Menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Aluna yang terjebak dalam roda waktu. Aluna secara tidak sengaja menemukan sebuah buku kuno di rumah yang baru saja ia tempati. Secara ajaib gadis itu terlempar ke masa lalu di sebuah kerajaan kuno.
Aluna yang bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja di tangkap dan di bawa kehadapan ratu di kerajaan tersebut. Ratu yang mengira ia adalah mata-mata dari musuh memerintahkan untuk mengeksekusi gadis itu.
Akankah Aluna bisa selamat dari hukuman sang Ratu? Atau hidupnya akan berakhir di negeri tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Asrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Happy reading
"Jawablah jika aku bertanya, bukan mengajukan pertanyaan yang lain!" Membentak.
Aluna terperanjat. Mengomel dalam hati, mengatakan Caspian adalah lelaki yang kasar.
"Namanya juga tanda lahir pangeran, ya jelas saja tanda ini sudah ada semenjak aku lahir." Sedikit kesal.
Caspian menghempaskan tangan Aluna dengan kasar, pria itu berbalik lalu meninggalkan Aluna yang menatapnya bingung.
"Ada apa dengannya? Mengapa tertarik pada tanda lahirku?" Aluna mengangkat bahunya tak mengerti. Gadis itu lalu berjalan menuju pintu, menutupnya kembali. Ia lalu memilih untuk tidur, malam sudah larut, entah apa yang akan ia lalui esok, ia harus menyiapkan dirinya untuk semuanya.
...***...
"Bagaimana ini kak? Wanita itu benar-benar di temukan. Aku tidak menyangka dia benar-benar ada?"
Seorang laki-laki dan perempuan tengah berbicara dengan serius. Perempuan itu menunjukkan ekspresi yang dingin.
"Aku juga tidak menyangka wanita itu benar-benar ada. Tapi kau tidak perlu khawatir aku yakin ini semua hanyalah suatu kebetulan saja. Air keabadian... Cuih, biarkan mereka mencarinya sampai kapan pun, dan kita lihat apakah mereka akan menemukannya." Tersenyum meremehkan.
"Kita harus segera menyingkirkan wanita itu kak." Si laki-laki masih gusar.
"Kau tenang saja, aku akan mengurusnya."
...
Aluna terbangun saat seseorang mengetuk pintu. Gadis itu... Awalnya ingin mengabaikan, tetapi teringat jika ia sedang tidak berada di rumahnya atau rumah neneknya sekarang, mengabaikan kantuknya ia bangkit dengan cepat.
Seorang wanita berpakaian pelayan khas kerajaan menunduk hormat. Aluna yang bingung harus bersikap apa malah ikut menunduk.
"Maaf nona, yang mulia Ratu meminta agar nona segera bersiap dan ikut dengan saya ke ruangan yang mulia Ratu." Menyampaikan.
Aluna mengerutkan keningnya, bertanya ada apa?
"Saya tidak tahu nona, ini adalah perintah yang mulia Ratu."
Aluna takut-takut, ia kembali cemas. Apa iya Ratu berubah pikiran tentang dirinya? Huufftt... semenjak ada di kerjaan ini, tak ada semenit pun yang ia pikirkan kecuali ketakutan akan hukuman.
"Baiklah." Akan menutup pintu.
Pelayan seketika menghentikan gerakan Aluna.
"Saya akan membantu nona bersiap-siap." Ucapnya.
Aluna segera menolaknya, mana bisa seseorang membantunya hanya untuk bersiap-siap? Malu lah. Namun nyalinya sekali lagi ciut kala mendengar kata "ini adalah perintah Ratu".
...
Aluna menatap penampilannya di balik cermin. Ia beberapa kali berputar-putar membuat pelayan yang membantunya itu terheran.
"Baju ini sangat Indah dan anggun." Ucap Aluna senang, memakai baju yang dipakai oleh orang-orang di istana. Dress itu Indah berwarna merah muda, membuatnya terlihat semakin cantik. Ia lalu memegang sebuah hiasan kepala yang dipakaikan pelayan itu, rambutnya menjadi semakin indah.
"Kamu sangat pandai mendandaniku, aku jadi tidak percaya kalau aku bisa secantik ini." Memuji si pelayan.
Pelayan itu lantas tersenyum mendengar pujian Aluna, baginya pujian itu adalah kehormatan besar dan itu berarti kerja kerasnya tidak sia-sia.
"Terima kasih nona, itu sudah menjadi tugas saya." Menunduk hormat.
Di ruangan pribadi Ratu
Aluna melihat ke kanan dan kirinya, ruangan itu sangat besar. Nuansa elegan dan kuatnya begitu terasa. Ia begitu takjub pada Sang Ratu, dalam dirinya berkata bahwa wanita bermahkota itu memiliki selera yang menakjubkan.
