Menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Aluna yang terjebak dalam roda waktu. Aluna secara tidak sengaja menemukan sebuah buku kuno di rumah yang baru saja ia tempati. Secara ajaib gadis itu terlempar ke masa lalu di sebuah kerajaan kuno.
Aluna yang bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja di tangkap dan di bawa kehadapan ratu di kerajaan tersebut. Ratu yang mengira ia adalah mata-mata dari musuh memerintahkan untuk mengeksekusi gadis itu.
Akankah Aluna bisa selamat dari hukuman sang Ratu? Atau hidupnya akan berakhir di negeri tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Asrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5
Jangan lupa vote, like dan sarannya yah. karena masukan kalian sangat penting buat aku.
Silakan tinggalkan jejak, supaya aku makin semangat update ceritanya.
Terima kasih sudah mampir
Happy reading 😊😘
Di larang keras untuk copas, tindakan tersebut dapat di pidanakan dengan hukuman dan denda
...
"Hamba mohon maaf pangeran, tapi dialah wanita yang kita cari selama ini." Laki-laki itu menjawab.
"Apa?"
"Yah... kami sudah mencocokkan semua ciri-ciri wanita itu dengan yang kami baca di buku, dan wanita itu memiliki semuanya pangeran."
Ratu terdiam.
"Sebutkan!"
"Wanita itu berpakaian sangat aneh, yang tidak ada di zaman kita. Dia memiliki rambut panjang hitam berkilau dan berombak, bola matanya biru terang, dan satu lagi pangeran, dia memiliki tanda berbentuk bulan sabit di lengan kanannya. Itu adalah ciri yang paling kuat. " Laki-laki itu yang tidak lain adalah seorang yang meneliti di bagian perpustakaan bernama James menjelaskan.
Pangeran nampak berpikir, ia tidak memperhatikan secara detail Aluna tadi.
Flashback
Namanya adalah Adar Caspian, merupakan pewaris tunggal kerajaan dari seorang yang dipimpin oleh Raja yang bijaksana dan baik hati, namun ibunya meninggal 7 tahun yang lalu karena sakit. Dua tahun setelah kepergian ibunya, Baginda Raja menikah kembali dengan seorang wanita yang dijuluki wanita tercantik di kerajaan tersebut bernama Mowernna. Namun setelah 1 tahun pernikahan mereka, Baginda Raja jatuh sakit. Berbagai upaya telah dilakukan oleh keluarga kerajaan, bahkan membawa tabib terbaik di negeri tersebut, namun mereka belum mendapatkan hasilnya, Raja masih saja tertidur, seperti orang yang koma selama 3 tahun terakhir.
Tabib terakhir yang mengobati Sang Raja mengatakan bahwa Raja bisa sembuh dengan meminum air keabadian yang di ambil dari sebuah telaga 2 warna. Ia menyampaikan hal itu kepada Sang Ratu. Ratu memiliki harapan kembali. Tabib menyerahkan sebuah peta menuju tempat tersebut. Pangeran yang melihatnya begitu bersemangat untuk menemukan tempat itu, dan ia yakin akan menemukannya dengan mudah. Namun tabib kembali membuat harapan mereka goyah, ia menyebutkan bahwa air itu hanya bisa di temukan oleh seorang gadis yang berasal dari ruang waktu yang berbeda. Penjaga pustakawan segera menuliskan ciri-ciri gadis yang disebutkan oleh tabib tersebut.
"Walaupun kita memiliki petanya mengapa tidak bisa menemukannya sendiri?" Caspian protes.
"Kami sudah melakukan perjalanan berulang kali ke tempat tersebut yang mulia, tapi hasilnya nihil. Dari yang kami dengar, air itu hanya bisa di lihat dan ditemukan oleh gadis misterius tersebut." Menjelaskan.
"Tapi... di mana kami bisa menemukan gadis itu?"
Sang tabib menggeleng, ia juga tidak tahu jawabannya.
Setelah tabib itu pergi...
Pangeran Caspian duduk di samping ayahnya. Menatap sedih pada wajah itu, ia akan melakukan apapun untuk melihat wajah itu kembali tersenyum, termasuk menemukan gadis yang di maksud oleh tabib.
"Kami sudah melakukan pencarian informasi yang mulia." Ucap pustakawan itu.
"Lalu apa?"
"Kami sudah memastikan bahwa itu benar. Kita harus segera mencari wanita itu untuk membuatnya menemukan apa yang kita cari untuk kesembuhan yang mulia Raja. Hanya itulah jalan satu-satunya yang mulia."
