum pernah diabaikan oleh orang seperti ini. Apalagi Asha benar-benar bersikap acuh tak acuh.

"Ooh, tidak perlu. Aku kapan-kapan bisa ke sana sendiri. Lagi pula, kamu juga tak ingin bukan? Aku tahu kamu pasti terpaksa, karena ini perintah Ibu. Jadi, tak usah. Aku juga sibuk, aku bisa mengunjungi orang tua ku nanti-nanti saja."

Adam menaikkan satu sudut bibirnya, ia jelas merasa senang atas penolakan dari Asha ini. Karena itu hal yang bagus untuknya.

"Bagus deh kalau begitu. Ya sudah lanjutkan saja pekerjaanmu. Syukurlah kamu mengerti."

Adam melenggang pergi, pria itu bahkan bersiul. Tampaknya dia benar-benar senang dengan jawaban Asha.

"Haah, untuk apa kami mengunjungi orang tua ku. Mereka jelas akan langsung tahu kalau suami ku tidak menyukaiku. Lebih baik mereka tahunya aku di sini senang, agar mereka bisa menjalani kehidupan yang baik."

TBC

1
Dew666
👍👍👍👍👍
Esther Lestari
pikiranmu hanya soal harta saja Bimo
Vie
hadir kak...walaupun agak telat dateng nya....🤭🤭🤭
dewi rofiqoh
Jadi orang jangan kemaruk to Bimo! Padahal orang tua mu berusaha adil untuk kedua putranya
Dwi Agustina
#pikirannya
Dwi Agustina
MashaAllah ikirannya hartaaaaa saja🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
marie_shitie💤💤
preeeettttt lah sungguh membangongkan
GiZaNyA
yaelah gitu amat si Bimo.. kemaruk... masa semua usaha bapaknya mau dia kuasain...
partini
itu anak Bimo ?
Dew666
👍👍👍👍👍
dewi rofiqoh
Adam cenut-cenut asha dari semalam gk bisa tidur 🤭🤭
GiZaNyA
duhhhh kasiannya si Adam... mau tidur tapi istri sangat menggoda iman pas tidur.. pengen langsung nerkam juga gaenak... jadi ngeronda di kasur deh... berakhir tidur di masjid.. 🤣🤣
dika edsel
kurang tidur jadi ngantuk.. kurang makan jadi laper trs klo kurang duit jadi apa bestieeeeee.....????
marie_shitie💤💤
kasihan bgt sih km JD tersiksa
marie_shitie💤💤
kurang kata istri kyknya ka Juwita adalah istri mas Bimo
Esther Lestari
Adam gak bisa tidur Sha tadi malam, gara2 kamu peluk tanpa sengaja. makanya sekarang dia ketiduran di masjid😄
Dewi kunti
hal wajar nggih,bukan wajah🙈🙈🙈
dewi rofiqoh
🤣🤣🤣Kepancing si adam..
Dam.. Asha ingin kamu menyadari rasamu dulu ya...
GiZaNyA
wahahaha... emang enaakkk kena prank istri sendiriii... ?? asli puas banget.. 🤣🤣🤣
Esther Lestari
kelamaan Dam jadinya gatot😂.
Goda terus Sha, kalian kan sudah sah suami istri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!