Langkahnya terhenti kala melihat Ratu, pangeran Caspian yang duduk di kursi dan pria pustakawan itu ada di sana, juga satu lagi seorang lelaki yang berdiri di samping Sang Ratu. Aluna mengernyitkan keningnya, kalau tidak salah kemarin dia tidak melihat pria itu di ula kerajaan kenarin.
Tubuhnya mendadak kaku, berdiri dengan tegak, Aluna tersenyum malu.
Caspian yang melihat penampilan Aluna yang memakai gaun yang Indah itu reflek berdiri dari duduknya, pria itu terpana. Saat menyadari semua orang melihat tingkahnya yang aneh, ia kembali duduk dan berdehem.
Aluna masih berdiri tegak di sana, menghadapi tatapan mata dari semuanya. Ia menunduk, dan sesekali tersenyum.
"Duduklah!" Perintah Sang Ratu.
Aluna perlahan meraih kursi yang ada di dekatnya, duduk berhadapan dengan mereka bertiga, gadis itu menundukkan badannya, hingga Ratu membiarkannya untuk mengangkat wajahnya. Aluna bersyukur dalam hati, sebelum sampai ke ruangan tadi, ia sempat bertanya pada pelayan tersebut, apa yang harus ia lakukan pertama kali saat bertemu sang Ratu. Meski pelayan bertanya dengan wajah yang kebingungan karena Aluna bahkan tidak tahu hal dasar seperti itu, namun ia tetap menjelaskannya dan mengajarkannya dengan baik. Aluna mengangguk, mengerti.
"Apa kamu tahu alasanmu di panggil ke sini?"
"Saya tidak tahu yang mulia." Aluna menggeleng.
Yang mulia Ratu mulai terdiam kembali, ia seperti sedang menata hatinya, pandangan matanya sedih.
"Berbesar hatilah kak." Laki-laki yang berdiri di samping Ratu, Stefan memberi semangat, Caspian hanya diam menunjukkan tatapan datar.
"Kamu adalah wanita yang terpilih untuk menyelamatkan kerajaan ini." Ucap yang mulia Ratu.
Aluna tercengang, gadis itu mengerutkan keningnya, ia belum mengerti.
"Maafkan saya yang mulia, tapi saya tidak mengerti." Menggaruk pipinya yang tidak gatal, itu adalah kebiasaan Aluna saat ia dalam situasi yang menurutnya membingungkan.
Sang Ratu lalu memberi isyarat kepada pustakawan agar memberitahu semuanya pada Aluna.
"Suatu hari yang mulia Raja jatuh sakit. Sudah bertahun-tahun Beliau tidak pernah sadar, dan kami belum menemukan obatnya sampai saat ini. Ada seorang tabib yang mengatakan bahwa yang mulai Raja hanya bisa disembuhkan oleh air keabadian yang berada di sebuah telaga 2 warna, dan itu hanya akan ditemukan oleh seorang gadis yang memiliki tanda bulan sabit di lengannya." Menjelaskan panjang.
Aluna membulatkan matanya, ia reflek mengangkat tangan dan melihat tanda lahirnya.
"Yang mulia Ratu pasti telah salah orang, saya? Saya bukanlah gadis yang di maksud." Aluna bingung bagaimana ia akan menjelaskannya, bagaimana mungkin dia yang hanya seorang gadis biasa, bisa menjadi penyebab kesembuhan Sang Raja. Segalanya menjadi semakin rumit untuknya.
"Jadi kamu ingin menolak perintah yang mulia Ratu?" Stefan marah.
Melihat kemarahan di wajah ke empat orang itu, Aluna kembali merasa takut, ia bingung apa yang harus ia lakukan.
"Bukan seperti itu, yang mulia." Menjelaskan dengan cepat.
"Kamu harus mengikuti perintahku, atau aku akan menjatuhkan hukuman untukmu hari ini juga. Ku pastikan kamu tidak akan melihat matahari esok hari." Sang Ratu mengancam, Caspian masih diam, hanya mengamati situasi.
Aluna tampak berpikir keras. Mengapa orang-orang di kerajaan ini menganggapnya wanita yang mereka cari? Apa yang harus ia lakukan? Tapi Aluna juga tidak mungkin membiarkan dirinya di hukum mat* di tempat tersebut, ngeri sekali dia membayangkannya. Akhirnya dengan berat hati ia mengiyakan perintah itu.
"Baiklah yang mulia, aku kan melakukan apapun yang di perintahkan oleh yang mulia." Aluna akhirnya angkat bicara setelah berpikir begitu lama.
"Pilihan yang bagus." Ratu tersenyum.
'Apa yang sudah kamu lakukan Aluna, bahkan kamu tidak tahu bagaimana cara menemukan air yang mereka maksud itu.' Aluna Memarahi dirinya dalam hati.
'Air keabadian? Lelucon macam apa ini?' Menggerutu dalam hati.
Jika berkenan teman-teman bisa meninggalkan jejak yah...
Terima kasih 😊