Mengetahui suaminya telah menikah lagi dan mempunyai seorang anak dari perempuan lain, adalah sebuah kehancuran bagi Yumna yang sedang hamil. Namun, seolah takdir terus mengujinya, anak dalam kandungannya pun ikut pergi meninggalkannya.
Yumna hampir gila, hampir tidak punya lagi semangat hidup dan hampir mengakhiri hidupnya yang seolah tidak ada artinya.
Namun, Yumna sadar dia harus bangkit dan hidup tetap harus berjalan. Dia harus menunjukan jika dia bisa hidup lebih baik pada orang-orang yang menyakitinya. Hingga Yumna bertemu dengan pria bernama Davin yang menjadi atasannya, pria dengan sebutan sang cassanova. Yumna harus bersabar menghadapi bos yang seperti itu.
Davin, hanya seorang pria yang terlanjur nyaman dengan dunia malam. Dunia yang membuatnya tidak terikat, hanya menikmati semalam dan bayar, lalu pergi tanpa keterikatan. Namun, setelah hadir Sekretaris baru yang cukup ketat karena perintah ayahnya, dia mulai memandang dunia dengan cara berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengasuh Tuan Cassanova
Akhirnya Yumna berhasil menghindari rencana Davin yang ingin mengerjainya. Dia memilih salah satu dai kelima cangkir kopi itu. Dan Yumna sekarang tahu selera kopinya yang mana.
Mereka sudah pergi ke ruang rapat, tepat saat Bara dan Asistennya juga sampai disana. Yumna melirik ke arah Davin, auranya berubah sangat dingin. Dia mendengar nama Bara yang tadi di sebut oleh Pak Reno.
Seharusnya mereka adalah teman ya, kalau mendengar dari cerita Pak Reno tadi. Tapi kenapa sikapnya malah seperti ini.
"Istriku menitipkan kue buatannya untukmu" ucap Bara dengan menyodorkan paper bag ditangannya.
"Ambil"
Yumna gelagapan dengan itu, karena dia tahu jika ucapan Davin adalah perintah untuknya. Dia segera menerima paper bag dari Bara dan mengangguk pelan.
"Terima kasih"
Davin berlalu masuk lebih dulu ke dalam ruang rapat. Yumna hanya menatap bingung diantara keduanya ini. Menatap paper bag di tangannya, rasanya aneh juga mendengar Bara mengatakan jika kue itu adalah buatan istrinya dan sengaja diberikan untuk Davin.
"Sudah jangan terlalu pusing memikirkan kue. Rapat segera di mulai"
Yumna mengerjap kaget, dia menoleh dan itu adalah pria berkacamata yang datang bersama Bara tadi. "Ah, maaf Pak Byan. Saya hanya sedikit bingung saja"
"Tidak perlu bingung, mereka memang seperti itu. Oh ya, kamu Sekretaris baru lagi Davin ya. Siapa namamu?"
"Yumna"
Mereka masuk ke dalam ruang rapat, dan suasana cukup serius untuk memulai rapat. Yumna menjelaskan beberapa hal yang ada dalam berkas untuk kerja sama mereka. Semua orang mengangguk paham atas penjelasan Yumna.
Setelah selesai rapat, mereka keluar bersamaan dari ruangan. Byan memuji kemampuan Yumna beberapa kali, membuat Yumna hanya mengangguk dan mengucap terima kasih saja.
"Davin, kau akan datang ke pernikahan Marvin? Dia jadi menikah meski tidak dengan Amira"
"Siapa yang menggantikannya?"
"Adiknya, Raina yang selamat dalam kecelakaan itu"
Davin hanya mengangkat alisnya, lalu dia berbalik dan pergi. Yumna mengangguk hormat pada Bara dan Byan sebelum ikut melangkah pergi dengan Davin. Dia menatap Davin masih dengan penuh tanda tanya. Banyak hal yang membuatnya sedikit penasaran atas pria itu.
Aneh sekali, sikapnya pada Pak Bara kenapa begitu dingin.