Ratu menghembuskan nafas kasar.
"Perintahkan semua pengawal untuk mencari wanita yang kau maksud itu. Kita harus cepat menemukannya sebelum keadaan Yang mulia Raja semakin memburuk."
"Baik yang mulia, segera hamba laksanakan."
"Aku juga akan pergi mencari gadis itu." Caspian beranjak, yang mulia Ratu mengangguk setuju.
...
Malam memeluk bulan dan bintang, menampakkan cahaya terang yang Indah. Walau tak seterang matahari, namun tetap saja, pesona benda angkasa itu tak bisa tertandingi.
Aluna yang menatap langit malam seketika di buat takjub. Gugusan bintang-bintang yang ia lihat malam ini sangat berbeda dengan yang ia lihat di kotanya. Itu terlihat lebih banyak memenuhi langit, dan tampak lebih terang cahayanya, ia tersenyum.
"Bagaimana nasibku sekarang? Kali ini aku mungkin bisa lolos dari hukuman Ratu, tapi bagaimana nanti? Mengapa aku berada di tempat ini? Apa ini benar-benar terjadi? Atau aku hanya bermimpi?" Aluna masih belum percaya.
"Mengapa aku bisa ada di sini..." Tampak berpikir, Aluna berbaring di tempat tidur.
"Apa karena aku selalu ingin pergi ke tempat-tempat dan berpetualang seperti yang aku tonton selalu? Yah... Aku memang menginginkannya. Apa doa ku terkabul? Ah, pasti ia, kalau tidak kan tidak mungkin aku berada di tempat ini sekarang." Mulai bersemangat kembali.
"Baiklah, karena aku sudah berada di sini, akan ku manfaatkan semuanya dengan baik, akan ku jelajahi negeri ini. Tapi pulangnya nanti bagaimana yah? Masa ia aku akan berada di sini selamanya... Ah, tidak-tidak." Memukul kepalanya.
"Semua yang terjadi pasti ada jalannya, mungkin aku akan menemukan jawabannya nanti, pasti." Mengepalkan tangannya ke udara.
"Semangat Aluna, ini semua tidak buruk kok!" Menyemangati diri sendiri.
Aluna terperanjat saat pengawal di depan kamarnya mengumumkan tentang kedatangan pangeran Caspian, ia buru-buru berdiri memperbaiki posisi gaunnya.
'Oh, jadi benar dia adalah seorang pangeran... hhmm.... tampan sih, tapi cuek sekali.' Batin Aluna, memperhatikan Caspian yang kini berada di depannya.
Di perhatikan seperti itu membuat Caspian heran sendiri. Ia pikir Aluna hanya gadis kampung yang aneh, mana mungkin ia adalah wanita yang selama ini ia cari. Tapi, seluruh tanda-tanda atau ciri-ciri yang di sebutkan oleh tabib dimiliki seluruhnya oleh Aluna, pangeran menggeleng.
'Wanita lemah seperti dia mana mungkin menjadi penolong untuk ayahanda?' Caspian pun membatin.
"Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Caspian tak suka.
"Ah, maaf pangeran saya tidak bermaksud." Aluna menunduk. Meski ia kesal pada Caspian, mana berani ia memprotes, tentu ia tidak ingin kembali dijatuhi hukuman kan.
Malam ini, Caspian sengaja datang ke kamar Aluna hendak memastikan kembali ciri-ciri wanita yang ia cari, tepatnya ia ingin melihat tanda bulan sabit yang di maksud oleh tabib.
Caspian melangkah maju mendekati Aluna, Aluna yang tidak mengerti situasinya dan mengira Caspian akan melakukan hal yang jahat melangkah mundur. Ia terpojok di dinding yang ada di belakangnya.
"Jangan bergerak pangeran!" Mengambil ancang-ancang.
Caspian tidak mempedulikan dan terus mendekat, sampai akhirnya saat Aluna akan memukulnya, ia mendadak terdiam saat Caspian menarik tangannya melihat tanda lahirnya.
"Sejak kapan kamu memiliki tanda ini?" Tanyanya serius.
Aluna mengerutkan keningnya, bertanya mengapa pria itu tertarik pada tanda lahirnya.
"Memangnya kenapa? Ada apa dengan tanda lahirku?" Bertanya balik.
"Jawablah jika aku bertanya, bukan mengajukan pertanyaan yang lain!" Membentak.
Aluna terperanjat. Mengomel dalam hati, mengatakan Caspian adalah lelaki yang kasar.
"Namanya juga tanda lahir pangeran, ya jelas saja tanda ini sudah ada semenjak aku lahir."