"Em Pak, ini kue dari Pak Bara tadi"
Davin yang baru akan membuka pintu ruangan, terdiam sejenak. Dia berkata tanpa menoleh pada Yumna di belakangnya. "Kau makan saja, aku tidak selera"
Yumna hanya diam dengan kening berkerut, menatap paper bag di tangannya. "Ah baiklah, lumayan untuk makan siang kali ini aku tidak perlu beli. Ada kue aja sudah cukup"
Yumna membawanya ke meja kerja, memakan kue itu dengan tenang. Sebentar lagi dia akan menemani Davin pertemuan diluar. Masih menikmati kue saat suara telepon berdering di atas mejanya.
"Pesankan kamar hotel di dekat pertemuan kita nanti, aku sudah ada janji"
Sejenak Yumna berpikir keras, janji yang mana yang dilakukan di Hotel. Karena pertemuan sore ini adalah yang terakhir untuk hari ini. Sampai Yumna sadar akan ucapan Pak Reno yang harus mengawasi Davin setiap saat agar tidak terus-terusan mengejar kebahagiaan semalam.
"Maaf Pak, hari ini setelah pertemuan anda harus langsung pulang. Tidak ada pertemuan atau janji lain dimana pun!"
"Siapa kau berani mengatur hidupku?!"
"Semua janji temu Pak Davin ada di saya, termasuk jika itu pertemuan dengan teman atau kerabat. Jadi, selain dari jadwal janji temu yang saya punya, Pak Davin tidak bisa pergi"
Yumna terkejut saat pintu ruangan terbuka dengan kasar, Davin menatap Yumna dengan dingin. "Siapa kau berani mengatur aku harus bertemu dengan siapa. Lagian kau hanya Sekretarisku"
Yumna menghela napas pelan, dia berdiri dan menatap Davin dengan tegas. "Saya memang sekretaris, tapi juga merangkap menjadi pengasuh 24 jam. Jadi semua kegiatan Pak Davin akan saya awasi"
"Gila, siapa yang berani seperti ini padaku"
"Saya, karena saya harus memantau segala gerak gerik Pak Davin. Takutnya anda malah bersenang-senang dengan perempuan bayaran yang hanya akan mengincar uang anda saja"
"Itu urusan saya! Apa pedulimu?"
"Saya peduli, karena anda Bos saya" Dan ini juga tugas yang diberikan oleh Pak Reno.
*
Setelah pertemuan terakhir di sebuah Restoran, Davin benar-benar tidak bisa pergi kemana pun. Karena sialnya, Yumna yang mengemudikan mobilnya.
"Kemana fasilitas Kantor? Kau bisa meminta fasilitas mobil untuk pergi urusan pekerjaan, kenapa harus dengan mobilku?"
"Karena saya ingin memastikan anda selamat sampai tujuan, Pak"
Yumna memarkirkan mobilnya di basement Apartemen. Membukakan pintu mobil untuk Davin, dia mengangguk hormat pada atasannya ini.
"Kau mau kemana?" Davin menahan tangan Yumna yang berjalan lebih dulu menuju lift. "Kau tidak berniat untuk ikut tinggal denganku 'kan? Sorry, kau bukan tipe wanita yang suka aku tiduri"
Yumna menghela napas dengan bola mata berputar malas. Siapa juga yang mau tidur dengan pria gila sepertinya. "Pak Reno memberikan saya jaminan Apartemen tepat di sebrang anda. Jadi, saya juga akan pulang ke Apartemen saya. Dan ... kunci mobilnya saya yang simpan, karena besok kita pergi ke Kantor bersama"
"Apa?!"
"Ayo Pak, sebaiknya lebih cepat istirahat biar besok tubuh kita fit"
Davin hanya bisa tercengang dengan Sekretaris barunya ini. Baru bekerja satu hari sudah seperti ini. "Kita lihat saja, sampai kapan dia akan kuat bertahan bekerja denganku. Karena aku tidak akan tinggal diam dia kekang seperti ini. Siapa dia memangnya? Cih"
Saat sudah sampai di depan pintu Apartemen masing-masing. Yumna tersenyum dan membungkuk penuh hormat pada Davin.
"Selamat malam dan selamat beristirahat Pak Davin, jika ada apa-apa hubungi saya. Karena saya selalu siap siaga untuk anda"
Davin tidak menjawab, dia masuk ke dalam Apartemennya dan menutup pintu dengan kasar. Membuat Yumna terlonjak kaget, dia mengusap dadanya dan menghembuskan napas kasar.
"Ini baru awal Yumna, kamu masih harus bertahan dengan pria gila itu"
Yumna akhirnya masuk dengan kartu akses yang diberikan oleh Pak Reno tadi. Sebenarnya jika tidak ada tugas tambahan harus menjadi pengasuh Davin, mungkin Yumna bisa tinggal di rumahnya saja.
"Ya, sekarang aku benar-benar jadi pengasuh Tuan Cassanova"
Setelah mandi, Yumna baru sadar jika tidak ada makanan apapun di tempat tinggal barunya. Dia belum sempat belanja apapun, lalu dia keluar untuk pergi membeli makanan. Di restoran tadi dia hanya makan sedikit, malah makan siang juga hanya kue yang diberikan Bara yang tadinya untuk Davin.
Saat berjalan melewati lorong yang sepi, dan sampai di depan lift. Yumna berpapasan dengan wanita cantik yang seksi baru saja keluar dari kotak besi itu. Insting Yumna langsung bekerja, dia tidak jadi menutup pintu lift dan keluar kembali dari kotak besi itu. Mengikuti kemana wanita itu pergi, dan seperti dugaannya, wanita itu berhenti di depan pintu Apartemen Davin.
Sial, benar-benar tidak tahan ya semalam tanpa tidur dengan wanita malam.
"Maaf mau apa ya?" Yumna langsung menghampirinya saat wanita itu sudah menekan bel pintu. "Sepertinya bukan penghuni di Gedung ini juga? Mau cari siapa?"
"Siapa kamu? Kenapa banyak tanya sekali, aku datang untuk bertemu Tuan Davin"
Sudah ku duga. Yumna berdiri di depan wanita itu, tepat pada saat pintu terbuka dan menampilkan sosok Davin yang hanya menggunakan piyama mandi dan boxer saja.
"Kau sedang apa?" Davin menyingkirkan tubuh Yumna yang menghalanginya. "Jangan ikut campur lagi ya! Aku tidak keluar Apartemen"
Mata Yumna terbelalak, dia menatap Davin dengan kesal. Kedua tangannya terkepal kuat. "Tidak bisa! Sudah saya bilang, Pak Davin harus istirahat karena besok kita ada pertemuan pagi di lokasi proyek. Tidak ada bermalam dengan siapapun!"
Yumna mendorong masuk Davin ke dalam Apartemen, dan dia menatap wanita bayaran yang kebingungan itu. "Kamu pergi dan cari pelanggan lain saja. Yang ini sudah saya booking"
Davin tertawa di belakangnya, ketika Yumna berbalik dan menatapnya tajam, dia sama sekali tidak takut. Malah merasa mimik wajah gadis ini sangat lucu.
"Ayo ke kamar sekarang, bukannya aku sudah kau booking" ucap Davin dengan kerlingan mata nakal. Dia merangkul bahu Yumna namun langsung di tepis kasar olehnya.
"Sekarang Pak Davin masuk kamar dan istirahat. Tidak ada pesan-pesan lagi kupu-kupu malam, mau nanti yang datang malah tawon"
Davin kembali tertawa, entah kenapa dia merasa sangat lucu dengan tingkah Yumna kali ini.
"Kalau kau terus seperti ini, aku bisa juga tidak tahan denganmu loh, Yum"
Uhuk.. uhuk.. Gila ya..
Bersambung
Kalo Rame 2 bab sehari deh..
Sengaja ya aku kasih si Davin janda.. Soalnya dia aja udah banyak jamah wanita malam.. 😭